Diajukan untuk memenuhi salahs atu syarat guna mengikuti Sidang Usulan
Penelitian Tesis
Disusun Oleh :
NPM : 188040034
Di bawah bimbingan:
1
2
3
Usulan Penelitian
Undang-Undang dasar 1945. Dalam hal ini selain sumber daya alam, factor
sumber daya manusia juga mempunyai andil yang penting dalam proses
peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan
bersama pengusaha dalam upaya menuju perbaikan dan peningkatan taraf hidup
yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak. Sedangkan
1
Hadi Setia Tunggal. Seluk Beluk Ketenagakerjaan. Jakarta: Harvarindo. 2014. Hlm 7
4
unsur pekerjaan, upah, dan perintah. Dari pengertian tersebut jelaslah bahwa
dengan perjanjian perburuhan atau perjanjian kerja bersama (PKB) yang ada.2
kewajiban sesuai perjanjian kerja yang disepakati, pelanggaran atas hak dan
kewajiban oleh satu pihak dapat menjadi perselisihan hubungan industrial. Dala
hubungan kerja (PHK) . Proses Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) telah diatur m
ekanisme yang wajib ditaati oleh perusahaan pada saat terpaksa melakukan
2
Broto Suwiryo, Hukum Ketenagakerjaan, Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
Berdasarkan Asas Keadilan, Surabaya, LaksBang PRESindo, 2017, hlm. 71
3
Suratman Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Depok, RajaGrafindo Persada, Cetakan
ke-1, 2019, hlm. 60
5
terhadap karyawan yang tidak sesuai dengan mekanisme atau proses yang telah
industrial.
XII tentang Pemutusan Hubungan Kerja Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003
dan Pasal 158 UU 13 Tahun 2003 Tentang Tenagakerja yang telah dianulir oleh
usaha yang berbadan hokum atau tidak, milik orang perseorangan, milik
persekutuan atau milik badan hokum, baik milik swasta maupun milik Negara,
dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam
bentuk lain.
mengatur :
pekerja/serikat buruh.
hubungan industrial.
berikut :
kesepakatan.
7
mengatur :
alasan :
berlaku;
agamanya;
d. Pekerja/buruh menikah;
perkawinan;
bersangkutan.
mengatur :
mengatur :
Ketenagakerjaan.
160 UU Ketenagakerjaan.
industrial.
mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dalam hubungan kerja. Bahwa
Das Sein. Didalam ilmu hokum, hak dan kewajiban tidak dapat dipisahkan.
Tidak ada hak tanpa kewajiban, sebaliknya tidak ada kewajiban tanpa
adanya hak. Isi atas hak dan kewajiban ini ditentukan oleh aturan hokum,
dimana aturan hokum itu terdiri atas peristiwa dan akibat yang oleh aturan
4
Ishaq, Dasar-dasar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, hlm 77
16
dilakukan.5
sulit tercapai, karena yang kuat akan selalu ingin menguasai yang lemah.
berlaku.
1 ayat (3) Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang menyatakan se
cara tegas bahwa Negara Republik Indonesia adalah negara hukum, deng
egara hukum. Konsep negara hukum Indonesia menurut UUD 1945 ialah
negara hukum Pancasila, yaitu konsep negara hukum di mana satu pihak
harus memenuhi kriteria dari konsep negara hukum pada umumnya (yaitu
ditopang oleh tiga pilar pengakuan: pengakuan dan perlindungan hak asa
si manusia, peradilan yang bebas dan tidak memihak, asas legalitas dala
m arti formal maupun material), dan di lain pihak diwarnai oleh aspirasi-as
pirasi keIndonesiaan yaitu lima sila fundamental dari Pancasila 7. Dari kon
sebagai berikut 8:
Tenaga kerja mempunyai kedudukan sebagai pelaku dalam
pekerja/buruh yang dalam definisi menurut “JHM Van der Ven” yang
mendapat upah.9
9
Aloysius Uwiyono, Siti Hajati Hoesin, Widodo Suryandono, Melania Kiswandari, Asas-
Asas Hukum Perburuhan, Cet.2, PT.RajaGrafindo Persada, Depok, 2014, hlm 4.
19
diatur dalam UUD 1945 Pasal 28D ayat (1) dan Pasal 28 D ayat (2)
sebagai berikut:
uruh dan pengusaha terikat pada syarat syarat yang diperjanjikan antar
luar para pihak yang terikat dalam suatu hubungan kerja, pihak k
etiga dimaksud adalah Pemerintah/Negara. Oleh karena itu bent
uk kaidah heteronom adalah semua peraturan perundang-undan
gan di bidang perburuhan yang ditetapkan oleh Pemerintah/Neg
ara yang sah. Misalnya Undang-Undang, Peraturan Pemerintah,
Peraturan Menteri dll 12”.
yang membuatnya. Jadi dalam perjajian kerja yang dibuat antara peker
neralis.
ai adanya tekanan dari pihak yang kuat kepada pihak yang lemah. Untu
12
Ibid, hlm.8.
13
Ibid, hlm. 9.
14
Abdul Khakim, Dasar-Dasar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Cet.ke-4, PT.Citra
Aditya Bakti, Bandung, 2014, hlm. 99.
15
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara,PT.RajaGrafindo Persada, 2006, hlm.280.
22
inan suatu waktu sengaja atau tidak sengaja ada yang diabaikan oleh s
alah satu pihak, maka dalam perjanjian kerja lazimnya ditentukan tenta
ng tanggung jawab dan anti rugi yang secara wajar disepakati bersama
kum, Kejadian Hukum, dan Keadaan Hukum. Dari ketiga definisi peristi
rti perilaku hukum yaitu suatu perilaku-perilaku yang dibatasi oleh kaida
19
Aloysius Uwiyono, dkk. Op, Cit. hlm, 11.
24
Publik Relation.
regional 4 Jakarta.
tentang Ketenagakerjaan.
tentang Ketenagakerjaan.
B. Identifikasi Masalah
Indonesia (Persero) ?
C. Tujuan Penelitian
Dalam suatu penelitian tentunya tidak terlepas dari tujuan yang henda
(Persero).
D. Kegunaan Penelitian
1. Secara teoritis :
27
Ketenagakerjaan .
mahasiswa hukum.
2. Secara praktis
di kemudian hari.
28
hubungan kerja.
E. Kerangka Pemikiran
1. Kerangka Teori
rakyat Indonesia.
29
revplusioner. Hal ini tampak baik dari isi maupun kriteria rechstaat
tahun 1949, UUDS RI tahun 1950, dan yang terakhir diatur dalam
20
Philipus M Hadjon, diikuti oleh Madja El-Muhtaj, Hak Asasi Manusia Dalam Konstitusi
Indonesia, Prenada Media, Jakarta, 2005, hlm.21
21
F.J Stahl, dikutip oleh Faturohman, Dian Aminudin, Sirajuddin, Memahami Mahkamah
Konstitusi Di Indonesia, Bina Cipta, Bandung, 2004, hlm.5
22
Piatur Pengaribuan dan Arie Purnomosidi, Negara Hukum Pancasila Dalam Kerangka NKRI,
Surakarta, Cakrawala Media, Cetakan Pertama, 2012, hlm.1
30
dalam artian yang materiil, the rule of just law, yang bertujuan untuk
23
Abdul Muktie Fadjar, Membangun Negara Hukum yang Bermartabat, Malang, Setara Press,
Cet. I, 2013, hlm.5
24
Sri Soemantri, Bunga Rampai Hukum Tata Negara Indonesia, Bandung, Alumni 1992, hlm 29
31
pada tenaga kerja di Indonesia. Hal ini juga diungkapkan pada UUD
kehidupan yang layak, karena kehidupan yang layak adalah hak bagi
setiap warga negara. Setiap hak berawal dari kewajiban maka dari
b. Teori Keadilan
25
Sunarti Hartono, “Mencari Filsafat Hukum Indonesia yang Melatarbelakangi Pembentukan UUD
1945,” Memperingati 70 Tahun Prof. Dr. B. Arief Sidharta, S.H. Bandung, Refika Aditama, 2008,
hlm.152
26
Bentham dikutip Arizona Maha Dewa, Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Indonesia
Dalam Pemutusan Hubungan Kerja Sepihak Oleh Perusahaan Berdasarkan UU Nomor 13 Tahun
2003 Tentang Ketenagakerjaan (Tesis yang tidak dipublikasikan, Program Pascasarjana, Program
Studi Magister Ilmu Hukum, UNPAS 2017), hlm.17
33
banyaknya.
keadilan.
seorang ahli hokum, filsuf hokum dan sekaligus juga seorang birokrat dan
27
Satjipto Rahardjo dikutip Sayid Mohammad Rifqy Noval, Hukum Ketenaga Kerjaan, Hakikat Cita
Keadilan Dalam Sistem Ketenaga Kerjaan, Bandung, Refika Aditama, 2017, hlm.52
34
sebagai gagasan kultural tidak bisa formal, tetapi harus diarahkan kepada
cita-cita hokum yaitu keadilan, untuk mengisi cita keadilan itu, kita harus
relative, hubungan antara tiga unsur dari cita hokum itu juga relative.
Sseberapa jauh kegunaan lebih kuat dari keadilan atau keamanan lebih
system politik.28
28
W. Friedman, Legal Theory, Dditerjemahkan oleh Muhammad Arifin dengan judul Teori dan
Filsafat Hukum-Idealisme Filosofis dan Problema Keadilan (Susunan II), Raja Grafindo Persana,
Jakarta, Cetakan Kedua, 1994, halaman 42-45
35
32
J.P. Glastra van Loon dikutip Dudu Duswara dalam bukunya, Pengantar Ilmu Hukum Sebuah
Sketsa, Bandung, Cetakan Keenam, Refika Aditama, 2017, hlm 51-52
33
Mochtar Kusumaatmadja dan Arief Sidharta, Pengantar Ilmu Hukum Suatu Pengenalan
Pertama Ruang LIngkup Berlakunya Ilmu Hukum, Bandung, Cetakan Keempat, Alumni, 2016, hlm.
49
34
Ibid., hlm. 49-50
37
memahami dan mau mentaati jika aparatur hokum dan birokrasi terlebih
2. Kerangka Konseptual
berikut 39:
38
Soetandyo Wignjosoebrota, Dari Hukum Kolonial ke Hukum Nasional: DInamika Sosial Politik
dan Perkembangan Hukum di Indonesia, Jakarta, Rajawal Press, 1994, hlm. 231
39
Romli Atmasasmita, Teori Hukum Integratif, Cet.kedua, Genta Publising, Yogyakarta,
2012, hlm
39
dibuat dan diundangkan secara pasti karena mengatur secara jelas dan
40
Budiono Kusumohamidjojo, Teori Hukum, Dilema Antara Hukum Dan Kekuasaan,
Yrama Widya, Bandung, 2016, hlm 200.
41
Ibid
41
dan logis. Jelas dalam artian menjadi suatu sistem norma dengan
norma.
undang dan putusan badan peradilan yang membuat satu tafsiran yang
(tiga) unsur yang selalu harus diperhatikan yaitu kepastian hukum (rec
ait pemutusan hubungan kerja akibat kesalahan berat tidak bisa diberla
42
Sayid Mohammad Rifqi Noval, Hukum Ketengakerjaan, Hakikat Cita Keadilan dalam
Sistem Ketenagakerjaan, PT.Refika Aditama, Bandung, 2017, hlm. 73.
43
Soedikno Mertokusumo dan A. Pitio, Bab-Bab Tentang Penemuan Hukum, Cet. ke-1,
PT. Citra Aditya Bakti, Jakarta, 1993, hlm.1.
43
abstrak mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buru
ilai yang berperanan dalam hukum adalah sebagai berikut : nilai ketertib
an yang disusul dengan kemanfaatan dan keadilan bagi para pihak dal
oleh pihak yang mencari keadilan dan juga oleh masyarakat, hasil kep
utusan mana yang mempunyai manfaat lebih baik bagi subyek hukum d
tersebut berangkat dari aliran utility yang diungkapkan oleh Jeremy Ben
tham48 bahwa hukum itu harus bermanfaat bagi masyarakat guna men
etapi harus dilihat nilai-nilai dan norma hukum yang menjadi latar belak
isi keadilan. Meskipun hukum itu harus lebih dulu menegakkan ketertiba
epastian49.
i hukum tetapi keadilan dalam wacana ini lebih diutamakan pada keadil
m, bahwa kepastian dan keadilan hukum harus dilihat sebagai dua sisi
yang tak dapat dipisahkan dari satu koin utuh, sebab keadilan mesti me
njadi tujuan utama dari kepastian hukum, selain itu keadilan sendiri tak
akan bisa ditemukan apabila tak dibangun dalam kebenaran dan kejujur
at dicapai.
F. Metode Penelitian
1. Spesifikasi Penelitian
kumulatif)53.
2. Metode Pendekatan
di adalah dokumen pribadi dan data pribadi yang disimpan oleh pen
sifat publik adalah , data arsip, data resmi instansi pemerintah, dan
3. Tahap Penelitian
a. Penelitian Kepustakaan
54
Soerjono Soekanto, Sri Mamudji, Penelitkan Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat,
Cet.ke-17, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2015, hlm, 24.
55
Ibid. hlm 24 – 25.
48
b. Penelitian lapangan
wawancara (interview)56.
a. Data Kepustakaan
b. Data Lapangan
56
Ronny Hanitijo Soemitro, Op. Cit, hlm.51.
57
Ronny Hanitijo Soemitro, Op. Cit, hlm.51.
58
Ronny Hanitijo Soemitro, Op.Cit, hlm.57.
50
lain.
6. Analisis Data
7. Lokasi Penelitian
a. Perpustakaan
Sumatra No 41 Bandung.
b. Lapangan
bandung 40005
8. Jadual Penelitian
Seminar
Pengumpulan dan
PengolahanData
Analisa Data
Penyusunan Tesis
Sidang Tesis
52
Perbaikan dan
pengesahan
G. Sistematika Penulisan
BAB 1 : PENDAHULUAN
BAB V : PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
B. Peraturan Perundang-Undangan
C. Sumber lain
Jurnal :
Jurnal Unpad : Asep Warlan Yusuf, Hukum dan Keadilan
Materi Perkuliahan
Lili Rasjidi, Liza Sonia Rasjidi, Monograf, Filsafat Ilmu, Metode
Penelitian, Dan Karya Tulis Ilmiah Hukum
Mashudi, Hukum Ketenagakerjaan, September 2017 – Januari
2018
T. Subarsyah, Metode Penelitian Hukum, Maret 2018 -
September 2018
Putusan
56
Kamus
Salma, Kamus Umum Lengkap, Patma Baru, Bandung. 19086