Paper Sani
Paper Sani
Di susun oleh:
Sani patmawati
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Berkat limpahan rahmat
dan karunia-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas
Pengantar Pendidikan .
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu serta menambah
Dengan segala kerendahan hati. Kami sangat mengharapkan kritik dan sarannya
yang bersifat membangun, agar kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi. Kami
menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Karena kesempurnaan
sesungguhnya hanya datangnya dari Allah SWT. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
PENDAHULUAN
Di zaman yang moden ini, budaya barat semakin berkembang di Indonesia. Kita
sebagai seorang muslim seharusnya dapat mengimplementasikannya rukun islam dalam
kehidupan sehari-hari agar tidak mudah terpengaruh kedalam pergaulan yang sudah
tidak terkendali baik di daerah perkotaan maupun di daerah desa. Pergaulan itu seperti
mengikis keimanan atau akidah setiap insan sedikit demi sedikit bahkan dapat
menghilangkan keimanan atau akidah dari setiap diri manusia. Maka rukun islam sangat
dibutuhkan karena mempunyai peranan yang baik dan penting dalam pembentukan
keperibadian.
PEMBAHASAN
Rukun islam Rukun artinya: tiang atau bagian yang pokok. Sesuatu tidak akan
menjadi atau berdiri tegak, bila bagian-bagian yang pokok atau Rukunnya tidak cukup.
Makna syahadat adalah mengetahui dan meyakini bahwa tiada Tuhan selain Allah
nabi Muhammad utusan Allah kepada seluruh manusia, dia seorang hamba biasa yang
tidak boleh disembah, sekaligus rasul yang tidak boleh didustakan. Akan tetapi harus
ditaati dan diikuti. Siapa yang menaatinya masuk surga dan siapa yang mendurhakainya
masuk neraka. Selain itu anda juga mengetahui dan meyakini bahwa sumber
pengambilan syariat sama saja apakah mengenai syiar-syiar ibadah ritual yang
diperintahkan Allah maupun aturan hukum dan syariat dalam segala sector maupun
mengenai keputusan halal dan haram.
2. Mengerjakan shalat
Shalat lima waktu sehari semalam yang Allah syariatkan untuk menjadi sarana
interaksi antara Allah dengan seorang muslim dimana ia bermunajad dan bderdoa
kepadaNya. Shalat juga menjadi sarana pencegah bagi seorang muslim untuk berbuat
keji dan mungkar. Seperti yang terdapat dalam Al-Quran surat Al-Ankabut ayat 45,
yang artinya:
Shalat merupakan tiang agama dan sebagai rukun terpenting islam setelah dua kalimat
Syahadad.
3. Mengeluarkan zakat
a. Zakat fitrah, adalah menurut bahasa artinya membersihkan diri atau jiwa,
sedangkan menurut istilah adalah mengeluarkan harta yang berupa makanan
pokok yang mengenyangkan, untuk diberikan kepada yangberhak menerima,
sebesar 2,5kg atau 3,1liter per jiwa
b. Zakat mal menurut bahasa bagi membersihkan harta, sedang menurut istilah
adalah mengeluarkan sebagian harta dari simpanan, hasil usaha, pertnian,
pternakan, atau hasil usaha jasa profesi untuk membersihkan kumpulan harta itu
dari hak orang lain terdapat didalamnya dan diberikan kepada mereka yang
berhak menerimanya.
4. Melaksanakan puasa
Puasa adalah berniat puasa sebelum waktu subuh atau fajar terang. Kemudian
menahan dari makan, minum, dan ijma (mendatangi istri) hingga terbenamnya matahri.
Puasa dikerjakan selama bulan ramadhan.
Manfaat puasa
Ø Adapun manfaat puasa dari sudut kesehatan, ekonomi, sosial, maka amat banyak
tidak ada yang mengetahui selain mereka yang berpuasa atas dorongan aqidah dan iman.
5. Haji secara istilah syarak atau hukum, haji berarti sengaja mengunjungi ka’bah atau
baitullah di makah untuk melakukan ibadah kepada Allah SWT. Bagi orang yang
mampu dalam islam disebut istitaah yang berarti memiliki kemampuan untuk
melaksanakan haji diantaranya :
2. Ada kendaraan yang layak baik melalui darat, laut, dan udara.
3. Aman dalam perjalanan atau tidak dalam keadaan perang dan sehat badannya.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, kelima hal tersebut adalah asas iman terbesar dan
rukun yang terpenting. Agama Islam diibaratkan oleh Rasulullah SAW, seperti sebuah
kemah yang disangga oleh lima tiang. Tiang tengahnya adalah kalimat syahadat, dan
empat tiang lainnya adalah tiang-tiang pendukung pada setiap penjuru kemah itu.
Tanpa tiang tengah, kemah itu tidak akan berdiri tegak. Apabila salah satu dari ke
empat tiang lainnya tidak ad, kemah tetap berdiri tetapi sudut yang tidak bertiang itu
akan menjadi miring dan mungkin akan rubuh.1
Seperti hadist berikut: “Engkau ambil zakat itu dari orang-orang kaya mereka
dan engkau kembalikan kepada orang-orang fakir mereka” (HR
Mutafaqun „alaih)
Makna rukun islam yang ke empat “Puasa”
Puasa bertujuan untuk membebaskan muslim dari perbudakan
kebiasaan, baik secara jasmani maupun rohani. Perbudakan kebiasaan terhadap
jasmani manusia dapat dilihat dari pola perilaku makannya. Dengan shaum
seorang muslim siap untuk makan kapan saja sesuai dengan yang Allah rizkikan
kepadanya. Betapapun laparnya, seorang muslim tidak akan mencuri. Dengan
training shaum ini seorang muslim dapat ikut merasakan kesulitan orang kecil
yang belum tentu dalam seharinya selalu bertemu dengan nasi. Perbudakan
kebiasaan terhadap ruhani terlihat dari kenyataan bahwa sebagian besar manusia
lebih banyak memperturutkan hawa nafsu / syahwat daripada ketinggian
ruhaninya.
Terbukti segala macam bentuk akhlak dan perilaku, baik perkataan
maupun perbuatan yang tidak Islami sebenarnya didasari oleh hawa nafsu.
Semata-mata mengikuti pikiran dan perasaan bukan didasari oleh petunjuk.
Orang yang selalu dibimbing petunjuk, akhlak dan perilakunya tentu
mencerminkan ruhani Islam yang tinggi jauh dari perbuatan keji. Dalam shaum,
seseoang dilatih untuk tidak berbuat bahkan berkata keji karena akan merusak
shaumnya (Hadits :"Banyak orang yang berpuasa, tetapi tidak ada yang ia
dapatkan kecuali hanya lapar dan dahaga"). Begitu pula, setelah Ramadhan
berlalu apa yang kita latih dalam bulan suci tersebut seharusnya kita aplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari.
“Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan dating
kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus,
mereka dating dari segenap penjuru yang jauh”
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN