Anda di halaman 1dari 24

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/358040613

PENGAMATAN JAGUNG (Zea mays) var. PERKASA DENGAN PUPUK KAMBING


SELAMA 7 HARI

Article · December 2021

CITATIONS
READS
0
4,184

1 author:

Zul Fauzi Nugroho Hadi


Universitas Jember
27 PUBLICATIONS 0 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Zul Fauzi Nugroho Hadi on 23 January 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
PENGENDALIAN HAYATI

PENGAMATAN JAGUNG (Zea mays) var. PERKASA


DENGAN PUPUK KAMBING SELAMA 7 HARI

Oleh
NAMA : Zul Fauzi Nugroho Hadi
NIM : 191510701004
ASISTEN : Andini Widiastuti
DOSEN PENGAMPU : 1) Prof. Dr. Ir. Trizelia, M.Si
2) Dr. Yulmira Yanti, S.Si, MP

PROGRAM STUDI PROTEKSI TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil 'alamin, segala puji syukur kehadirat Allah SWT


yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas akhir praktikum Pengendalian Hayati yang berjudul
“Pengamatan Jagung (Zea mays) var. perkasa dengan Pupuk Kambing Selama
7 Hari” ini tepat pada waktunya. Shalawat beserta salam penulis sampaikan
kepada baginda Rasulullah SAW yang menuntun jalan keselamatan dunia dan
akhirat bagi umat sekalian alam. Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah
untuk memenuhi tugas dari
Dr. Yulmira Yanti, S.Si, MP dan asisten praktikum Andini Widiastuti pada mata
kuliah Pengendalian Hayati. Selain itu, laporan praktikum ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang tanaman jagung serta pupuk kambing bagi para
pembaca dan juga bagi penulis. Sehingga dapat menjadi ilmu baru yang
bermanfaat. Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen serta asisten lab
Pengendalian Hayati Tanah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan saya. Serta saya mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya, sehingga saya
dapat menyelesaikan laporan praktikum ini. Laporan praktikum yang saya tulis ini
mungkin masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan laporan praktikum ini.

Jember, 14 Desember 2021

Zul Fauzi Nugroho Hadi


NIM. 191510701004

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................vii
BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
A. Jagung (Zea mays).....................................................................................3
B. Pupuk Kandang (Kambing).......................................................................3
BAB 3. METODE...................................................................................................5
A. Waktu dan Tempat.....................................................................................5
B. Alat dan Bahan...........................................................................................5
C. Cara Kerja..................................................................................................5
C.1 Sterilisasi Permukaan Benih..............................................................5
C.2 Sterilisasi Tanah + pukan..................................................................5
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHSAN....................................................................6
A. Hasil...........................................................................................................6
B. Pembahasan................................................................................................8
BAB 5. PENUTUP................................................................................................10
A. Kesimpulan..............................................................................................10
B. Saran........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11
LAMPIRAN..........................................................................................................12
Lampiran 1. Alat dan Bahan.........................................................................12
Lampiran 2. Metode Sterilisasi Permukaan Benih.......................................13
Lampiran 3. Sterilisasi Tanah + Pukan.........................................................13
Lampiran 4. Pengamatan 7 Hari (1 Minggu)................................................13

ii
Hari 2.....................................................................................................13
Hari 4.....................................................................................................14
Hari 5.....................................................................................................14
Hari 6.....................................................................................................15
Hari 7.....................................................................................................15
Lampiran 5. Tanaman Jagung Terkena Penyakit Patogen...........................16

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Parameter 6 perlakuan tinggi tanaman ulangan 1 selama satu
minggu………………………………………….................... 7
2. Parameter 6 perlakuan tinggi tanaman ulangan 2 selama satu
minggu………………………………………….................... 7
3. Parameter 6 perlakuan tinggi tanaman ulangan 3 selama satu
minggu………………………………………….................... 8

v
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Hasil akhir perlakuan hari ke-7 ……………………………. 6

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Alat dan Bahan ……………………………..................... 12
2. Metode Sterilisasi Permukaan Benih ……………….…... 13
3. Sterilisasi Tanah + Pukan ……………………………..... 13
4. Pengamatan 7 Hari (1 Minggu) ………………………..... 13
5. Tanaman Jagung Terkena Penyakit Patogen .................... 16

v
BAB 1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertanian merupakan salah satu sektor yang banyak diminati oleh
masyarakat khususnya di wilayah Indonesia. Wilayah Indonesia yang dilintasi
oleh garis khatulistiwa memberikan keuntungan tersendiri khususnya bagi
masyarakat yang berprofesi di sekotor pertanian. Keuntungan yang di dapatkan
berupa tanah yang relatif subur serta memiliki dua musim dengan memiliki iklim
yang tropis. Masyarakat memanfaatkan hal tersebut dengan melakukan budidaya
tanaman tertentu dengan berprofesi sebagai petani. Budidaya tanaman meliputi
beberapa kegiatan mulai dai pra tanam hingga pasca panen, dan salah satu
budidaya tanaman yang banyak dilakukan yaitu budidaya tanaman jagung (Zea
mays L).
Jagung (Zea mays L) merupakan salah satu komoditas pangan nasional
kedua setelah padi. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu tanaman jagung dapat tumbuh pada iklim sub tropis
(tropis basah) dan iklim sedang pada daerah 0-5 derajat LU hingga 0-40 derajat
LS. Sedangkan curah hujan yang dibutuhkan oleh tanaman jagung adalah 100-200
mm/bulan atau 1200-2400 mm/tahun, untuk Suhunya antara 21-34 0C dan suhu
ideal pertumbuhan tanaman jagung antara 23-27 0C. Jenis tanah yang cocok untuk
pertumbuhan tanaman jagung adalah tanah yang gembur, subur, mengandung
bahan organik seperti tanah berpasir, tanah andosol, dan latosol dengan keasaman
tanah pada pH 5-6 hingga 7-5 (Syukur & Riflianto, 2013)
Selain faktor iklim, suhu, curah hujan dan jenis tanah. Keberadaan
organisme pengganggu tanaman (OPT) merupakan salah satu faktor penghambat
dalam stabilitas produksi pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung. OPT
hama maupun penyakit (patogen) memiliki dampak kerugian hampir sama, namun
kerusakan pada patogen dapat meluas pada area pertanaman. Tanaman jagung
yang terinfeksi patogen penyakit dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil
produksi. Faktor lingkungan seperti kondisi lahan pertanaman yang lembab dan
atau terlalu kering, teknik budidaya yang kurang tepat, serta penggunaan bahan
kimia dapat memicu terjadinya penyakit.

1
Penyakit-penyakit ini tentunya akan membuat hasil produksi dari tanaman
jagung menurun. Hal tersebut tentunya berdampak terhadap perkembangan
ekonomi petani dan permintaan pasar. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa
pengendalian untuk mencegah atau mengurangi kerugian yang disebabkan oleh
patogen. Pengendalian yang dapat dilakukan yaitu dengan cara mekanik, biologi,
dan kimiawi. Pengendalian mekanik dengan cara rotasi tanam, pengurangan
penggunaan pupuk nitrogen dan lainnya. Sedangkan untuk pengendalian biologi
bisa menggunakan agens hayati yang saat ini sudah mulai banyak dikembangkan.
Pengendalian tersebut juga aman dikarenakan ramah lingkungan. Pengendalian
terakhir apabila penyakit yang menyerang tanaman jagung sudah diambang batas,
maka diperlukan pengendalian kimiawi yaitu menggunakan bakterisida atau
fungisida.
Pengendalian yang efektif umumnya dengan penggabungan dari beberapa
pengendalian atau bisa di sebut pengendalian terpadu. Pengendalian ini dilakukan
dengan penggabungan pengendalian, seperti pertama dilakukan dengan
pengendalian preventif (pemilihan benih unggul, seed treatmen, dll), pengendalian
mekanik, dilanjutkan dengan monitoring serta penggunaan agen hayati seperti
Trichoderma sp. serta dapat menggunakan ekstrak nabati yang mana fokus utama
adalah ekologi dan ekonomi. Penggunaan kimia tidak dilarang, namun intensitas
diturunkan.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengamatan jagung var. perkasa dengan pupuk
kambing selama 7 hari

2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

A. Jagung (Zea mays)


Tanaman jagung memiliki bahasa ilmiah Zea mays, merupakan salah satu
jenis tanaman serealia yang berasal dari benua Amerika. Jagung merupakan salah
satu bahan pangan utama di Indonesia setelah beras. Jagung adalah komoditas
palawija utama di Indonesia ditinjau dari aspek pengusahaan dan penggunaan
hasilnya, yaitu sebagai bahan pangan dan industri. Bidang industri jagung menjadi
sumber bahan baku di sektor industri termasuk industri pakan. Potensi yang
dimiliki jagung dibutuhkan sebagai alternatif bahan pangan menggantikan beras.
Selain itu, kebutuhan akan jagung terus meningkat seiring dengan meningkatnya
permintaan bahan baku pakan. Di Indonesia sendiri memiliki tanah dan iklim
yang sangat mendukung untuk pertumbuhan tanaman jagung (Wanto, 2019).
Penyakit pada tanaman jagung disebabkan oleh patogen yang beragam
seperti jamur, bakteri, virus, maupun nematoda. Penyakit yang menyerang pada
tanaman jagung tentunya akan mempengaruhi fisiologis tanaman sehingga
tanaman tidak dapat berkembang dengan baik dan menyebabkan berkurangnya
produksi buah yang dihasilkan. Penyerangan penyakit patogen pada tanaman
jagung dapat bermula pada fase bibit (vegetatif) serta pada fase generatif.
Penyakit patogen umum saat fase bibit adalah adanya patogen menyerang benih
serta pada batang dan dapat membuat jagung menjadi rebah (dumping off)
(Sudjono, 2018).
Penyakit pada tanaman jagung harus dikendalikan. Umumnya para petani
menggunakan bahan kimia di awal untuk mengendalikan OPT, khususnya
patogen penyakit tanaman jagung. Penggunaan bahan kimia di awal kurang tepat,
sehingga nantinya dapat merusak ekologi pada persawahan tersebut. Alternatif
lain dapat menggunakan Trichoderma spp untuk pengendalian penyakit patogen
pada jagung, terutama patogen fungi/cendawan yang menyerang pada tanaman
jagung (Iswari et al., 2021)

B. Pupuk Kandang (Kambing)


Pupuk kandang merupakan bahan organik yang mana digunakan untuk
memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Pupuk kandang juga terdapat

3
beberapa jenis, pupuk kandang unggas (ayam, bebek, dll) sampai pada pupuk
kandang kambing maupun sapi. Pupuk kandang ini dapat meningkatkan pH, kadar
C-organik dan juga meningkatkan ketersediaan nitrogen, fosfor, kalium serta
beberapa unsur hara lainnya bagi tanaman (Indriyani et al., 2018).
Pupuk kandang pada pertanian organik merupakan sumber utama unsur
hara dalam budidayanya. Pupuk organik memiliki kandungan unsur hara yang
lebih kecil dibandingkan pupuk anorganik, oleh sebab itu kebutuhan pupuk
kandang akan sangat besar dalam budidaya pertanian organik. Pupuk kandang
kambing merupakan pupuk kandang yang berasal dari kotoran kambing. Pupuk
kandang kambing memiliki kandungan hara 0.70% N, 0.40% P2O5, 0.25% K2O,
C/N 20-
25, dan bahan organik 31% (Sinuraya & Melati, 2019).
Pupuk kandang dapat di aplikasikan cair maupun padat. Bentuk cair
maupun padat memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing. Pupuk kandang
cair dapat meresap langsung ke tanah dan dapat langsung digunakan tanaman
melalui akar, namun memiliki keterbatasan dalam transportasi. Sedangkan pupuk
kandang padat kebalikan dari pupuk kandang cair. Keadaan ini membuat adanya
keuntungan dan kerugian masing-masing. Umumnya jika mengombinasikan
pupuk kandang cair dan padat dengan formula tertentu akan memberikan hasil
terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi pertanaman (Masese, 2019).

4
BAB 3. METODE

A. Waktu dan Tempat


Praktikum ini telah dilaksanakan dari tanggal Sabtu, 27 November 2021
sampai pada Sabtu 4 Desember 2021 di Perumahan Mastrib Blok H No.9,
Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

B. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain pupuk kandang
(kambing), tanah, alkohol 70%, pinset, ember, kompor (dll), piring, polybag,
jagung varietas perkasa.

C. Cara Kerja
Praktikum ini bersifat eksperimen menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) 6 perlakuan dengan 3 ulangan. Dengan cara kerja sebagai berikut:
1. Tanah + pukan steril (benih disterilisasi permukaan)
2. Tanah + pukan steril (benih tanpa disterilisasi permukaan)
3. Tanah + pukan tidak steril (benih disterilisasi permukaan)
4. Tanah + pukan tidak steril (benih tanpa disterilisasi permukaan)
5. Tanah tidak steril (benih disterilisasi permukaan)
6. Tanah tidak steril (benih tanpa disterilisasi permukaan)
Menanam pada polybag dengan media tanam tanah + pukan dengan
perbandingan 2:1.
C.1 Sterilisasi Permukaan Benih
Sterilisasi permukaan benih dengan cara mencelupkan benih pada alkohol
70% selama 30-60 pada wadah (piring) dan nantinya di tempatkan pada wadah
bawahnya sudah terdapat tisu, agar cepat kering.
C.2 Sterilisasi Tanah + pukan
Sterilisasi dengan cara mengukus selama 10-15 menit. Hal ini di tujukan
untuk membunuh atau mengurangi populasi patogen.
*pukan = pupuk kandang

5
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHSAN

A. Hasil
Berdasarkan pengamatan selama tujuh hari, hasil yang di dapat memiliki
perbedaan yang signifikan dari perlakuan 1 sampai dengan 6. Pertumbuhan mulai
pada hari ke-4 dengan perlakuan 2, 5 dan 6 mulai tumbuh terlebih dahulu. Serta di
lanjutkan pertumbuhan perlakuan lainya pada hari ke-5 dan mulai naik signifikan
pada hari 6 dan 7. Hasil akhir pada perlakuan hari ke-7 seperti tabel berikut.
Tabel 4.1. Hasil akhir perlakuan hari ke-7
Parameter Tanah + pukan Tanah + pukan Tanah tidak steril
pengamatan steril tidak steril
1 2 1 2 1 2
Jumlah daun 2 daun 2 daun 2 daun U3: 2 - 2 daun
daun
Tinggi U1: 8,5 U1: 9 U1: 10 U1: U1: 15
tanaman U2: 12 cm cm, dan cm, 7 13,5 cm, 8
cm U2: 19 2,8 cm cm cm, 12 cm
cm U2: U3: 2 cm U2: 12,1
U3: 12 12,8 cm, cm U3: 6 cm U3:
cm 6 cm, 6 cm 12,2 cm
cm
U3:
11,5 cm,
5,5 cm,
6 cm
Jenis mikroba - - - - - -
yang muncul
Angka satu (1) = Benih disterilisasi permukaan
Angka dua (2) = Benih tidak disterilisasi
permukaan
Hasil akhir ini menunjukkan pada perlakuan ketiga dengan perlakuan
“tanah
+ pukan tidak steril (benih disterilisasi permukaan)” pada setiap ulangan tumbuh
subur ketiganya. Hal ini menunjukkan pertumbuhan baik dan optimal. Ada
beberapa perlakuan tanaman jagung yang tidak tumbuh. Tidak tumbuh setelah di
amati di akhir dan di cabut beberapa benih terkena penyakit patogen. Untuk
melihat pertumbuhan tinggi tanaman lebih rinci dapat dilihat grafik garis per
ulangan (dipilih salah satu tanaman).

6
U-1
16
14
12
10
Cm 8
6
4
2
0

1 2 3 4 5 6 7
Hari

1 2 3 4 5 6

Gambar 4.1. Parameter 6 perlakuan tinggi tanaman ulangan 1 selama satu minggu.
Menunjukkan perlakuan 6 memiliki tinggi tanaman tertinggi (15 cm). Perlakuan 3
memiliki tinggi 9 cm.

U2
20

15

10
Cm

1 2 3 4 5 6 7
Hari

1 2 3 4 5 6

Gambar 4.2. Parameter 6 perlakuan tinggi tanaman ulangan 2 selama satu minggu.
Menunjukkan perlakuan 2 memiliki tinggi tanaman tertinggi (19 cm). Perlakuan 3
memiliki tinggi 12,8 cm.

7
U3
14

12

10

0 1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6

Gambar 4.3. Parameter 6 perlakuan tinggi tanaman ulangan 2 selama satu minggu.
Menunjukkan perlakuan 6, 2 dan 3 memiliki tinggi tanaman tertinggi.

B. Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilaksanakan selama 7 hari, pengaruh
pemberian perlakuan pupuk kandang kambing dan sterilisasi benih maupun media
memiliki tingkat keadaan yang berbeda. Perbedaan ini dikarenakan adanya nutrisi
dari campuran pupuk kandang dan tanah lebih tinggi di banding tanah saja. Selain
itu adanya sterilisasi permukaan benih memiliki manfaat tersendiri untuk
melindungi patogen terbawa benih.
Perlakuan 1 merupakan tanah tanah + pukan steril (benih disterilisasi
permukaan). Pada perlakuan ini adanya sterilisasi media membuat matinya
mikroba. Mikroba ini yang berguna maupun yang patogen. Sehingga
mengakibatkan hanya terdapat mikroba yang bisa bertahan pada suhu panas
tertentu yang hidup dan nutrisi dari pupuk kandang sedikit menghilang.
Perlakuan 2 merupakan tanah + pukan steril (benih tanpa disterilisasi
permukaan). Perlakuan ini tanpa adanya sterilisasi benih. Hal ini membuat benih
tidak terlindungi dari adanya patogen yang terbawanya. Hal ini dapat
menimbulkan patogen penyakit, khususnya patogen fungi/cendawan. Menurut
(Hausufa & Rusae, 2018) patogen cendawan yang sering kali menginfeksi benih
jagung adalah

8
Aspergillus sp dan Fusarium sp. Hal ini juga terdapat pada patogen yang ada di
pengamatan praktikum tanaman jagung ini (Lampiran )
Perlakuan 3 merupakan tanah + pukan tidak steril (benih disterilisasi
permukaan). Tanah dan pukan tidak steril memiliki mikroba dan nutrisi yang
masih terjaga, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan pada tanaman jagung.
Peningkatan ini terjadi, yaitu setiap ulangan di perlakuan 3 optimal tumbuh semua
dengan kondisi baik. Selain itu dengan adanya sterilisasi permukaan benih dapat
memproteksi benih jagung ini.
Perlakuan 4 merupakan tanah + pukan tidak steril (benih tanpa disterilisasi
permukaan). Perbedaan pada perlakuan 3 adalah perlakuan 4 tidak di sterilisasi
permukaan benih-nya. Hal ini dapat membuat adanya patogen yang tumbuh
nantinya di pertanaman, sehingga pertumbuhan tidak optimal.
Perlakuan 5 tanah tidak steril (benih disterilisasi permukaan). Perlakuan
ini hanya menggunakan tanah dan tidak terdapat adanya pukan, namun di
perlakuan ini menggunakan sterilisasi permukaan. Hal ini membuat pengurangan
terjadinya penyakit patogen terbawa benih.
Perlakuan 6 merupakan perlakuan kontrol, yang mana perlakuan ini tanah
tidak steril (benih tanpa disterilisasi permukaan). Perlakuan ini merupakan
perlakuan tanpa adanya pupuk kandang serta tidak adanya sterilisasi permukaan
pada benih jagung.

9
BAB 5. PENUTUP

A. Kesimpulan
Pertanian merupakan salah satu sektor yang banyak diminati oleh
masyarakat khususnya di wilayah Indonesia. Komoditas pertanian yang kedua
sering ditanam di Indonesia adalah jagung. Tanaman jagung di pengaruhi
beberapa faktor. Faktor yang paling menurunkan tingkat produktivitas adalah
adanya OPT, khususnya penyakit patogen. Pengendalian yang efektif dengan
pengendalian terpadu, yang mana melibatkan berbagai macam pengendalian di
jadikan satu. Hasil dari pengamatan tanaman jagung varietas perkasa pada
perlakuan ketiga memiliki tingkat kesuburan ulangan terbaik. Hal ini dikarenakan
mikroorganisme dari pupuk kandang kambing tidak mati serta adanya sterilisasi
membuat pencegahan terhadap adanya patogen penyakit benih.

B. Saran
Pengerjaan praktikum ini hanya selama 7 hari saja atau satu minggu. Hal
ini dikarenakan saya pada bulan tersebut terdapat planing ke Jember/ kampus,
sehingga yang awalnya 3 minggu hanya di lakukan 1 minggu saja. Jika dilakukan
pengamatan melebihi 1 minggu dimungkinkan hasil dari perlakuan 3 akan lebih
optimal di banding perlakuan lain. Berdasarkan penelitian praktikum dapat
dilanjutkan dengan dosis pengaplikasian pupuk kandang tertentu yang nantinya
cocok di aplikasikan dilapang.

1
DAFTAR PUSTAKA

Hausufa, A., & Rusae, A. (2018). Cendawan Patogen pada Beberapa Varietas
Jagung di Kabupaten Timor Tengah Utara. Savana Cendana, 3(02), 21–23.
https://doi.org/10.32938/sc.v3i02.153
Indriyani, N., Wardianti, T., & Nawawi, M. (2018). Pengaruh Macam Pupuk
Kandang Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Brassica rapa L . dan
Brassica juncea L . Produksi Tanaman, 6(5), 734–741.
Iswari, P., Prasetyo, J., Nurdin, M., & Dirmawati, S. R. (2021). PENGARUH
Trichoderma spp. DALAM BEBERAPA JENIS BAHAN ORGANIK
TERHADAP PENYAKIT BULAI (Peronosclerospora spp.). J. Agrotek
Tropika, 9(1), 25–34.
Masese, Z. A. D. (2019). PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG
AYAM BENTUK CAIR DAN PADAT TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine Max (L.) MERRIL).
Journal TABARO, 3(1), 340–345.
Sinuraya, B. A., & Melati, M. (2019). Pengujian Berbagai Dosis Pupuk Kandang
Kambing untuk Pertumbuhan dan Produksi Jagung Manis Organik (Zea
mays var. Saccharata Sturt). Buletin Agrohorti, 7(1), 47–52.
https://doi.org/10.29244/agrob.v7i1.24407
Sudjono, M. S. (2018). Penyakit Jagung dan Pengendaliannya. Penyakit Jagung
dan Pengendaliannya, 1–41.
Syukur, M., & Riflianto, A. (2013). Jagung manis. Penebar swadaya.
Wanto, A. (2019). Prediksi Poduktivitas Jagung Indonesia Tahun 2019-2020
Sebagai Upaya Antisipasi Impor Menggunakan Jaringan Sraf Tiruan
Backpropagation. Sintech Journal, 1(1), 53–62.

1
LAMPIRAN

Lampiran 1. Alat dan Bahan

1
Lampiran 2. Metode Sterilisasi Permukaan Benih

Lampiran 3. Sterilisasi Tanah + Pukan

Lampiran 4. Pengamatan 7 Hari (1 Minggu)


Hari 2

1
Hari 4

Hari 5

1
Hari 6

Hari 7

1
Lampiran 5. Tanaman Jagung Terkena Penyakit Patogen

Benih yang terkena penyakit patogen – Tanaman jagung kerdil

View publication

Anda mungkin juga menyukai