Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MANDIRI

KETRAMPILAN DASAR KEPERAWATAN


ASKEP PADA GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI SESUAI
DENGAN SDKI/SLKI/SIKI

Disusun Oleh :
Dwestri Octavinda Kurnia (2103002)

PRODI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA LINTAS JALUR


STIKES BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA
2021
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN NCP PADA GANGGUAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN ELIMINASI SESUAI DENGAN SDKI/SLKI/SIKI

A. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan Eliminasi berhubungan dengan Kelemahan otot pelvis dibuktikan dengan
data subjektif sering buang air kecil dan data objektifnya distensi kandung kemih,
berkemih tidak tuntas, volume residu urin meningkat
2. Inkontenensia Urin Berlanjut berhubungan dengan Kerusakan medula spinalis
dbuktikan dengan data subjektif keluarnya urin konstan tanpa distensi dan nokturia
lebih dari 2 kali sepanjang tidur.
3. Konstipasi berhubungan dengan ketidakcukupan asupan serat dibuktikan dengan data
subjektif defekasi kurang dari 2 kali seminggu, pengeluaran feses lama dan sulit, dan
data objektifnya feses keras, peristaltik usus menurun

B. Diagnosa Keperawatan Lengkap ( Definisi, Gejala, Tanda Mayor Minor, Kondisi


Klinis terkait)
1. Gangguan Eliminasi berhubungan dengan Kelemahan otot pelvis (D.0040)
a. Definisi : disfungsi eliminasi urin.
b. Penyebab :
1) Penurunan kapasitas kandung kemih
2) Iritasi kandung kemih
3) Penurunan kemampuan menyadari tanda-tanda gangguan kandung kemih
4) Kelemahan otot pelvis
5) Efek tindakan medis dan diagnostik (mis: operasi ginjal, operasi saluran
kemih, anestasi, dan obat-obatan)
6) Ketidakmampuan mengakses toilet (mis: imobilisasi)
7) Hambatan lingkungan
8) Ketidakmampuan mengkomunikasikan kebutuhan eliminasi
9) Outlet kandung kemih tidak lengkap (mis: anomali saluran kemih
kongenital)
10) Imaturitas (pada anak usia <3 tahun)

c. Gejala dan Tanda Mayor


Subjektif :
1) Desakan berkemih (Urgensi)
2) Urin menetes (dribbling)
3) Sering buang air kecil
4) Nokturia
5) Mengompol
6) Enuresis
Objektif :
1) Distensi kandung kemih
2) Berkemih tidak tuntas (hesitancy)
3) Volume residu urin meningkat

d. Gejala dan tanda Minor


Subjektif : (tidak tersedia)
Objektif : (tidak tersedia)
e. Kondisi Klinis Terkait
1) Infeksi ginjal dan saluran kemih
2) Hiperglikemi
3) Trauma
4) Kanker
5) Cedera/tumor/infeksi medula spinalis
6) Neuropati diabetikum
7) Neuropati alkoholik
8) Stroke
9) Parkinson
10) Skeloris multipel
11) Obat alpha adrenergik
2. Inkontenensia Urin Berlanjut berhubungan dengan Kerusakan medula spinalis
(D.0042)
a. Definisi : pengeluaran urin tidak terkendali dan terus menerus tanpa distensi
atau perasaan penuh pada kandung kemih
b. Penyebab :
1) Neuropati arkus refleks
2) Disfugsi neurologis
3) Kerusakan refleks kontraksi detrusor
4) Trauma
5) Kerusakan medula spinalis
6) Kelainan anatomis (mis: fistula)
c. Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif :
1) Keluarnya urin konstan tanpa distensi
2) Nokturia lebih dari 2 kali sepanjang tidur
Objektif : (tidak tersedia)
d. Gejala dan Tanda Minor
Subjektif :
1) Berkemih tanpa sadar
2) Tidak sadar inkontinensia urin
Objektif :
1) Distensi abdomen
2) Kelemahan umum
3) Teraba massa pada rektal
e. Kondisi Klinis Terkini
1) Cedera kepala
2) Trauma
3) Tumor
4) Infeksi medula spinalis
5) Fistula saluran kemih
3. Konstipasi berhubungan dengan ketidakcukupan asupan serat (D.0049)
a. Definisi : Penurunan defeksi normal yang disertai pengeluaran feses sulit dan
tidak tuntas serta feses kerng dan banyak
b. Penyebab :
1) Fisiologis
a) Penurunan motilitas gastrointestinal
b) Ketidakadekuatan pertumbuhan gigi
c) Ketidakcukupan diet
d) Ketudakcukupan asupan serat
e) Ketidakcukupan asupan cairan
f) Aganglionik (misal: penyakit Hircsprung)
g) Kelemahan otot abdomen
2) Psikologis
a) Konfusi
b) Depresi
c) Gangguan emosional
3) Situasional
a) Perubahan kebiasaan makan (misal : jenis makanan, jadwal makan
b) Ketidakadekuatan toileting
c) Aktivitas fisik harian kurang dari yang dianjurkan
d) Penyalahgunaan laksatif
e) Efek agen farmakologis
f) Ketidakteraturan kebiasaan defekasi
g) Kebiasaan menahan dorongan defekasi
h) Perubahan lingkungan
c. Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif :
1) Defekasi kurang dari 2 kali seminggu
2) Pengeluaran feses lama dan sulit
Objektif :
1) Feses keras
2) Peristaltik usus menurun

d. Gejala dan Tanda Minor


Subjektif :
1) Mengejan saat defekasi
Objektif :
1) Distensi abdomen
2) Kelemahan umum
3) Teraba massa pada rektal

e. Kondisi Klinis Terkini


1) Lesi/ cedera pada medulla spinalis
2) Spina bifida
3) Stroke
4) Sklerosis multiple
5) Penyakit Parkinson
6) Demensia
7) Hiperparatiroidisme
8) Hipoparatiroidisme
9) Ketidakseimbangan elektrolit
10) Hemoroid
11) Obesitas
12) Pasca operasi obstruksi bowel
13) Kehamilan
14) Pembesaran prostat
15) Abses rektal
16) Fisura anorektal
17) Striktura anorektal
18) Prolaps rektal
19) Ulkus rektal
20) Rektokel
21) Tumor
22) Penyakit Hircsprung
23) Impaksi feses

C. Nursing Care Plan


No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)
Keperawatan
1. Gangguan Eliminasi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Elminiasi Urine
berhubungan dengan keperawatan 3 x 24 jam (I.04152)
Kelemahan otot diharapkan eliminasi urine Observasi
pelvis dibuktikan membaik dengan kriteria : 1) Identifikasi tanda dan
dengan (L.04034) gejala retensi atau
(D.0040) inkontinensia urine
1. Sensasi berkemih 2) Identifikasi faktor
Subjektif : meningkat yang menyebabkan
1) Desakan 2. Desakan berkemih retensi atau
berkemih menurun inkontinensia urine
(Urgensi) 3. Distensi kandung kemih 3) Monitor eliminasi
2) Urin menetes menurun urine
(dribbling) 4. Volume residu menurun Terapeutik
3) Sering buang 5. Urine menetes menurun 4) Catatat waktu-waktu
air kecil 6. Nokturia menurun dan haluaran
4) Nokturia 7. Mengompol menurun berkemih
5) Mengompol 8. Nuresis menurun 5) Batasi asupan cairan
6) Enuresis 9. Disuria menurun 6) Ambil sampel urine
10. Anuria menurun tengah atau kultur
Objektif : 11. Frekuensi BAK membaik Edukasi
1) Distensi 12. Karakteristik urine 7) Ajarkan mengenali
kandung kemih membaik tanda berkemih dan
2) Berkemih tidak waktu yang tepat
tuntas untuk berkemih
(hesitancy) 8) Ajarkan terapi
3) Volume residu modalitas penguatan
urin meningkat otot-otot
panggul/berkemihan
9) Anjurkan minum
cukup
Kolaborasi
10) Kolaborasi
pemberian obat
supositoria uretra,
jika perlu
2. Inkontenensia Urin Setelah dilakukan tindakan Kateterisasi urine (I.04148)
Berlanjut keperawatan 3 x 24 jam Observasi
berhubungan dengan diharapkan kontinensia urine 1) Peiksa kondisi pasien
Kerusakan medula membaik dengan kriteria : (mis: kesadaran,
spinalis dibuktikan (L.04034) TTV, daerah perineal,
dengan (D.0042) distensi kandung
1. Kemampuan berkemih kemih, inkontinensia
Subjektif : meningkat urine, reflek
1) Desakan 2. Nokturia menurun berkemih)
berkemih 3. Residu volume urine setelah Teraputik
(urgensi) berkemih menurun 2) Siapkan pasien:
2) Urine menetes 4. Distensi kandung kemih bebaskan pakaian
(dribbling) menurun bawah dan posisikan
3) Sering buang 5. Dribbling menurun dorsal rekumben
air kecil 6. Hesitancy menurun (wanita) dan supine
4) Nokturia 7. Enuresis menurun (laki-laki)
5) Mengompol 8. Verbalisasi pengeluaran 3) Pasang sarung tangan
6) Enuresis urin tidak tuntas menurun 4) Bersihkan daerah
9. Frekuensi berkemih perineal atau
Objektif : menurun preposium dengan
1) Distensi 10. Sensasi berkemih menurun cairan NaCl atau
kandung aquades
kemih 5) Lakukan insersi
2) Berkemih kateter urine dengan
tidak tuntas menerapkan prinsip
(hesitancy) aseptik
3) Volume 6) Sambungkan kateter
residu urine urine dengan urine
meningkat bag
7) Isi balon dengna
NaCl 0,9% sesuai
anjuran pabrik
8) Fiksasi selang kateter
diatas simpisis atau
paha
9) Pastikan kantung
urine ditempatkan
lebih rendah dari
kandung kemih
10) Berikan label waktu
pemasangan
Edukasi
11) Jelaskan tujuan dan
prosedur pemasangan
kateter uirine
12) Anjurkan menarik
napas saat insersi
selang kateter
3. Konstipasi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Konstipasi
berhubungan dengan keperawatan 3 x 24 jam eliminasi (I.04155)
ketidakcukupan fekal membaik dengan kriteria:
asupan serat (L.04033) 1) Periksa tanda daan gejala
dibuktikan dengan kosntipasi
(D.0049) 1) Kontrol pengeluaran feses 2) Periksa pergerakan usus,
meningkat karakteristik feses
Subjektif : 2) Keluhan defekasi lama dan (konsistensi, bentuk,
1) Defekasi sulit menurun volume dan warna)
kurang dari 2 3) Mengejan saat defekasi 3) Indikasi faktor resiko
kali menurun konstipasi
seminggu 4) Distensi abdomen menurun 4) Anjurkan diet tinggi serat
2) Pengeluaran 5) Teraba masa pada rektal 5) Lakukan masase abdomen
feses lama menurun jika perlu
dan sulit 6) Urgency menurun 6) Latih buang air besar
7) Nyeri abdomen menurun secara teratur
Objektif : 8) Kram abdomen menurun 7) Ajarkan cara mengatasi
1) Feses keras 9) Konsistensi feses membaik konstipasi
2) Peristaltik 10) Frekuensi defekasi membaik 8) Konsultasi dengan tim
usus 11) Peristaltik usus membaik. medis tentang
menurun penurunan/peningkatan
frekuensi suara usus
9) Kolaborasi penggunaan
obat pencahar, jika perlu

D. Referensi

PPNI (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1.Cetakan III (Revisi). Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1.Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1.Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai