Anda di halaman 1dari 22

BAB III

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN KASUS

1. Pengkajian

a. Pengumpulan Data

1) Data Biografi

a) Identitas Klien

Nama : Ny. “W”

Umur : 60 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT

Suku / Bangsa : Sunda / Indonesia

Status Marital : Menikah

Tanggal Masuk RS : 5 Agustus 2005 Pukul. 10.54 WIB

Tanggal Pengkajian : 8 Agustus 2005 Pukul. 07.35 WIB

Diagnosa Medik : Stroke Ulang Ke-2 sama sisi e.c Infark

Aterotrombolik sistem Karotis Kanan

faktor resiko Hipertensi

No. Medrec : 071029

Alamat : Jl. Sukamantri II No. 206 / 144 D Rt. 01

Rw. 02 Cibeunying Kaler Saluyu

Bandung.

61
62

b) Identitas Penanggung

jawab

Nama : Tn. “K”

Umur : 69 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Pensiunan PNS

Hubungan dgn Klien : Suami

Alamat : Jl. Sukamantri II No. 206 / 144 D Rt. 01

Rw. 02 Cibeunying Kaler Saluyu

Bandung.

2) Riwayat Kesehatan Sekarang

a) Riwayat Kesehatan Sekarang

(1) Keluhan utama saat masuk Rumah Sakit

Sejak tiga hari (tanggal 2 agustus 2005) sebelum masuk Rumah

Sakit klien merasakan lemah pada tungkai kirinya bertambah berat,

jika berjalan harus dipapah.

Satu hari (tanggal 4 agustus 2005) sebelum masuk Rumah Sakit

saat sedang duduk-duduk jam 10.00 WIB mendadak bicara klien

menjadi rero. Enam jam kemudian saat klien sedang mengaji bicara

reronya semakin menjadi-jadi. Kemudian klien berobat ke klinik

dan dianjurkan untuk di rawat di rumah sakit dan diberi surat


63

rujukan. Pada tanggal 5 Agustus klien dibawa ke Rumah Hasan

Sadikin dan kemudian dirawat di ruang 19 A.

(2) Keluhan Utama saat Pengkajian

Pada saat dikaji tanggal 8 Agustus 2005, klien mengeluh sulit

menelan, terutama jika klien minum atau makan melalui mulutnya.

Setiap makanan atau minuman yang di masukkan kedalam mulut

klien selalu keluar lagi melalui pinggir mulutnya. Keluhan tersebut

disertai dengan tangan dan kaki kirinya lemah, serta bicara kurang

jelas.

b) Riwayat Kesehatan Dahulu

Menurut pengakuan klien dan keluarga (suami klien), sejak tahun

1986 klien menderita tekanan darah tinggi namun tidak dihiraukan

karena tidak merasakan keluhan apapun. Pada tahun 2001 klien

merasakan keluhan tekanan darah tingginya bertambah berat yaitu

200 / ?, rata-rata 180 / ?, diperiksa ke dokter namun kontrol tidak teratur.

Pada tahun yang sama klien merasakan tubuhnya yang sebelah kiri

lemah, tungkai kiri diseret, lengan kiri masih bisa diangkat namun tidak

bisa memegang benda, lalu klien berobat ke dokter dan dikatakan

terdapat penyumbatan tetapi tidak dirawat. Karena merasa kondisi

tubuhnya lebih baik, klien tidak lagi memeriksakan diri ke dokter, tidak

mau minum obat dan makan pun tidak dijaga dietnya.

c) Riwayat Kesehatan Keluarga


64

Menurut pengakuan klien dan keluarga bahwa didalam anggota

keluarganya terdapat anggota keluarga yang mempunyai penyakit yang

sama dengan klien yaitu hipertensi dan stroke. Riwayat penyakit

kencing manis tidak ada, dan tidak pernah ada yang mengalami

penyakit jantung maupun penyakit menular.

Genogram

Keterangan :

: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Penderita Stroke yang sama dengan klien
: Klien
: Tinggal serumah
: Ikatan pernikahan
: Anggota keluarga yang menderita Hipertensi
65

3) Pola Aktifitas Sehari-hari

No Jenis Aktifitas Sebelum Sakit Saat Sakit


1 2 3 4
1. Pola Aktifitas
a. Makan Nasi, lauk pauk dan sayur, Klien makan dengan diet
kadang klien makan buah- rendah garam I (1500
buahan. Makanan yang kalori/hari, yaitu bubur susu
dipantang yaitu garam dan saring. Klien makan 3x /
klien biasa makan 2-3 porsi / hari dengan porsi makan
hari dan tidak ada keluhan. tidak habis.
Keluhan klien sulit menelan
dan jika ada makanan yang
masuk mulutnya klien akan
batuk-batuk.
b. Minum Klien minum + 7-8 gelas / Jumlah minum klien + 1
hari (+ 1400-1600 cc / hari) botol Aqua kecil / hari (+
dengan jenis air yang 600 cc/ hari), jenis air yang
diminum yaitu air putih dan diminum klien hanya air
air teh, susu dan kopi. putih.
Keluhan klien sulit menelan
dan, jika ada minuman yang
masuk mulutnya klien akan
batuk-batuk dan air akan
keluar lagi dari pinggir
mulutnya.

2. Eliminasi
a. BAB Kebiasaan klien BAB 1-2 Klien selama dirawat yaitu 4
kali/hari dengan konsistensi hari belum pernah BAB.
lembek dan berwarna kuning Keluhan tidak dapat BAB.
serta tidak ada keluhan BAB.
b. BAK Klien mengatakan BAK + Klien BAK + 5-6 x/ hari
5-6 x/hari dengan warna dengan menggunakan
kuning jernih dan tidak ada pampers, warna kuning
keluhan. jernih. Tidak ada keluhan.

3. Personal Hygiene Klien biasa mandi dengan Selama di rumah sakit klien
(mandi, gosok gigi, cara diguyur 1-2 x/hari mengatakan belum pernah
keramas, gunting dengan menggunakan sabun, dimandikan hanya diseka
kuku, ganti pakaian) gosok gigi setiap 1-2 x/hari saja tapi tetap gerah, 1x
(tiap mandi) dengan sehari gosok gigi tiap pagi,
menggunakan pasta gigi, klien belum pernah
keramas 1x/ minggu dengan keramas. Kuku klien
menggunakan shampo dan pendek. Dalam memenuhi
gunting kuku kalau sudah personal hygiene klien
panjang saja. Dalam dibantu oleh keluarga.
melakukan personal hygiene
klien melakukannya sendiri.
66

1 2 3 4

4. Pola istirahat tidur Klien biasa tidur malam Klien mengatakan tidurnya
mulai jam 21.00-04.30 WIB + kurang nyenyak karena
7 jam. Pada siang hari klien merasa kegerahan. + 4-5
biasa tidur + 1 jam dan tidak jam. Klien tidur siang 1-2
ada keluhan tidur. jam. Waktu tidur tidak
tentu.

5. Kegiatan/Aktifitas Klien beraktivitas dirumah Klien tampak hanya


sehari-hari membereskan dan berbaring di tempat tidur
membersihkan rumah, dan aktivitasnya dibantu
memasak tetapi jarang oleh keluarga.
berolah raga, klien hanya
menghabiskan waktunya di
rumah saja bersama cucu-
cucunya.

4) Pemeriksaan Fisik

a) Sistem

Pernafasan

Bentuk hidung simetris, tidak terdapat deviasi septum nasi, tidak

terdapat sianosis pada bibir, tidak terdapat pernafasan cuping hidung,

mukosa hidung lembab, tidak terdapat sekret, tidak terdapat penggunaan

otot-otot bantu pernafasan, bentuk dada simetris, perbandingan antara

diameter anteroposterior dengan diameter transversal 1:2, tidak terdapat

adanya retraksi dada ataupun retraksi epigastrium, tidak terdapat adanya

nyeri tekan pada dada, ekspansi paru simetris, pengembangan maksimal,

getaran vokal fremitus seimbang kanan dan kiri, suara perkusi paru

terdengar resonan, pada auskultasi terdengar suara vesikuler di semua

area paru, frekuensi nafas 22 x/menit.

b) Sistem

Kardiovaskuler
67

Konjungtiva palpebra warna merah muda, Jugular Venous Pressure

(JVP) tidak meningkat, tidak ditemukan adanya clubbing finger,

Capilarry Refilling Time (CRT) kembali dalam 2 detik, pada bagian

perifer ektremitas kiri atas dan bawah teraba dingin, iktus kordis teraba

pada ICS V garis midklavikula kiri. Pulsasi denyut nadi teraba kuat,

irama denyut nadi teratur, denyut nadi 100 kali/menit. Tekanan darah

180/120 mmHg. Suara perkusi jantung terdengar dullness, S1 dan S2

terdengar murni reguler.

c) Sistem

Pencernaan

Sklera tidak ikterik, warna bibir merah muda, mukosa bibir kering,

gigi tampak kotor, jumlah gigi tidak lengkap (20 buah),

dengan susunan 2 - 1 2 2 1 - 2 , tidak ada keluhan saat mengunyah


1112 2111
namun ada kesulitan saat menelan, tidak ada pembesaran tonsil, tidak

terdapat halitosis, lidah berwarna kotor berwarna coklat kekuningan.

Klien mengatakan tidak ada mual ataupun muntah tetapi klien mengeluh

perutnya terasa penuh. Abdomen datar dengan kontur lembut, tidak

terdapat ascites, bising usus 8 x/menit, pada saat perkusi terdengar bunyi

dullness tidak teraba adanya pembesaran hati dan limpa, tidak terdapat

adanya nyeri tekan dan lepas pada daerah abdomen, pada anus tidak

terdapat haemorroid. BB sebelum sakit 65 kg.

d) Sistem

Perkemihan
68

Tidak terdapat adanya oedem pada palpebra dan juga daerah

ekstremitas atas dan bawah, tidak terdengar adanya bruits sign pada

percabangan aorta abdominalis (arteri renalis kiri dan kanan), tidak

terdapat adanya nyeri tekan ataupun nyeri lepas saat palpasi ginjal, dan

pada saat palpasi, ginjal tidak teraba. Tidak terdapat adanya nyeri ketuk

pada saat perkusi ginjal pada daerah Costae Vertebral Angel, tidak

terdapat distensi kandung kemih.

e) Sistem

Endokrin

Tidak terdapat eksofthalmus, tidak tampak adanya hiper /

hipopigmentasi kulit, tidak tampak adanya keringat yang berlebihan

(diaforesis), tidak teraba adanya massa, nyeri tekan, dan pembesaran

saat palpasi kelenjar tiroid dan paratiroid. Klien mengatakan tidak

pernah mempunyai riwayat penyakit kencing manis.

f) Sistem

Integumen

Rambut dan kulit kepala klien kotor, rambut klien rontok, kulit

tubuh klien tampak kotor dan lengket, badan klien bau asem, tidak

terlihat lesi pada permukaan kulit klien, bagian punggung dan bokong

klien tampak kemerahan, turgor kulit kembali dalam waktu < 2 detik,

kulit teraba hangat, suhu 37,2 0C.


69

g) Sistem

Persyarafan

(1) Test Fungsi Serebral

(a) Tingkat

kesadaran

(i) Kualitas : compos mentis.

(ii) Kuantitas : nilai GCS 15 (E4, V5, M6).

(b) Status mental

(i) Orientasi : orientasi klien terhadap waktu, orang dan tempat

baik, terbukti klien dapat menyebutkan bahwa ia sekarang

berada di rumah sakit, hari ini hari senin tanggal 8 agustus

tahun 2005, pertanyaan ini dijawab dengan benar. Nilai : 5.

(ii) Daya ingat

 Jangka panjang (Past / Longterm memory): Klien dapat

mengingat tahun klien lahir yaitu tanggal 11-11-1945 dan

menikah pada tahun 1968.

 Jangka pendek (Recent memory): Klien dapat

menyebutkan kembali tiga buah benda yang ditunjukan

oleh perawat yaitu, arloji, senter dan ballpoint. Nilai : 6.

(iii) Perhatian dan perhitungan :


70

 Perhatian : Klien dapat menyebutkan serial 5 angka yaitu

perawat menyebutkan angka 15 dan klien dapat

melanjutkan angka 16, 17, 18, 19 dan 20.

 Perhitungan : Klien dapat menghitung dengan

pengurangan serial tujuh yaitu, 100-7=93, 93-7=86, 86-

7=79, 79-7=72 dan 72-7=65. Nilai : 5.

(iv) Fungsi bahasa dan bicara : klien dapat menyebutkan

nama benda yang ditunjukan oleh perawat, seperti arloji,

senter, dan ballpoint. Klien dapat mengulangi kata-kata

“dan, jika tidak, atau, tetapi”. Klien mengerti perintah tiga

tahap klien dapat melakukan perintah dengan benar yaitu

ambil ballpoint, diketuk-ketuk dan simpan di dada. Nilai : 9

Jumlah total nilai tes fungsi cerebral yaitu 25 (normal).

(2) Test Fungsi Nervus Kranial

(a) Nervus I

(Olfaktorius)

Fungsi penciuman klien baik, terbukti klien dapat

membedakan tiga bau-bauan familier seperti bau teh, kopi dan

kayu putih.

(b) Nervus II

(Optikus)
71

Penglihatan klien sudah tidak jelas klien menggunakan

kacamata lensa (+). Fungsi ketajaman penglihatan klien sudah

menurun tapi klien dapat membaca papan nama perawat pada

jarak 30 cm. Lapang pandang klien tidak mengalami

penyempitan.

(c) Nervus III

(Okulomotorius), IV (Trochlearis), VI (Abducen)

Klien mampu menggerakan bola matanya kesegala arah

yaitu kearah bawah, atas, dan samping. Pupil kontriksi saat

diberi cahaya, bentuk pupil isokor, diameter 2 mm klien dapat

membuka dan menutup matanya.

(d) Nervus V

(Trigeminus)

Fungsi mengunyah klien baik, pergerakan otot maseter dan

temporalis saat mengunyah lemah. Klien dapat menggerakan

rahangnya kearah belakang, depan, samping kiri, dan kanan.

Klien dapat merasakan sentuhan pilinan kapas yang diusapkan

pada daerah oftalmica, maksilaris dan mandibula dengan kedua

mata tertutup, klien mengedip secara spontan saat diberi

rangsangan dengan pilinan kapas pada kedua kornea tanpa

diketahui oleh klien.

(e) Nervus VII

(Facialis)
72

Klien dapat mengerutkan dahi dan tersenyum dengan wajah

parese kiri. Klien dapat membedakan rasa manis dan asin pada

2/3 anterior lidah, ketika ditetesi gula dan garam.

(f) Nervus VIII

(auditorius)

Fungsi pendengaran klien tidak terganggu yang ditandai

dengan klien dapat mendengar gesekan rambutnya sendiri dan

klien dapat menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan perawat

secara spontan tanpa harus minta diulang. Telinga sebelah kiri

klien kadang-kadang dirasakan berdenging.

(g) Nervus IX

(Glosofaringeus)

Klien dapat merasakan rasa pahit pada kopi di 1/3 posterior

lidah, terdapat refleks muntah saat pangkal lidah ditekan dengan

menggunakan tongue spatel.

(h) Nervus X

(Vagus)

Refleks menelan klien lemah terbukti saat diberikan

minuman melalui mulutnya dan saat disuruh menelan minuman

yang dimasukan keluar lagi melalui pinggir mulutnya. Uvula

terletak ditengah antara palatum mole dengan arkus faring, dan

bergerak saat klien bilang “ach”.


73

(i) Nervus XI

(Assesorius)

Klien dapat melawan tahaan saat menoleh kesamping kanan

dan kiri. Klien dapat mengangkat bahu kanan dan kiri, serta

dapat melawannya ketika diberikan tahanan ringan pada kedua

bahu, namun tahanan bahu kiri dirasakan kurang kuat.

(j) Nervus XII

(Hipoglosus)

Klien dapat menggerakan lidah dan menjulurkannya kearah

samping kiri, kanan, belakang dan depan. Tampak parese kiri.

(3) Pemeriksaan Motorik

(a) Massa Otot

Ekstermitas atas kanan dan kiri lingkar lengannya 30 cm.

(b) Tonus Otot

Klien dapat menahan tahanan fleksi pasif sendi siku dan lutut

pada ektremitas atas dan bawah sebelah kiri dan sebelah kanan.

(c) Kekuatan Otot

Terdapat hemiparese pada anggota gerak sebelah kiri sehingga

pergerakannya terbatas. ROM terbatas, kekuatan otot 5/4 pada

ekstremitas atas dan 5/4 pada ekstremitas bawah.

(4) Test Fungsi Sensoris

(a) Rasa sakit


74

Klien merasa sakit saat ditusuk didaerah bahu, lengan,

badan, dan kaki dengan menggunakan sensasi tajam. Klien juga

dapat merasakan panas dan dingin.

(b) Sentuhan

Klien dapat merasakan sentuhan pilinan kapas pada

lengannya dengan kedua mata tertutup.

(c) Diskriminasi

(i) Stereognosis

Klien dapat menebak ballpoint dan arloji yang

digenggamkan pada telapak tangannya dengan kedua mata

tertutup.

(ii) Graphestesia

Klien dapat menebak angka 2 yang dituliskan ditelapak

tangannya dengan kedua mata tertutup.

(iii) Two point stimulation

Klien dapat menebak 2 buah titik yang dibuat ditelapak

tangannya dengan kedua mata tertutup.

(5) Test Fungsi Cerebelum

Keseimbangan koordinasi klien baik dimana ketika test tunjuk

hidung klien dapat menunjuk hidung. Pada klien tidak dilakukan test

berjalan di lintasan karena klien lemas.

(6) Test Fungsi Refleks

(i) Refleks Abdominal


75

Refleks abdominal (+) saat daerah abdomen diberikan sensasi

dengan benda yang tajam.

(ii) Refleks Bisep

Terjadi kontraksi otot bicep dan gerakan fleksi lengan bawah

saat pemeriksa mengetuk tendon otot bisep. Refleks ini

dirasakan lebih kuat pada lengan kiri. Kekuatan ++/++.

(iii) Refleks Trisep

Terjadi kontraksi otot tricep dan gerakan ekstensi lengan

bawah saat pemeriksa mengetuk tendon otot tricep. Refleks ini

dirasakan lebih kuat pada lengan kiri. Kekuatan ++/++.

(iv) Refleks Brachioradialis

Terdapat kontraksi otot brachioradialis dan gerakan fleksi

lengan bawah. Kekuatan ++/++.

(v) Refleks Patella

Terjadi kontraksi otot quadrisep atau gerakan ekstensi tingkat

bawah saat pemeriksa mengetuk tendon otot quadrisep

didaerah lutut, posisi tungkai klien fleksi didaerah lutut.

Kekuatan ++/++.

(vi) Refleks Achilles

Terdapat kontraksi otot gastrocremeus atau gerakan ekstensi

kaki saat pemeriksa memukul tendon otot gastrocremeus.

Kekuatan ++/++.
76

(vii) Refleks Babinski

Terdapat gerakan dorso ekstensi ibu jari dan gerakan abduksi

dari jari-jari lainnya saat pemeriksa menggoreskan bagian

lateral telapak kaki klien dari depan ke belakang pada kaki

kiri, sedangkan pada kaki kanan tidak terdapat -/+.

h) Sistem

Muskuloskeletal

a) Ekstremitas atas

Bentuk dan ukuran kedua ekstremitas atas asimetris, pergerakan

(ROM) kedua ekstremitas atas terbatas, terdapat kekakuan sendi

pada tangan kiri klien, tidak terdapat adanya atrofi otot, klien

mengatakan terasa berat jika tangannya diangkat / digerakkan.

b) Ekstremitas bawah

Bentuk dan ukuran kedua ekstrimitas bawah asimetris,

pergerakan (ROM) kedua ekstremitas bawah terbatas, tidak terdapat

adanya nyeri pada daerah persendian dan tulang, tidak terdapat

adanya deformitas tulang ataupun sendi, terdapat kekakuan sendi

pada kaki kiri klien, tidak terdapat adanya atrofi otot, klien

mengatakan terasa berat jika kakinya diangkat / digerakkan.

5) Data Psikologis

a) Status emosi

Emosi klien stabil, klien tampak tenang saat dilakukan wawancara

dengan perawat, klien kadang-kadang tampak tertawa meskipun terlihat

seperti dipaksakan.
77

b) Konsep diri

a) Body image / gambaran diri

Klien mengatakan tidak ada yang istimewa dari anggota

tubuhnya klien memperlakukannya dengan sama. Klien mengatakan

bahwa semua anggota tubuhnya merupakan pemberian dari Allah

SWT yang patut di syukuri, walaupun sekarang tangan dan kaki

kirinya lemah tapi klien dapat menerima keadaannya.

b) Identitas diri

Klien adalah seorang perempuan dan merasa puas karena dapat

memberikan keturunan dan dapat menjadi ibu rumah tangga untuk

medidik anak dan melayani suaminya.

c) Ideal diri

Harapan klien terhadap penyakitnya adalah ingin cepat sembuh

serta dapat berkumpul kembali dengan keluarganya dirumah.

d) Peran diri

Klien adalah seorang ibu bagi anaknya dan sebagai seorang istri

bagi suaminya. Klien tidak merasa perannya terganggu karena klien

yakin semua keluarga dapat menerima keadaan klien sekarang.

e) Harga diri

Klien tidak merasa malu ataupun rendah diri terhadap penyakit

yang dideritanya sekarang. Klien menerima keadaan dirinya

sekarang baik sehat maupun sakit.

c) Pola koping
78

Klien mengatakan jika dirinya mempunyai masalah, klien selalu

menceritakannya kepada suami dan anak-anaknya, karena menurut klien

itu lebih baik daripada memendam sendiri masalahnya.

d) Gaya

komunikasi

Klien berbicara kurang jelas, klien mengeluh sulit jika harus bicara

jelas, volume suara klien cukup keras, klien sehari-hari menggunakan

bahasa sunda. Klien mampu berkomunikasi dengan baik secara verbal

namun kata-katanya kurang dapat dimengerti. Klien juga mampu

berkomunikasi dengan baik secara non verbal.

e) Kecemasan

Klien tidak tampak gelisah walaupun saat ini sedang sakit. Klien

menerima keadaannya dan menyerahkan semuanya kepada Allah SWT.

Namun keluarga yang menunggunya selalu bertanya tentang cara

perawatan klien stroke dirumah karena takut kambuh lagi. Keluarga

merasa khawatir karena klien dirawat yang kedua kalinya dengan

penyakit yang sama.

6) Data Sosial

Hubungan klien dengan keluarganya baik, terbukti klien selalu

ditunggui oleh suami dan anaknya secara bergantian. Klien sangat

kooperatif dalam proses perawatan dan pengobatan penyakitnya.


79

7) Data Spiritual

a) Falsafah

hidup

Klien percaya terhadap adanya sakit dan sehat, karena itu sudah

merupakan ketentuan yang telah diatur oleh Yang Maha Kuasa.

b) Keyakinan

Klien merasa optimis bahwa penyakit yang dideritanya sekarang

akan sembuh dengan perawatan dan pengobatan, serta dibarengi dengan

berdo’a kepada Allah untuk kesembuhan penyakitnya.

c) Konsep

Ketuhanan

Klien percaya adanya Tuhan dan segala sesuatu yang tidak dapat

dilihat oleh dirinya. Selama klien dirawat, klien dapat menjalankan

ibadah Shalat lima waktu walaupun kondisinya yang sedang sakit

dengan bertayamum dan sholat sambil tidur klien tetap selalu berdoa

untuk kesembuhan penyakitnya.

8) Data Penunjang

a) Data

Laboratorium

Hasil pemeriksaan laboratorium.


80

Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan


I. Kimia Klinik
 Kolesterol total 223 < 200 mg/dl
 Kolesterol HDL 53 > 45 mg/dl
 Kolesterol LDL 135 < 150 mg/dl
 Trigliserida 176 < 135 mg/dl
 Glukosa Puasa 98 70-110 mg/dl
 Glukosa 2 jam PP 102 < 140 mg/dl
 Asam urat 6,4 2,4-5,7 mg/dl

II. Urine
06 Agustus  Bj
2005 1020 1.002-1.030
 Ph 7,5 4,8-7,5
 Protein Negatif Negatif Mg/dl
 Glukosa Urine Negatif Negatif
 Bilirubin Negatif Negatif Mg/dl
 Urobilinogen 1,0 0,2-1,0 E.U/dl
 Nitrit Positif Negatif
 Keton Positif Negatif Mg/dl
 Eri 0-2 <1 /lpb
 Leuko 1-2 <6 Lpb
 Epitel 1-2 /lpk

b) Radiologi

(1) EKG (Tgl. 5 Agustus 2005)

Kesan : LVH

(2) Thorax foto (Tgl. 8 Agustus 2005)

Kesan :

 Pembesaran jantung tanpa bendungan paru

 Tidak ada TB paru

(3) CT Scan (Tgl. 8 Agustus 2005)

 Tidak ada perdarahan

 Tampak bayangan lesi hipodens multiple kecil-kecil didaerah

substansia alba periventrikuler lateralis kanan.

 Tidak tampak lesi hipodens / hiperdent di cerebelum dan batang

otak.
81

 Tidak ada pergeseran striktur garis tengah.

Kesan :

Multiple infark lakuner a/r substansia alba periventrikuler lateralis

kanan.

c) Therapy

(Tgl. 8 Agustus 2005)

 Captopril 3 x 37,5 mg 07.00-12.00-17.00

 HCT 1 x 25 mg 07.00

 Diet Bubur susu 1500 kalori

 IVFD Asering 20 gtt/mnt

(Tgl. 10 Agustus 2005)

 Captopril 3 x 25 mg 07.00-12.00-17.00

 HCT 1 x 25 mg 07.00

 Diet Bubur susu 1500 kalori

 IVFD Asering 20 gtt/mnt


82

Anda mungkin juga menyukai