Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

“KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ORANG DEWASA DAN FAKTOR-


FAKTOR YANG MEMPENGURUHI PERKEMBANGAN ORANG
DEWASA”

KELOMPOK 3

1. Anggi Anjani (A1G022054)


2. Anggy Angelina (A1G022124)
3. Nifi Holjana (A1G022119)
4. Patricia Loreyna Pasaribu (A1G022013)
5. Reni Maita Sari (A1G022118)
6. Sofy Agrya Sanda (A1G022056)

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Yessy Elita, S.Psi, M.A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN AJARAN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah Swt. atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyusun makalah Perkembangan Peserta Didik yang
membahas tentang “Karakteristik Perkembangan Orang Dewasa dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Perkembangan Orang Dewasa” ini dengan lancar hingga selesai.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak yang sudah berkontribusi atas disusunnya makalah ini.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk melengkapi salah
satu tugas Ibu Dr. Yessy Elita, S.Psi, M.A selaku dosen Mata Kuliah Perkembangan
Peserta Didik. Kami berharap semoga makalah ini dapat melengkapi nilai kami
kepada dosen mata kuliah yang bersangkutan serta semoga makalah ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembacanya.
Kami menyadari bahwasanya masih banyak kekurangan didalam makalah ini,
untuk itu kami mohon maaf dan jika berkenan untuk memberikan kritik dan saran
kepada kami, kami akan menerima dengan sepenuh hati kritik dan saran dari dosen
dan pembaca sekalian. Terima kasih dan selamat membaca makalah yang kami susun.

Bengkulu, 12 November 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3
A. Karakteristik Perkembangan Orang Dewasa................................................................3
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Orang Dewasa..........................11
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................................17
A. Kesimpulan................................................................................................................17
B. Saran..........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................18

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada umumnya individu normal akan mengalami masa tumbuh dan
kembang yang dimulai sejak pembuahan hingga menjadi bayi, tumbuh dan
berkembang menjadi anak-anak, remaja, dan orang dewasa.
Setelah mengalami masa remaja atau adolesen, individu akan menuju ke
masa selanjutnya yaitu masa dewasa yang merupakan masa tenang setelah
mengalami berbagai aspek gejolak perkembangan yang terjadi pada masa
remaja. Masa dewasa merupakan masa pematangan kemampuan dan
karakteristik yang telah dicapai pada masa remaja. Dewasa adalah orang yang
bukan lagi anak-anak dan telah menjadi pria atau wanita seutuhnya.
Masa dewasa dibagi menjadi tiga fase yaitu: 1) Masa Dewasa Dini/Muda
(Early Adulthood usia 20- 40 tahun), 2) Masa Dewasa Madya (Middle
Adulthood, usia 40-65 tahun) dan, 3) Masa Dewasa Akhir (Late Adulthood,
usia 65 tahun keatas).
Dengan Usia dewasa merupakan usia yang secara fisik sangat sehat, kuat,
dan cekatan dengan tenaga yang cukup besar. Kekuatan dan kesehatan ini
sangat dipengaruhi oleh kemampuan ekonomi, kebiasaan hidup, kebiasaan
makan, dan pemeliharaan kesehatan. Bekerja untuk pengembangan karier
merupakan tuntutan dan karakteristik utama dari masa dewasa.

B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalahnya, yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan orang dewasa?
2. Apa saja karakteristik perkembangan orang dewasa?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan orang
dewasa?

C. Tujuan
Adapun beberapa tujuan dalam penulisan makalah ini, yaitu:

1
1. Agar pembaca dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan orang
dewasa.
2. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami karakteristik
perkembangan pada orang dewasa.
3. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan pada orang dewasa.

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Karakteristik Perkembangan Orang Dewasa


Usia di atas 20 tahun dikelompokkan sebagai usia dewasa. Kelompok usia
dewasa dibagi lagi menjadi kelompok dewasa muda (usia 20 tahun sampai dengan
40 tahun) dewasa (usia 40 tahun sampai dengan 65 tahun) dan dewasa lanjut (usia
65 tahun ke atas). Tiap rentang usia memiliki Larakteristik sendiri, tetapi
karakteristik tersebut tidak sedinamis dan beragam seperti karakteristik
perkembangan pada rentang-rentang usia sebelumnya. Hampir seluruh aspek
kepribadian mencapai puncak kematangannya pada akhir masa adolesen, atau
awal masa dewasa muda. Pada prinsipnya. Pada usia dewasa, terutama dewasa
muda perkembangan masih berlangsung, pada usia dewasa ada aspek-aspek yang
tertentu yang berkembang secara normal, aspek-aspek lainnya berjalan lambat atau
berhenti. Bahkan ada aspek-aspek yang mulai menunjukkan terjadinya
kemunduran-kemunduran.

Aspek jasmaniah mulai berjalan lamban, berhenti dan secara berangsur


menurun. Aspek-aspek psikis (intelektual-sosial-emosional-nilai) masih terus
berkembang, walaupun tidak dalam bentuk penambahan atau peningkatan
kemampuan tetapi berupa perluasan dan pematangan kualitas. Pada akhir masa
dewasa muda (sekitar usia 40 tahun), kekuatan aspek-aspek psikis ini pun secara
berangsur ada yang mulai menurun, dan penurunannya cukup drastis pada akhir
usia dewasa. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan disajikan uraian secara lebih
rinci tentang perkembangan fisik, intelektual, moral, dan karier, pada masa
dewasa.

1. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik telah lengkap dan mencapai puncaknya pada masa
adolesen. Pada masa dewasa muda tinggi badan orang maksimal naik
sekitar 2-3 cm kecuali dengan latihan-latihan yang luar biasa, tinggi badan
orang dewasa bisa naik sedikit lebih tinggi lagi. Perkembangan berat badan
berjalan terus dan bisa tidak beraturan sesuai dengan kebiasaan hidup,

3
terutama kebiasaan makan, mengonsumsi makanan, latihan fisik serta pola-
pola kebiasaan hidup lainnya. Pertambahan berat badan terjadi pada orang
dewasa karena faktor bawaan kebiasaan hidup lainnya. Pertambahan berat
badan terjadi pada orang dewasa karena faktor bawaan.
Perkembangan fungsi aspek-aspek fisik terus berjalan sesuai denan
jenis pekerjaan, pendidikan dan latihan yang diikuti serta hobi-hobi
aktivitas fisik yang diminati. Orang-orang yang menekuni pekerjaan atau
latihan- latihan yang banyak menuntut gerakan-gerakan fisik, seperti
pekerja berat, tentara, olah ragawan, dan lain-lain, perkembangan kekuatan
tulang dan akan terus berkembang. Orang-orang yang dalam pekerjaan atau
latihannya banyak menuntut kecekatan dan kelenturan aspek fisik, seperti
para sekretaris, staf ketatausahaan, pengrajin, penari, pemahal, pelukis,
perancang, dan lain-lain, perkembangan kecekatan, keterampilan, kelemu
fisiknya terus berkembang. Perkembangan kekuatan tulang dan otot mulai
berkurang dan melemah setelah usia 30-35 tahun, tetapi kecekatan,
keterampilan dan kelenturan masih bisa bertahan sampai usia 35-40 tahun,
setelah itu fungsi aspek-aspek fisik mulai berkurang.
Memang usia dewasa muda merupakan usia yang secara fisik sangat
sehat, kuat, dan cekatan dengan tenaga yang cukup besar. Tetapi kekuatan
dan kesehatan badan tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan
ekonomi, kebiasaan hidup, kebiasaan makan serta pemeliharaan kesehatan.
Kondisi ekonomi yang baik, yang memungkinkan penyediaan makanan
yang saha dan bergizi, kebiasaan makan teratur, serta makan tidak
berlebihan, merupakan dasar bagi terpeliharanya kesehatan. Kemampuan
ekonomi yang rendah, makanan yang tidak sehat dan kurang bergizi,
kebiasaan makan yang tidak teratur, makan berlebihan, merokok, minum-
minuman keras, narkoba dapat menurunkan kondisi kesehatan,
menimbulkan berbagai bentuk penyakit, dan bahkan apabila dilakukan
secara berlebihan dapat mengancam kehidupan. Masa dewasa muda juga
merupakan masa untuk berumah tangga dan melahirkan keturunan. Fungsi-

4
fungsi pengembangan keturunan yang sudah matang pada akhir masa
remaja, direalisasikan pada masa dewasa muda. Masa ini merupakan masa
yang cukup baik untuk pembinaan rumah tangga, melahirkan dan membina
keturunan. Mereka bukan saja telah matang secara fisik, tetapi juga secara
sosial, emosional dan nilai-nilai. Pada umumnya, pada usia ini mereka
telah memiliki pekerjaan. Dengan demikian mereka telah memiliki
penghasilan, maka secara ekonomis juga telah memiliki kesiapan.

2. Perkembangan Intelelek
Beberapa ahli psikologi dan pengukuran menyatakan bahwa pada
masa dewasa muda tidak ada peningkatan IQ yang berarti. Paling tinggi
pada masa ini IQ meningkat 5 point. Walaupun demikian, kualitas
kemampuan berpikir kelompok dewasa muda masih terus berkembang,
lebih meluas atau komprehensif dan mendalam. Keluasan dan kedalaman
kemampuan berpikir ini sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan
informasi yang dikuasai. Makin tinggi dan luas ilmu, pengetahuan dan
informasi yang dimiliki makin tinggi kualitas kemampuan berpikir.
Perkembangan kemampuan intelektual ini berkaitan erat dengan
kesempatan dan kegiatan belajar yang diikuti pada masa dewasa ini: Masa
awal dewasa muda merupakan masa studi di perguruan tinggi, pada jenjang
Diploma, S1, S2 malahan S3. Mereka yang melanjutkan studi ke perguruan
tinggi, mempunyai kesempatan untuk menambah ilmu dan pengetahuan
serta meningkatkan kualitas kemampuan berpikir. Berkenaan dengan
kemampuan intelektual, Cattel dan Horn membedakan dua macam
kecerdasan yaitu fluid intelligence, dan cristallized intelegence: meliputi
proses memahami hubungan, pembentukan konsep-konsep, nalar dan
abstraksi, yang tidak banyak mendapatkan pengaruh dari pendidikan dan
kebudayaan; sedangkan crystallised intelligence berkaitan dengan
penguasaan kecakapan-kecakapan khusus yang telah dipelajari.

5
Crystallised intelligence tergantung pada latar belakang budaya dan
pendidikan.
Sementara itu, Schaine mengemukakan bahwa perkembangan kognitif
merupakan transisi dari "apa yang ingin saya ketahui" (what I need to
know) yang merupakan penguasaan keterampilan berpikir pada masa anak
dan remaja, menjadi "bagaimana sebaiknya saya menggunakan apa yang
saya ketahui" (how should I use what I know) yang merupakan integrasi
keterampilan berpikir pada kerangka kehidupan praktis kemudian menjadi
"mengapa saya perlu tahu" (why should I know) yang merupakan pencarian
tujuan dan makna yang berpuncak pada dikuasainya "kebijaksanaan"
(wisdom) pada usia tua. Proses transisi ini oleh Schaine dibagi atas lima
tahap berikut:
Tahap Pemerolehan (Aquisitive), berlangsung pada masa anak dan
remaja.
1) Pada tahap ini anak-anak dan remaja telah menguasai pengetahuan dan
keterampilan. Sebatas menguasai tetapi pengetahuan dan keterampilan
tersebut belum digunakan untuk kepentingan kehidupannya dalam
masyarakat.
2) Tahap Penguasaan (Achieving) berlangsung pada usia 20-an sampai
awal 30-an. Pada usia ini individu, menggunakan pengetahuan dan
keterampilan yang dikuasainya untuk mencapai keunggulan dan
kemandirian. Mereka mengerjakan tugas-tugas dengan baik untuk
kemajuan karier dan kehidupannya.
3) Tahap Tanggung jawab (Responsible) berlangsung pada usia akhir 30-
sampai akhir 60-an. Pada tahap ini individu menggunakan
pengetahuan dan pemikirannya untuk memecahkan masalah-masalah
kehidupan dalam lingkungan keluarga, masyarakat dan pekerjaan.
4) Tahap Eksekutif (Executive) berlangsung pada usia 30-an atau 40-an
sampai awal 60-an. Pada tahap ini individu mempunyai tanggung
jawab lebih luas, bukan hanya dalam unit-unit keluarga, tetapi juga

6
dalam sistem kemasyarakatan baik bidang pemerintahan maupun
perusahaan. Individu dituntut mengintegrasikan penguasaan
pengetahuan dan kemampuan berpikir dari berbagai tahap untuk
memecahkan masalah sesuai dengan jabatan yang dipegangnya.
5) Tahap Reintegrasi (Reintegrative) berlangsung pada usia 60 tahun ke
atas. Pada tahap ini orang dewasa sudah tidak disibukkan oleh tugas
dan tanggung jawab kemasyarakatan dan pekerjaan. Karena pada tahap
ini telah ada penurunan kemampuan berpikir yang disebabkan oleh
pengaruh aspek-aspek biologis, para lansia lebih selektif memilih
kegiatan, perhatian dan pemikiran mereka lebih terarah kepada
mengisi waktu yang masih tersisa, menghadapi kehidupan selanjutnya,
setelah kematian.
Tahap-tahap perkembangan intelektual tersebut secara visual dapat
dilukiskan dalam gambar berikut.

3. Perkembangan Moral
Perkembangan moral yang banyak dipelajari dan dikemukakan para
ahli adalah perkembangan moral kognitif. Teori perkembangan moral
kognitif yang banyak dikaji dan dijadikan acuan dalam pendidikan adalah
teori dari Kohlberg. Menurut Kohlberg ada tiga tingkatan perkembangan
moral kognitif, yaitu tahap prakonvensi, konvensi dan pasca konvensi.
Seperti halnya perkembangan aspek-aspek fisik dan intelektual, tahapan
perkembangan aspek moral telah dicapai pada usia adolesen. Tahapan

7
tertinggi perkembangan moral kognitif menurut Kohlberg, yaitu
pertimbangan nilai atas dasar hukum dan peraturan tidak tertulis dan atas
dasar katahati (keduanya termasuk tingkat perkembangan Pasca Konvensi),
telah dapat dicapai pada akhir masa adolesen atau awal masa dewasa muda.
Pada masa dewasa pemikiran moral seolah-olah berhenti, tenggelam dalam
kesibukan kegiatan pekerjaan dan kehidupan keluarga. Sebenarnya tidak
demikian. Kalau dalam masa anak dan adolesen berlangsung
perkembangan moral kognitif, maka dalam masa dewasa berlangsung
pengalaman moral. Melalui pengalaman moral seseorang mengubah
pemikiran-pemikiran moral menjadi perbuatan moral. Pemahaman tentang
prinsip-prinsip moral telah berkembang pada masa adolesen, tetapi
keterikatan kepada nilai-nilai moral dan perbuatan bermoral baru tercapai
pada usia dewasa.
Tentang perkembangan moral pada pria dan wanita, ada yang
menyatakan sama tetapi ada juga yang menyatakan berbeda. Seperti
Sigmund Freud, bapaknya Psikoanalisis yang terkenal itu, berpendapat
bahwa perkembangan moral pada wanita lebih rendah dibandingkan
dengan pria. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Kohlberg
pengembang teori moral kognitif. Namun demikian, beberapa penelitian
menyimpulkan, bahwa tidak ada perbedaan yang nyata tentang
perkembangan moral pada pria dengan wanita. Perbedaan yang ada bukan
disebabkan oleh faktor jenis kelamin, tetapi lebih banyak disebabkan oleh
tingkat pendidikan dan profesi. Berikut ini tahap-tahap perkembangan
moral pada wanita dewasa menurut Gilligan (1982):
Tahap 1. Orientasi terhadap keberadaan diri (Orientation of individual
survival):
Pada periode ini para wanita lebih mengkonsentrasikan hidupnya
kepada keberadaan dan kepentingan dirinya, kepada apa yang
baik dan berguna bagi dirinya.

8
Perubahan yang terjadi pada tahap ini adalah perubahan dari
mementingkan diri kepada tanggung jawab. Para wanita mulai
menyadari hubungan dirinya dengan yang lain-lain dan mulai
berpikir tentang bagaimana tanggung jawab terhadap
kepentingan yang lain.

Tahap 2. Kebaikan sebagai pengorbanan diri (Goodness as self sacrifice)


Pada tahap ini mereka mulai menyadari tentang tanggung
jawabnya terhadap orang lain, serta mulai melaksanakan
tanggung jawabnya dengan memberikan pengorbanan.
Perubahan yang terjadi pada tahap ini adalah perubahan dari
kebaikan kepada kebenaran. Wanita dewasa mulai menilai
keputusannya bukan didasarkan atas bagaimana reaksi orang lain
kepadanya, tetapi pada tujuan dan hasil dari perbuatannya.
Mereka mengembangkan pertimbangan baru yaitu ingin menjadi
orang baik dengan bertanggung jawab pada orang lain, dan ingin
menjadi orang jujur dengan bertanggung jawab kepada dirinya.

Tahap 3. Moralitas tidak berbuat kekerasan (The morality of non violence)


Pada tahap ini terjadi perubahan atau perkembangan kesadaran
dari tidak mau menyakiti orang lain dan menyakiti dirinya,
kepada prinsip persamaan, antara dirinya dengan orang lain.

Dalam studi lebih lanjut Gilligan bekerja sama dengan Attanucci


(1988), menyimpulkan bahwa baik pria maupun wanita sama, keduanya
memiliki nilai-kepedulian tentang "perhatian" (care) dan "keadilan"
(justice), tetapi antara keduanya ada perbedaan dalam penerapannya. Pria
lebih banyak berpikir dan memiliki kepedulian terhadap masalah-masalah
keadilan, sedang wanita lebih peduli terhadap pemberian perhatian,
perawatan, dan pemeliharaan kepada orang atau kelompok khusus.

9
4. Pengembangan Karier
Bekerja merupakan tuntutan dan karakteristik utama dari masa dewasa.
Orang bekerja bukan hanya untuk mendapatkan nafkah (penghasilan),
tetapi juga untuk pengembangan karier. Karier telah menjadi bagian dan
tuntutan dari kehidupan modern. Setelah selesai SLTA para adolesen
melanjutkan studi ke jenjang Perguruan Tinggi, bahkan setelah selesai
program S1 banyak di antara mereka yang melanjutkan studi ke program
S2 dan S3.
Pada adolesen banyak memanfaatkan waktu hidupnya, sampai dengan
masa usia: dewasa muda untuk mengikuti pendidikan pada lembaga-
lembaga pendidikan. Masa belajar yang begitu panjang merupakan
persiapan dan bagian dari pengembangan karier.
Dalam pengembangan karier, pemilihan dan perencanaan karier
menjadi hal yang sangat penting, sebab hal ini menentukan karier
seseorang selanjutnya, bahkan "menentukan" kehidupannya. Pada masa
yang lampau terdapat perbedaan yang sangat mencolok karier pria dengan
wanita. Perbedaan tersebut disebabkan karena adanya persepsi bahwa
derajat wanita lebih rendah dari pria. Fungsi wanita adalah di rumah
mengurusi tugas- tugas kerumahtanggaan. Pandangan seperti ini dewasa ini
telah berubah, bahwa wanita mempunyai derajat yang sama dengan pria,
wanita juga bisa berkarya di luar rumah. Perbedaan perkembangan karier
pria dan wanita, bukan disebabkan karena adanya perbedaan persepsi
tentang hak dan derajat, tetapi lebih besar disebabkan karena kodrat
manusia sebagai pria dan wanita. Realisasi persamaan hak dan derajat
kaum pria dan wanita, memang belum seluruhnya tercapai. Pertama, karena
perubahan persepsi tersebut masih dalam proses. Pada beberapa negara
atau daerah proses perubahan persepsi berlangsung sangat cepat. Tetapi
pada negara atau daerah lain proses tersebut sangat lambat, bahkan
mungkin baru mulai. Kedua, perubahan persepsi itu juga dipengaruhi oleh
kecepatan dan tingkat kemajuan yang dicapai oleh kaum wanita sendiri,

10
sebab di samping adanya hambatan dari luar (faktor eksternal, terutama
faktor sosial-budaya) juga ada hambatan dari dalam kaum wanita sendiri
(faktor internal). Sebagai contoh, perbedaan persentase pekerjaan wanita
dan pria di Australia tahun 1988.

N Kelompok Pekerjaan Wanita (%)


O Pria (%)
1. Manajer dan administrator 9,9 2,9
2. Professional 12,8 12,6
3. Para-profesional 6,5 7,1
4. Pedagang 23,1 2,9
5. Sekretaris-ketatausahaan 7,8 33,6
6. Penjual dan pemberian layanan 8,7 23,6
7. Petani, operator mesin, pengemudi 11,3 3,5
8. Karyawan laboratorium dan 19,6 13,9
sejenisnya

Sejalan dengan berlangsungnya proses perubahan persepsi dengan


berlangsung nya proses perubahan persepsi tentang hak dan derajat wanita,
dewasa ini pengembangan karier bukan hanya milik kaum pria, tetapi juga
kaum wanita. Dewasa ini telah lebih banyak jumlah wanita yang berkarier
yang menunda perikahan, menunda punya anak, bahkan tidak menikah
demi pengembangan karier.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Orang Dewasa


Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan orang dewasa. Pendapat
para ahli tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
dilandasi oleh aliran yang diyakininya.
Berikut ini disajikan secara rinci faktor-faktor khusus yang paling
berpengaruh terhadap perkembangan orang dewasa. ada faktor-faktor tertentu
dalam kehidupan orang dewasa yang akan mempermudah perkembangan orang
dewasa tersebut. Faktor yang paling berpengaruh tersebut adalah: (1) kekuatan
fisik; (2) kemampuan motorik; (3) kemampuan mental; (4) motivasi untuk
berkembang; dan (5) model peran.
1. Kekuatan fisik

11
Faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan orang dewasa
adalah kekuatan fisik. Bagi banyak individu, puncak kekuatan fisik dicapai
dalam usia pertengahan duapuluhan. Kekuatan fisik yang prima dapat atau
memecahkan persoalan-persoalan yang timbul pada masa orang dewasa.
Untuk memelihara kekuatan fisik yang prima perlu dijaga kesehatan. Ada 7
kebiasaan hidup sehat yang perlu dilakukan oleh orang dewasa untuk
memelihara kekuatan fisik, yaitu:

1) sarapan pagi,
2) makan secara teratur,
3) makan secukupnya untuk memelihara berat badan yang normal,
4) tidak merokok,
5) tidak meminum minuman yang mengandung alkohol,
6) olahraga secukupnya, serta
7) tidur secara teratur 7-8 jam setiap malam.

Kekuatan fisik yang prima pada orang dewasa, memungkinkan mereka


untuk optimal dalam bekerja, berkeluarga, memperoleh keturunan, dan
mengelola kehidupan keluarganya. Sebaliknya kekuatan fisik yang tidak
prima menghambat orang dewasa untuk mengerjakan apa yang seharusnya
dilakukan oleh orang dewasa dan dapat menggagalkan sebagian atau secara
total tugas-tugas perkembangan orang dewasa. Orang dewasa yang
mempunyai hambatan fisik karena kesehatannya buruk tidak dapat mencapai
keberhasilan maksimum dalam pekerjaan atau pergaulan. Sebagai akibatnya,
mereka selalu frustrasi. Apabila rasa frustrasi mendorong mereka untuk
berusaha terlalu keras dalam persaingan dengan teman seusia yang tidak
mempunyai hambatan fisik, maka lambat laun mereka akan mengalami
ketegangan mental yang kelak akan mendatangkan serangan jantung.

2. Kemampuan Motorik
Faktor kedua yang mempengaruhi perkembangan orang dewasa adalah
kemampuan motorik. Kemampuan motorik orang dewasa mencapai puncak

12
kekuatannya antara usia duapuluhan dan tigapuluhan. Kecepatan respons
maksimal terdapat antara usia duapuluh dan duapuluh lima tahun dan
sesudah itu kemampuan ini sedikit demi sedikit menurun.
Kemampuan motorik ini mempunyai hubungan yang positif dengan
kondisi fisik yang kuat dan kesehatan yang baik. Kondisi fisik yang kuat dan
kesehatan yang baik memungkinkan orang dewasa melatih keterampilan-
keterampilannya secara lebih baik. Di samping itu, orang dewasa yang
mempunyai kemampuan motorik yang baik cenderung akan dapat
menyelesaikan dengan baik pekerjaan yang menuntut kemampuan fisik.
Dalam hal mempelajari keterampilan-keterampilan motorik baru, orang
dewasa yang berusia duapuluhan, menunjukkan hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan hasil mereka yang mempelajarinya dalam usia
mendekati masa setengah baya.
Dengan bekal kemampuan motorik yang sangat baik, orang dewasa
dapat melaksanakan dengan baik kegiatan-kegiatan dalam lingkup tugas-
tugas perkembangannya dan akan dengan cepat menguasai keterampilan-
keterampilan dalam berolahraga dan berkarya. Hal ini memudahkan mereka
untuk bergaul dan berkomunikasi baik di lingkungan masyarakat maupun di
lingkungan pekerjaan.

3. Kemampuan Mental
Faktor ketiga yang mempengaruhi perkembangan orang dewasa adalah
kemampuan mental. Kemampuan mental yang diperlukan untuk
menyesuaikan diri pada situasi-situasi baru adalah mengingat kembali hal-
hal yang dulu pernah dipelajari, penalaran analogis dan berpikir kreatif.
Kemampuan mental ini mencapai puncaknya dalam usia duapuluhan,
kemudian sedikit demi sedikit menurun.
Kemampuan mental yang dimiliki orang dewasa ini sangat penting
kedudukannya dalam menyesuaikan diri terhadap tugas-tugas
perkembangan, jauh melebihi pentingnya kemampuan motorik. Penelitian-

13
penelitian terhadap kemampuan mental dengan menggunakan tes
intelegensi, sangat jelas menggambarkan adanya kemampuan mental yang
baik dalam masa dewasa awal (Arthur T. Jersid, (1978).
Kemampuan mental seperti penalaran dengan menggunakan analogi,
mengingat kembali informasi yang telah dipelajari, dan berpikir secara
kreatif sangat diperlukan dalam mempelajari dan menyesuaikan diri
terhadap keterampilan-keterampilan dan kecakapan-kecakapan yang
dituntut oleh tugas-tugas perkembangan orang dewasa. Baik pria maupun
wanita pada umumnya memiliki kemampuan berpikir yang sama dalam
usaha-usaha mereka memilih teman-teman bergaul sebagai calon istri
maupun suami. Keduanya mempunyai kemampuan yang sama baiknya
dalam belajar hidup bersama dengan istri atau suami mereka. Mereka dapat
belajar dan berlatih untuk menguasai tugas-tugas perkembangnnya dan
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Hal ini dapat terwujud dengan
baik apabila mereka mempunyai kemarnpuan mental yang baik pula.

4. Motivasi Untuk Berkembang


Faktor lain yang mempengaruhi perkembangan orang dewasa adalah
motivasi untuk berkembang. Apabila remaja telah mencapai usia dewasa
secara hukum, mereka berkeinginan kuat untuk dianggap sebagai orang-
orang dewasa yang mandiri oleh kelompok sosial mereka. Hal ini menjadi
motivasi bagi orang-orang dewasa untuk mengembangkan dirinya.
Pada masa dewasa, individu terdorong untuk mulai bekerja, memilih
pasangan hidup, belajar hidup dengan tunangan, mulai membina keluarga,
mengasuh anak, mengelola rumah tangga, mengambil tanggung jawab
sebagai warga negara, dan mencari kelompok sosial yang menyenangkan.
Selanjutnya mereka terdorong untuk melaksanakan tanggung jawabnya
secara sosial sebagai warga negara, membantu anak-anak remaja belajar
untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab, dan bahagia,
mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu menghubungkan diri

14
sendiri dengan pasangan hidup sebagai suatu individu, senggang:
menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisiologis
yang terjadi, mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan
dalam karier, dan menyesuaikan diri dengan orang tua yang semakin tua.
Motivasi untuk berkembang memiliki peranan yang strategis dalam
perkembangan orang dewasa. Individu yang merasa butuh dan perlu untuk
menguasai tugas-tugas perkembangan orang dewasa cenderung
mengarahkan perilakunya ke arah terkuasainya tugas-tugas perkembangan
orang dewasa. Sebaliknya individu yang tidak memiliki motivasi untuk
berkembang menjadi orang dewasa individu tersebut cenderung
mengabaikan tugas-tugas perkembangan orang dewasa yang harus
dikuasainya.

5. Model Peran
Faktor lingkungan perkembangan orang dewasa sangat berpengaruh
terhadap perkembangan orang dewasa. Orang dewasa yang berinteraksi
dengan orang dewasa lainnya mempunyai model peran untuk diteladani.
Karena berinteraksi dengan orang dewasa lainnya mereka memperoleh
motivasi untuk mencontoh perilaku sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang dianut oleh masyarakat orang dewasa.
Sebaliknya orang dewasa yang masih berinteraksi dengan remaja dan
mengikuti garis-garis perilaku remaja akan tetap berperilaku seperti remaja
dan bukan pola perilaku orang dewasa. Jika mereka tetap dalam status
ketergantungan, mereka hampir tidak memperoleh kesempatan atau
motivasi untuk menguasai tugas-tugas perkembangan orang dewasa.
Masa remaja sangat berpengaruh terhadap perkembangan orang dewasa.
Dalam masa remaja seseorang yang normal membentuk kelompok-
kelompok teman sebaya. Dalam kelompok-kelompok tersebut para remaja
saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Kelompok tersebut
mempunyai nilai- nilai tersendiri yang diakui dan dipatuhi oleh para

15
anggotanya. Para anggotanya sangat takut untuk ditolak oleh kelompok dan
takut memiliki nilai-nilai yang berbeda dengan nilai-nilai kelompok. Para
anggotanya sangat loyal terhadap nilai-nilai kelompoknya.
Dalam tahun-tahun pertama masa dewasa banyak orang dewasa yang
secara terpaksa memperpanjang masa remajanya. Jika perkembangan masa
rernaja dan perkembangan masa dewasa adalah sama, maka adanya
perpanjangan pengaruh itu bukanlah menjadi penghambat. Akan tetapi
perkembangan antara dua masa kehidupan itu cukup jauh berbeda.
Orang dewasa yang memperpanjang pengaruh teman sebayanya pada
masa remaja akan memperpanjang masa remaja mereka. Mereka tidak
melaksanakan tugas-tugas perkembangan masa dewasanya. Misalnya saja,
seseorang yang terus melanjutkan sekolahnya dan bersahabat dengan teman
sebaya hanya dalam urusan-urusan pelajaran, mereka tidak akan sempat
atau mungkin tidak berani lagi untuk mencari pasangan hidup. Hal lainnya,
misalnya seseorang yang merasa senang dengan pergaulan akrab teman-
teman sebaya masa remajanya, mengakibatkan mereka tidak
memperhitungkan persiapan-persiapan yang harus dilakukannya untuk
memasuki dunia kerja.

16
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada masa dewasa
berlangsung pengalaman moral. Melalui pengalaman moral, orang dewasa
mengubah pemikiran-pemikiran moral menjadi perbuatan moral.
Perkembangan fungsi aspek-aspek fisik orang dewasa terus berjalan sesuai
dengan jenis pekerjaan, pendidikan dan latihan serta hobi- hobi aktivitas fisik.
Usia dewasa merupakan usia yang secara fisik sangat sehat, kuat, dan cekatan
dengan tenaga yang cukup besar. Kekuatan dan kesehatan ini sangat
dipengaruhi oleh kemampuan ekonomi, kebiasaan hidup, kebiasaan makan,
dan pemeliharaan kesehatan.
Diiringi dengan faktor-faktor yang mempermudah perkembangan orang
dewasa seperti kekuatan fisik, kemampuan motorik, kemampuan mental, motivasi
untuk berkembang, dan model peran.

B. Saran
Sebagai calon pendidik kita seharusnya dapat mengerti dan memahami
kebutuhan diri dalam menghadapi permasalahan dalam keseharian untuk
mengendalikan sikap, pikiran, emosi, dan perilaku. Agar dapat menentukan
sikap dalam bertindak terhadap peserta didik.

Dengan memahami ”Karakteristik Perkembangan Orang Dewasa Dan


Faktor-Faktor Yang Mempenguruhi Perkembangan Orang Dewasa”
diharapkan calon pendidik dapat mengontrol dan mengendalikan emosi serta
memahami dirinya sendiri sehingga dapat memberikan bimbingan belajar
yang tepat kepada peserta didik.

17
DAFTAR PUSTAKA

Sumantri, Mulyani, Syaodih, Nana. 2011. PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.


Jakarta: Universitas Terbuka.

18

Anda mungkin juga menyukai