Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

“SISTEM SARAF SENSORIK”

BLOK 2

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1 B

1. ADITYA ROBERTO IGNASIUS SIMANJORANG (22-090)


2. BELLA AURELIA (22-147)
3. LISABETH ALINALAY KARUNDENG (22-086)
4. MARCELLO DENITO (22-001)
5. NINE DESVITA ROSYIDIN (22-047)
6. THERESIA ALFIONITA NENA GANI (22-080)
7. YURIAS HENDRI TANEO (22-121)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2022

Laporan Praktikum Fisologi Page 1


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................... 3

Bab 1 Pendahuluan ..................................................................................................... 4

A. Sistem Sensorik Sensasi (Rasa) Nyeri ............................................................ 4


I. Pendahuluan.......................................................................................... 4
II. Tujuan Praktikum ................................................................................ 4
B. Transmisi Saraf Somatosensoris: Raba („Touch‟), Nyeri dan
Suhu .................................................................................................................. 4
I. Pendahuluan.......................................................................................... 4
II. Tujuan Praktikum ................................................................................ 5
C. Landasan Teori ................................................................................................ 6

Bab 2 Isi ....................................................................................................................... 8

A. Sistem Sensorik Sensasi (Rasa) Nyeri ............................................................ 8


I. Alat dan Bahan ..................................................................................... 8
II. Cara Kerja............................................................................................. 8
B. Transmisi Saraf Somatosensoris: Raba („Touch‟), Nyeri dan
Suhu .................................................................................................................. 10
I. Alat dan Bahan ..................................................................................... 10
II. Cara Kerja............................................................................................. 11
C. Hasil Praktikum ............................................................................................... 12
D. Pembahasan...................................................................................................... 15
E. Lampiran Data saat Praktikum ..................................................................... 18

Bab 3 Penutup ............................................................................................................. 20

I. Kesimpulan ................................................................................................. 20

Daftar Pustaka ............................................................................................................ 21

Laporan Praktikum Fisologi Page 2


Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan karunia-Nya dapat terlaksananya praktikum Fisiologi mengenai
Sistem Saraf Sensorik. Laporan praktikum ini diselesaikan dalam
pemenuhan tugas kuliah praktikum pada mata kuliah fisologi. Tak terlepas,
laporan ini disusun bersama sama setelah pelaksanaan praktikum di
Laboratium Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia pada 2
November 2022.

Dalam penyelesaian laporan praktikum ini karena adanya bimbanga,


bantuan, dan dukungan dari para dokter, dosen dari Departemen Fisiologi
FK UKI. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah membantu kelancaran dan penyelesaian pembuatan Laporan
Praktikum Fisiologi dengan baik.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam Laporan Praktikum


ini. Maka dari itu penulis menerima semua kritik dan saran dari khalayak
yang membaca laporan ini yang bersifat membangun demi tercapainya
laporan praktikum dengan baik.

Jakarta, 07 November 2022

Penulis

Laporan Praktikum Fisologi Page 3


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Sistem Sensorik Sensasi (Rasa) Nyeri


I. Pendahuluan

Reseptor nyeri merupakan perangkat tubuh untuk memantau berbagai


keadaan yang bersifat merusak. Rasa (sensasi) nyeri yang ditimbulkan
menyebabkan individu merasa kurang nyaman sehingga melalui
pengalamannya ia belajar untuk membebaskan diri dari penyebab nyeri.
Sensasi ini dipakai juga sebagai proses belajar untuk menghindari berbagai
kemungkinan yang akan menimbulkan nyeri

Ada dua jenis reseptor nyeri, yaitu reseptor nyeri mekanis jenis A-, yaitu
rasa nyeri yang dihantarkan oleh serabut saraf tipe A-δ, yang berespon
terhadap rangsang mekanis yang kuat berbentuk tusukan atau goresan benda
tajam. Reseptor ini tidak berespon terhadap rangsang suhu dan rangsang
kimia, kecuali telah tersensitisasi terlebih dahulu. Jenis lain adalah reseptor
nyeri tipe C-δ polimodal, yaitu rasa nyeri yang dihantarkan oleh serabut saraf
tipe C. Reseptor ini berespon terhadap rangsang nyeri akibat mekanis, suhu,
dan kimiawi.

II. Tujuan Praktikum


1. Menentukan letak reseptor distribusi rasa nyeri di kulit
2. Mempelajari berbagai sifat rasa nyeri

B. Transmisi Saraf Somatosensoris: Raba (‘Touch’), Nyeri, dan Suhu


I. Pendahuluan

Tubuh memerlukan input sensorik untuk memantau berbagai perubahan


baik dari dalam maupun luar tubuh. Melalui input ini, tubuh menentukan sikap
yang harus diambilnya agar kelangsungan hidup dapat tetap terpelihara. Input
yang masuk ini terbagi dalam pengalaman sensorik yang tidak secara langsung

Laporan Praktikum Fisologi Page 4


dapat disadarinya, misalnya input tentang perubahan kesamaan dalam tubuh,
dan pengalaman sensorik yang dapat disadarinya seperti rasa raba, rasa suhu
panas dan dingin, rasa tekan, rasa nyeri, penglihatan dan pendengaran yang
semuanya disebut sebagai penginderaan.

Sistem penginderaan ini dibagi dalam penginderaan umum yang disebut


sebagai sensi somatic yaitu somestetik (somesthetic senstations),
proprioseptif, dan penginderaan khusus (special sense) yaitu penglihatan,
pendengaran, pengecapan, dam penciuman (penghidu)/ Somestetik diartikan
sebagai dapat diraba-rasakan oleh tubuh (soma). Perlengkapan somatosensorik
terdiri atas berbagai jenis organ reseptor di dalam kulit, otot, persendian dan
visera (alat dalam). Reseptor kulit berfungsi sesuai dengan jenis rangsang
yang bekerja antara lain reseptor mekanis, yang bekerja sesuai dengan
perubahan mekanis pada reseptornya misalnya penekanan; reseptot suhu yang
bekerja atas dasar perubahan suhu; reseptor nyeri, yang bekerja berdasarkan
adanya kerusakan yang mengancam atau merusak tubuh.

Input sensorik yang diterima oleh reseptor yang sesuai untuknya,


dikirimkan ke pusat saraf otak melalui serabut saraf aferen yang sudah
dipersiapkan untuknya. Tentang rasa nyeri, impuls dihantarkan melalui 2 jenis
serabut saraf yaitu serabut saraf A-delta dan serabut saraf C-polimodal yang
keduanya mempunyai kecepatan hantar saraf yang berbeda. Reseptor nyeri
selain berespon terhadap rangsang mekanis kuat seperti tusukan kulit oleh
jarum atau goresan kulit dengan garpu. Reseptor ini tidak berespon terhadap
rangsang suhu dan rangsang kimia yang merusak, kecuali telah mengalami
sesnsisitasi terlebih dahulu. Reseptor nyeri polimodal-C bersepon terhadap
berbagai jenis rangsang baik rangsang nyeri, mekanis, suhu dan kimiawi

II. Tujuan Praktikum


1. Menentukan letak dan distribusi reseptor raba, suhu dan nyeri di
kulit.
2. Menentukan sifat dari rasa yang diinderai.

Laporan Praktikum Fisologi Page 5


C. Landasan Teori

Tubuh manusia merupakan suatu sistem yang sangat kompleks baik dari
anatominya maupun fisiologinya, sistem- sistem yang ada pada tubuh manusia
sudah diatur dengan baik oleh sel utamanya sel saraf yang berpusat pada otak.
Pada sel saraf terdapat sistem saraf sensori dan sistem saraf motorik keduanya
memiliki fungsi yang sangat penting dalam regulasi dalam tubuh.

Sistem sensorik merupakan organ akhir yang difungsikan untuk menerima


berbagai jenis rangsangan tertentu. Rangsangan tersebut akan diolah dan
diwujudkan dalam sebuah respon atau efektor yang dihantarkan oleh system
saraf sensoris dari berbagai organ indra menuju otak. Saraf sensori adalah sel
yang mampu menangkap rangsangan dari dalam dan luar tubuh sehingga
dapat direspon oleh saraf pusat. Impuls listrik yang dihantarkan oleh saraf
disebut sensasi. Sensasi dibagi menjadi dua yaitu sensasi umum dan sensasi
khusus. Sensasi umum adalah suhu, nyeri, sentuhan, tekanan, getaran, dan
proprioreseptor (reseptor yang berada dalam tubuh seperti otot. tendon,
persendian). Reseptor dari sensori umum terdapat pada seluruh tubuh,
kemudian sensasi khusus misalnya pembau, perasa, keseimbangan,
penglihatan, dan pendengaran (Tartowo, 2009).

Terdapat berbagai bentuk impuls yang dapat diterima oleh indra, yaitu
Rangsang kimia diterima oleh kemoreseptor. Pada proses penerimaan
rangsang kimia (kemoresepsi), terjadi interaksi antara bahan kimia dengan
kemoreseptor membentuk kompleks bahan kimia-kemoreseptor. Kompleks
tersebut mengawali proses pembentukan potensial generator pada reseptor
yang akan segera menghasilkan potensial aksi pada sel saraf sensoris dan sel
berikutnya sehingga akhirnya timbul tanggapan (Villee, 1999).

Rangsang mekanik diterima oleh mekanoreseptor, proses peneriman


rangsang mekanik dinamakan mekanoresepsi. Mekanisme mekanoresepsi
yaitu rangsang mekanik yang menekan reseptor menyebabkan membran
mekanoreseptor meregang. Peregangan membran mekanopreseptor tersebut
menimbulkan perubahan konformasi protein penyusun pintu ion Na". Pintu

Laporan Praktikum Fisologi Page 6


ion Na' terbuka diikuti terjadinya perubahan elektrokimia yang
mendepolarisasikan mekanoreseptor (Campbell, 2004).

Mekanoresepsi memiliki reseptor untuk menerima rangsang tekanan,


suara, dan gerakan. Bahkan insekta juga mempunyai mekanoreseptor pada
permukaan tubuhnya yang dapat memberikan informasi mengenai arah angin,
orientasi tubuh saat berada dalam ruangan, serta kecepatan gerakan dan suara.
Variasai reseptor akan akan tampak semakin jelas apabila kita mengalami
mekanoreseptor pada vertebrata (Subowo, 1992). Rangsangan suhu diterima
oleh termoreseptor, proses mengenali suhu tinggi dan rendah serta perubahan
suhu lingkungan disebut termoresepsi. Peningkatan suhu secara ekstrem akan
mempengaruhi struktur protein dan enzim sehingga tidak dapat berfungsi
secara maksimal. Hal ini dapat mengganggu penyelenggaraan berbagai reaksi
metabolic yang penting dalam tubuh (Moriwaki, 1994).

Organ tubuh yang berfungsi sebagai indera peraba dan perasa (panas,
dingin, tekanan) adalah kulit, kulit menutupi seluruh bagian tubuh dan
memeiliki tiga lapisan epidermis, dermis dan subkutaneus, Epidermis adalah
bagian tertipis dan terluar dari kulit sehingga dapat berhubungan langsung
dengan dunia luar. Epidermis terdiri dari sel-sel tanduk (kratonosit), dan sel
melanosit. Lapisan yang lebih dalam adalah lapisan dermis yang memiliki
tebal sekitar 1-4mm berada di bawah epidermis. Lapisan dermis tersusun dari
fibroblast,makrofag, sel mast dan limfosit untuk meningkatkan penyembuhan
luka. Pada lapisan ini juga terdapat limfatik kulit, faskuler dan jaringan saraf.
Setelah lapisan dermis terdapat lapisan subkutanius yang merupakan lapisan
adiposa karena mengandung lemak dan berfungsi untuk simpanan lemak serat
pengaturan suhu (Tartowo, 2009).

Laporan Praktikum Fisologi Page 7


BAB II
ISI
A. Sistem Saraf Sensorik Sensasi (Rasa) Nyeri
I. Alat dan Bahan
1. Jarum pentul
2. Tensimeter dan arloji
3. Ember berisi air es
4. Stempel ukuran 3 cm ˟ 3 cm, dengan kotak-kotak kecil ukuran
1mm ˟ 1 mm
5. Orang percobaan (o.p)
II. Cara Kerja
i. Letak Reseptor Nyeri
1. Batasi suatu daerah kulit seluas 3 cm ˟ 3 cm dengan stempel.
Stempel juga gambaran yang sama di laporan sementara dalam
penuntun.
2. Tusuklah dengan jarum pentul kulit telapak tangan dengan tekanan
sedang artinya tidak sampai membentuk lekukan di kulit dan tidak
menimbulkan luka.
3. Tusuklah di kulit dilakukan pada tiap kotak kecil seluas 1mm ˟ 1
mm bagian dari kotak besar tersebut di atas.
4. Selama percobaan berlangsung o.p tidak boleh melihat kea rah
berlangsungnya percobaan. Rasa nyeri yang dirasakan dijawab
dengan kode jempol tangan kanan yang diangkat.
5. Sensasi nyeri yang dirasakan pada setiap tusukan ditandai di
laporan sementara di penuntun praktikum.
6. Ulangi hal yang sama pada kulit lengan bawah bagian medial dan
kuduk.
ii. Sifat Rasa Nyeri
a. Rasa Nyeri Berganda
1. Tusuklah kulit bagian dasar kuku jari tangan orang percobaan
sekali saja dengan jarum, dengan kekuatan sedang kemudia
catat apa yang dirasakan.

Laporan Praktikum Fisologi Page 8


2. Lakukan hal yang sama tetapi dengan tusukan yang lebih kuat.
Bila rangsangnya cukup kuat, akan timbul nyeri yang dirasakan
2 kali dengan jarak waktu yang singkat.
3. Catatlah selisih waktu antara kedua sensasi (rasa) nyeri
tersebut. Rasa nyeri yang dirasakan pertama kali berlangsung
singkat dan terasa tajam. Sedangkan rasa nyeri yang dirasakan
belakangan (nyeri kedua) berlangsung lebih lama), nyeri terasa
lebih hebat dam berdenyut. Apa yang menyebabkan ada
perbedaan kedua rasa nyeri.
b. Rasa Nyeri Iskhemi
1. Manset tensimeter dipasang pada lengan atas o.p bagian bawah
dan pompalah manset tensimeter sampai tekanan mencapai
±80mmHg. Pertahankan tekanan tersebut selama 10-20 menit.
Tanyakanlah apa yang dirasakan o.p serta sensasi kulit yang
timbul saat demi saat. Perhatikan pula gerak-gerik serta
ekspresi wajah o.p.
2. Turunkan tekanan dalam manset dan catat perubahan sensasi
kulit yang dirasakan secara berurutan sampai normal kembali.
3. Setelah lengan pulih kembali, ulangi percobaan.
4. Sekarang o.p diminta untuk mengepalkan tangannya kuat-kuat
kemudian dilepaskan secara bergantian dengan interval waktu
1detik sampai dirasakan nyeri yang hebat.
5. Mintalah o.p menguraikan pengalaman sensorik yang dirasakan
serta catat sifat rasa nyeri tersebut. Apakah ada sensasi kulit
yang lain sebelum maupun menyertai rasa nyeri? Apakah
urutannya sama seperti no-2
c. Rasa Nyeri Lokal dan Respon Fisiologi
1. Isi ember dengan air dan es sampai terisi setengahnya. Dalam
posisi duduk tangan dan lengan bawah o.p dicelupkan ke dalam
air es dam ditahan oleh pemeriksa agar tidak cepat-cepat
dikeluarkan.

Laporan Praktikum Fisologi Page 9


2. Orang percobaan harus mengidentfikasi sensasi:
a) Nyeri local antara lain:
1) Nyeri sesaat setelah merasakan dingin
2) Rasa tusukan jarum yang ringan sampai
hebat
b) Respon fisiologis akibat nyeri yang mungkin timbul,
seperti berikut ini
1) Dilatasi pupil atau pelebaran kelopak mata
2) Perubahan frekuensi denyut jantung dan
tekanan darah
3) Peningkatan frekuensi dan kedalaman
pernapasangan
4) Piloereksi
5) Perubahan suhu kulit
6) Meningkatnya tonus otot
7) Peluh didahi
8) Rasa ingin buang air kecil atau air besar
3. Sebelum percobaan tentunya saudara harus mengukur frekuensi
napas, dan denyut jantung, tekanan darah serta memperhatikan
raut wajah.
4. Catatlah waktu (dalam detik) saat munculnya rasa nyeri local
dan gejala lain.

B. Transmisi Saraf Somatosensoris: Raba (‘Touch’), Nyeri, dan Suhu


I. Alat dan Bahan
1. Estesiometes Von Frey atau sehelai ijuk
2. Air es, air hangat 40derajat Celcius, air biasa (suhu ruangan),
eter/alcohol
3. Batang logam, jarum pentul, dan pensil
4. Orang percobaan(o.p)

Laporan Praktikum Fisologi Page 10


II. Cara Kerja
i. Reseptor Suhu
a. Penetapan letal reseptor suhu (panas dan dingin) di kulit
1. Batasi suatu daerah kulit telapak tangan kiri bagian tengah
dengan stempel berukuran 3 cm ˟ 3 cm yang memiliki kotak-
kotak kecil berukuran 1mm ˟ 1 mm. Stempel pula laporan
singkat saudara untuk mencatat hasil percobaan.
2. Selama percobaan, o.p tidak boleh melihat kea rag tempat
terjadinya dilakukan percobaan. Hasil yang positif dijawab
dengan kode jari tangan kanan yang diacungkan.
3. Panaskan batang logam (sonde) ke dala air panas, kemudian
sentuhkan dengan tekanan ringan ke kulit pada kotak 1 ˟ 1 mm
yang telah di stempel. Lakukan hal yang sama ke 899 kotak
lainnya.
4. Tetaplah titik-titik reseptor suhu terhadap rangsang panas di
kulit lengan bawah bagian voler (dalam), pipi, kuduk, dan
punggung.
5. Catat hasil percobaannya di buku laporan saudara dan laporkan.
6. Lakukan hal yang sama untuk penetapan reseptor suhu
menggunakan logam yang dicelupkan ke dalam air es.
b. Sifat sensasi suhu
1. Isilah air es, air hangat dan air panas masing-masinh ke dalam
3 gelas beker.
2. Masukkan 1 jari tangan kanan ke dalam air es dan 1 jari tangan
kiri ke dalam air panas. Apakah kesan rasa dingin dan panas itu
dirasakan secara terus menerus? Mengapa demikian?
3. Kemudian masukkan kedua jari tadi secara serentak ke dalam
air hangat.
4. Laporkan perbedaan rasa yang saudara alami pada tiap jari dan
terangkan!

Laporan Praktikum Fisologi Page 11


C. Hasil Praktikum
a. Letak Reseptor Nyeri
O.P: Marcello Denito
 Denyut Nadi
Sebelum : 89/menit
Sesudah : 92 menit
b. Rasa Nyeri Berganda
O.P: Aditya Roberto Ignasius Simanjorang
 Percobaan pertama
o Denyut Nadi
Sebelum : 80/menit
Sesudah : 87/menit
o Frekuensi Pernafasan
Awal : 28/menit
Akhir : 32/menit

Pada percobaan pertama, yang dirasakan oleh O.P ialah


rasa nyeri yang berlangsung singkat dan terasa tajam.

 Percobaan kedua
o Denyut nadi
Sebelum : 79/menit
Sesudah : 84/menit
o Frekuensi Pernafasan
Awal : 31/menit
Akhir : 33/menit

Pada percobaan kedua yang dilakukan dengan kekuatan


tusukan yang lebih kuat, O.P merasakan kesakitan yang
berlangsung lebih lama, hebat, dan sampai berdenyut.

Laporan Praktikum Fisologi Page 12


c. Rasa Nyeri Iskhemi
O.P: Bella Aurellia
 Percobaan pertama (menggunakan manset tensimeter)
o Denyut nadi
Sebelum : 69/menit
Setelah : 85/menit

Pada percobaan ini yang dirasakan oleh O.P ialah pada


menit ke-3 O.P mulai merasakan nyeri dan juga kesemutan.
Tangan berubah menjadi biru dan kebal. Pada menit ke-5
O.P mulai merintih merasakan nyeri sehingga tekanan
pompa manset diturunkan. Setelah tekanan diturunkan,
yang masih dirasakan oleh O.P ialah masih terasa kebal dan
juga sedikit pegal.

 Percobaan kedua (mengepalkan tangan kuat-kuat)


o Denyut nadi
Sebelum : 67/menit
Sesudah : 82/menit

Pada percobaan ini, O.P menguraikan pengalaman sensorik


yang ia rasakan. Yang O.P rasakan adalah kesemutan di
menit pertama rasa kram yang mulai muncul pada menit ke
3 lalu mulai terjadi perubahan warna kulit menjadi merah
pada menit ke 5 lalu pada menit ke 7 mulai muncul nyeri
yang hebat disertai perubahan warna kulit menjadi
kebiruan.

d. Rasa Nyeri Lokal dan Respon Fisiologis


 Denyut nadi
Sebelum : 62/menit
Sesudah : 80/menit
 Frekuensi Pernafasan
Awal : 32/menit

Laporan Praktikum Fisologi Page 13


Akhir : 44/menit
Pada percobaan kali ini nyeri local yang dirasakan O.P
bertahap dimana pada 30 detik awal O.p menyatakan
merasakan nyeri sesaat dikarenakan dinginnya air es.
Namun, 1 menit berlalu, O.P merasakan seperti mati rasa
akibat air es yang dingin. Respon fisiologis yang dirasakan
oleh O.P pada percobaan kali ini ialah menujukkan ekspresi
merintih, perubahan suhu kulit dari suhu normalkuit
menjadi sangat dingin seperti sehabis dibekukan.
e. Reseptor Suhu dengan Sifat Sensasi Suhu (air panas, air hangat, air
dingin)
 Denyut nadi
Sebelum : 38/menit
Sesudah : 57/menit
Pada percobaan kali ini, O.P menyatakan bahwasanya saat
memasukkan jari tangan kanan ke air es/air dingin yang
dirasakan ialah menunjukkan respon nyeri yang
membutuhkan beberapa waktu. Saat memasukkan jari
tangan kiri ke air panas O.P menunjukkan sifat respon nyeri
yang terasa dan spontan serta reflek langsung mengangkat
jarinya menjauhi air panas itu. Saat memasukkan kedua jari
tangan kanan dan kiri ke air hangat yang dirasakan ialah
biasa saja dan respon yang diberikan sangat lama alias
membutuhkan waktu yang panjang. Saat memasukan satu
jari kanan ke dalam air es rasa nyeri sangat terasa pada 10-
13 detik hingga menyebabkan mati rasa. Pada saat
mencelupkan jari ke dalam air panas terasa nyeri panas
begitu cepat 5-7 detik . Pada saat dimasukan ke air biasa
jari kanan yang dimasukan ke dalam air es akan terasa
hangat sedangkan jari kiri yang dimasukan kedalam air
panas akan berubah menjadi dingin sehingga Kembali ke
suhu normal.

Laporan Praktikum Fisologi Page 14


D. Pembahasan

Pada percobaan rasa nyeri berganda berlangsung terjadinya perbedaan rasa


nyeri yang dirasakan. Mengapa hal ini terjadi? Pada percobaan pertama,
penusukan jarum pada kulit bagian dasar kuku jari tangan dengan kekuatan
atau intensitas sedang. Sedangkan, pada percobaan kedua dilakukan hal yang
sama dengan intensitas yang lebih kuat. Hasil rasa nyeri yang dirasakan pun
berbeda. Pada percobaan pertama intensitas penusukan tidak terlalu kuat
dengan begitu rangsangan yang diterima tidak terlalu kuat juga sehingga rasa
nyeri yang dirasakan hanya berlangsung singkat dan terasa tajam akibat
bersentuhan dengan ujung jarum pentul. Pada percobaan kedua intensitas
penusukan lebih kuat dengan begitu rangsangan yang diterima pun menjadi
lebih kuat sehingga rasa nyeri yang dirasakan berlangsung lebih lama, nyeri
terasa lebih kuat, dan terasa berdenyut. Jadi hal yang mempengaruhi
perbedaan rasa nyeri pada percobaan pertama dan kedua adalah kekuatan atau
intensitas penusukan yang mepengaruhi rangsangan yang diterima.

Lapisan kulit pada bagian dasar kuku jari terdapat epidermis, dermis, dan
hipodermis. Pada saat percobaan pertama dengan menusukan jarum dengan
kekuatan sedang hanya akan menusuk ke lapisan epidermis kulit. Pada
epidermis terdapat sel markel yang bergabung dengan ujung saraf untuk
membentuk reseptor sensorik sebagai indra peraba sehingga pada saat ditusuk,
rangsangan tersebut diterima oleh reseptor ke saraf tepi, menuju saraf tulang
belakang, lalu ke otak. Pada percobaan pertama dilakukannya penusukan
jarum dengan kekuatan sedang yang menusuk ke lapisan epidermis kulit.
Rangsangan tersebut diterima oleh resptor atau nosiseptor yang menyalurkan
sinyal nyeri dari tubuh agar bisa sampai ke otak yang mengakibatkan orang
tersebut merasakan sakit, tajamnya ujung jarum dalam waktu yang singkat.
Pada percobaan kedua dilakukan hal yang sama hanya saja dengan kekuatan
yang lebih kuat yang berarti rangsangan yang diterima juga lebih besar yang
mengakibatkan rasa nyeri yang diterima lebih kuat dibanding sebelumnya.

Laporan Praktikum Fisologi Page 15


Pada percobaan reseptor suhu dengan sifat sensasi suhu ada beberapa
pertanyaan yang harus dibahas. Apakah kesan rasa dingin dan panas yang
dirasakan oleh O.P dirasaka terus menerus? Mengapa demikian? Korpuskula
Ruffini sebagai reseptor panas.Mempunyai sebuah kapsula jaringan ikat ikat
tipis yang mengadung ujung akhir saraf menggelembung.Terdapat pada
jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula sendi.Korpuskulus ini terangsang
oleh rengangan,kontraksi otot dan respon eksternal. Korspuskula Krause
sebagai respon rasa dingin.korpuskulus gelembung(Krause) ditemukan pada
dermis.Korpuskel berbentuk bundar dengan diameter sekitar 50
mikron.Didalam korpuskulus ini serat bermielin kehilangan mielin pada ujung
sarafnya tapi tetap diselubungi sel schwan.Korpuskel ini berkurang seiring
bertambbahnya usia. Korpuskula Meissner sebagai reseptor
sentuhan.Korpuskulus peraba terletak pada papilla dermis,khususnya pada
ujung jari,bibir putting dan genetalia.Merukakan korpuskel jaringan ikat tipis
menyatu dengan perinerium saraf yang menyuplai setiap korpuskel.Korpus ini
peka terhadap sentuhan dan memungkinkan diskrimisnasi/pembeda dua titik
(mampu membedakan rangsang dua titik yang letak berdekatan).

Pertanyaan:

a. Saraf apa yang menghantarkan nyeri pertama (awal) dan kedua


(berikutnya)? Berapa kecepatan hantar informasi pada saraf tersebut?
Jawab:
 (Awal)
Saraf yang menghantarkan rasa nyeri pertama adalah Korpuskula
ujung saraf terbuka yakni saraf sensoris (saraf aferen) yang merespons rasa
nyeri.
 (Berikutnya)
Saraf yang menghantarkan respon dari rasa nyeri ke efektor adalah
saraf motorik (saraf eferen).
 (Kecepatan)
Nilai normal Kecepatan Hantar Saraf KHS pada saraf perifer,
dipengaruhi oleh faktor-faktor fisiologis, antara lain usia, tinggi badan dan

Laporan Praktikum Fisologi Page 16


indeks massa tubuh, dan faktor non fisiologis seperti teknik pengukuran
dan suhu. Referensi nilai normal tiap laboratorium elektrofisiologi
berbeda-beda, sehingga dibutuhkan penelitian untuk memperoleh referensi
nilai normal KHS yang sesuai.
b. Sebutkan sistem tubuh apa yang berperan pada "respons fisiologis tubuh
terhadap nyeri", khususnya aspek pertahanan tubuh yang terintegrasi
antara lain respon fight or flight.
Jawab: Nyeri sebagai suatu pengalaman sensoris dan emosional tentunya
akan menimbulkan respon terhadap tubuh. Respon tubuh terhadap nyeri
merupakanbterjadinya reaksi endokrin berupa mobilisasi hormon-hormon
katabolik dan terjadinya reaksi imunologik, yang secara umum disebut
sebagai respon stres. Rangsang nosiseptif menyebabkan respons hormonal
bifasik, artinya terjadi pelepasan hormon katabolik seperti katekolamin,
kortisol, angiotensin II, ADH, ACTH, GH dan Glukagon, sebaliknya
terjadi penekanan sekresi hormon anabolik seperti insulin. Hormon
katabolik akan menyebabkan hiperglikemia melalui mekanisme resistensi
terhadap insulin dan proses glukoneogenesis, selanjutnya terjadi
katabolisme protein dan lipolisis. Kejadian ini akan menimbulkan balans
nitrogen negatif. Aldosteron, kortisol, ADH menyebabkan terjadinya
retensi NA dan air. Katekolamin merangsang reseptor nyeri sehingga
intensitas nyeri bertambah sehingga terjadilah siklus vitrousus.7 Sirkulus
vitiosus merupakan proses penurunan tekanan O2 di arteri pulmonalis
(PaO2) yang disertai peningkatan tekanan CO2 di arteri pulmonalis
(PCO2) dan penurunan pH akan merangsang sentra pernafasan sehingga
terjadi hiperventilasi.

Laporan Praktikum Fisologi Page 17


E. Lampiran Data saat Praktikum

Laporan Praktikum Fisologi Page 18


Laporan Praktikum Fisologi Page 19
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan

Sistem saraf merupakan jaringan kompleks yang berperan penting


dalam mengatur setiap kegiatan dalam tubuh. Sistem saraf yang kompleks
dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu sistem saraf pusat dan sistem
saraf tepi.Kedua sistem ini bekerja sama mengendalikan seluruh aktivitas di
dalam tubuh, baik yang disadari maupun tidak disadari. Sistem sensorik
merupakan organ akhir yang difungsikan untuk menerima berbagai jenis
rangsangan tertentu. Respon tubuh terhadap nyeri merupakanbterjadinya
reaksi endokrin berupa mobilisasi hormon-hormon katabolik dan terjadinya
reaksi imunologik, yang secara umum disebut sebagai respon stres. Rangsang
nosiseptif menyebabkan respons hormonal bifasik, artinya terjadi pelepasan
hormon katabolik seperti katekolamin, kortisol, angiotensin II, ADH, ACTH,
GH dan Glukagon, sebaliknya terjadi penekanan sekresi hormon anabolik
seperti insulin. Saraf yang menghantarkan rasa nyeri pertama adalah
Korpuskula ujung saraf terbuka yakni saraf sensoris (saraf aferen) yang
merespons rasa nyeri. Saraf yang menghantarkan respon dari rasa nyeri ke
efektor adalah saraf motorik (saraf eferen). Kecepatan Hantar Saraf KHS pada
saraf perifer, dipengaruhi oleh faktor-faktor fisiologis, antara lain usia, tinggi
badan dan indeks massa tubuh, dan faktor non fisiologis seperti teknik
pengukuran dan suhu.

Laporan Praktikum Fisologi Page 20


DAFTAR PUSTAKA

1. Laporan Praktikum Sistem Saraf | PDF [Internet]. Scribd. [cited 2022 Nov 7].
Available from: https://id.scribd.com/document/529842654/LAPORAN-
PRAKTIKUM-SISTEM-SARAF

2. Pratiwi Soesilawati. Histologi Kedokteran Dasar. Surabaya: Airlangga


University Press; 2020.

3. Pearce,Evelyn.2016.Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis Jakarta:Gramedia


pustaka.

4. Haznim Fadhli, Manfaluthy Hakim. Nilai normal kecepatan hantar saraf


RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo Jakarta. Universitas Indonesia;2017.

5. Ryantama AA. Respon Tubuh Terhadap Nyeri. Fakultas Kedokteran


Universitas Udayana. 2017

Laporan Praktikum Fisologi Page 21

Anda mungkin juga menyukai