Anda di halaman 1dari 17

Laporan Praktikum Sistem Jaminan Halal

SURVEY PRODUK HALAL BISKUIT/COOKIES

Oleh : Kelompok 8

Nama Anggota : Syuhada Fauzan (2005105010007)

Miftah El Fauziah (1905105010089)

Fitriani (1905105010010)

Dara Qatrunada (1805105010050)

Kelas : Kamis (10.00 WIB)

Mengetahui Darussalam, 07 Oktober 2021


Asisten, Praktikan,

(Nurlaila) (Miftah El Fauziah)


BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Biskuit merupakan produk jajanan yang memiliki bahan baku utama tepung
dan dibuat dengan cara dipanggang, sedangkan cookies adalah bagian dari biskuit
yang terbuat dari adonan yang lunak, relatif renyah bila dipatahkan dan
penampang potongannya bertekstur padat. Tepung yang biasa digunakan seperti
tepung terigu maupun tepung non-terigu. Produk biskuit dikonsumsi dalam
keseharian masyarakat, sebagian produk biskuit sudah dilabeli dengan informasi
lengkap serta logo halal. Logo halal pada biskuit menunjukkan bahwa produk
tersebut aman untuk dikonsumsi karena diketahui status kehalalannya. Logo halal
sangat penting, karena variasi jenis bahan yang digunakan sangat banyak dan
setiap bahan memiliki titik kritisnya masing-masing.

Beberapa bahan baku pembuat bakery yang rawan kehalalannya, seperti


tepung, ragi, bahan pengembang, emulsifier, dan sebagainya. Ragi/yeast yang
digunakan tidak hanya berisi yeast tetapi juga berbagai bahan aditif, kehalalan
jenis yeast juga bergantung pada proses setelah dipisahkan dari bir. Tepung terigu
merupakan bahan utama, kebanyakan tepung terigu sudah melalui proses
fortifikasi vitamin dan mineral, hal inilah yang menjadi titik kritis dari tepung
terigu. Bahan pengembang digunakan untuk mengembangkan adonan, yang harus
diperhatikan adalah cream of tartar merupakan garam potasium dari asam tartarat
yang bisa dieroleh dari hasil samping industri wine. Keju biasanya digunakan
untuk rasa dari biskuit, susu berasal dari hewan seperti sapi, domba, unta, dalam
pembuatannya untuk memadatkan susu dibantu dengan enzim dan starter, apabila
enzim yang digunakan berasal dari saluran pencernaan hewan haram maka
statusnya tetap haram.

1.2 Tujuan Praktikum


Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kehalalan biskuit/cookies dengan
melihat kemasan yang mempunyai label halal resmi atau tidak resmi.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Biskuit adalah salah satu makann ringan yang banyak di konsumsi oleh
masyarakat. Biscuit salah satu produk kering yang memiliki kadar air rendah yaitu
kurang dari 5%. Produk ini dapat dikonsumsi oleh semua kalangan usia, baik bayi
hingga kalangan dewasa dengan jenis bisuit yang berbeda. Biskuit merupakan
produk bakeri kering yang dibuat dengan cara memangang adonan yang terbuat
dari tepung dan disubsitusi dengan bahan tambahan pangan lainnya. Adapun
bahan yang digunakan dalam pembuatan biscuit seperti margarin, susu bubuk,
gula halus, kuning telur, garam, dan baking powder. Setiap bahan yang digunakan
memiliki fungsi masng-masing (Setyowati dan Nisa, 2014).

Pada saat ini tercatat sekira 200 perusahaan biscuit skala menengah dan
besar yang berkompetisi memperebutkan konsumen pada berbagai segmen.
Setidaknya terdapat delapan perusahaan besar yang patut diperhitungkan di
pasar biscuit ini, masing-masing yaitu PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
(merek Trenz, dll), PT. Mayora Indah Tbk (merek Roma, Astor, dll), PT. Kraft
Food Indonesia (merek Oreo, Belvita, dll), PT Arnott’s Indonesia (merek
Timtam, Nyam Nyam, dll), Grup Orang Tua (merek Tango, dll), Group
Garuda Food (merek Gery, dll), PT. Danone (merek Biskuat, dll), dan Group
Khong Guan (merek Nissin, Monde, dll). Brand-share sebagai salah satu
indicator tingkat persaingan, memetakan bahwa pada tahun 2015 biscuit merek
Roma menempati peringkat pertama dengan pangsa sekira 38,5%, kemudian
disusul oleh Khongguan (14%), Biskuat (9,4%), Monde (7,1%), Oreo (6,2%),
Regal (3,7%), Nissin (2,9%), dan Good Time (2,3%). Mengenai indicator
kognitif kehalalan dan kandungan gizi, wafer merek Tango pada peringkat
pertama, diikuti berikutnya oleh merek Selamat dan Nabati. Dapat dilihat dari
enam indicator kognitif merek wafer yang diteliti, Tango unggul pada empat
indicator, yaitu: rasa, kemasan, kehalalan, dan kandungan gizi (Oesman dan
Yuliawati, 2016).
Tepung terigu merupakan bahan utama dalam pebuatan produk bakery dan
kue yang mana secara garis besar terdiri atas dua jenis tepung yaitu tepung
gandum keras (strong flour) dan tepung gandum lunak (soft flour). Pada
pembuatan tepung seringkali ditambahkan bahan aditif yang berfungsi untuk
meningkatkan sifat-sifat tepung gandum yang dihasilkan. Salah satunya seperti L-
sistein yang biasanya dalam bentuk hidrokoloid yang berfungsi sebagai improving
agen untuk meningkatkan sifat-sifat tepung gandum yang diinginkan. Biasanya
lesitin yang murah yang banyak beredar dipasaran merupakan lesiten yang dibuat
dari rmabut manusia, khususnya yang berasal dari China. Dalam Islam hal ini
menjadi haram di konsumsi dikarenakan rambut meruapakn bagaian dari tubh
manusia (LPPOM MUI, 2014).

Menurut SNI 2973-2011, biskuit merupakan salah satu produk makanan


kering yang dibuat dengan cara memanggang adonan yang terbuat dari bahan
dasar tepung terigu atau substitusinya, minyak atau lemak dengan atau tanpa
penambahan bahan pangan lain yang diizinkan. Biskuit terbuat dari bahan dasar
tepung terigu yang ditambahkan dengan bahan – bahan tambahan lain, seperti
gula, telur, margarin, emulsifier, shortening, dan bahan citarasa. Biskuit
mempunyai kadar air kurang dari 5% sehingga membuat umur simpan biskuit
lebih panjang, terlindung dari kelembapan, dan menjadikan biskuit bahan pangan
yang praktis bagi masyarakat. Biskuit dapat digolongkan menjadi beberapa
macam berdasarkan tekstur dari biskuit, metode pembentukan adonan, dan
penambahan bahan. Biskuit dapat dikelompokkan menjadi krekers, kukis, wafer,
dan pai (Ambarwati, 2021).
BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Prosedur Kerja


Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara survei langsung. Adapun
cara kerja pada praktikum ini adalah disiapkan formulir survei yang telah
diberikan, lalu memilih tempat survei (warung atau swalayan) pada 5 tempat yang
berbeda. Laksanakanlah survei dengan memperhatikan sikap, bahasa dan etika
ketika survei. Dikumpulkan hasil survei dan pembahasan hasil survei kepada
asisten praktikum.
BAB IV. DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan


4.1.1 Aceh Meutuwah Swalayan

Sertifikat (label) Halal MUI


Nomor Nama Produk / Merek Produk Ada Tidak Ada Resmi
1 Monde, Batter Cookies ✔ ✔
2 ROMA, Kelapa Cream ✔ ✔
3 ROMA, Arden ✔ ✔
4 Good Time ✔ ✔
5 ROMA, Sari Gandum ✔ ✔
6 Delux, Coconut Biscuits ✔ ✔
7 Regal Biskuit Marie ✔ ✔
8 Serena, TOGO ✔ ✔
9 OREO ✔ ✔
10 UNIBIS, Bon-Bon ✔ ✔
11 HATARI, peanut biscuits ✔ ✔
12 Biskuat ✔ ✔
13 Julie’s, Peanut Butter ✔ ✔
14 UNIBIS, P-nut ✔ ✔
15 Tim-Tam ✔ ✔
16 UNIBIS, Chocolate Short Cake ✔ ✔
17 Better ✔ ✔
18 UNIBIS, Cappucino ✔ ✔
Note: beri tanda (✔) pada Sertifikat (Label) halal MUI

4.1.2 Lamnyong Swalayan

Nomor Nama Produk / Merek Produk Sertifikat (label) Halal MUI


Ada Tidak Ada Resmi
1 Monde, Batter Cookies ✔ ✔
2 ROMA, Kelapa Cream ✔ ✔
3 ROMA, Arden ✔ ✔
4 Good Time ✔ ✔
5 ROMA, Sari Gandum ✔ ✔
6 UNIBIS, Mega Ring ✔ ✔
7 Regal Biskuit Marie ✔ ✔
8 Serena, TOGO ✔ ✔
9 OREO ✔ ✔
10 UNIBIS, Bon-Bon ✔ ✔
11 HATARI, peanut biscuits ✔ ✔
12 Biskuat ✔ ✔
13 Julie’s, Peanut Butter ✔ ✔
14 UNIBIS, Cappucino ✔ ✔
Note: beri tanda (✔) pada Sertifikat (Label) halal MUI

4.1.3 Swalayan : Suzuya Banda Aceh

Sertifikat (label) Halal MUI

Nomor Nama Produk / Merek Produk Ada Tidak Ada Resmi

1 Unibis Marie Susu ✔ ✔

2 Regal ✔ ✔

3 Roma Biskuit Kelapa ✔ ✔

4 Unibis Malkist Crackers ✔ ✔

5 Khong Guan Malkist Crackers ✔ ✔

6 Unibis Glazin Butter Coconut ✔ ✔


Delux Cookies Cream ✔ ✔
7 Strawberry

Roma Sari Gandum Sandwich ✔ ✔


8 Susu&Coklat

9 Nabati Gatito ✔ ✔

Selamat Black Vanilla ✔ ✔


10 Sandwich Wafer

11 Hatari Pineapple Jam Biscuits ✔ ✔

12 Khong Guan Cizzring ✔ ✔

Note: beri tanda (✔) pada Sertifikat (Label) halal MUI

4.1.4 Suzuya Mall

Sertifikat (label) Halal MUI

Nomor Nama Produk / Merek Produk Ada Tidak Ada Resmi

1 Hatari biscuit krim rasa kacang ✔ ✔

Khong guan malkis kresers

2 dengan krim coklt ✔ ✔

3 Roma malkist keju manis ✔ ✔

4 Timtam rasa vanilla ✔ ✔

Roma arden kukis isi krim

5 coklat ✔ ✔

Delux cookies cream rasa

6 strawberry ✔ ✔

7 Mini oreo rasa strawberry ✔ ✔

8 Lotus biscoff ✔
Roma sari gandum danwich

9 peanut ✔ ✔

10 Interbis peanut biscuits ✔ ✔

11 Hatari cocopuff chocolate ✔ ✔

12 Nabati bisvit ✔

13 Roma sandwichi coklat bon bon ✔ ✔

14 Nissin vegetable crackers ✔ ✔

15 Nissin coffee milk ✔ ✔

16 arnott`s good time rainbow ✔ ✔

17 Selamat rasa chocolate ✔ ✔

18 Hatari rasa margarin ✔ ✔

Note: beri tanda (✔) pada Sertifikat (Label) halal MUI

4.1.5 Alfamart, Langsa Kota

Sertifikat (label) Halal MUI

Nomor Nama Produk / Merek Produk Ada Tidak Ada Resmi

1 Good time rasa rainbow ✔ ✔

Sari gandum rasa susu dan

2 coklat ✔ ✔

3 Biskuat rasa coklat ✔ ✔

4 Biskies rasa chocolate ✔ ✔

Oreo rasa dark and white

5 chocolate ✔ ✔
6 Better ✔ ✔

7 Butter cookies ✔ ✔

8 Choco lito

9 Lotte chocopie ✔ ✔

10 Joa-yo ✔ ✔

11 Khong guan biscuits ✔ ✔

12 Cookiez ✔ ✔

Note: beri tanda (✔) pada Sertifikat (Label) halal MUI

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan di Aceh meutuwah swalayan,


didapatkan bahwa rata-rata produk cookies yang terdapat ditempat tersebut juga
berasal dari merek atau perusahaan dalam negeri yang mana merek tersebut
memiliki banyak varian rasa, yaitu seperti UNIBIS, ROMA, HATARI, Delux dan
masih banyak lagi. Semua produk cookies yang terdapat di Aceh meutuwah
swalayan telah bersertifikasi halal dengan ditandai adanya logo halal yang resmi
dari LPPOM MUI. Tidak ada cookies di Aceh meutuwah swalayan yang tidak
memiliki logo halal resmi dari LPPOM MUI.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan dilamnyong swalayan, didapatkan
bahwa rata-rata produk cookies yang terdapat ditempat tersebut berasal dari merek
atau perusahaan dalam negeri yang mana merek tersebut memiliki banyak varian
rasa, yaitu seperti UNIBIS, ROMA, HATARI, Delux dan masih banyak lagi.
Semua produk cookies yang terdapat dilamnyong swalayan telah bersertifikasi
halal dengan ditandai adanya logo halal yang resmi dari LPPOM MUI. Selain itu
logo halal yang terdapat pada kemasan telah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan nomor 33 tahun 2014 yang menyatakan bahwasannya label halal yang
telah diberikan pada suatu produk harus di cantumkan pada kemasan produk yang
label halalnya mudah dilihat, mudah dibaca, tidak mudah dihapus, dilepas, dan di
rusak.
Berdasarkan survey yang telah dilakukan di Swalayan Suzuya kecamatan
Jaya Baru kota Banda Aceh pada hari Selasa, 05 Oktober 2021, dapat dilihat
bahwa setiap produk yang dijual sudah memiliki sertifikat halal yang resmi sesuai
ketentuan yang berlaku. Hal ini menunjukkan bahwa swalayan memilih produk-
produk yang sudah tersertifikasi untuk dijual agar konsumen merasa aman dalam
berbelanja. Beberapa jenis biskuit tersebut berasal dari perusahaan seperti Unibisi,
Roma, Khong Guan, ASW Foods, Nabati. Terlihat pada kemasan masing-masing
produk tertera jelas label halal yang secara resmi dikeluarkan oleh LPPOM MUI,
serta tertera juga nomor sertifikasi halalnya dan teridentifikasi pada website
halalmui.org. Pada
hasil survey produk biskut yang dilakukan di Mall Suzuya Kecamatan Jaya Baru,
Kota Banda Aceh. Berdasarkan table di atas dapat dilihat bahwa rata- rata semua
jenis biskuit yang terdapat di Indonesia merupakan merek dan produk lokal yang
telah memiliki sertifikat halal sesuai dengan regulasi atau Undang- Undang
sertifikasi halal. Namun tidak hanya produk lokal, terdapat produk biskuit inpor
dari luar yang didistribuskan oleh PT.Indogourmet Selaras yang di roduksi oleh
perusahaaan Lotus. Produk biscuit ini terdiri atas merek biscoff biscuit caramel.
Pada kemasan produk tidak terdapat logo halal pada kemasan hanya tercantum
label SNI saja. Setelah dilakukan penelusuran pada link halalmui.org tidak
terdapat produk tersebut pada daftar produk halal, maka dari itu kehalalan produk
biscuit ini masih diragukan kehalalannya. Hal ini yang tidak sesuai dengana
Undang- undang pasal 33 tahaun 2014 yang menyatakaan bahwa produk yang
masuk, beredar dan diperdagangkan di wilayah Indonesia wajib bersertifikat halal.
Selain
produk yang di produksi di Luar negeri terdapat produk lain yang berasal dari
perusahaaana dalam negeri yang tidak mencantumkana label halal pada
kemasannya, seperti produk Nabati Bisvit Sandwicch. Pada produk ini tidak
terdapat label halal pada kemasan hanya dicantumkan nomor BPOM RI sehingga
produk tersebut masih diragukan kehalalannya. Selain itu setelah dilihat pada
websait halaalmui.org nama produk tersebut tidakk tertera sebagai produk halal.
Selain dua produk yanag telaha dijelaskana, produk biscuit lainnya telaha jelas
kehalalannya dikarenakan terdapatanya label halal MUI yang resmi yang sesuai
dengana LPPOM MUI. Hal ini sesuai dengan peraturan per undang-undangan
nomor 33 tahun 2014 bahwasannya label halal yang telah diberikan pada suatu
produk harus di cantumkan pada kemasan produk yang label halalnya mudah
dilihat, mudah dibaca, tidak mudah dihapus, dilepas, dan di rusak.
Berdasarkan survei yang dilakukan pada salah satu Alfamart di kota Langsa
pada 3 Oktober 2021, dapat dilihat bahwa setiap produk biskuit/cookiesi yang
dijual sudah memiliki sertifikat halal yang resmi sesuai ketentuan yang berlaku.
Hal ini menunjukkan bahwa swalayan memilih produk-produk yang sudah
tersertifikasi untuk dijual agar konsumen merasa aman dalam berbelanja. Terlihat
pula pada kemasan masing-masing produk tertera jelas label halal yang secara
resmi dikeluarkan oleh LPPOM MUI, serta tertera juga nomor sertifikasi halalnya
dan teridentifikasi pada website halalmui.org.
BAB V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum ini adalah sebagai
berikut :

1. Rata-rata produk biskuit yang sudah beredar di swalayan sudah memiliki


logo halal yang resmi.
2. Produk biskuit yang dijual di swalayan berasal dari dalam negeri dan luar
negeri.
3. Untuk 1 brand biskuit yang memiliki berbagai varian rasa, juga sudah
dilengkapi dengan logo halal.
4. Rata-rata biskuit yang diimpor dari luar negeri sudah memiliki sertifikat
halal.
5. Kehalalan dari biskuit harus diperhatikan, karena tidak semua dari bahan
baku biskuit didapat dari cara yang halal.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, R. 2021. Pengembangan Makanan Tambahan Berbasis F100 dengan


Substitusi Tepung Labu Kuning dam Tepung Pisang. Jurnal Nutrition
College. 9 (2) : 121 – 128.

https://www.halalmui.org/mui14/main/detail/titik-kritis-kehalalan-bakery#

Oesman, I. F., dan Y. Yulawati. 2016. Sikap Konsumen Terhadap Beberapa Merk
Wafer di Kota Bandung. Jurnal Ekubis. 1 (1) : 1 – 16.

Setyowati, W. T., dan F. T. Nisa. 2014. Formulasi Biskuit Tingi Serat Kajian
Prosporsi Bekatul Jagung : Tepung Terigu dan Penambahan Baking
Powder. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 2 (3) : 224 – 231.
LAMPIRAN

A. Dokumentasi

gambar 1. Aceh Meutuwah Swalayan

gambar 2. Lamnyong Swalayan


gambar 3. Suzuya Banda Aceh

gambar 4. Suzuya Mall


gambar 5. Alfamart Langsa

Anda mungkin juga menyukai