Modul AKPEM - Gambaran Umum Dan Dasar Hukum AkPem-1
Modul AKPEM - Gambaran Umum Dan Dasar Hukum AkPem-1
Akuntansi
Pemerintahan
Gambaran Umum dan Dasar Hukum
Akuntansi Pemerintahan
01
Ekonomi Akuntansi S1 01710003 Sendi Gusnandar S.E., M.M., Ak., CA
Dan Bisnis
Abstract Kompetensi
akuntansi pemerintahan dapat Mahasiswa memiliki kemampuan
didefinisikan menjadi suatu aktivitas menjelaskan tentang gambaran
pemberian jasa untuk menyediakan umum dan dasar hukum Akuntansi
informasi keuangan pemerintah pemerintahan.
berdasarkan proses pencatatan,
pengklasifikasian, pengikhtisaran suatu
transaksi keuangan pemerintah serta
penafsiran atas informasi keuangan
tersebut.
KEBUTUHAN DAN PERKEMBANGAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN
Dalam era globalisasi, reformasi, dan tuntutan transparansi yang semakin meningkat, peran
akuntansi semakin dibutuhkan. Tidak saja untuk kebutuhan pihak manajemen suatu entitas,
tetapi juga untuk kebutuhan pertanggungjawaban (accountability) kepada banyak pihak yang
memerlukan. Hal ini ditunjang oleh semakin berkembangnya teknologi informasi yang
memungkinkan masyarakat untuk menilai dan membandingkan suatu entitas dengan entitas
lain. Untuk itu, tuntutan penyediaan informasi termasuk informasi keuangan dan akuntansi
semakin dibutuhkan. Di dalam dunia bisnis (commercial), akuntansi telah berkembang
secepat perkembangan bisnis itu sendiri.
Perkembangan akuntansi pemerintahan tidaklah secepat akuntansi bisnis. Salah satu
penyebabnya adalah karakteristiknya yang tidak banyak mengalami perubahan. Akan tetapi,
akhir-akhir ini tuntutan masyarakat menjadikan penting akuntansi pemerintahan. Semakin
besarnya dana yang dikelola oleh pemerintah, semakin besar pula tuntutan akuntabilitas
keuangan yang semakin baik.
Kasus korupsi, kolusi, dan nepotisme mencuat karena lemahnya akuntabilitas. Banyak
demontrasi yang menuntut akuntabilitas keuangan di beberapa negara. Kasus jatuhnya
pemimpin pemerintahan, seperti di Philipina, lebih disebabkan oleh lemahnya akuntabilitas
keuangan. Menurut data yang dikeluarkan oleh Transparancy International, Indonesia masih
tergolong dalam sepuluh negara yang terkorup terbesar. Demikian juga, berdasarkan laporan
dari Standard and Poor (S&P), Indonesia masih termasuk negara yang rawan korupsi
sehingga mempengaruhi investasi dan bantuan asing.
Di Indonesia, akuntansi pemerintahan secara historis belum banyak berkembang sejak
Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Menurut catatan sejarah, produk akuntansi pemerintahan
Indonesia pertama adalah Neraca Kekayaan Negara yang dikeluarkan pada tahun 1948.
Bentuk akuntabilitas keuangan ini masih dalam bahasa dan mata uang Belanda. Memang,
harus kita akui bahwa akuntansi pemerintahan Indonesia pada saat itu, bahkan sampai
sekarang, banyak menggunakan sistem yang ditinggalkan Belanda.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang semakin besar merupakan salah satu
faktor pentingnya akuntansi pemerintahan. Semakin besar dana yang dikelola, semakin besar
tuntutan akuntabilitas keuangan negara yang lebih baik.
Perkembangan saat ini menyebabkan peran masyarakat yang diwakili oleh DPR semakin
besar. Dengan adanya tuntutan transparansi sebagai hasil reformasi tahun 1998, Pemerintah
harus mampu menyediakan pertanggungjawaban keuangan negara yang semakin memadai.
Pemberian opini tidak bisa memberikan pendapat (disclaimer) atas Perhitungan Anggaran
Pemerintah, dalam konteks akuntansi merupakan unit yang istimewa yang memiliki
karakteristik sebagai berikut:
5. Keputusan harus dibuat secara terbuka sehingga akuntansi dan laporan-laporan lain
yang terkait dengan pelaksanaan keputusan tersebut harus bersifat terbuka.
Keputusan yang berimplikasi pada kepentingan publik harus dibuat secara terbuka.
Di Indonesia, sidang pembahasan anggaran dapat dibuka secara publik dan
melibatkan wartawan untuk meliputnya sehingga anggaran dan
pertanggungjawabannya dapat dengan mudah dievaluasi oleh publik. Selain itu,
publik juga dapat mengevaluasi bagaimana proses anggota perwakilan dalam
pengambilan keputusan anggaran tersebut.
Peran pemerintah yang besar dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dari segi
jumlah dana yang dikelola pemerintah pada tahun 2013 dibandingkan dengan total Product
Domestic Bruto (PDB) Indonesia mencapai lebih dari 12%. Jumlah dana dan sumber daya
pengelolanya meliputi jumlah yang cukup besar perannya dalam perekonomian. Hal ini
didukung juga dengan kemampuan belanja pemerintah yang memiliki multiplier effect lebih
besar jika dibandingkan belanja di sektor swasta maka peran pengelolaan keuangan
pemerintah tidak dapat diremehkan.
Oleh karena itu prinsip-prinsip manajemen keuangan yang baik meliputi proses penyusunan
anggaran, pelaksanaan anggaran dan penyusunan laporan pertanggungjawaban anggaran
harus mendapat perhatian yang serius. Begitu pula dengan kualitas pemeriksaan
pengelolaan keuangannya, paling tidak harus dianggap sama pentingnya dengan
pemeriksaan keuangan di sektor swasta, apalagi di pemerintah melibatkan dana
penerimaan pendapatan dari masyarakat yang sifatnya suka rela (pajak).
Dalam hal perannya dalam perekonomian suatu negara, entitas pemerintah memiliki banyak
kesamaan dengan entitas bisnis dalam hal sebagai berikut (Freeman, 2009):
Selain kesamaan tersebut di atas, terdapat perbedaan yang signifikan dari keduanya dalam
hal tujuan organisasi, sumber dari sumber daya keuangan dan metode evaluasi kinerja.
1) Tujuan Organisasi
Entitas bisnis mendapatkan modal dari investor yang bertujuan mendapatkan hasil
(return) dari investasinya. Oleh karena itu operasi perusahaan swasta harus
mendapatkan profit sebesar-besarnya sehingga mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan operasional perusahaan, dapat memberikan hasil berupa dividen kepada
para investor dan dapat menahan sebagian pendapatannya untuk pengembangan
perusahaan di masa yang akan datang. Oleh karena itu operasi entitas bisnis
beroperati dari tahun ke tahun untuk meingkatkan sumber daya ekonomi perusahaan
sehingga ukuran perusahaan dalam ukuran manfaat ekonomi juga akan semakin
besar.
Tujuan organisasi bisnis tersebut di atas jauh berbeda dengan tujuaan pemerintah
untuk dapat memberikan pelayanan sebanyak-banyaknya kepada masyarakat
sepanjang sumber daya keuangan mencukupi untuk itu. Oleh karena itu pemerintah
beroperasi dengandasar tahun ke tahun, artinya pemerintah mengumpulkan
pendapatan yang mencukupi untuk menyediakan layanan kepada masyarakat pada
periode tersebut dan tidak berupaya untuk meningkatkan ukuran pemerintah jika
diukur dari besarnya sumber daya ekonomi yang dikuasai. Bahkan jika pendapatan
yang diperoleh dalam suatu periode tidak mencukupi untuk menyediakan pelayanan
kepada publik, pemerintah dapat memenuhi kekuranggannya dengan membentuk
utang.
Untuk memastikan pemerintah dapat beroperasi dengan mengedepankan konsep value for
money, segala sesuatu yang dilakukan oleh entitas pemerintah harus mengikuti aturan, baik
aturan dari luar organisasinya, yang dibuat oleh pemerintah tingkat yang lebih tinggi atau
oleh penyedia sumber daya (dalam hal hibah atau utang), maupun aturan-aturan internal
organisasi, misalnya bagaimana mekanisme pengeluaran belanja di entitas tersebut.
Bebrapa aspek dalam pengelolaan keuangan pemerintah yang mungkin akan diatur adalah
sebagai berikut:
1. Struktur organisasi, peraturan perundang-undangan di Indonesia mengatur secara
detil pengelola keuangan, dari pengguna anggaran, pejabat pembuat komitmen,
bendahara penerimaan, bendahara pengeluaran, penandatangan voucher (di praktik
pemerintah dikenal sebagai Surat Perintah Membayar/SPM)
2. Sumber dari sumber daya keuangan, jenis dan jumlah pajak, denda, retribusi, biaya
layanan yang dikenakan oleh pemerintah seluruhnya diatur dalam peraturan
perundang-undangan. Hal ini mengikat baik bagi pemerintah maupun bagi
masyarakat yang diwajibkan membayar sumber daya keuangan tersebut. Dalam hal
mekanisme pembagian sumber daya keuangan pemerintah pusat dan pemerintah
daerah juga dibuat aturan mengenai kepada siapa dan berapa jumlah dana transfer,
bagaimana mekas=nisme pertanggungjawabannya, bagaimana pencairan dananya
dan lain-lain.
3. Penggunaan sumber daya keuangan
Pengendalian terhadap belanja pemerintah merupakan unsur yang sangat penting
untuk memastikan bahwa belanja pemerintah memenuhi aspek value for money.
Selain itu harus dipastikan bahwa belanja yang dilakukan sesuai dengan komitmen
yang telah dibuat oleh pemerintah dan lembaga erwakilan yang mewakili
kepentingan masyarakat sehingga tidak ada belanja yang tidak sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
Secara khusus dalam kerangka konseptual Standar Akuntansi Pemerintah yang ditetapkan
dengan PP 71 Tahun 2010, Komite Standar Akuntansi Pemerintah telah mengdentifikasi
beberapa ciri khusus pemerintah Indonesia yang akan mempengaruhi praktik akuntansinya
sebagai berikut:
Daftar Pustaka