Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

MIOMA UTERI

1. Definisi
Mioma uteri atau disebut fibroid atau leiomioma, merupakan tumor jinak
yang berasal dari pertumbuhan otot polos di uterus yaitu pada lapisan
miometrium uteri. Mioma uteri terbagi menjadi 3 jenis yaitu miom
subserosa merupakan miom yang terdapat di luar dinding rahim dan
tumbuh di bagian panggul, miom submukosa merupakan miom yang
tumbuh di jaringan otot rahim dan tumbuh kearah rahim dan miom
intramural merupakan miom yang tumbuh di jaringan otot rahim
(Wu, et al., 2020).
2. Etiologi
Penyebab mioma uteri masih belum diketahui dengan pasti namun
terdapat beberapa faktor risiko penyebab mioma uteri yaitu genetik, usia,
hormon dan gaya hidup (Wu, et al., 2020).
3. Manifestasi Klinis
Sebagian besar penderita mioma uteri tidak mengalami gejala, namun
adapun beberapa tanda dan gejala mioma uteri jika bertambah besar yaitu
akan menimbulkan beberapa keluhan seperti (Handini, et al., 2022).
a) Menstruasi berlangsung lebih dari 1 minggu.
b) Menorrhagia
c) Infertilitas
d) Nyeri panggul
e) Nyeri saat berhubungan seksual
f) Retensi urine
g) Inkontinensia urine
h) Hidronefrosis
4. Pathway

Mioma Uteri

Miom Miom
submukosa Supserosa Intramural

Pembesaran uterus & perdarahan pervagina


Penekanan organ Kekurangan
sekitar Volume Cairan
Nyeri perut
bagian bawah
Menekan vesika
Menekan rektum Anemia
urinaria
Nyeri akut

Retensi urin Konstipasi Hb menurun


Suplai O2 ke Sirkulasi darah ke
jaringan menurun perifer menurun

Keletihan dan Pengisian


kelemahan kapiler lambat

Intoleran Resiko
Aktvitas Ketidakefektifan
Perfusi Jaringan
Perifer
Sumber : Sih Rizky (2018)
5. Perencanaan
a. Diagnosa 1 : Defisien Volume Cairan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 31-45
Menit, masalah defisiensi volume cairan dapat teratasi
(NOC : 0601).
Kriteria Hasil :
a) Keseimbangan intake dan output dalam 24 jam
tidak terganggu.
Intervensi :
a) Timbang berat badan tiap hari dengan waktu yang
tetap/sama (misalnya, setelah buang air kecil atau
sebelum sarapan) monitor kecenderungannya.
b) Monitor status hemodinamik meliputi denyut nadi,
tekanan darah, MAP, CVP, PAP, PCWP, CO, CI
jika tersedia.
c) Monitor adanya tanda-tanda dehidrasi (misalnya,
turgor kulit buruk, capillary refil lambat, nadi
lemah/thready pulse, sangat haus, membran
mukosa kering, dan penurunan urine output).
d) Monitor adanya hipotensi ortotastik dan pusing
saat berdiri.
e) Dukung asupan cairan oral.
f) Berikan cairan IV isotonik yang diresepkan
(misalnya, normal saline atau ringer lactated) untuk
rehidrasi extraseluler dengan tepat.
g) Jaga intake atau asupan yang akurat dan catat
output pasien. (NIC : 4180).
b. Diagnosa 2 : Nyeri Akut
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 16-30
menit, masalah nyeri akut dapat teratasi (NOC : 2102).
Kriteria Hasil :
a) Nyeri yang dilaporkan berkurang.
b) Panjangnya episode nyeri berkurang.
c) Ekpresi nyeri wajah berkurang.
d) Ketegangan otot berkurang.
Intervensi :
a) Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang
meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor
pencetus.
b) Kendalikan faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi respon pasien terhadap
ketidaknyamanan (misalnya, suhu, pencahayaan,
suara bising ).
c) Kurangi atau eleminasi faktor-faktor yang dapat
mencetuskan atau meningkatkan nyeri.
d) Kolaborasi dengan pasien, keluarga dan tim
kesehatan lainnya untuk memilih dan
mengimplementasikan tindakan penurun nyeri
sesuai kebutuhan.
e) Berikan individu penurun nyeri yang optimal
dengan peresepan analgesik.
f) Pastikan pemberian analgesik dan atau strategi
nonfarmakologi dengan tepat.
g) Evaluasi keefektifan dari tindakan pengontrol nyeri
yang dipakai selama pengkajian nyeri dilakukan
(NIC : 1400).
c. Diagnosa 3 : Retensi Urine
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 10 -15
menit, masalah hambatan pertukaran gas dapat teratasi
(NOC : 0402).
Kriteria Hasil :
Intervensi :
a) Jelaskan prosedur dan rasionalisasi tindakan
pemasangan kateter.
b) Lakukan pemasangan kateter dengan tepat dan
pertahankan teknik aseptik dengan tepat.
c) Monitor intake dan output urine pada kantung
draisnase urine.
d) Ajarkan keluarga dan pasien mengenai perawatan
kateter dengan tepat.

6. Tindakan Kolaborasi
Menurut Levine (2021) beberapa tindakan kolaborasi yang dapat
dilakukan untuk penatalaksanaan mioma uteri yaitu :
a) Terapi Hormon
Terapi hormon bertujuan untuk mengatur siklus menstruasi,
mengurangi perdarahan menstruasi dan meredakan nyeri. Dokter akan
menyarankan penggunaan pil KB, progesteros dan gonadotropin
releasing hormone (GnRH).
b) Terapi obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS)
Terapi obat OAINS digunakan untuk menghentikan atau mengurangi
perdarahan dan nyeri yang timbul. Dokter akan menyarankan
penggunaan asam traneksamat.
c) Miomektomi
Operasi untuk mengeluarkan miom tanpa mengangkat rahim.
d) Histerektomi
Operasi untuk mengangkat rahim secara keseluruhan.
e) Embolisasi arteri rahim
Pada prosedur ini, pembuluh darah yang menyuplai jaringan miom
akan disumbat sehingga miom dapat mengecil.
f) Ablasi endometrium
Pada prosedur ini, dilakukan pengangkatan miom dengan teknik
bedah beku atau bedah laser yang bertujuan untuk menghancurkan
dan menyusutkan miom serta mngurangi perdarahan menstruasi yang
berat.
7. Discharge Planning
Memberikan edukasi kepada pasien mengenai diet nutrisi, manajemen
pengobatan dan penyakit, manajemen perawatan luka post operasi batasan
aktivitas, sumber layanan kesehatan setelah kepulangan dan kontak dari
sumber informasi, yang berdampak terhadap nilai kesiapan adaptasi
pulang dan koping terhadap stress.
8. Evaluasi
Perawat mengkaji respon pasien setelah di lakukan intervensi
keperawatan dan mengkaji ulang asuhan keperawatan yang telah
diberikan untuk menentukan apakah intervensi keperawatan efektif untuk
dilakukan.
9. Tindak lanjut
Menentukan rencana keperawatan selanjutnya untuk setiap intervensi
yang dilakukan apakah dihentikan atau dilanjutkan jika intervensi yang
diberikan belum berhasil ataupun sudah berhasil.
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, M.G., Butcher, K.H., Dochterman, M.J. & Wagner, M.C. (2018).
Nursing Interventions Classification ( NIC ). Edisi 6 : Elsevier.
Diterjemahkan oleh Nurjannah, I & Tumanggor, D.R.
Handini, R. (2022). Asuhan Keperawatan Nyeri Akut Pada Pasien dengan
Diagnosa Medis Post Op Mioma Uteri Di Ruang Mawar RSUD Bangil.
KTI. Stikes Bina Sehat PPNI.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, L.M., & Swanson, E. (2018). Nursing
Outcomes Classification ( NOC ). Edisi 5 : Elsevier. Diterjemahkan oleh
Nurjannah, I & Tumanggor, D.R.
NANDA International. (2018-2020). Diagnosis Keperawatan : Definisi &
Klasifikasi. Jakarta : EGC
Wu, G., et al. (2020). A Comparison of the Pregnancy Outcomes Between
Ultrasound-Guided High-Intensity Focused Ultrasound Ablation and
Laparoscopic Myomectomy for Uterine Fibroids. International Journal
of Hyperthermia.
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN PENDAHULUAN

Nama Mahasiswa : Nabella Ayu Imani


NPM : 2214901110050
Judul : Laporan Pendahuluan Mioma Uteri

Banjarmasin, 28 November 2022

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

(Yenni Okvitasari, Ns.,M.Kep) (Siti Norhasanah,


S.Kep.,Ns )

Anda mungkin juga menyukai