Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANAJEMEN KOPERASI & UKM


PERANAN KOPERASI
Di Buat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Koperasi & UKM

Dosen Pengajar : Abdul Azis, Spd.I, MM.


Di Buat Oleh: Kelompok 8

Nama Anggota:
Mukhtar Adi Prayitno (11012100466)
Muhamad Haerul Rozak (11012100400)
Sri Damayanti (11012100048)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya.
Dalam makalah ini kami membahas tentang “Peranan koperasi” Kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan kelemahan dalam makalah ini,baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan
oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan kami.

Oleh sebab itu, kami mengharapan kritik dan saran dari para pembaca. Kritik konstruktif dari para
pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.

Serang, 02 November 2022


Penyusun:

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ i
DAFTAR ISI .....................................................................................................................................ii
BAB 1 ................................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat .................................................................................................................................. 2
1.5 Metode Penelitian .................................................................................................................. 2

BAB 2 ................................................................................................................................................. 3

PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Dan Fungsi Koperasi ........................................................................................... 3


2.2 Tipe – Tipe Koperasi ............................................................................................................. 4
2.3 Tugas Koperasi ...................................................................................................................... 5
2.4 Prasyarat Keberhasilan Wirausaha Koperasi ......................................................................... 7
2.5 Prinsip – Prinsip Koperasi ..................................................................................................... 8
2.6 Pertukaran Barang Dan Jasa .................................................................................................. 8

BAB 3 ............................................................................................................................................... 11

PENUTUP ........................................................................................................................................ 11

1.1 Kesimpulam ......................................................................................................................... 11


1.2 Saran .................................................................................................................................... 11
1.3 Daftar Pustaka ...................................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Koperasi adalah badan hukum yang berdasarkan atas asa kekeluargaan yang anggotanya terdiri dari
orang perorangan atau badan hukum dengan tujuan untuk mensejahterakan anggotanya. Umumnya koperasi
dikendalikan secara bersama oleh seluruh anggotanya, dimana setiap anggota memiliki hak suara yang
sama dalam setiap keputusan yang diambil koperasi. Pembagian keuntungan koperasi biasa disebut sisa
hasil usaha atau SHU biasanya dihitung berdasarkan andil.

Koperasi Indonesia didirikan pada tanggal 12 Juli 1960 oleh Drs. Moh. Hatta. Pada waktu itu beliau
menjabat sebagai Wakil Presiden. Beliau memang ahli ekonomi. Menurut beliau ekonomi kerakyatanlah
yang bisa mensejahterakan rakyat Indonesia. Atas jasanya di bidang koperasi, Drs. Moh. Hatta diangkat
menjadi Bapak Koperasi Indonesia. Pada tahun 1895 di Leuwiliang didirikan pertama kali koperasi di
Indonesia (Sukoco, Seratus Tahun Koperasi di Indonesia). Raden Ngabai Ariawiriaat madja, Patih
Purwokerto dan teman-temannya Mendirikan Bank Simpan Pinjam untuk menolong teman sejawatnya dan
para pegawai negeri pribumi melepaskan diri dari cengkraman pelepas uang. Bank Simpan Pinjam tersebut,
semacam Bank Tabungan jika dipakai istilah UU No. 14 tahun 1967 tentang pokok - pokok perbankan,
diberi nama De Poerwokertosche Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Hoofden = Bank Simpan Pinjam para
priyayi Purwokerto. Atau dalam bahasa Inggris the Purwokerto Mutual Loan and Saving Bank for Native
Civil Servants.

Pada tahun 1920 diadakan Cooperative Commissie yang diketuai oleh Dr. JH. Boeke sebagai
Adviseur Voor Volkscredetwezen. Komisi ini diberi tugas untuk menyelidiki apakah koperasi bermanfaat
di Indonesia, 12 Juli 1947 diselenggarakan kongres gerakan koperasi se Jawa yang pertama di Tasikmalaya
1960 Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 140 tentang Penyaluran Bahan Pokok dan
menugaskan koperasi sebagai pelaksananya. Tahun 1961, diselenggarakan Musyawarah Nasional Koperasi
I (MUNASKOP I) di Surabaya untuk melaksanakan prinsip Demokrasi Terpimpin dan Ekonomi Terpimpin
1965, Pemerintah mengeluarkan Undang - Undang No. 14 th. 1965, dimana prinsip NASAKOM
(Nasionalis, Sosialis, dan Komunis) diterapkan di koperasi. Tahun ini juga dilaksanakan MUASKOP II di
Jakarta Pada tahun 1967, Pemerintah mengeluarkan Undang - Undang No. 12 tahun 1967 tentang Pokok -
Pokok Perkoperasian disempurnakan dan diganti dengan UU No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian
Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1995 tentang kegiatan Usaha Simpan Pinjam dan Koperasi.

A. Masa Penjajahan

Di masa penjajahan Belanda, gerakan koperasi pertama di Indonesia lahir dari inisatif tokoh R. A.
Wiriaat madja pada tahun 1986. Wiriaatmadja, patih Purwokerto ( Banyumas ) ini berjasa menolong para
pegawai, pedagang kecil dan petani dari hisapan lintah darat melalui koperasi.
Berdirinya Boedi Oetomo, pada tahun 1908 mencoba memajukan koperasi rumah tangga ( koperasi
konsumsi ). Serikat Islam pada tahun 1913 membantu memajukan koperasi dengan bantuan modal dan
mendirikan Toko Koperasi. Pada tahun 1927, usaha koperasi dilanjutkan oleh Indonesische Studie Club
yang kemudian menjadi Persatuan Bangsa Indonesia ( PBI ) di Surabaya.

1
Partai Nasional Indonesia ( PNI ) di dalam kongresnya di Jakarta berusaha menggelorakan
semangat koperasi sehingga kongres ini sering juga disebut kongres koperasi. Pergerakan koperasi selama
penjajahan Belanda tidak dapat berjalan lancar.

Untuk membatasi laju perkembangan koperasi, pemerintah Belanda mengeluarkan peraturan


koperasi Besluit 7 April No. 431 tahun 1915.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.Apa Pengertian Dan Fungsi Kewirausahaan Koperasi.

2.Apa Saja Tipe-Tipe Kewirakoperasian.

3.Apa saja Tugas Kewirakoperasian.

4.Apa saja Prasyarat Keberhasilan Kewirakoperasian.

1.3 TUJUAN PENULISAN

1.Untuk mengetahui pengertian dan fungsi kewirakoperasian.

2.Untuk mengetahui tipe-tipe kewirakoperasian.

3.Untuk mengetahui tugas-tugas kewirakoperasian.

4.Untuk mengetahui persyaratan keberhasilan kewirakoperasian

1.4 MANFAAT

Sebagai tempat untuk bisa menyimpan modal koperasi juga bisa memberikan pinjaman atau
tambahan modal bagi anggota yang memerlukan tambahan modal. koperasi mampu memberikan dana
pinjaman untuk kebutuhan sehari-hari untuk biaya pengobatan, biaya pendidikan, dan biaya-biaya lainnya.

1.5 METODE PENELITIAN

1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian empirik. Penelitian empirik yaitu cara
prosedur yang dipergunakan untuk memecahkan masalah penelitian dengan meneliti data sekunder
terlebih dahulu untuk kemudian dilanjutkan dengan mengadakan penelitian terhadap data primer
di lapangan.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan hukum sosiologis,
artinya suatu penelitian yang dilakukan terhadap keadaan nyata masyarakat atau lingkungan
masyarakat dengan maksud dan tujuan menemukan fakta (factfinding), yang kemudian menuju
pada identifikasi (problem-identification) dan pada akhirnya menuju kepada penyelesaian masalah
(problem-solution).

2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPERASI
Salah satu badan usaha penopang ekonomi rakyat Indonesia adalah koperasi. Bagaimana tidak? Pada
tahun 2019 saja, Kementerian Koperasi dan UKM menyebutkan bahwa koperasi di seluruh Indonesia
berjumlah 123.048 dan anggota yang sudah tercatat sebanyak 22 juta orang. Besar sekali kan, Grameds?
Kata koperasi diambil dari Bahasa Inggris, yakni cooperation. Jika diterjemahkan ke dalam Bahasa
Indonesia, artinya kerja sama.

Menurut UU No 25 tahun 1992, koperasi dapat diartikan sebagai sebuah badan usaha yang
beranggotakan sekumpulan orang yang kegiatannya berlandaskan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi kerakyatan yang berasas kekeluargaan. Sementara itu, menurut bapak proklamator kita,
Mohammad Hatta, yang sekaligus menjadi bapak Koperasi, koperasi adalah suatu jenis badan usaha
bersama yang menggunakan asas kekeluargaan dan gotong royong.

Dengan demikian, tidak heran jika pengelolaan koperasi mengarah pada kegiatan tolong-menolong
untuk memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggotanya. Itulah salah satu sebab mengapa
koperasi sangat bermanfaat untuk banyak orang. Sejarah mencatat bahwa gerakan koperasi di dunia dimulai
pada pertengahan abad 18 dan awal abad 19. Saat itu, koperasi masih disebut dengan Koperasi Pra Industri.
Gerakan ini lahir akibat dari revolusi industri yang gagal mewujudkan semboyan Liberte-Egalite-
Fraternite (kebebasan-persamaan-kebersamaan). Semboyan tersebut dianggap gagal karena revolusi
industri tidak membawa perubahan terhadap kondisi ekonomi rakyat. Liberte atau kebebasan hanya
dirasakan oleh mereka yang memiliki kapital sehingga dapat meraup untung sebanyak-banyaknya.
Sementara Egalite dan Fraternite atau persamaan dan kebersamaan hanya menjadi milik pemilik-pemilik
modal besar. Di Inggris, koperasi pertama kali didirikan pada tahun 1844 di kota Rochdale. Didirikan oleh
28 anggota, koperasi ini dapat bertahan dan dianggap sukses karena didasari oleh kebersamaan yang kuat
dan kemauan untuk menjalankan usaha.

Para anggotanya duduk bersama untuk bermusyawarah guna menyusun langkah agar dapat
menghasilkan sebuah satuan usaha yang bisa dijalankan bersama. Bahkan, mereka membuat pedoman kerja
dan Standard Operational Procedure (SOP). Semua itu mereka lakukan agar dapat mewujudkan visi dan
cita-cita mereka. Akhirnya terbentuklah Rochdale Equitable Pioneers Cooperative Society.

Pada awalnya, mereka mendapatkan banyak hujatan dari banyak pihak. Namun, mereka mampu
membuktikan bahwa toko yang mereka kelola dapat berkembang dengan baik. Adapun prinsip-prinsip yang
mereka pakai dalam koperasi tersebut, yaitu:

1. Keanggotaan yang sifatnya terbuka.


2. Pengawasan yang sifatnya demokratis.
3. Bunga terbatas yang bermodal dari sesama anggota.
4. Sisa hasil usaha dibagi berdasarkan besarnya kontribusi pada koperasi.
5. Penjualan barang-barang disesuaikan dengan harga pasar yang berlaku dan pembayaran harus
tunai.

3
6. Tidak ada diskriminasi dalam suku bangsa, ras, agama, dan aliran politik.
7. Barang-barang yang diperjualbelikan merupakan barang-barang yang asli, bukan barang rusak,
palsu, atau KW.
8. Anggota menerima edukasi secara berkesinambungan.

Tujuan utama setiap wirakop adalah memenuhi kebutuhan nyata anggota kop dan meningkatkan
kesejahteraan bersama. Tugas seorang wirakop sebenarnya cukup berat karena banyak pihak yang
berkepentingan dilingkungan kop,seperti anggota,perusahaan kop,karyawan dan masyarakat.

2.2 TIPE – TIPE KOPERASI


Jenis Koperasi Menurut PP No. 60/1959 :
A. Koperasi unit desa
merupakan koperasi diwilayah pedesaan yang bergerak dalam penyedian kebutuhan
masyarakat yang berkaitan dengan kegiatan pertanian. Koperasi Unit Desa adalah
suatu Koperasi serba usaha yang beranggotakan penduduk desa dan berlokasi didaerah pedesaan,
daerah kerjanya biasanya mencangkup satu wilayah kecamatan. Pembentukan KUD ini merupakan
penyatuan dari beberapa Koperasi pertanian yang kecil dan banyak jumlahnya dipedesaan.

B. Koperasi pertanian
Koperasi pertanian merupakan kekuatan yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan
bersama. dalam melakukan kegiatan usahanya dapat mempersatukan usaha para petani untuk
memenuhi kebutuhannya, seperti usaha pengadaan pupuk, bibit, alat pertanian, dan menjual
bersama produksi pertanian. Peran koperasi di sektor pertanian ini sangat penting dalam
mensejahterakan anggota koperasi, memajukan tatanan ekonomi di pedesaan, daerah dan nasional
dan tujuan besarnya adalah mensejahterahkan masyarakat tani di pedesaan.

C. Koperasi peternakan
Koperasi peternakan adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari pengusaha dan
buruh peternakan yang berkepentingan dan mata pencahariannya langsung berhubungan
dengan peternakan. Koperasi peternakan dapat didirikan berdasarkan jenis ternak yang
diusahakan/dipelihara.

D. Koperasi industri
Koperasi industri dan kerajinan yaitu koperasi yang melakukan usaha dalam
bidang industri atau kerajinan tertentu.

E. Koperasi Simpan pinjam


Ada juga yang menyebutkan koperasi simpan pinjam adalah lembaga keuangan non-bank
yang memiliki kegiatan usaha menerima simpanan dari anggotanya dan
memberikan pinjaman uang kepada para anggota dengan bunga rendah.

F. Koperasi perikanan
Koperasi perikanan merupakan kelembagaan ekonomi nelayan, pembudidaya ikan, dan
pelaku utama/usaha perikanan lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian pelaku

4
utama dan pelaku usaha perikanan. Kegiatan koperasi ini meliputi penyediaan
kebutuhan nelayan/pemilik kapal sehari-hari, menyediakan perlengkapan yang di
butuhkan nelayan. nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur
berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

G. Koperasi Konsumsi
Sesuai namanya, koperasi ini diperuntukkan bagi konsumen barang dan jasa. Biasanya
mereka menjual berbagai kebutuhan harian seperti kelontong atau alat tulis sehingga sekilas tampak
seperti tampak seperti toko biasa. Bedanya, keuntungan yang didapat dari penjualan akan dibagikan
kepada anggotanya. Koperasi konsumsi didirikan untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari
para anggotanya dengan harga yang terjangkau. Barang kebutuhan yang dijual di koperasi
konsumsi pun lebih murah dari toko biasa, mengingat tujuan koperasi ini dibentuk untuk
kesejahteraan dan anggotanya dapat memenuhi kebutuhan hidup. Contoh koperasi konsumsi antara
lain koperasi mahasiswa di sebuah kampus yang menjual barang-barang kebutuhan mahasiswa
seperti makanan dan alat tulis. Koperasi konsumsi ini menyediakan kebutuhan para mahasiswa
dalam aktivitas sehari-hari di kampus.

H. Koperasi pemasaran
Koperasi pemasaran adalah koperasi yang anggotanya terdiri dari para produsen atau pemilik
barang atau penyedia jasa.Koperasi pemasaran dibentuk terutama untuk mambantu para
anggotanya memasarkan barang-barang yang mereka hasilkan.Jadi masing- masing anggota
koperasi mnghasilkan barang secara individual, sementara pemasaran barang-barang tersebut
dilakukan oleh koperasi.Ini berarti keikutsertaan anggota koperasi sebatas memasarkan produk
yang dibuatnya.

I. Koperasi produsen
Koperasi produsen adalah koperasi yang para anggotanya tidak memiliki badan usaha sendiri tetapi
bekerja dalam wadah koperasi untuk menghasilkan dan memasarkan barang atau jasa.Kegiatan
utama koperasi produsen adalah menyediakan, mengoperasikan, dan mengelola sarana produksi
bersama.

2.3 TUGAS KOPERASI

Tugas dan Tanggung Jawab :


1. Mengatur surat menyurat yang ada di Koperasi.
2. Mengasirpkan dokumen-dokumen penting koperasi.
3. Memonitor kebutuhan rumah tangga dan ATK Koperasi.
4. Mempersiapkan rapat-rapar di Koperasi.
5. Menjadwalkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Koperasi.

5
A. Cara Kerja Karyawan Koperasi
• Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha dari
masing-masing anggota.
• Kemandirian.
• Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
• Pendidikan perkoperasian.
• Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
• Kerja sama antar koperasi.

B. Kelebihan Dari Koperasi


Kelebihan Koperasi Dalam koperasi lebih mementingkan kepentingan anggota dibandingkan
dengan individu. Karena tanpa adanya anggota, koperasi tidak akan berjalan dengan baik.
Anggota dalam koperasi harus berperan secara ganda agar koperasi berjalan dengan baik dan lancar.
Anggota harus rajin melakukan peminjaman kepada koperasi dan harus aktif dalam penyimpanan dana
koperasi.
Maksudnya adalah orang yang masuk menjadi anggota koperasi atau terhimpun dalam anggota
koperasi atas dasar sukarela atau keinginannya sendiri untuk memperbaiki taraf hidupnya bukan paksaan
dari orang lain. Dan koperasi juga terbuka bagi siapa saja yang ingin bergabung dengan koperasi.
Maksudnya yaitu sisa hasil usaha atau laba yang dihasilkan oleh koperasi akan dibagikan kepada anggota-
anggotanya. Misalnya koperasi pertanian mendirikan usaha penggilingan padi.
Orang Indonesia memiliki sikap kekeluargaan serta gotong royong antar anggota masyarakat. Maka
dari itu koperasi sangat cocok diterapkan di Indonesia. Koperasi bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat, dengan itu maka koperasi sangat cocok bagi masyarakat yang memiliki penghasilan rendah.
Berikut Keunggulan koperasi
• Koperasi didirikan untuk memajukan kepentingan bersama dan meningkatkan
kesejahteraan anggota.
• Mengutamakan kepentingan anggota.
• Modal koperasi berasal dari iuran.
• Besar simpanan pokok dan wajibnya mengikuti kemampuan anggota.
• Pengelolaannya bersifat terbuka dan sukarela.

C. Kelemahan Dari Koperasi

Kelemahan besar koperasi adalah bahwa tidak semua anggotanya memiliki kesadaran yang penuh dan
sama dalam menjalankan prinsip-prinsip dan kegiatan berkoperasi dengan baik. Contoh, anggota tidak rutin
menyetorkan iuran wajib. Koperasi memiliki daya saing yang lemah.

Kekurangan Koperasi

• Rendahnya kesadaran berkoperasi pada anggota.


• Memiliki daya saing yang lemah.
• Terbatasnya modal dan sulit untuk mendapatkan modal.

6
• Kurangnya kemampuan tenaga profesional dalam pengelolaan koperasi.
• Konflik kepentingan.

2.4 PRASYARAT KEBERHASILAN WIRAUSAHA KOPERASI


Koperasi sebagai unit usaha yang bergerak di bidang ekonomi dan social pada dasarnya mempunyai
tujuan yang sama yaitu membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yang merupakan sasaran utama
pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi itu sendiri diarahkan pada peningkatan produktivitas dan
pendapatan masyarakat. Perubahan tingkat produktivitas dan pendapatan ini hanya mungkin dicapai bila
faktor-faktor produksi yang ada dikombinasikan dengan cara baru, artinya mengubah fungsi produksi
ekonomi mikro. Perubahan yang meningkatkan produktivitas hanya dapat dilakukan melalui dua jalan
(Ropke, 1985,h.30), yaitu :

a. Melalui kegiatan inovatif (penciptaan pengetahuan baru dan penerapannya).


b. Melalui kegiatan peningkatan kegiatan kerja.
Hakikat dari fungsi wirausaha (termasuk wirakop) adalah melihat dan
menerapkan kemungkinan-kemungkinan baru dibidang ekonomi. Fungsi ini disebut fungsi inovatif. Secara
substansi dan organisatoris, fungsi inovatif dapat dijabarkan dalam berbagai bidang kegiatan, seperti :

a. Mengenal keuntungan atau manfaat (benefit) dari kombinasi-kombinasi baru.


b. Evaluasi keuntungan (benefit) yang terkandung dalam kombinasi baru itu.
c. Pembiayaan
d. Teknologi, perencanaan, dan pembangunan tempat-tempat produksi.
e. Pengadaan, pendidikan dan memimpin tenaga kerja.
f. Negoisasi dengan pemerintah/badan resmi yang berwenang, dan
g. Negoisasi dengan pemasok dan pelanggan.

Dari ketujuh fungsi tersebut tidak mungkin seorang wirausaha koperasi mampu melaksanakan
semuanya secara efektif. Hal ini dapat dipahami karena bagaimanapun seorang wirausaha mempunyai
kemampuan yang terbatas, ia masih tetap membutuhkan orang lain sebagai sumber informasi yang dapat
mendukung gagasannya.
Dalam melaksanakan fungsi-fungsi tersebut, seorang wirausaha koperasi dihadapkan pada kendala sebagai
berikut :

• Kemungkinan bertindak inovatif tidak selalu merupakan kemungkinan yang diizinkan menurut
hukum.
• Kemungkinan inovatif yang diperbolehkan harus ditemukan dan kemudian dilaksanakan
penerapannya.
Kiranya tidak mudah untuk menjadi seorang wirausaha koperasi mengingat ada tiga factor diatas kadang-
kadang membatasi gerak langkahnya, yaitu kemampuan, kemauan, dan kebebasan bertindak. Demikian
halnya jika ada kemauan dan diberi kebebasan untuk bertindak tetapi tidak mempunyai kemampuan untuk
melaksanakan suatu tindakan, wirausaha koperasi seperti ini juga tidak akan berhasil dalam menjalankan
misinya.

7
2.5 PRINSIP – PRINSIP KOPERASI

Sesuai pasal 5 ayat 1 Undang-Undang No. 25/1992, koperasi di Indonesia melaksanakan prinsip-
prinsip sebagai berikut:
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka Karena itu, tidak seorang pun yang boleh dipaksa oleh
orang lain untuk menjadi anggota koperasi.
2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis Penerapan prinsip ini dalam koperasi dilakukan dengan
mengupayakan sebanyak mungkin anggota koperasi di dalam pengambilan keputusan.
3. Pembangunan sisa hasil usaha dilakukan secara adil dan sebanding dengan besarnya jasa masing-
masing anggota Koperasi tidak menggunakan istilah laba atau keuntungan untuk menunjukkan
selisih antara penghasilan yangg diterima selama periode tertentu dengan pengorbanan yang
dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan itu. Selisih ini dalam koperasi disebut dengan Sisa
Hasil Usaha (SHU). SHU ini setelah dikurangi dengan biaya-biaya tertentu akan dibagikan kepada
para anggota sesuai dengan perimbangan jasanya masing-masing. Jasa para anggota diukur
berdasarkan jumlah kontribusi masing-masing terhadap pembentukan SHU ini. Ukuran kontribusi
yang digunakan adalah jumlah transaksi anggota dengan koperasi selama periode tertentu.
4. Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal Pembatasan bunga atas modal merupakan cerminan
bahwa selain menaruh perhatian terhadap pemberian imbalan yang wajar atas partisipasi para
anggotanya, koperasi juga mendorong dan menumbuhkan rasa kesetiakawanan antarsemua anggota
koperasi.
5. Kemandirian Koperasi harus mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat, agar dapat mandiri. Dan
agar dapat mengakar kuat, koperasi harus dapat diterima oleh masyarakat. Dan agar dapat diterima
oleh masyarakat, koperasi harus memperjuagkan kepentingan serta peningkatan kesejahteraan
ekonomi masyarakat.

2.6 PERTUKARAN BARANG DAN JASA

Entitas tidak dapat mengakui pendapatan jika barangatau jasa ditukar atau diganti oleh barang atau
jasa yang sejenis dan bernilai sama. Namun, entitas harus mengakui pendapatan ketika barang telah
dijual atau jasa diberikan dalam pertukaran barang atau jasa yang tidak serupa. Dalam kasus ini, entitas
harus mengukur transaksi pada nilai wajar, kecuali:
1. Transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial.
2. Nilai wajar dari aset yang diterima ataupun aset yang dilepas tidak dapat di andalkan. Jika
transaksi tidak bisa diukur pada nilai wajar, maka entitas harus mengukurnya pada jumlah
tercatat dari aset yang dilepas.

Nilai wajar, maka entitas harus mengukurnya pada jumlah tercatat dari aset yang dilepas.

Menurut Hery (2009) kriteria pengukuran ada 5 atribut yangdigunakan dalam praktik akuntansi, yaitu
sebagai berikut:

1. Biaya historis (historical cost), yaitu harga tukar barang dan jasa pada saat tanggal pembelian.
Contoh item yang diukur dengan biaya historis adalah tanah, bangunan, peralatan, dan kebanyakan
persediaan.
2. Biaya pengganti (current replacement cost), yaitu harga yang dibayarkan saat ini untuk membeli
atau menggantikan barang atau jasa yang serupa. Contoh item yang diukur dengan biaya pengganti

8
adalah beberapa persediaan yang mengalami penurunan nilai sejak diperoleh. Persediaan yang
termasuk dalam kategori ini adalah persediaan yang di mana jenisnya terus berkembang mengikuti
kemajuan teknologi, seperti komputer, telepon genggam, dan lain-lain sehingga dengan munculnya
produk jenis baru akan membuat harga dari produk jenis sebelumnya menjadi turun.
3. Nilai pasar (current maret value), yaitu harga jual aktiva yang berlaku di pasar saat ini. Nilai ini
merupakan exit value, di mana berbeda dengan biaya historis dan biaya pengganti yang merupakan
entry value atau input value.
4. Nilai bersih yang dapat direalisasi (net realizable value), yaitu jumlah kas yag diterima dari
konversi aktiva dalam kegiatan normal perusahaan. Contohnya adalah nilai bersih piutang, yang
merupakan nilai piutang yang kemungkinan besar dapat ditagih atau dikonversi menjadi kas.
5. Nilai sekarang atau nilai yang didiskontokan (present/discontinued value), yaitu jumlah bersih arus
kas masuk atau arus kas keluar di masa yang akan datang yang didiskontokan ke nilai sekarangnya
dengan tingkat suku bunga tertentu. Contoh item yang diukur dengan nilai ini adalah piutang wesel
jangka panjang, utang obligasi, utang wesel jangka panjang, dan aktiva yang disewa atas dasar
capital lease.

A. Pengakuan Pendapatan

Menurut SAK ETAP, entitas umumnya menerapkan kriteria pengakuan pendapatan secara terpisah
untuk setiap transaksi. Namun, entitas dapat menerapkan kriteria pengakuan yang berbeda pada tiap
komponen yang dapat diidentifikasi dari suatu transaksi tunggal jika hal ini diperlukan untuk merefleksikan
substansi dari transaksi.

Misalnya, entitas menerapkan kriteria pengakuan kepada tiap komponen yang dapat di identifikasi dari
suatu transaksi tunggal ketika harga jual suatu produk meliputi jumlah yang dapat di identifikasi atas
pemberian jasa lanjutan. Sebaliknya, entitas menerapkan kriteria pengakuan pada dua transaksi atau lebih
secara bersama-sama ketika keduanya terhubungkan sehingga efek komersial tidak dapat dipahami tanpa
mengacu pada rangkaian transaksi secara keseluruhan.

Misalnya, entitas menerapkan kriteria pengakuan pada dua transaksi atau lebih ketika entitas tersebut
menjual barang dan (pada saat yang sama) membuat perjanjian yang terpisah untuk pembelian kembali
barang pada periode selanjutnya, maka haltersebut meniadakan efek substantif dari transaksi.

B. Penjualan Barang

Entitas harus mengakui pendapatan dari suatu penjualan barang jika semua kondisi berikut terpenuhi:

1. Entitas telah mengalihkan risiko dan manfaat yang signifikan dari kepemilikan barang kepada
pembeli.
2. Entitas tidak mempertahankan atau meneruskan baik keterlibatan manajerial sampai kepada tingkat
dimana biasanya diasosiasikan dengan kepemilikan maupun kontrol efektif atas barang yang
terjual.
3. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.
4. Ada kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan transaksi akan mengalir
masuk ke dalam entitas.
5. Biaya yang telah atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi dapat diukur secara andal.

9
Penentuan kapan entitas telah mengalihkan risiko dan manfaat yang signifikan dari kepemilikan
kepada pembeli membutuhkan pengujian keadaan transaksi. Pada umumnya, pengalihan risiko dan manfaat
dari kepemilikan terjadi bersamaan dengan pengalihan status legal atau penyerahan kepemilikan kepada
pembeli. Inilah yang terjadi pada hampir semua penjualan eceran.Pada kasus yang lainnya, pengalihanrisiko
dan manfaat dari kepemilikan muncul pada waktu yang berbeda dari pengalihan status legal atau
penyerahan kepemilikan.

Entitas tidak boleh mengakui pendapatan jika entitasmempertahankan risiko kepemilikan yang
signifikan. Contoh dari situasi dimana entitas diperbolehkan mempertahankanrisiko dan manfaat yang
signifikan dari kepemilikan adalah sebagai berikut:

1. Ketika entitas mempertahankan kewajiban atas kinerja yang tidak memuaskan yang tidak tercakup
dalam kewajiban diestimasi untuk garansi normal.
2. Ketika penerimaan pendapatan dari penjualan tertentuadalah kontinjen pada pembeli yang menjual
barang.
3. Ketika barang yang dikirimkan memerlukan instalasi dan instalasi tersebut adalah bagian signifikan
dari kontrak dan belum dikerjakan.
4. Ketika pembeli memiliki hak untuk membatalkan pembelian dengan alasan yang dicantumkan
dalam kontrak penjualandan entitas tidak yakin dengan kemungkinan pengembalian.

Jika entitas hanya mempertahankan risiko kepemilikan yang tidak signifikan, maka transaksi dapat
dianggap sebagai suatu transaksi penjualan dan entitas mengakui pendapatan. Misalnya, penjual mengakui
pendapatan ketika penjual mempertahankan status legal barang semata-mata untuk melindungi tingkat
kolektibilitas piutang. Demikian pula suatu entitas mengakui pendapatan ketika entitas tersebut
menawarkan pengembalian dana jika pelanggan mengalami ketidakpuasan. Dalam kasus seperti ini, entitas
akan mengakui adanya kewajiban diestimasi untuk pengembalian.

C. Penyediaan Jasa

Jika hasil transaksi yang melibatkan penyediaan jasa dapat diestimasi secara andal, maka entitas harus
mengakui pendapatan yang berhubungan dengan transaksi sesuai dengan tahap penyelesaian dari transaksi
pada akhir periode pelaporan (terkadang di maksudkan sebagai metode persentase penyelesaian). Hasil
suatu transaksi dapat diestimasi secara andal jika memenuhi semua kondisi berikut:

1. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.


2. Ada kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomis yang berhubungan dengan transaksi akan
mengalir kepadaentitas.
3. Tingkat penyelesaian transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur secara andal.
4. Biaya yang terjadi dalam transaksi dan biaya penyelesaian transaksi dapat diukur secara andal.

Jika dalam periode waktu tertentu jasa diberikan melalui beberapa pekerjaan yang tidak ditentukan
jumlahnya, maka entitas mengakui pendapatan secara garis lurus selama periode tersebut, kecuali terdapat
bukti bahwa metode lain dapat lebih baik untuk menunjukkan tingkat penyelesaian.

Jika suatu pekerjaan tertentu menjadi lebih signifikan dibandingkan dengan pekerjaan lainnya,
maka entitas menunda pengakuan pendapatan sampai pekerjaan signifikan tersebut dilaksanakan Jika hasil
transaksi melibatkan penyediaan jasa tidak dapat di estimasikan secara andal, maka entitas harus mengakui
pendapatan hanya sampai dengan beban yang dapat di peroleh kembali.

10
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Koperasi yang menjadi wadah kerjasama masyarakat dalam pembangunan ekonomi masyarakat, dan
mensejahterakan anggota pada khususnya dan masyarakat setempat pada umumnya, seharusnya mampu
mendongkrak kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat, namun dalam hal ini KUD Timbul Jaya belum
berperan aktif dalam mensejahterakan ekonom masyarakat ekonomi kelas bawah. Berdasarkan apa yang
telah diuraikan dalam bab-bab terdahulu dari penelitian ini, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai
berikut:
Dalam menjalankan kegiatannya KUD memiliki beberapa program antara lain yaitu;
A. Membuka beberapa bidang usaha seperti.
1. Unit simpan pinjam.
2. Unit waserda.
3. Jasa pelayanan bank.
4. Unit saprodi.
5. UNIT KKPA (Kredit Koperasi Primer Anggota).
B. Mempunyai struktur organisasi.
Peranan KUD Timbul Jaya
a. Meningkatkan Ekonomi Masyarakat.
b. Memberi kemudahan anggota maupun masyarakat dalam memenuhi butuhan sehari-hari.
c. Memberi bantuan sosial dan agama.
C. Adapun para ulama telah berijma’ mengenai bolehnya berserikat. Sedangkan dengan bidang usaha yang
dibuka oleh KUD seperti Simpan pinjam, Jasa pelayanan Bank, yang mengandung Riba tetap diharamkan.

3.2 SARAN
• Seharusnya KUD menerbitkan kartu Anggota untuk para Anggotanya.
• Melampirkan rencana kerja dan rencana anggaran belanja dan pendapatan Koperasi.
• Mewujudkan Koperasi sebagai central Ekonomi dengan menyediakan bahan-bahan kebutuhan
masyarakat melalui pembangunan usaha yang skalanya lebih besar.
• Berperan aktif sebagai pemberi bantuan dana dalam segala aktifitas Desa yang tujuannya
mensejahterakan ekonomi masyarakat.
• Untuk menuju KUD yang sehat secara administrasi sebaiknya mendatangkan auditor/akuntan
publik untuk mendapatkan Sertifikat dari Akuntan Independen.

11
3.3 DAFTAR PUSTAKA

Kewirakoperasian. Sahabat. 06 Oktober 2017. Web. 05


April 2014.(http://herrysetiawan06.blogspot.co.id/2014/04/kewirakoperasian.html)

Dandan Irawan. Artikel Kewirakoperasian. 06 Oktober 2017. Artikel 20 oktober2013


(http://www.pibi-ikopin.com/index.php/artikel-bisnis/91-kewirakoperasian)

Eksperimen. Kewirausahaan Koperasi. 09 Oktober 2017. Web.13


April 2015.(http://daeyynala.blogspot.co.id/2015/04/kewirausahaan-koperasi.html)

Amin Azis M., 1985, Partisipasi Anggota dalam Pengembangan Koperasi, dalam Sri
Edi Swasono, ”Koperasi di Dalam Orde Ekonomi Indonesia, Jakarta UI Press.
Hendar dan Kusnadi, 1999. (http://daeyynala.blogspot.co.id/2018/04/koperasi .html)

12

Anda mungkin juga menyukai