Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH TEKNIK ANALISIS TANAH DAN TANAMAN

ANALISIS UNSUR HARA N, P, K PADA TANAH DAN


TANAMAN JERUK

Disusun Oleh :

Achmad Luthfie C1051181032


Ronaldo Doanda Amos Sinambela C1051181034
Tholif Alfian C1051181036
Anisa Afiza C1051181038
Fahmi Galih Pradana C1051191040

PROGRAM STUDI ILMU TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan ini yang
berjudul ” ANALISIS UNSUR HARA N, P, K PADA TANAH DAN
TANAMAN JERUK”.

Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak


terdapat kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu penyusun mengharapkan
saran atau kritikan demi kesempurnaan penulisan laporan ini. Akhirnya penyusun
berharap semoga laporan ini bermanfaat pada praktikum dimasa yang akan
datang.

Pontianak, 05 Juni 2021

Penyusun

i
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2. Tujuan............................................................................................................1

1.3. Manfaat..........................................................................................................1

BAB II.....................................................................................................................2

TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................2

2.1. Pengertian Analisis Tanah dan Tanaman......................................................2

2.2. Tanaman Jeruk..............................................................................................2

2.3. Unsur Hara N.................................................................................................2

2.4. Unsur Hara P.................................................................................................3

2.5. Unsur Hara K.................................................................................................3

2.6. Kriteria Hara pada Tanah dan Tanaman........................................................3

BAB III....................................................................................................................4

METODE PRAKTIKUM......................................................................................4

3.1. Tempat dan Waktu Praktikum.......................................................................4

3.2. Alat dan Bahan Praktikum............................................................................4

3.2.1. Alat.........................................................................................................4

3.2.2. Bahan......................................................................................................5

3.3 Prosedur Praktikum........................................................................................6

PEMBAHASAN.....................................................................................................7

3.1. Hasil dan Pembahasan...................................................................................7

iii
3.1.1. Unsur Hara N..........................................................................................7

3.1.2. Unsur Hara P...........................................................................................7

3.1.3. Unsur Hara K..........................................................................................7

BAB IV....................................................................................................................8

PENUTUP...............................................................................................................8

4. 1. Kesimpulan...................................................................................................8

4.2. Saran..............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

LAMPIRAN..........................................................................................................10

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah yang baik dan subur adalah tanah yang mampu menyediakan unsur
hara secara cukup dan seimbang untuk dapat diserap oleh tanaman. Hal ini dapat
dilihat dari nilai produktifitas lahan, salah satunya dengan menganalisa
konsentrasi unsur hara yang terkandung di dalam tanah tersebut.

1.2. Tujuan

Tujuan dari pengamatan ini adalah untuk mengetahui konsentrasi hara


makro : Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca) dan Magnesium
(Mg) tanah pada tanaman agroforestri dan membandingkan konsentrasi hara
makro N, P, K, Ca dan Mg pada areal agrisilvikultur dan kebun rambutan.

1.3. Manfaat

Manfaat yang didapat dari pengamatan ini adalah mahasiswa dapat


mengetahui cara dalam mengamati kandungan unsur hara makro : Nitrogen (N),
Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg) tanah pada tanaman
agroforestri dan mengetahui perbandingan konstentrasi hara makro N, P, K, Ca,
dan Mg pada areal agrisilvikultur dan kebun rambutan.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Analisis Tanah dan Tanaman

Analisis tanah secara umum didefinisikan sebagai perhitungan kimia dan


fisika yang terkandung dalam suatu tanah. Hal ini dilakukan untuk mengetahyu
dan menilai tingkat kesuburan pada tanah tersebut sehingga dapat diarahkan pada
penggunaan yang sesuai (Peck & P.N.Soultanpour, 1990). Sedangkan analisis
tanaman dalam arti sempit diartikan sebagai penentuan komposisi yang
terkandung didalam suatu tanaman (unsur hara esensial) untuk mengetahui porsi
yang tepat dibutuhkan tanaman untuk tumbuh. (Munson.R.D & Nelson.W.L,
1990)

2.2. Tanaman Jeruk

Jeruk Siam (Citrus Nobilis Lour) merupakan dari sekian banyak varietas
jeruk yang sudah dikenal dan dibudidayakan Jeruk siam mempunyai ciri khas :
kulit buahnya tipis (sekitar 2 mm), permukaanya halus, licin mengkilap dan
menempel lekat pada daging buahnya. Dasar buahnya berleher pendek dengan
puncak berlekuk. Tangkai buahnya pendek dengan panjang sekitar 3 cm dan
berdiameter 2,6 mm. Biji buahnya berbentuk ovoid, warnanya putih kekuningan
dengan ukuran sekitar 0,9 cm x 0,6 cm, dan jumlah biji per buahnya sekitar 20
biji. Daging buahnya lunak dengan rasa manis dan harum. Lebih menarik lagi,
produksi buahnya cukup lebat dengan berat per buah sekitar 75,6 gram. Satu
pohon ratarata dapat menghasilkan sekitar 7,3 kg buah. Biasanya sudah dapat
dipanen pada bulan Mei – Agustus ( Setiawan et al, 2003).

Kedudukan tanaman jeruk siam dalam sistematika tumbuhan (taksonomi)


lengkapnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

2
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Diileniidae

Ordo : Sapindales

Famili : Rutales

Genus : Citrus, subgenus Eucitrus

Spesies : Citrus nobilis lour

2.3. Unsur Hara N

Unsur Nitrogen merupakan unsur hara yang sangat penting bagi tanaman,
jika kekurangan nitrogen menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan
normal. Nitrogen juga merupakan salah satu unsur pupuk yang diperlukan dalam
jumlah paling banyak, namun keberadaannya dalam tanah sangat mudah
berpindah dan mudah hilang dari tanah melalui pencucian maupun penguapan.
Jumlah nitrogen dalam tanah bervariasi, sekitar 0.02% sampai 2.5% dalam lapisan
bawah dan 0.06% sampai 0.5% pada lapisan atas (Darmono et al., 2009).

Pada umumnya, nitrogen diserap oleh tanaman dalam bentuk NH4 + atau
NO3 yang dipengaruhi sifat tanah, jenis tanaman, dan tahapan dalam
pertumbuhan tanaman. Pada tanah kering, nitrogen diserap oleh tanaman dalam
bentuk ion nitrat dikarenakan telah terjadi perubahan bentuk NH4 + menjadi NO3
- , sedangkan pada tanah yang tergenang air, tanaman akan meyerap nitrogen
dalam bentuk senyawa NH4 + . Hal ini dikarenakan nitrogen merupakan unsur
yang mobil, yaitu mudah terlindi dan mudah menguap sehingga tanaman mudah
mengalami defisiensi (Fahmi et al., 2010). Nitrogen menurut (Kushartono et al.,
2009) adalah sebagai unsur makro yang memiliki kelebihan untuk merangsang
pertumbuhan suatu tumbuhan hingga berkembang pesat, dan kekurangan unsur
nitrogen akan menghambat pertumbuhan tumbuhan dikarenakan nitrogen
merupakan unsur yang dibutuhkan sebagai sumber energi dalam proses
fotosintesis.

3
2.4. Unsur Hara P

Fosfor (P) merupakan komponen penyusun dari beberapa enzim, protein,


ATP, RNA, dan DNA. ATP berperan dalam proses transfer energi, sedangkan
RNA dan DNA berperan dalam menentukan sifat genetic dari tanaman. unsur P
juga berperan pada pertumbuhan benih, akar, bunga, dan buah. Pengaruh terhadap
akar adalah dengan membaiknya struktur perakaran sehingga daya serap tanaman
terhadap nutrisi pun menjadi lebih baik (Mukhlis, 2021).

Bagian-bagian tubuh tanaman yang bersangkutan dengan pembiakan


generatif, seperti daun-daun bunga, tangkai-tangkai sari, kepala-kepala sari,
butirbutir tepung sari, daun buah seta bakal biji ternyata mengandung P. Jadi,
unsur P banyak diperlukan untuk pembentukan bunga dan buah. Defisiensi unsur
hara ini akan menimbulkan hambatan pada pertumbuhan sistem perakaran, daun,
batang, seperti misalnya pada tanaman serelia (padi-padian, rumput-rumputan
penghasil biji yang dapat dimakan, jewawut, gandum, jagung), daun-daunnya
berwarna hijau tua/keabu-abuan, mengkilap, sering pula terdapat pigmen merah
pada daun bagian bawah, selanjutnya mati. Tangkai-tangkai daun kelihatan
lancip-lancip. Pembentukan buah jelek, merugikan hasil biji.

2.5. Unsur Hara K

Unsur kalium (K) berperan sebagai pengatur proses fisiologi tanaman


seperti fotosintetis, akumulasi, translokasi, transportasi karbohidrat, membuka
menutupnya stomata, atau mengukur distribusi air dalam jaringan dan sel
(Mukhlis, 2021). Kadar kalium total didalam tanah pada umumnya cukup tinggi,
dan diperkirakan mencapai 2,06% dari total berat tanah, tetapi kaliumyang
tersedia didalam tanah cukup rendah. Kalium dapat dipertukarkan merupakan
sebagai K yang dijerap pada kompleks permukaan koloid tanah. Bentuk Kdd
dipegang oleh kekuatan ikatan berbeda pada tapak jerpan non-spesifik diposisi
planar dan edge dari mineral liat. Selain itu K juga dijerap oleh muatan negative
grup karboksilat dan fenolat dari koloid humus yang merupakan sumber muatan
tergantung pH (Kirkman et al., 1994).

4
2.6. Kriteria Hara pada Tanah dan Tanaman

Menurut Arnon & Stout, suatu unsur dapat dikatakan esensial apabila
memnuhi 3 (tiga) kriteria, yaitu :

 Jika tanpa unsur tersebut, tanaman tidak dapat menyelesaikan keseluruhan


daur hidupnya;
 Unsur tersebut berperan secara spesifik, yaitu tiada unsur lain yang dapat
menggantikannya;
 Esensialitas dapat diakui apabila unsur tersebut menunjukkan keterlibatan
langsung dalam nutrisi tanaman, misalnya sebagai komponen metabolit
esensial atau paling tidak dibutuhkan sebagai activator dari enzim esensial.

Unsur hara yang tidak termasuk dalam istilah tersebut sebagai contohnya
adalah suatu unsur yang memiliki efek yang sama sehingga menggantikan fungsi
dari unsur lain. sehingga, walaupun suatu unsur hara dapat membantu
pertumbuhan tanaman tetapi tidak memenuhi ketentuan diatas, maka tidak dapat
digolongkan sebagai sebuah “nutrisi”, melainkan hannya sebatas unsur yang
“bermanfaat” (Tabel 1) (Marschner, 1983).

5
Tabel 1. Esensialitas unsur mineral berdasarkan tanaman makro dan mikro
(Marschner, 1995).

Klasifikasi Elemen Tanaman Makro Tanaman Mikro


N, P, S, K, +(kecuali: Ca
UH Makro +
Mg, Ca untuk Fungi)
Fe, Mn, Zn,
+ (Kecuali : B
UH Mikro Cu, B, Mo, +
untuk Fungi
Cl, Ni
UH Makro dan
Na, Si, Co ± ±
unsur “bermaanfat”
UH Mikro dan unsur
I, V - ±
“bermanfaat”

Hingga saat ini masih sulit dalam mendiskusikan elemen mineral mana
yang merupakan esensial bagi pertumbuhan tanaman dikarenakan perbedaan
antara tanaman makro (pepohonan, perkebunan, hortikultura) dan mikro (fungi,
diatom, lumt, dsbg) . Untuk tanaman makro, esensialitas dari 14 elemen unsur
hara sangat dibenarkan, walaupun adanya Cl dan Ni terbatas esensial untuk
beberapa spesies tanaman saha. Kebanyakan unsur hara mikro didominasi oleh
molekul enzim, dan esensial apabila dalam jumlah yang sedikit (Romheld, 1991).
Disisi lain, unsur hara makro didominasi oleh komponen organik, seperti protein
dan asam nukleat, atau bersifat osmosis (Marschner, Mineral Nutrition of Higher
Plants, 1995).

Beberapa peneliti berpendapat bahwa pengklasifikasian unsur hara


makro/mikro sulit untuk dinilai secara keilmuan. Mengel dan Kirkby (1987)
menyatakan bahwa unsur hara esensial seharusnya diklasifikasikan menjadi 4
(empat) grup berdasarkan sifat dan fungsinya (Tabel 2).

Tabel 2. Klasifikasi hara mineral berdasarkan peran biokimia dan fungsinya


(Mengel dan Kirkby, 1987; Marschner, 1995).

Elemen Nutrisi Bentuk Serapan Fungsi pada Tanaman

Nutrisi dalam bentuk komponen


Grup 1
organik dari tanaman-tanama.

Nitrogen Bentuk Ion (NO-3, Didominasi oleh asam amino, amida,


NH+4), atau gas protein, asam nukleat, nukleotida,
didalam atmosfer koenzim, hexoamines, dll. Berdampak

6
Elemen Nutrisi Bentuk Serapan Fungsi pada Tanaman

dalam hilangnya karbohidrat dalam


proses asimilasi pada siklus TCA
(N2) menengah sebagai karbon dan
biosintesis asam amino, sehingga
mengurangi ketersediaan karbohidrat.

Bagian dari Cysteine, Cystine, dan


methionine, dan protein. Didominasi
oleh lipoic acid, koenzim A, Thiamine
pyrophosphate, glutathione, biotin,
Bentuk ion (SO2-
adenosine-5, phosphosulfate, dan 3-
Sulfur 4), ata gas didalam
phosphoadenisine. Terlibat dalam
atmosfer (SO2)
transport elektron pada fotosntesis
sebagai dominasi dari berbagai protein
besi-sulfur dimana sangat berperan
dalam proses tersebut.

Nutrisi penting dalam penyimpanan


Grup 2 energi dan perbaikan struktur
tanaman

Bagian dari gula fosfat, asam nukleat,


Bentuk ion dalam nukleotida, konezim, phospholipid,
Fosfor
(PO3-4) phytic acid, dll. Merupakan kunci
dalam reaksi yang melibatkan ATP.

Kompleks dengan mannitol, mannan,


polymannuronic acid, dan dominasi
Bentuk ion dalam
Boron lainnya dari dinding sel. Terlibat
(BO3-3)
dalam pembaharuan sel dan
metabolism asam nukleat.

Tersimpan sebagai silika amorf dalam


diding sel. Berperan dalam
Silikat membangun dinding sel termasuk
rigiditas dan elastisitasa dari dinding
sel.

Nutrisi yang tersedia dalam bentuk


Grup 3
Ion

Kalium Bentuk Ion dalam Tergabung dalam cofactor pada lebih


(K+) dari 40 enzim. Berperan dalam
membangun sel turgor dan
menyediakan electronetrality pada sel.
Dapat terlbihat dalam mendukung
proses seperti translokasi sukrosa.

7
Elemen Nutrisi Bentuk Serapan Fungsi pada Tanaman

Natrium Bentuk Ion dalam Berperan dalam regenerasi


(Na+) phospoenolpyruvate dalam C4 dan
tanaman CAM. Dapat menggantikan
Kalium dalam beberapa fungsi.

Magnesium Bentuk Ion dalam Merupakan unsur yang terdapat dalam


(Mg2+) molekul klorofil. Dibutuhkan dalam
penguatam ribosom. Berperan dalam
reaksi Phosphorylating dari
metabolisme karbohidrat dan transfer
ATP Fosfat. Juga berperan dalam
transfer ion yang dimediasi oleh ATP.
Jadi, fotosintesis, respirasi, dan fiksasi
N2 membutuhkan Mg.

Kalsium Bentuk ion dalam Merupakan unsur yang terdapat pada


(Ca2+) lamella tengah pada dinding sel.
Dibutuhkan sebagai kofaktor dari
beberapa peran enzim dalam hidrolisis
ATp dan phospholipids. Berperan
sebagai “media kedua” dalam mitosis,
cytokinesis, pengiriman cytoplasmic,
gravitropism dan respomn pitokromik.
Dapat berperan dalam fungsi
cytokinin, gibberellin, dan auksin.

Mangan Bentuk ion atau Berperan dalam evolusi fotosintesis


khelat dalam O2. Dibutuhkan dalam aktivitas yang
(Mn2+) dijalankan berbagai proses reduksi-
oksidasi, dan dekarboksilasi dan reaksi
hidrolisis. Berperan dalam metabolism
RNA dan mempengaruhi tingkat
auksin lewat penambahan aktivititas
oksidasi IAA.

Klor Bentuk Ion dalam Dibutuhkan dalam reaksi fotositensis


(Cl-) yang terlibat dalam evolusi O2.
Berperan sebagai osmoregulator.

Grup 4 Nutrisi yang terlibat daam reaksi


transfer electron

Besi Bentuk dalam Ion Salah satu komponen dari molekul


atau Khelate porphyrin seperi sitokromik, hemes,
(Fe2+) hematin, ferikromik, leghemoglobin,
dan juga non-heme iron proteins
(ferredoxin). Terlibat dalam
fotosintesis, fiksasi N2, respirasi,

8
Elemen Nutrisi Bentuk Serapan Fungsi pada Tanaman

terikat dengan enzim dari sintesis


klorofil, metabolisme asam organik,
katalase, peroksidase dan oksidasi
sitokromik.

Tembaga Bentuk dalam Ion Merupakan salah satu unsur dari


atau Khelat (Cu2+) serapan asam oksidat, tyronase,
monoamine oksidasi, uriccase,
oksidasi sitokromik, phenolase,
laccase, dan plastocyanin. Berperan
dalam transfer elektron fotosintes
sebagai komponen dari plastocyanin.

Seng Bentuk dalam Ion Salah satu unsur dari alcohol


atau Khelat (Zn2+) dehydrogenase, alkalin fosfat,
glutamic dehydrogenase, carbonic
anhydrase, caboxypeptidase B, dan
enzim lainnya. Dibutuhkan dalam
sintesis auksin lewat efek pada sintesis
tritophan. Dapat meningkatkan sintesis
dari C sitokromik.

Molybdenum Bentuk dalam Ion Salah satu bagian dari nitrogenase,


atau Khelat reduksi nitrat, dan xanthine
(MoO-) dehydrogenase. Dapat menambah
penyerapan dan translokasi besi (Fe).

Nikel Bentuk dalam Ion Merupakan bagian dari urease. Dalam


atau Khelat (Ni2+) fiksasi bakteri N2, ini adalah
komponen dari hydrogenesis.

9
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Waktu Praktikum

Tempat pengambilan sampel daun jeruk dilaksanakan di belakang Fakultas


Pertanian Untan  dan untuk analisis jaringan tanaman dilaksanakan di
Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas
Tanjungpura Pontianak. Waktu Praktikum dilaksanakan pada Kamis, 15 April - 2
Juni  2021.

3.2. Alat dan Bahan Praktikum

3.2.1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum adalah sebagai berikut :

Penetapan kadar air mutlak :

 Pinggan aluminium
 Penjepit tahan karat
 Oven
 Eksikator
 Neraca analitik ketelitian 3 desimal

Penetapan N-total

 Neraca analitik
 Tabung digestion & blok digestion
 Labu didih 250 ml
 Erlenmeyer 100 ml bertera
 Buret 10 ml
 Pengaduk magnetik
 Dispenser
 Tabung reaksi

10
 Pengocok tabung
 Alat destilasi atau Spektrofotometer

Penetapan P tersedia metode Bray

 Neraca analitik
 Dispenser 25 ml
 Dispenser 10 ml
 Tabung reaksi
 Pipet 2 ml
 Kertas saring
 Botol kocok 50 ml
 Mesin pengocok
 Spektrofotometer

Penetapan P dan K ekstrak HCl 25%

 Neraca analitik
 Botol kocok
 Mesin kocok bolak-balik
 Alat sentrifus
 Tabung reaksi
 Dispenser 10 ml
 Pipet volume 0,5 ml
 Pipet volume 2 ml
 Pipet ukur 10 ml
 Spektrofotometer UV-VIS
 Flamefotometer

11
3.2.2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum adalah sebagai berikut :

3.3 Prosedur Praktikum

12
PEMBAHASAN

3.1. Hasil dan Pembahasan

Adapun hasil dan pembahasan dari praktikum ini ialah sebagai berikut :

3.1.1. Unsur Hara N


3.1.2. Unsur Hara P
3.1.3. Unsur Hara K

13
BAB IV

PENUTUP

4. 5. Kesimpulan

4.2. Saran

14
DAFTAR PUSTAKA

Marschner, H. (1983). General Introduction to the Mineral Nutrition of Plants. In :


A. Lauchli and R. L . Bieleski (eds) Encyclopedia of Plant Physiology,
New Series, Vol. 15. Inorganic Plant Nutrition, 5-60.

Marschner, H. (1995). Mineral Nutrition of Higher Plants. London: Academic


Press. Harcourt Brace & Company.

Mukhlis. (2021, 6 6). Unsur Hara Makro dan Mikro yang dibutuhkan oleh
Tanaman. Diambil kembali dari Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura &
Perkebunan Kabupaten Luwu Utara:
https://dtphp.luwuutarakab.go.id/berita/3/unsur-hara-makro-dan-mikro-
yang-dibutuhkan-oleh tanaman.html?
fb_comment_id=3189773321086078_3795980587132012

Munson.R.D, & Nelson.W.L. (1990). Principles and Practical in Plant Analysis.


Dalam S. Rd, & Madison, Soil Testing and Plant Analysis (hal. 353-369).
USA: Soil Sciencei Society of America.

Peck, T., & P.N.Soultanpour. (1990). The Principles of Soil Testing. Dalam S. Rd,
& Madison, Soil Testing and Plant Analysis (hal. 1-9). USA: Soil Science
Society of America.

Pertanian, K. (2015). Outlook Komoditas Pertanian Subsektor Hortikultura :


Jeruk. Jakarta: Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian.

Romheld, V. &. (1991). Function of Micronutrients in plants. Dalam V. &.


Romheld, Micronutrients in Agriculture (hal. 297-328). Wisconsin: Soil
Science Society of America.

15
LAMPIRAN

Dokumentasi :

16

Anda mungkin juga menyukai