Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

GAMBAR TEKNIK OTOMOTIF

Guru Pembimbing:
Akh. Fauzanul Hakim, S.Pd.I

Disusun Oleh:
Moh. Ilham

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AN NUR AL MUNTAHY


KEMBANG JERUK BANYUATES SAMPANG
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat serta
Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Gambar Teknik Otomotif. Saya juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap pihak karena telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini sehingga dapat selesai dengan semestinya..
Dengan tersusunnya makalah ini, saya berharap agar makalah ini dapat berguna dan
dijadikan sebagai salah satu referensi penambah ilmu, wawasan, dan pengetahuan. Selain itu
saya mengharapkan makalah ini tidak hanya menjadi pelengkap tugas tetapi dapat juga menjadi
hasil karya yang bermanfaat untuk penambah wawasan bagi pembaca.
Akhirnya saya sadari bahwa makalah ini belumlah sempurna, oleh karenaitu demi
kesempurnaan makalah yang akan di buat berikutnya, saya mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun dari pembaca sehingga dengan semua itu kesempurnaan dapat tercapai.

Kembang Jeruk, 09 Desember 2022


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................................................1
B. Tujuan................................................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................................2
A. Pengertian Gambar Proyeksi..........................................................................................................2
B. Proyeksi Piktorial.............................................................................................................................2
1. Proyeksi Isometri................................................................................................................................3
2. Proyeksi Dimetri.................................................................................................................................4
3. Proyeksi Trimetri................................................................................................................................4
4. Proyeksi Miring..................................................................................................................................5
5. Gambar Perspektif..............................................................................................................................6
C. Proyeksi orthogonal.........................................................................................................................7
1. Proyeksi ortogonal dari sebuah titik....................................................................................................9
2. Proyeksi ortogonal dari sebuah garis................................................................................................10
3. Proyeksi ortogonal dari sebuah bidang.............................................................................................10
4. Proyeksi ortogonal dari sebuah benda...............................................................................................10
D. Proyeksi Pandangan (Eropa dan Amerika).................................................................................11
1. Proyeksi Eropa..................................................................................................................................11
2. Proyeksi Amerika.............................................................................................................................12
3. Pemilihan pandangan depan..............................................................................................................12
4. Perbandingan antara Proyeksi Eropa dan Proyeksi Amerika............................................................12
5. Simbol Proyeksi................................................................................................................................13
BAB III....................................................................................................................................................14
PENUTUP...............................................................................................................................................14
A. Kesimpulan......................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Gambar Proyeksi adalah gambar bayangan atau konstruksi suatu benda yang
mana dapat kita ketahui tentang kejelasan suatu objek secara matematis. Dalam
menggambar proyeksi dituntut keterampilan menggunakan alat-alat seperti mistar,
jangka, pinsil, rapido/trek-pen, dan alat-alat matematis lainnya. Di samping itu, juga
harus mampu menarik garis secara terukur seperti ketebalan garis, kerataan garis dan
sambungan garis.
Untuk bisa membaca gambar, maka terlebih dahulu anda harus memahami
informasi yang terdapat pada gambar tersebut. Untuk bisa memahami informasi dari
sebuah gambar, antara designer (perancang gambar), drafter (juru gambar) dan operator
(pengguna gambar) harus mempunyai konsep yang sama sehingga informasi gambar
yang dimaksudkan tidak terjadi salah pengertian di antara ketiga orang tersebut.
Untuk itu designer, drafter dan operator harus memahami, simbol, ukuran dan
skala gambar yang telah distandarkan. Cara yang lain dapat dilakukan untuk bisa
membaca gambar adalah dengan memahami jenis proyeksi dari gambar tersebut.
Proyeksi adalah gambar dari benda nyata atau khayalan, yang dilukiskan
menurut garis-garis pandangan pengamat pada suatu bidang datar/ bidang gambar.
Proyeksi juga berfungsi untuk menyatakan wujud benda dalam bentuk gambar yang
diperlukan.

B. Tujuan

Memahami gambar proyeksi dan memenuhi tugas dari Bapak Zainur Rofiq agar
dapat menjalani mata kuliah gambar teknik dengan baik.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Gambar Proyeksi


Proyeksi merupakan cara penggambaran suatu benda, titik, garis, bidang,
benda ataupun pandangan suatu benda terhadap suatu bidang gambar. Proyeksi
piktorial adalah cara penyajian suatu gambar tiga dimensi terhadap bidang dua
dimensi. Sedangkan proyeksi ortogonal merupakan cara pemproyeksian yang bidang
proyeksinya mempunyai sudut tegak lurus terhadap proyektornya

B. Proyeksi Piktorial
Proyeksi Piktorial adalah suatu cara menampilkan gambar secara tiga
dimensi dalam suatu bidang gambar (dua dimensi) dalam pandangan tunggal.
Gambar piktorial disebut juga gambar ilustrasi, tetapi tidak semua gambar ilustrasi
termasuk gambar piktorial. Ada beberapa macam proyeksi piktorial, antara lain
adalah:
 Proyeksi isometri
 Proyeksi dimetri
 Proyeksi trimetri
 Proyeksi miring
 Gambar perspektif

Proyeksi isometri sampai miring merupakan proyeksi paralelogram, yaitu bahwa


garis-garis sejajar pada gambar akan tetap merupakan garis sejajar dan tidak akan pernah
bertemu pada suatu titik. Sedangkan yang no 5 garis-garis sejajar pada gambar
perspektif akan bertemu pada suatu titik yang disebut titik lenyap atau titik hilang.
Selain dua hal tersebut si atas, dalam gambar teknik, dikenal juga proyeksi
aksonometri. Dalam proyeksi aksonometri, sebuah obyek digambar secara tiga dimensi
dengan ketentuan sudut proyeksi dan skala pemendekan yang sudah diatur dan
ditetapkan sebelumnya. Gambar aksonometri biasanya dipergunakan untuk lebih

2
menjelaskan detil-detil struktur maupun arsitektur gambar perencanaan sebuah
bangunan. Yang termasuk gambar proyeksi aksonometri adalah proyeksi isometri,
proyeksi dimetri dan proyeksi trimetri.

1. Proyeksi Isometri
Proyeksi isometri menyajikan benda dengan tepat, karena panjang garis
pada sumbu-sumbunya menggambarkan panjang sebenarnya. Cara menggambarnya
sangat sederhana karena tidak ada ukuran-ukuran benda yang mengalami skala
perpendekan.

Gambar menampilkan kedudukan sumbu-sumbu isometri, yang dapat


dipilih sesuai dengan tujuan dan hasil yang akan memberikan kesan gambar paling
jelas.

Sebagai contoh diambil sebuah kubus seperti pada Gambar 5.5. Kemudian
kubus ini dimiringkan sehingga diagonal bendanya berdiri tegak lurus pada bidang
vertikal, atau bidang proyeksi. Sudut antara bidang bawah kubus dan bidang
horizontal menjadi 35o16'. Jika kubus ini diproyeksikan pada bidang proyeksi P
proyeksinya akan menunjukkan ketiga bidang dari kubus. Dalam gambar proyeksi ini
sisi-sisi AB, AD dan AE ketiga-tiganya sama panjang, dan saling berpotongan pada
sudut yang sama pula, yaitu 120o. Proyeksi demikian disebut proyeksi isometri.
Ketiga garis lurus AB, AD dan AE adalah sumbu-sumbu isometri. Panjang masing-
masing sisi lebih pendek dari pada panjang sisi sebenarnya. Panjang garis-garis dapat
diukur pada sumbu-sumbu ini dengan skala yang sama.

Gambar II.1

3
2. Proyeksi Dimetri
Proyeksi dimetri merupakan penyempurnaan dari gambar isometri,
dimana garis-garis yang tumpang-tindih yang terdapat pada gambar isometri, pada
gambar dimetri tidak kelihatan lagi.Proyeksi pada Gambar 5.6. di mana skala
perpendekan dari dua sisi dan dua sudut dengan garis horizontal sama, disebut
proyeksi dimetri.

Gambar II.2

3. Proyeksi Trimetri
Proyeksi trimetri merupakan proyeksi yang berpatokan kepada besarnya
sudut antara sumbu-sumbu (x,y,z) dan panjang garis sumbu-sumbu tersebut. Sudut
proyeksi trimetri adalah 20 derajat untuk alfa dan 30 derajat untuk beta atau 10
derajat untuk alfa dan 20 derajat untuk beta.
Proyeksi pada Gambar 5.7. di mana skala perpendekan dari tiga sisi dan
tiga sudut tidak sama, disebut proyeksi trimetri.

Gambar II.3
Harga-harga dari sudut dan skala perpendekan dari proyeksi aksonometri
4
yang khas terdapat pada tabel berikut.

4. Proyeksi Miring
Proyeksi miring merupakan proyeksi gambar dimana garis-garis proyeksi
tidak tegak lurus bidang proyeksi, tetapi membentuk sudut sembarang (miring).
Permukaan depan dari benda pada proyeksi ditempatkan dengan bidang kerja
proyeksi sehingga bentuk permukaan depan tergambar seperti sebenarnya.
Jika kedalaman benda sama dengan panjang sebenarnya disebut proyeksi
miring cavalier, sedangkan untuk panjang kedalaman yang diperpendek disebut
dengan proyeksi miring cabinet. Gambar oblique biasanya dimulai dengan 3 basis
sumbu yaitu 0 derajat, 45 derajat dan 90 derajat.
Proyeksi miring adalah semacam proyeksi sejajar, tetapi dengan garis-
garis proyeksinya miring terhadap bidang proyeksi. Gambar yang dihasilkan oleh

5
cara proyeksi ini disebut gambar proyeksi miring. Pada proyeksi ini bendanya dapat
diletakkan sesukanya, tetapi biasanya permukaan depan dari benda diletakkan sejajar
dengan bidang proyeksi vertikal. Dengan demikian bentuk permukaan depan
tergambar seperti sebenarnya, yang juga terdapat pada gambar proyeksi ortogonal.
Sudut yang menggambarkan kedalamannya biasanya 30°, 45° atau 60°
terhadap sumbu horizontal. Sudut-sudut ini disesuaikan dengan segi tiga yang
dipakai mempunyai sudut-sudut 30°, 45° dan 60°. Dalamnya dapat ditentukan
sembarang, seperti tampak pada Gambar 5.15.
Jika panjang ke dalam sama dengan panjang sebenarnya, gambar
demikian disebut
gambar Cavalier.
Pada proyeksi ini skala
yang sama dapat
dipergunakan pada
sumbu-sumbu yang
lain.

Gambar II.4
Oleh karena itu sering kali dipergunakan skala perpendekan pada sumbu
ke dalam, misalnya 3/4, 1/2, atau 1/3. Skala perpendekan 1/2 memberikan gambar
yang tidak berobah, dan penggambarannya agak mudah. Gambar demikian disebut
gambar Cabinet. Gambar Cabinet dengan sudut 45° banyak dipakai di beberapa
negara.

5. Gambar Perspektif
Proyeksi perspektif merupakan proyeksi piktorial yang terbaik kesan
visualnya, tetapi cara penggambarannya sangat sulit dan rumit, apalagi untuk
menggambar bagian-bagian yang rumit dan kecil. Pada proyeksi perspektif garis-
garis pandangan (garis proyeksi) di pusatkan pada satu atau beberapa titik. Titik
tersebut dianggap sebagai mata pengamat. Bayangan yang terbentuk pada bidang
proyeksi disebut dengan gambar perspektif.

6
Jika antara benda dan titik penglihatan tetap diletakkan sebuah bidang
vertikal atau bidang gambar, maka pada bidang gambar ini akan terbentuk bayangan
dari benda tadi (Gambar 5.17). Bayangan ini disebut gambar perspektif.
Gambar perspektif adalah gambar yang serupa dengan gambar benda
yang dilihat dengan mata biasa, dan banyak dipergunakan dalam bidang arsitektur.
Ini merupakan gambar pandangan tunggal
yang terbaik, tetapi cara
penggambarannya sangat
sulit dan rumit dari pada cara-cara gambar
yang lain. Untuk gambar teknik dengan
bagian-bagian yang rumit dan kecil tidak
menguntungkan, oleh karenanya jarang sekali dipakai dalam gambar teknik mesin.

Gambar II.5 Proyeksi prespektif.

7
Dalam gambar perspektif garis-garis sejajar pada benda bertemu di satu titik
dalam ruang, yang dinamakan titik hilang. Ada tiga macam gambar perspektif,
seperti perspektif satu titik (perspektif sejajar), perspektif dua titik (perspektif sudut)
dan perspektif tiga titik (perspektif miring), sesuai dengan jumlah titik hilang yang
dipakai

Proy
Gambar II.6

C. Proyeksi orthogonal
Proyeksi Orthognal adalah gambar proyeksi suatu obyek yang
bidang proyeksinya tegak lurus terhadap proyektor. Yang dimaksud
proyektor adalah garis-garis yang memproyeksikan obyek terhadap bidang
proyeksi.

Gambar II.7 Proyeksi Orthogonal


Pada Proyeksi Orthogonal di atas dapat dilihat bahwa ABCD adalah bidang
8
proyeksi, a – a1 adalah garis proyektor, dan bidang ABCD tegak lurus terhadap garis a –
a1.

Dengan demikian, pada proyeksi orthogonal, gambar proyeksi mempunyai


ukuran yang sama persis dengan obyek yang diproyeksikan, karena tidak ada perubahan
ukuran maupun bentuk.

Proyeksi Orthogonal (Gambar pandangan majemuk) benda ditampilkan dalam


dua dimensi dengan beberapa pandangan. Oleh sebab ituproyeksi ortogonal sering
disebut dengan proyeksi pan-dangan majemuk (multiview projection).

Gambar proyeksi ortogonal dipergunakan untuk memberikan informasi yang


lengkap dan tepat dari suatu benda tiga dimensi. Untuk mendapatkan hasil demikian
bendanya diletakkan dengan bidang-bidangnya sejajar dengan bidang proyeksi, terutama
sekali bidang yang penting diletakkan sejajar dengan bidang proyeksi vertikal.

Proyeksi ortogonal pada umumnya tidak memberikan gambaran lengkap dari


benda hanya dengan satu proyeksi saja. Oleh karena itu diambil beberapa bidang
proyeksi. Biasanya diambil tiga bidang tegak lurus, dan dapat ditambah dengan bidang
bantu di mana diperlukan. Bendanya diproyeksikan secara ortogonal pada tiap-tiap
bidang proyeksi untuk memperlihatkan benda tersebut pada bidang-bidang dua dimensi.
Dengan menggabungkan gambar-gambar proyeksi tersebut dapatlah diperoleh gambaran
jelas dari benda yang dimaksud. Cara penggambaran demikian disebut proyeksi
ortogonal yang diperlihatkan pada Gambar II.8

Gambar II.8. Proyeksi ortogonal.

Antara benda dan titik penglihatan di tak terhingga diletakkan sebuah bidang
tembus pandang sejajar dengan bidang yang akan digambar. Pada Gambar II.8 bidang
tembus pandang diambil vertikal. Apa yang dilihat pada bidang tembus pandang ini
merupakan gambar proyeksi dari benda tersebut. Jika benda tersebut dilihat dari depan,
maka gambar pada bidang tembus pandang ini disebut pandangan depan.

9
Dengan cara demikian benda tadi dapat diproyeksikan pada bidang proyeksi
horizontal, pada bidang proyeksi vertikal sebelah kiri atau kanan, dan masingmasing
gambar disebut pandangan atas, pandangan kiri atau kanan (Gambar 5.20).

Gambar II.9. Proyeksi ortogonal.

Tiga, empat atau lebih gambar demikian digabungkan dalam satu kertas gambar,
dan terdapatlah suatu susunan gambar yang memberikan gambaran jelas dari benda yang
dimaksud.

1. Proyeksi ortogonal dari sebuah titik

Keterangan Gambar
Panah paling atas : Proyektor
Panah ditengah : bidang proyeksi
Panah dibawah : proyeksi

Gambar II.10

10
11
2. Proyeksi ortogonal dari sebuah garis

Keterangan Gambar
Panah paling atas : Proyektor
Panah ditengah : bidang proyeksi
Panah dibawah : proyeksi

Gambar II.11

3. Proyeksi ortogonal dari sebuah bidang

Keterangan Gambar
Panah paling atas : Proyektor
Panah ditengah : bidang proyeksi
Panah dibawah : proyeksi

    

Gambar II.12

4. Proyeksi ortogonal dari sebuah benda

Keterangan Gambar
Panah paling atas : Proyektor
Panah ditengah : bidang proyeksi
Panah dibawah : proyeksi

12
Gambar II.13

D. Proyeksi Pandangan (Eropa dan Amerika)


Proyeksi Eropa dan Amerika merupakan proyeksi yang digunakan
untuk memproyeksikan pandangan dari sebuah gambar tiga dimensi
terhadap bidang dua dimensi.

1. Proyeksi Eropa
Proyeksi Eropa disebut juga proyeksi sudut pertama, juga ada yang
menyebutkan proyeksi kuadran I, perbedaan sebutan ini tergantung dari masing
pengarang buku yang menjadi refrensi. Dapat dikatakan bahwa Proyeksi Eropa ini
merupakan proyeksi yang letak bidangnya terbalik dengan arah pandangannya.

Gambar II.14
  Keterangan :
P.A     = Pandangan Atas
P.Ki    = Pandangan Kiri
P.Ka= Pandangan Kanan
P.Ba = Pandangan Bawah
P.Be = Pandangan Belakang

2. Proyeksi Amerika
Proyeksi Amerika dikatakan juga proyeksi sudut ketiga dan juga ada yang
13
menyebutkan proyeksi kuadran III. Proyekasi Amerika merupakan proyeksi yang
letak bidangnya sama dengan arah pandangannya.

   

Gamba
r II.15
 Keterangan :
P.A = Pandangan Atas
P.Ki     = Pandangan Kiri
P.Ka    = Pandangan Kanan
P.Ba    = Pandangan Bawah
P.Be    = Pandangan Belakang

3. Pemilihan pandangan depan


Pemilihan pandangan depan dari benda yang akan disajikan dalam
gambar adalah sangat penting. Karena pandangan depan dapat langsung memberikan
keterangan bentuk benda yang sebenarnya dan jumlah pandangan depan juga
ditentukan oleh pandangan depan tersebut. Pandangan depan tidak selalu berarti
bagian depan dari benda itu sendiri. Pandangan depan adalah bagian benda yang
dapat memberikan cukup keterangan mengenai bentuk khas atau fungsinya.

4. Perbandingan antara Proyeksi Eropa dan Proyeksi Amerika


Keuntungan Proyeksi Amerika
Negara Amerika Serikat dan Jepang telah menentukan untuk memakai
proyeksi Amerika. Hal ini didasarkan pada keuntungan dari cara ini dibanding
dengan proyeksi Eropa, keuntungan-keuntungannya sebagai berikut:

 Dari gambar, bentuk benda dapat langsung dibayangkan. Dengan pandangan depan
sebagai patokan dan bendanya muncul seperti aslinya.
 gambarnya mudah dibaca, karena hubungan anatara gambar yang satu dengan yang
lain dekat. Tidak saja mudah dibaca, tetapi jarang terjadi salah pengertian.Cukup
mudah lagi (terutama) pada benda-benda yang panjang, susunan pandangan depan
dan pandangan samping mudah sekali dibaca.

14
 pandangan yang berhubungan diletakkan berdekatan, oleh karena itu mudah untuk
memberi ukuran-ukurannya. Tidak mungkin terjadi salah pembacaan ukuran. Bagi
teknisi (operator mesin) lebih sederhana.
 dengan proyeksi Amerika mudah memberi pandangan tambahan atau pandangan
setempat.

5. Simbol Proyeksi

Untuk membedakan proyeksi Eropa dan proyeksi Amerika, perlu diberi


lambang proyeksi. Dalam standar ISO (ISO/DIS 128), telah ditepkan bahwa cara
kedua proyeksi boleh dipergunakan. Sedangkan untuk keseragaman ISO, gambar
sebaiknya digambar menurut proyeksi Eropa (Kuadran I atau dikenal dengan
proyeksi sudut pertama).
Dalam sebuah gambar tidak diperkenankan terdapat gambar dengan
menggunakan kedua proyeksi secara bersamaan. Simbol proyeksi ditempatkan disisi
kanan bawah kertas gambar. Simbol/lambang proyeksi tersebut adalah sebuah
kerucut terpancung.

         

Simbol Proyeksi Eropa Simbol Proyeksi Amerika

Gambar II.16

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Proyeksi Piktorial
 Proyeksi piktorial terbagi menjadi 4 macam, yaitu isometri, dimetri, miring,
dan perspektif.
 Proyeksi piktorial hanya digunakan pada gambar tiga dimensi untuk
diproyeksikan pada bidang dua dimensi.
2. Proyeksi Ortogonal
Proyeksi ortogonal merupakan proyeksi suatu titik, garis, bidang, dan
benda terhadap suatu bidang dengan garis proyektor yang tegak lurus terhadap
bidang proyekstornya.
3. Proyeksi Eropa
 Proyeksi Eropa hanya digunakan pada bidang dari suatu benda tiga dimensi
agar memberikan informasi lebih detail
 Letak bidang yang diproyeksikan dengan proyeksi Eropa terbalik dengan arah
pandangannya.
4. Proyeksi Amerika
 Proyeksi Amerika hanya digunakan pada bidang dari suatu benda tiga
dimensi agar memberikan informasi lebih detail.
 Letak bidang yang diproyeksikan dengan proyeksi Amerika sama dengan
arah pandangannya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Sato, Takeshi. 2013. Menggambar mesin menurut standar ISO. Jakarta Timur: PT Balai Pustaka
Mulyanto, Tri. 2016. Menggambar Teknik Industri. Scribd.id: File Pdf
https://gurupujaz.wordpress.com/2016/01/24/proyeksi-gambar/
https://tgbsmkn2.wordpress.com/2015/03/23/gambar-proyeksi-bagian-2/
https://www.scribd.com/doc/283134379/Tugas-Mata-Kuliah-Gambar-Teknik-proyeksi-
ORTOGONAL-PIKTORIAL

17

Anda mungkin juga menyukai