Anda di halaman 1dari 3

KELOMPOK : 1) FATMA FAUZIYAH

                          2) FETI SEPTIANI


                          3) DAFFI AFFI
                          4) AHMAD FAIZAL

JUDUL : MALU KEPADA ALLAH,MALU KEPADA DIRI SENDIRI,DAN SESAMA MANUSIA.

   Rasa Malu dalam Ajaran Islam


Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar istilah
malu. Tahukah kalian, apa yang dimaksud dengan malu? Bagaimana
menjaga rasa malu itu dalam ajaran Islam? Malu adalah menahan diri
dari melakukan perbuatan yang tidak baik, dari perbuatan kotor, dari
perbuatan tercela, dan dari perbuatan yang hina. Malu merupakan sifat
terpuji yang merupakan benteng dari perbuatan-perbuatan buruk.
Rasulullah  Saw.  bersabda sebagai berikut.
َ ‫ـج َفا ِء َو ْال‬
ِ ‫ـج َفا ُء فِـي ال َّن‬
ِ‫ار‬ َ ‫ َو ْال َب َذا ُء م َِن ْال‬، ‫ـج َّن ِة‬
َ ‫ان َو َ ْاِإل ْي َمانُ فِـي ْال‬ َ ‫اَ ْل‬.
ِ ‫ـح َيا ُء م َِن ْاِإل ْي َم‬

Artinya:
r.a., Malu itu bagian dari iman dan iman ada di surga, sedangkan
perkataan keji itu dari perangai yang kasar, dan perangai yang kasar ada di  neraka. (H.R.
Ah]mad diriwayatkan dari Abu< Hurairah).

Dari hadis tersebut dapat dipahami bahwa malu merupakan


manifestasi dari iman, hanya orang-orang yang imannya kuat saja yang
akan memiliki tingkat sensitivitas rasa malu yang sangat tinggi.

Sifat malu merupakan pembeda antara manusia sebagai makhluk


paling sempurna dengan makhluk Allah Swt. lainnya. Malu termasuk
golongan kesempurnaan akhlak. Orang yang tidak mempunyai rasa malu
mencerminkan rendahnya akhlak dan tidak mampu mengendalikan
hawa nafsunya. Dalam sebuah riwayat dikisahkan bahwa Rasulullah Saw.
adalah seorang yang sangat pemalu, lebih pemalu dari seorang gadis yang
dipingit. Adalah Rasulullah Saw., lebih pemalu dari gadis dalam pingitan.
Dan bila terjadi sesuatu yang tidak disukainya, kami dapat mengenal dari
wajahnya. (H.R. al-Bukhari dan Muslim).

ُMalu dalam ajaran Islam terbagi menjadi tiga, yaitu:

1) Malu kepada Allah Swt.


     Orang yang memiliki rasa
malu terhadap Allah Swt. akan
tampak dalam sikap dan tingkah
lakunya karena ia yakin bahwa Allah
Swt. senantiasa melihatnya. Bentuk
malu kepada Allah Swt. antara lain,
malu apabila melanggar aturan Allah
Swt., malu apabila tidak bersyukur
atas nikmat yang diberikan Allah
Swt, malu apabila menjadi orang
yang selalu tergantung pada orang lain, malu apabila tidak sungguh-
sungguh dalam beribadah.

2) Malu kepada diri sendiri.


     Seseorang yang mempunyai malu terhadap dirinya sendiri, ia
akan sangat malu ketika menyadari masih sedikitnya amal ibadah dan
ketaatannya kepada Allah Swt. serta kebaikannya kepada masyarakat
di lingkungannya. Ia akan merasa malu, saat melihat orang lain lebih
berprestasi darinya, dia akan malu, dan dia akan mendorong dirinya
untuk menjadi orang yang berpresetasi. Contoh menjaga rasa malu yang
dilakukan oleh pelajar Muslim adalah perilaku malu jika membuang
sampah sembarangan dan malu jika kita mencontek ketika ulangan, atau
malu jika berpenampilan lusuh dan tidak rapi.

3) Malu kepada sesama manusia.


     Seseorang yang mempunyai malu terhadap Allah Swt., malu
terhadap diri sendiri, tentu ia juga akan memiliki rasa malu terhadap
sesama manusia. Malu kepada sesama manusia akan ditunjukkan dengan
perilakunya yang malu apabila berbuat zalim dan mengambil hak orang
lain.

Manfaat Membiasan Diri Memelihara Rasa Malu.

   Sebagai seorang pelajar Muslim, kita harus memiliki rasa malu,


karena rasa malu itu akan menghalangi seseorang untuk berbuat maksiat.
Apabila seseorang tidak memiliki rasa malu, ia akan berbuat apa saja yang ia
inginkan, ia akan larut dalam perbuatan keji dan mungkar.
Tahukah kalian apa manfaat yang bisa diperoleh dari sikap memelihara
rasa malu? Berikut ini manfaat dari sikap memelihara rasa malu.

1) Malu merupakan sunah para Nabi dan Rasul.


2) Malu merupakan manifestasi dari keimanan seseorang.
3) Malu merupakan bagian dari sikap terpuji dan pengaruh yang baik.
4) Sifat malu mengajak pada ketaatan terhadap Allah Swt. dan menjauhi
larangan-larangan-Nya.

Dengan melihat betapa banyaknya manfaat memiliki rasa malu


tersebut, sudah selayaknya kita membiasakan diri memelihara rasa malu
dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita biasakan perilaku menjaga rasa malu
baik terhadap Allah Swt., terhadap diri sendiri, dan juga terhadap sesama,
dimulai dari diri sendiri, mulai dari hal kecil, dan mulai dari sekarang.

Anda mungkin juga menyukai