Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................
A. Latar Belakang .....................................................................................
B. Rumusan Masalah ................................................................................
C. Tujuan Penulisan...................................................................................
BAB II PENJELASAN...................................................................................
A. Pancasila Era kemerdekaan ..................................................................
B. Nilai-Nilai Pancasila Pasca Indonesia Merdeka...................................
C. Pendidikan Masa Kemerdekaan............................................................
BAB III PENUTUP.........................................................................................
A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila ialah dasar falsafah negara Indonesia sebagai mana tercantum dalam pembukaan UUD
1945.
Sila-sila Pancasila mengandung nilai-nilai yang sudah ada sejak pada bangsa Indonesia. Percaya pada
suatu yang berkuasa di luar diri manusia yang disebut berketuhanan. Berkemanusiaan yang diwujudkan
dengan mencintai sesama manusia. Saling bersatu perbedaan suku, agama, gotong royong, yang disebut
sebagai kesatuan. Berkerakyatan dalam kelompok kecil kemudian meluas disebut kerakyatan.
Berkeadilan yaitu ingin diperlakukan adil baik oleh diri sendiri maupun oleh orang lain.
Selanjutnya apabila seseorang telah mengetahui sesuatu yang benar dan memanfaatkannya, maka
timbullah kecenderungan pada dirinya untuk berusaha menjaga agar sesuatu itu tetap baik keadaannya
sehingga ia dapat memanfaatkannya inilah yang dimaksud dengan mengamankan Pancasila.
B.Rumusan Masalah
C. Tujuan
Pada tanggal 6 Agustus 1945, bom atom dijatuhkan dikota Hirosima oleh Amerika Serikat yang mulai
menurunkan moral semangat tentara jepang. Sehari kemudian, BPUPKI telah berganti nama menjadi
PPKI menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Bom atom kedua dijatuhka di
Nagasaki yang membuat Jepang menyerah kepada Amerika dan sekutunya. Peristiwa ini pun
dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya. Untuk merealisasikan tekad
tersebut, maka pada tanggal 16 Agustus 1945 terjadi perundingan golongan muda dan golongan tua
dalam penyusunan teks proklamasi yang berlangsung singkat, mulai pukul 02:00-04:00 dini hari. Teks
proklamasi sendiri disusun oleh Ir.Soekarno, Drs.Moh.Hatta dan Mr.Ahmad Soebardjo diruang makan
Laksamana Tadashi Maeda tepatnya dijalan Imam Bonjol No 1. Konsepnya sendiri ditulis oleh Ir
Soekarno. Soekarni (dari golongan muda) mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu
adalah Ir Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Kemudian teks proklamasi indonesia tersebut diketik oleh Sayuti Melik. Isi Proklamasi kemerdekaan
tanggal 17 Agustus 1945 sesuai dengan semangat yang tertuang dalam Piagam Jakarta tanggal 22 Juni
1945. Piagam ini berisi garis-garis pemberontakan melawan imperialisme-kapitalisme dan fasisme serta
memuat dasar pembentukan negara Republik Indonesia. Piagam Jakarta yang lebih tua dari Piagam
Perjanjian Sanfransisco (26 Juni 1945) dan Kapitulasi Tokyo (15 Agustus 1945) itu ialah sumber berdaulat
yang mremancarkan Proklamasi kemerdekaan Indonesia (Yamin 1954:16). Piagam Jakarta ini kemudian
disahkan oleh sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 menjadi pembentukan UUD 1945, setelah
terlebih dahulu dihapus 7 (tujuh) kata dari kalimat “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya”, dan kemudian menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Pada tahun 1950-an muncul inisiatif dari sejumlah tokoh yang hendak melakukan interpretasi ulang
terhadap Pancasila. Saat itu muncul perbedaan perspektif yang dikelompokkan dalam dua kubu.
Pertama, beberapa tokoh berusaha menempatkan pancasila lebih dari sekedar kompromi politik atau
kontrak sosial. Mereka memandang Pancasila tidak hanya kompromi politik melainkan sebagai filsafat
sosial atau weltanschauung bangsa. Kedua, mereka yang menempatkan pancasila sebagai serbuah
kompromi politik. Dasar argumentasi adalah fakta yang muncul dalam sidang-sidang BPUPKI dan PPKI.
Pancasila pada saat itu benar-benar merupakan sebuah kompromi polik diantara golongan nasionalis
nertral agama (Sidik Djojosukarto dan sutan takdir Alisyabana dkk) dan nasionalis Islam(Hamka,
syahpuddin Zuhri Sampai Muhammad Natsir dk) mengenai dasar negara.
Nilai-Nilai Pancasila Pasca Indonesia Merdeka
Pasca kemerdekaan,aktualisasi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan berbangsa seolah mengalimi
kemorosotan. Kemerosotan dimaksud bahwa diskusi untuk merefleksi dasar negara Indonesia dalam
kehiudupan berbangsa dan bernegara tidak mendapatkan ruang yang cukup. Kondisi tersebut di sebabkan
fokus kehidupan berbangsa di arahkan pada mempertahankan kemerdekan untuk menghadapi agresi
kolonial. Meski demikian terdapat kondisi yang menarik ketika terjadi pergolokan polik di
indonesia.Pancasila tidak mengalami pergeseran dalam setiap konstitusi yang di hasilkan sebagai respon
dalam penolakan politik. Artinya tidak ada usaha untuk menggati Pancasila dasar negara yang diletakkan
pada saat persiapan (tanggal)kemerdekaan Indonesia. 1
Sesaat setelah kemerdekaan indonesian pada 1945,Pancasila melewati masa-masa percobaan demokrasi .
pada waktu itu ,Indonesia masuk keraah percobaan demokrasi multi-partai dengan sistem kabinet
parlimenter. Partai-partai politik pada masa itu sangat subur ,dan proses politik yang ada cendreung
berhasil dalam mengusung kelima sila yang terdapat dalam Pancasilas sebagai dasar Negara. Pada masa
ini ,panacasila mengalami masa kerjanya. Baru pada awal dekade 1950-an muncul insiatif intersiatip dari
sejumlah toko yang hendak interpretasi ulang terhadap Pancasila. Saat itu, muncul perbedaan perspektif
yang di kelompokkan dalam dua regu.
Pertama, beberapa tokoh berusaha menempatkan pancasila lebih dari sekedar kompromi politik
atau kontrak sosial. Mereka memandang pancasila tidak hanya kompromi plitik melainkan sebuah filsafat
sosial atau weltanschauung bangsa.
Kedua,mereka yang menempatkan pancasila sebagai sebuah kompromi politik. Dasar
argumentasinya adalah fakta yang muncul dalam sidang sidang BPUPKI dan PPKI. Pancasila pada saat
itu benar benar merupakan kompromi politik di antara golongan nasionalisme netral agama (sidik
djojosukarto [1908-1955] dan sultan takdir Alisyabana [1908-1994],ddk) dan nasionalis islam (hamka
[1908-1981], KH.Saifuddin Zuhri [1919-1986], Muhammad Natsir [1908-1993], ddk) mengenai dasar
agama.
Ketika partai-partai islam, terutama masyumi memainkan peran penting dalam pemerintahan
selama periode 1950-1955, suara-suara kekecewaan atas pencoretan “tujuh kata” dalam piagam jakarta
kemudian meredah dan di gantikan dengan pandangan yang lebih positif terhadap pancasila. Muhammad
Natsir adalah yang melakukan pembelaan terhadap pancasila dalam pidao di depan pakistan Insitute of
World Affair pada 1952. Menurutnya, pancasila selaras dengan prinsip-prinsip islam dengan menjadikan
ketuhanan yang maha esa sebagai sila pertama pancasila, menurutnya, lima sila itu akan menjadi dasar
etika, moral dan spiritual bangsa Indonesia yang selaras dengan tauhid. Pernyataan yang serupa itu di
ulangi lagi dalam pidatonya peringatan Nuzulul Quran 1954. Kemerdekaan pada 1945. Saya percaya
bahwa dalam momen yang menentukan semacam itu, para pemimpin nasional yang sebagian besar
beragama islam tidak akan menyetujui perumusan yang dalam pandangan mereka bertentangan dengan
prinsip dan doktrin islam.2
1
Edi Rohani,Pendidikan dan Pancasila Kewarganegaraan.,hal.63.
2
dikutip dalam Yudi Lathif, Negara Paripurna.,hal.8
Pendidikan Masa Kemerdekaan
Mohammad Yamin sebagai menteri pendidikan, pengajaran, kebudayaan, pada masa itu
memberikan penjelasan diposisi pendidikan sebagai landasan pembangunan masyarakat
Indonesia nasionalisme, yang artinya pendidikan harus mengangkat tata nilai sosial yang
dijadikan identitas bangsa dengan mencorak tradisi agama, budaya, ras, bahasa, dan sukunya
yang beragam untuk menggantikan pada warisan kolonial.
Pada zaman kemerdekaan kondisi sosial politik tidak stabil. Maka dari itu hal tersebut sangat
mempengaruhi pola dan dinamika nasional saat itu. Dan terjadi beberapa kali perubahan arah
dan orientasi pendidikan nasional. Pada tanggal 1 Maret 1946, tujuan pendidikan beorientasi
untuk usaha dalam menenangkan jiwa patriotisme dan lebih jauh yang dimaksudkan untuk
mengasilkan patriot-patriot bangsa yang rela berkorban demi bangsa dan negaranya. 139
undang-undang No.4 tahun 1950 pasal 3, tujuan pendidikan nasional berubah yaitu dengan
adanya perumusan pendidikan dan pengajaran. (Syaharuddin & Susanto, 2019).
Di tanggal 25 November 1945, persatuan guru Repubik Indonesia PGRI mempunyai asas-asas
perjuangan sebagai berikut:
1. Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia
2. Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan
3. Membela hak serta nasib para buruh pada umumnya dan juga buruh pada khususnya.