Laporan Bab 2 Kelompok 8
Laporan Bab 2 Kelompok 8
Oleh : Kelompok 8
Fitriani (1905105010010)
Biskuit adalah salah satu makann ringan yang banyak di konsumsi oleh
masyarakat. Biscuit salah satu produk kering yang memiliki kadar air rendah yaitu
kurang dari 5%. Produk ini dapat dikonsumsi oleh semua kalangan usia, baik bayi
hingga kalangan dewasa dengan jenis bisuit yang berbeda. Biskuit merupakan
produk bakeri kering yang dibuat dengan cara memangang adonan yang terbuat
dari tepung dan disubsitusi dengan bahan tambahan pangan lainnya. Adapun
bahan yang digunakan dalam pembuatan biscuit seperti margarin, susu bubuk,
gula halus, kuning telur, garam, dan baking powder. Setiap bahan yang digunakan
memiliki fungsi masng-masing (Setyowati dan Nisa, 2014).
Pada saat ini tercatat sekira 200 perusahaan biscuit skala menengah dan
besar yang berkompetisi memperebutkan konsumen pada berbagai segmen.
Setidaknya terdapat delapan perusahaan besar yang patut diperhitungkan di
pasar biscuit ini, masing-masing yaitu PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
(merek Trenz, dll), PT. Mayora Indah Tbk (merek Roma, Astor, dll), PT. Kraft
Food Indonesia (merek Oreo, Belvita, dll), PT Arnott’s Indonesia (merek
Timtam, Nyam Nyam, dll), Grup Orang Tua (merek Tango, dll), Group
Garuda Food (merek Gery, dll), PT. Danone (merek Biskuat, dll), dan Group
Khong Guan (merek Nissin, Monde, dll). Brand-share sebagai salah satu
indicator tingkat persaingan, memetakan bahwa pada tahun 2015 biscuit merek
Roma menempati peringkat pertama dengan pangsa sekira 38,5%, kemudian
disusul oleh Khongguan (14%), Biskuat (9,4%), Monde (7,1%), Oreo (6,2%),
Regal (3,7%), Nissin (2,9%), dan Good Time (2,3%). Mengenai indicator
kognitif kehalalan dan kandungan gizi, wafer merek Tango pada peringkat
pertama, diikuti berikutnya oleh merek Selamat dan Nabati. Dapat dilihat dari
enam indicator kognitif merek wafer yang diteliti, Tango unggul pada empat
indicator, yaitu: rasa, kemasan, kehalalan, dan kandungan gizi (Oesman dan
Yuliawati, 2016).
Tepung terigu merupakan bahan utama dalam pebuatan produk bakery dan
kue yang mana secara garis besar terdiri atas dua jenis tepung yaitu tepung
gandum keras (strong flour) dan tepung gandum lunak (soft flour). Pada
pembuatan tepung seringkali ditambahkan bahan aditif yang berfungsi untuk
meningkatkan sifat-sifat tepung gandum yang dihasilkan. Salah satunya seperti L-
sistein yang biasanya dalam bentuk hidrokoloid yang berfungsi sebagai improving
agen untuk meningkatkan sifat-sifat tepung gandum yang diinginkan. Biasanya
lesitin yang murah yang banyak beredar dipasaran merupakan lesiten yang dibuat
dari rmabut manusia, khususnya yang berasal dari China. Dalam Islam hal ini
menjadi haram di konsumsi dikarenakan rambut meruapakn bagaian dari tubh
manusia (LPPOM MUI, 2014).
2 Regal ✔ ✔
9 Nabati Gatito ✔ ✔
5 coklat ✔ ✔
6 strawberry ✔ ✔
8 Lotus biscoff ✔
Roma sari gandum danwich
9 peanut ✔ ✔
12 Nabati bisvit ✔
2 coklat ✔ ✔
5 chocolate ✔ ✔
6 Better ✔ ✔
7 Butter cookies ✔ ✔
8 Choco lito
9 Lotte chocopie ✔ ✔
10 Joa-yo ✔ ✔
12 Cookiez ✔ ✔
4.2 Pembahasan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum ini adalah sebagai
berikut :
https://www.halalmui.org/mui14/main/detail/titik-kritis-kehalalan-bakery#
Oesman, I. F., dan Y. Yulawati. 2016. Sikap Konsumen Terhadap Beberapa Merk
Wafer di Kota Bandung. Jurnal Ekubis. 1 (1) : 1 – 16.
Setyowati, W. T., dan F. T. Nisa. 2014. Formulasi Biskuit Tingi Serat Kajian
Prosporsi Bekatul Jagung : Tepung Terigu dan Penambahan Baking
Powder. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 2 (3) : 224 – 231.
LAMPIRAN
A. Dokumentasi