Status Revisi 00
HANDOUT Halaman 1 dari 19
Tanggal Terbit Agustus 2019
SWEET BREAD
A. KOMPETENSI DASAR
KD 3.14 Menganalisis sweet bread
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
3.14.1 Menjelaskan produk sweet bread
3.14.2 Menentukan jenis produk sweet bread yang sehat, bersih, dan bebas 5P
3.14.3 Menentukan alat yang digunakan dalam pembuatan produk sweet bread yang
bersih dan ramah lingkungan
3.14.4 Menentukan bahan yang digunakan untuk pembuatan produk sweet bread yang
sehat, bersih, dan bebas 5P
3.14.5 Menelaah metode pencampuran sweet bread
3.14.6 Menelaah metode pencampuran sweet bread
3.14.7 Menentukan prosedur pembuatan sweet bread yang bersih dan ramah lingkungan
3.14.8 Menganalisis kesalahan pada pembuatan sweet bread
3.14.9 Menguraikan kriteria hasil berdasarkan sifat internal dan eksternal
C. MATERI
Pengertian Sweet Bread
Dalam bentuknya yang sederhana, bread tidak lebih dari adonan beragi yang
dipanggang terbuat dari tepung, yeast (ragi) dan air. Termasuk didalamnya adalah
French Breads menggunakan bahan tersebut, hanya saja ditambahkan garam. Bread
jenis lain mengandung bahan tambahan, termasuk gula, lemak, susu, telur, dan perasa.
Tepung, air, dan ragi merupakan bahan utama dalam pembuatan semua jenis bread.
Namun, untuk sesuatu yang terasa sangat sederhana, roti bisa menjadi salah satu produk
yang paling sulit dan rumit untuk dibuat. Kesuksesan dalam pembuatan roti sangat
bergantung pada pemahaman Anda tentang dua prinsip dasar yaitu pengembangan
gluten dan fermentasi ragi.
Adonan roti manis adalah adonan yang dibuat dari formulasi yang banyak
menggunakan gula, lemak dan telur.
Sweet bread adalah jenis roti yang memiliki cita rasa manis dan bertekstur empuk
(soft) dengan atau tanpa isian dapat diberi topping dengan rasa manis. Termasuk ke
dalam adonan rich dough, dimana adonan memiliki kandungan yang tinggi gula dan
lemak dengan presentase sebesar 10%, terkadang juga tinggi telur.
Kualitas roti secara umum disebabkan karena variasi dalam penggunaan bahan baku
dan proses pembuatannya. Jika bahan baku yang digunakan mempunyai kualitas yang
baik dan proses pembuatannya benar maka roti yang dihasilkan akan mempunyai
kualitas yang baik pula. Jenis dan mutu produk bakery sangat bervariasi tergantung jenis
bahan dan formulasi yang digunakan dalam pembuatannya. Variasi produk ini
diperlukan untuk memenuhi adanya variasi selera dan daya beli konsumen.
D. Klasifikasi Adonan Roti
1. Lean dough
Lean dough adalah salah satu produk dengan kandungan lemak dan gula rendah.
Lean doughs terdiri dari 0-1% lemak dan gula. Adonan ini terdiri dari bahan utama
tepung terigu, air, garam, dan ragi. Adonan ini menghasilkan produk yang relatif kering
dan kerak yang keras. Produk yang termasuk adonan lean dough berikut ini:
a. Hard-crusted and rolls, termasuk didalamnya french bread, baguette, fougasse,
italian bread, kaiser rolls, hard rolls dan pizza. Serta berbagai produk yeast yang
rendah lemak dan gula.
Gambar 3. Rye Bread with Caraway Seeds (kiri), Four Grain Bread (kanan)
2. Rich dough
Tidak ada pembagian yang pasti antara lean dan rich dough, tetapi secara umum
dibandingkan dengan lean dough, rich dough mengandung lebih banyak proporsi lemak,
gula, dan mungkin telur. Adonan rich dough dibagi kedalam dua kelompok yaitu:
a. Non sweet breads and rolls/Soft Medium Doughs (adonan lunak).
Non sweet/soft medium doughs menghasilkan roti dengan remah dan kerak yang
lembut. Persentase lemak dan gula dalam adonan tersebut adalah 6% s/d 9%. Contoh
produk dari adonan ini brioche, rich dinner rolls, cloverleaf bread.
4. Garam
Selain mempunyai rasa asin, garam juga berfungsi sebagai bahan penetral dan
meningkatkan cita rasa. Banyak bahan apabila diberi sedikit garam dapat menjadi lebih
wangi, gurih, dan terasa enak. Adonan yang telah diberi garam dapat mencegah
kelengketan, dan juga mempertinggi sifat alot dari adonan tersebut. Sehingga mutu
adonan dapat diperbaiki. Garam juga dapat menambah daya tarik adonan serta
mempertinggi daya elastisitas roti. Selain itu garam dapat menambah kekuatan gluten
dan mengontrol waktu fermentasi. Penggunaan garam pada pembuatan roti berkisar 1-
2%.
Adonan tanpa garam akan mempengaruhi pemanggangan yaitu bila dalam resep
tidak ada garam maka roti yang dipangang akan menjadi mengecil, sehingga dapat
mempengaruhi mutu roti. Inilah alasannya mengapa roti manis ditambah sedikit garam
karena tinggi gula. Dalam pembuatan roti adonan yang sama sekali tidak ada garam
proses fermentasinya lebih cepat, tetapi tidak stabil, apalagi diwaktu iklim panas akan
lebih sulit mengontrol fermentasinya, sehingga sering terjadi fermentasi melampaui
batas, dan adonan akan menjadi asam, oleh sebab itu garam dapat dikatakan sebagai
bahan stabilisator fermentasi.
5. Gula
Gula diperlukan pada pembuatan roti dengan fungsi utama adalah sebagai bahan
pemanis, sumber energi utama bagi khamir dalam melakukan proses fermentasi,
membantu proses pembentukan krim, membantu dalam pembentukan warna kulit roti
yang baik dan menambahkan nilai gizi pada produk. Gula yang tersisa setelah proses
fermentasi disebut sisa gula yang akan memberikan warna pada kulit roti dan rasa pada
roti. Gula memiliki sifat higroskopis (kemampuan menahan air), sehingga dapat
memperbaiki daya tahan roti selama penyimpanan dan menjadikan roti lebih awet.
Bila gula dalam adonan sedikit, maka proses pemanggangan memerlukan waktu
lebih lama. Hasilnya roti menjadi agak keras dan warnanya kurang menarik. Pada
pembuatan roti manis, gula yang digunakan sebanyak 10-30% dan optimum pada
kisaran 15-25% dari berat tepung. Pencampuran gula yang tidak merata dan terlalu
banyak akan menyebabkan bitnik-bintik hitam pada kulit roti dan membentuk lubang
besar atau kantung udara pada produk roti.
6. Susu
Susu dalam pembuatan roti berfungsi untuk meningkatkan kualitas penyerapan
dalam adonan. Kasein dari susu mempertahankan sifat penahan air dari adonan. Susu
memberikan kontribusi terhadap nilai gizi, membantu pengembangan adonan, membantu
proses pembentukan krim dan memperbaiki tekstur roti. Selain itu juga susu
memperbaiki warna kulit dan rasa roti serta memperkuat gluten karena keberadaan
kandungan kalsium pada susu.
Susu yang umum digunakan dalam pembuatan roti adalah susu bubuk karena
menambah absorbsi air, tahan lama dan lebih mudah penyimpanannya. Susu bubuk yang
digunakan dapat berupa susu skim bubuk (perlu diingat susu ini mengandung lemak susu
sekitar 1%) dan susu full krim bubuk (mengandung lemak susu sekitar 29%) biasanya
susu full krim ini untuk roti manis.
7. Lemak
Tak dapat dipungkiri lagi bahwa lemak adalah bahan yang sangat penting dalam
pembuatan roti. Margarin dan butter adalah pilihan lemak yang sering digunakan dalam
roti. Di dalam adonan lemak dapat menahan gas CO2 keluar dari adonan sehingga akan
diperoleh volume roti lebih besar. Untuk mendapatkan citarasa yang lezat disarankan
menggunakan butter, sedangkan margarin menjadikan roti beraroma lebih ringan.
Pemakaian lemak di dalam resep roti akan membantu:
a. Mempertinggi rasa
b. Memperkuat jaringan zat gluten tepung
c. Hasil roti tidak cepat menjadi keras atau staling.
8. Telur
Telur adalah makanan yang penuh gizi. Telur mempunyai sifat mengembang apabila
dikocok, sehingga volumenya dapat beberapa kali lipat lebih banyak dari volume
sebelumnya. Telur berfungsi di dalam proses pembentukan krim, meningkatkan jumlah
gas yang ditangkap oleh gluten, memberikan warna serta flavor yang khas, menangkap
air, sebagai pelunak dan memberikan kontribusi terhadap nilai gizi.
Telur juga memberikan pengaruh sifat emulsi karena adanya kandungan lesitin 7%-
10% dari jumlah kandungan lemak sehingga dapat memperbaiki stabilitas tekstur roti.
Putih telur adalah bahan yang terbaik untuk mempertinggi gluten, sangat cocok untuk
roti tawar putih, selain menyerap air putih telur termasuk bahan alot, hasil roti tawar
didalamnya putih bersih, tahan tarik, karena putih telur tak berwarna, tak berbau dan
juga membantu daya elastik roti.
9. Bread Improver
Membantu proses pembuatan roti dalam hal produksi gas dan penahanan gas.
Biasanya bread improver ditambahkan pada proses pencampuran sebanyak 0,3%-1,5%
dari berat tepung. Bread improver dapat memperbaiki karakteristik adonan, sehingga
adonan dapat beradaptasi terhadap peralatan. Bread improver juga memiliki proses
fermentasi yang teratur dan membantu pengembangan selama proses baking. Selain itu
juga bread improver juga dapat mendiversifikasi produk roti dengan mempengaruhi
struktur daging roti (crumb tekstur), warna kulit roti (crust), tampilan roti, volume,
aroma, rasa dan umur simpannya.
3. Sponge Method
Sponge method atau disebut juga sponge and dough method. Proses pencampuran
dengan sponge method menggunakan dua tahap. Pertama yaitu pembuatan sponge
(adonan biang) melalu pencampuran setangah bagian tepung (atau juga gula), air, dan
ragi, sampai adonan tersebut terfermentasi. Selanjutnya, bahan-bahan yang tersisa
dicampur ke dalam adonan sponge (biang), dan diaduk hingga gluten terbentuk; halus
dan elastis. Metode ini akan menghasilkan roti dengan volume yang lebih tinggi dan
remah yang lembut.
Secara umum ada 12 basic step dalam pembuatan sweet bread (roti manis), yaitu:
1. Scaling ingredients
Scaling ingredient atau menimbang bahan. Menimbang harus dilakukan dengan teliti
dan tepat dengan memilih alat sesuai dengan berat bahan yang akan ditimbang. Perhatikan
resep dengan benar, sedapat mungkin hindari pemakaian sendok/cangkir sebagai takaran,
karena antara sendok yang satu dengan sendok yang lainnya belum tentu sama.
2. Mixing
Mixing atau pencampuran adonan bertujuan untuk pembentukan adonan atau
development yang ditandai terbentuknya adonan yang lembut, elastis, ekstensibel dan
nampak kering serta tidak lengket.
Pengadukan berfungsi untuk mencampur rata semua bahan, hidrasi sempurna dari pati
dan protein juga mendapatkan kekuatan menahan gas yang baik. Adapun tahap-tahap
pencampuran atau pengadukan adalah sebagai berikut:
Tahapannya Penjelasan
Pick-Up Keadaan dimana semua bahan telah tercampur menjadi satu adonan.
Clean-Up kondisi adonan yang tidak melekat pada bowl atau wadah yang
dipergunakan untuk mengaduk.
Develop adonan mulai terlihat licin/halus dan permukaannya elastis
Final permukaan adonan licin, halus dan kering
Let-Down adonan mulai overmix, kelihatan lengket dan lembek
Break-Down adonan sudah overmix, adonan sudah tidak elastis lagi
7. Intermediate proofing
Pada tahap intermediate proofing (fermentasi lanjutan) dilakukan dengan memberikan
waktu istirahat sekitar 5–20 menit pada adonan serta membuat adonan rileks dengan tujuan
mempermudah proses berikutnya (pembentukan).
9. Final Proofing
Proses ini bertujuan mengembangkan adonan untuk mencapai bentuk dan mutu yang
baik. Ruangan proofing haruslah stabil baik panas maupun kelembabannya. Temperatur
proofing berkisar 35–40oC, kelembabanya berkisar 80–85% sedangkan waktu proofing itu
sangat tergantung pada produk yang dibuat (berkisar 35 menit).
Gambar 15. Final Proofing
10. Baking
Sebelum melakukan pembakaran suhu oven harus dipastikan sudah sesuai dengan
produk yang akan dibakar. Suhu dan lamanya pembakaran dipengaruhi oleh oven, loyang,
dan produk yang akan dibakar. Hal-hal yang harus diperhatikan pada proses pembakaran
adalah:
a. Volume adonan akan bertambah pada waktu 5-6 menit pertama di dalam oven.
b. Aktivitas Yeast berhenti pada temperatur 63oC.
c. Karamelisasi dari gula mulai memberi warna pada kulit roti.
d. Suhu pembakaran untuk roti tawar berkisar 200-220oC sedangkan untuk roti manis dan
sejenisnya berkisar 170-180oC.
11. Cooling
Roti yang telah dikeluarkan dari cetakan harus didinginkan sebelum pengemasan.
Pendinginan roti yang telah dikeluarkan dari cetakan dilakukan berkisar 45–70 menit pada
suhu ruang. Saat pendinginan roti diletakan pada rak kawat sehingga panas dapat keluar dari
segala arah. Apabila ingin mengiris roti sebelum dikemas maka suhu roti sebaiknya kira-kira
32oC atau hampir sama dengan suhu ruang. Roti dapat juga di glaze (dioles) setelah matang.
2. Sponge dough
Disebut juga metode biang atau babon. Pada metode sponge and dough atau sistem
biang, proses fermentasi awal yang terjadi pada adonan berlangsung selama 4-10 jam.
Bahkan dapat dibuat semalam dengan tujuan untuk mengembangkan adonan biang
secara kimia alami agar terbentuk bau, rasa dan struktur adonan yang lunak.
Sponge and dough terdiri dari dua langkah pengadukan dan dua kali fermentasi. Dua
kali pengadukan adalah sebagian bahan dicampur membentuk biang (sponge) dan
difermentasikan selama 3-6 jam atau lebih. Selanjutnya biang dicampur dengan bahan
lainnya membentuk adonan (dough). Setelah adonan kalis sempurna, baru adonan
difermentasikan selama 20-30 menit. Roti yang dihasilkan dengan sistem biang ini lebih
bagus, adonan lebih lembut, bertekstur halus dan memiliki aroma harum dibanding
metode langsung. Setelah dibakar pun roti hasil roti dari metode ini lebih renyah.
a. Keuntungan:
1) Mempunyai toleransi yang lebih baik terhadap waktu fermentasi
2) Volume roti lebih baik
3) Umur simpan baik/panjang
4) Fermentasi aroma bertambah
b. Kerugian:
1) Sedikit toleransi terhadap waktu aduk
2) Lebih banyak peralatan
3) Total waktu fermentasi 4-6 jam
4) Lebih banyak kehilangan berat karena fermentasi
3. No time dough
Metode pembuatan roti no time dough ini, semua bahan diaduk menjadi satu,
kemudian difermentasikan secara cepat, yaitu satu jam. Karena dituntut proses yang
cepat, maka diperlukan bahan tambahan (additive) yang sifatnya
membantu/memperbaiki tekstur roti yang dihasilkan. Bahan tambahan roti yang
digunakan berupa penguat dan pelembut.
Metode no time dough biasanya digunakan untuk membuat roti dalam skala yang
besar, cepat, dan dengan biaya produksi yang rendah.
a. Keuntungan:
1) Penghematan waktu-pengurangan waktu fermentasi
2) Tidak perlu ruang fermentasi
3) Tidak perlu tempat untuk sponge dan adonan
4) Lebih sedikit peralatan yang dibutuhkan
b. Kerugian:
1) Tidak mempunyai aroma fermentasi
2) Umur simpan lebih pendek
4. Dough break
Dough break, pembuatan roti dengan memasukkan secara bertahap bahan-bahan lalu
diaduk dengan total waktu fermentasi lebih cepat dan teknik rolling yang lebih banyak.
Prinsipnya semua bahan diaduk sekaligus, lalu adonan dihaluskan menggunakan alat
“Dough Breaker” yaitu alat menyerupai penggilingan mie yang menghasilkan adonan
lebih cepat halus. Adonan roti ini menggunakan bread improver khusus untuk adonan
dough break. Adonan roti tidak boleh terlalu lembek. Penambahan jumlah yeast dari
standar normal. Fermentasi adonan 30 - 60 menit.
a. Keuntungan: serat roti lebih halus dan warna roti lebih putih
b. Kerugian: tidak ada aroma dalam roti
J. Kesalahan dalam pembuatan sweet bread
Kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam proses pembuatan sweet bread dan cara
memperbaikinya
1. Volume roti kecil (roti tidak mau membesar)
No Sebab Cara Mengatasi
1. Yeast terlalu sedikit Pergunakan yeast sesuai standar formula
2. Yeast sudah lama Pakailah yeast yang baru
3. Terlalu banyak gula Kurangi penggunaan gula
4. Terlalu banyak garam Kurangi penggunaan garam
5. Terlalu banyak lemak Kurangi penggunaan lemak
6. Tepung sudah lama Pakailah tepung yang baru
7. Tepung bersifat soft Gunakan tepung dengan protein tinggi
8. Pengadukan overmix Aduk adonan secukupnya
9. Undermix Aduk adonan dengan tepat
10. Adonan terlalu lembek Pakailah air sesuai daya serap tepung
5. Rasa
Rasa hambar
Garam terlalu sedikit Gunakan garam sesuai takaran
Rasa tidak enak
Bahan dengan kualitas rendah Pergunakan bahan yang berkualitas baik
Sanitasi bakeshop yang buruk Menjaga kebersihan tempat kerja
Under atau overfermented Waktu fermentasi tepat