Anda di halaman 1dari 13

Meningkatkan Kemampuan

Memodifikasi Alat Konversi


Energi Kompor Listrik
Combes Pada Siswa Kelas X
Teknik Instalasi Tenaga Listrik
(TITL)

REFLEKSI AKHIR
(KOMPREHENSIF)
DAN RENCANA
TINDAK LANJUT
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best
Practices)

Disusun Oleh : DEWI SINTIA NURHAYATI

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN KATEGORI II


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
LK 3.1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode


Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam
Pembelajaran

Lokasi SMK Negeri 1 Balongan Kab. Indramayu


Jl. Raya Sukaurip No.35 Balongan- Indramayu 45217.
Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan Kemampuan Memodifikasi Alat Konversi Energi
Kompor Listrik Combes Pada Siswa Kelas X Teknik Instalasi Tenaga
Listrik (TITL)
Penulis DEWI SINTIA NURHAYATI
Tanggal Selasa, 29 - Rabu, 30 November 2022
Situasi: Kondisi yang menjadi latar belakang masalah adalah:
Kondisi yang menjadi latar 1. Capaian pembelajaran jenjang SMK pada kurikulum Merdeka
belakang masalah, mengapa mata pelejaran IPAS elemen Mendesain dan mengevaluasi
praktik ini penting untuk penyelidikan Ilmiah yaitu:
dibagikan, apa yang menjadi Siswa dapat menentukan dan mengikuti prosedur yang tepat
peran dan tanggung jawab untuk melakukan penyelidikan ilmiah, menjelaskan cara
anda dalam praktik ini. penyelidikan yang tepat bagi suatu pertanyaan ilmiah, serta
diharapkan dapat mengidentifikasi kekurangan atau
kesalahan pada desain percobaan ilmiah.
Elemen tersebut bertujuan untuk mempersiapkan siswa SMK
fokus pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang akan
digunakan untuk menghadapi dunia industri. Namun
pelaksanaan nya di lapangan kegiatan pembelajaran IPAS
masih fokus pada aspek kognitif saja belum memfasilitasi
siswa pada aspek afektif dan psikomotor.
2. Fungsi dari matapelajaran IPAS yaitu untuk membekali siswa
agar mampu menyelesaikan permasalahan di kehidupan nyata
yang berkaitan dengan fenomena alam dan sosial di sekitarnya
secara ilmiah dengan menerapkan konsep sains bagi lingkungan.
Permasalahan lingkungan yang dihadapi saat ini salahsatunya
adalah limbah rumah tangga seperti peralatan elektronik yang
sudah tidak terpakai, kebanyakan alat-alat tersebut dibuang dan
menumpuk menjadi limbah yang mencemari lingkungan.
Pelaksanaan pembelajaran dikelas belum sepenuhnya
mengarahkan siswa untuk lebih peka terhadap masalah
lingkungan tersebut, kegiatan pembelajaran yang guru
sampaiakan belum melatih siswa untuk mencari solusi pada
permasalahan kontekstual di lingkungan sekitar, khususnya
permaslaahan lingkungan tersebut.
3. Pada aspek materi Energi dan perubahannya diharapkan siswa
dapat menerapkan konsep ilmu yang didapat pada sebuah
produk alat konversi energi sesuai dengan bidang atau
jurusannya, namun kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan baru mencapai kemampuan siswa pada ranah
pemahaman konsep mengenai energi dan perubahannya
belum sampai pada penerapan terhadap alat konversi energi.

Best Practices Aksi Pembelajaran : Dewi Sintia N (201800355636) 1


4. Selain kemampuan kognitif dan psikomotor, Siswa dituntut
untuk memiliki Sikap profil pelajar pancasila untuk membangun
karakter yang unggul. Sikap tersebut dapat terbangun selama
proses pembelajaran berlangsung, dengan serangkaian kegiatan
yang melatihkan siswa untuk menumbuhkan sikap seperti ;
Beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia,
Gotong royong, Bernalar kritis, Kreatif, Mandiri. Kegiatan
pembelajaran dikelas masih terpusat pada guru dan siswa
dominan fokus menyimak materi yang guru berikan sehingga
sikap profil pelajar pancasila belum dapat dibangun selama
kegiatan pembelajaran berlangsung.
5. Model pembelajaran inovatif abad 21 yang disarankan untuk
dapat diterapkan pada jenjang SMK diataranya adalah Problem
Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL), Namun
dilapangan guru masih dominan menggunakan pembelajaran
secara konvensional yaitu dengan metode ceramah dan
berpusat pada guru.

Berdasarkan hasil analisis latar belakang masalah yang dibuat,


ditentukan bahwa akar penyebab masalah adalah:
Guru belum menerapkan model pembelajaran yang memfasilitasi
siswa untuk dapat menentukan dan mengikuti prosedur yang tepat
untuk melakukan penyelidikan ilmiah, menjelaskan cara
penyelidikan yang tepat bagi suatu pertanyaan ilmiah, serta
mengidentifikasi kekurangan atau kesalahan pada suatu desain
produk ilmiah, yang sesuai dengan karakteristik materi yang akan
diajarkan dan bermanfaatannya bagi lingkungan sekitar.

Alasan praktik ini penting untuk dibagikan:


Praktik ini penting untuk dibagikan karena beberapa alasan
mendasar, diantaranya sebagai motivasi dan bahan referensi bagi
pendidik yang mengalami masalah yang sama dengan saya
khususnya pada matapelajaran IPAS pada aspek energi dan
perubahannya sub bab perubahan energi.
Seperti yang sudah dipaparkan pada latar belakang masalah diatas
bahwa elemen Capaian pembelajaran pada jenjang SMK yang harus
di capai adalah Mendesain dan mengevaluasi penyelidikan
Ilmiah yaitu: Siswa dapat menentukan dan mengikuti prosedur
yang tepat untuk melakukan penyelidikan ilmiah, menjelaskan
cara penyelidikan yang tepat bagi suatu pertanyaan ilmiah,
serta diharapkan dapat mengidentifikasi kekurangan atau
kesalahan pada desain percobaan ilmiah. Sehingga dalam
kegiatan pembelajarannya guru harus dapat merencanakan,
melaksanakan dan megevaluasi proses pembelajaran untuk
mencapai capaian pembelajaran tersebut.
Pada mapel IPAS meteri energi dan perubahannya siswa diarahkan
untuk dapat menelaah konsep energi dan usaha, yang kemudian
dihubungkan dengan konsep energi tak terbarukan dan
terbarukan, sehingga siswa dapat mengatasi solusi keterbatasan
energi tak terbarukan dengan menafaatkan energi terbarukan
melalui pemahaman konsep perubahan energi.

Best Practices Aksi Pembelajaran : Dewi Sintia N (201800355636) 2


Seperti ditunjukan pada bagan keterpaduan materi dibawah ini :
KONSEP
ENERGI DAN
USAHA

PEMBUATAN
KOMPOR LISTRIK SUMBER
ENERGI KALOR
DENGAN ENERGI DAPAT
DIPERBAHARUI
DAN ENERGI MEMANFAATKAN DAN TIDAK
LISTRIK
ELEMEN DAPAT
DIPERBAHARUI
PEMANAS MAGIC
COM BEKAS

PERUBAHAN
ENERGI /
KONVERSI
ENERGI

Dari karakteristik materi tersebut maka Siswa harus dapat


menerapkan konsep energi dan perubahannya dengan membuat
atau memodifikasi sebuah produk yang memanfaatkan konsep
perubahan energi pada alat yang dapat mengkonversi energi
terbarukan sesuai dengan bidang jurusan yang siswa ampu yaitu
TITL, sehingga pada praktik pembelajaran ini saya menentukan
produk modifikasi kompor listrik combes, yang merubah energi
listrik menjadi energi kalor untuk menjawab solusi semakin
menipisnya sumber energi LPG yang berasal dari energi fosil.
Alat kompor listrik yang dibuat pada produk praktik ini
menggunakan limbah rumah tangga yaitu ComBes (Magic Com
Bekas), dengan memanfaatkan elemen pemanas pada magic com
bekas. Selain mengurangi limbah lingkungan dari magic com bekas,
siswa dapat menerapkan pemahaman konsep dasar listrik yang
didapatkan dari mapel produktif yaitu; komponen-komponen
listrik yang digunakan, rangkaian listrik yang dibuat, dan sifat
bahan konduktor, yang akan diterapkan pada pembuatan kompor
listrik ComBes.

Gambar pembuatan Kompor Listrik ComBes


1. Pembongkaran magic com bekas

2. Elemen pemanas yang digunakan

3. Rangkaian listrik Kompor Listri ComBes

Best Practices Aksi Pembelajaran : Dewi Sintia N (201800355636) 3


4. Produk Kompor Listrik ComBes

Pada akhir kegiatan pemebelajaran siswa dilatihkan untuk dapat


mempresentasikan hasil produk yang telah di modifikasi dengan
memanfaatkan magic com bekas, melalui media poster dan alat
secara langsung.
Gambar siswa dengan poster presentasi

Dari semua rangkaian kegiatan praktik yang akan dijalani, maka


guru harus menerapkan suatu model pembelajaran yang
memfasilitasi siswa untuk dapat melatihkan keterampilan
komunikasi dan presentasi, keterampilan manajemen organisasi
dan waktu, keterampilan penelitian dan penyelidikan, keterampilan
penilaian diri dan refleksi, partisipasi kelompok dan kepemimpinan,
dan pemikiran kritis. Dilihat dari sintak pembelajaran, model
pembelajaran PjBL sesuai untuk mencapai capaian
pemebelajaran yang diharapkan, sintaknya yaitu : pertanyaan
mendasar, mendesain perencanaan produk, memonitor keaktifan
dan perkembangan proyek, menguji hasil, dan evaluasi pengalaman
belajar. Oleh karena itu, pada praktik pembelajaran ini saya
menerapkan model PjBL pada materi perubahan energi dengan
memodifikasi kompor listrik dengan memanfaatkan elemen
pemanas dari Magic com Bekas (ComBes).
Selain kemampuan kognitif dan psikomotor, penerapan model PjBL
melatih siswa untuk dapat bersikap sesuai dengan profil pelajar
pancasila yaitu : Beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME dan
berakhlak mulia, gotong royong, bernalar kritis, kreatif, dan
mandiri. Melalui tuntutan dan tanggungjawab yang telah disepakati
bersama oleh setiap anggota kelompok pada sintak langkah
mendesain perencanaan produk, disini siswa diminta untuk
menentukan tugas/ peran tiap anggota kelompok beserta
perencana jadwal pelaksanaan kegitan yang harus ditaati dan
dijalankan oleh setiap anggota kelompok dengan penuh komitmen
yang tinggi.

Saya yang berperan menjadi guru mempunyai tanggungjawab


untuk melakukan proses pembelajaran secara efektif, dan
menemukan cara agar pembelajaran di dalam kelas mampu
memfasilitasi siswa dapat lebih aktif dalam memahami materi serta
menguasai rangkaian kegiatan yang dilakukannya seperti

Best Practices Aksi Pembelajaran : Dewi Sintia N (201800355636) 4


Selain itu sebagai guru Mata Pelajaran saya bertanggung jawab
dalam hal:
1. Memberi motivasi dan teladan kepada siswa
2. Membimbing siswa dalam proses pembelajaran
3. Mengorganisasikan siswa untuk belajar
4. Memantau dan memonitor pelaksanaan proyek
5. Mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa Modul ajara,
media ajar, bahan ajar, LKPD, dan instrumen penilaian,
sehingga kegiatan belajar mengajar dapat terlaksana sesuai
dengan tujuan pembelajaran dan harapan Siswa.
6. Melakukan refleksi setiap kegiatan pembelajaran dan
melakukan perbaikan pada kegiatan pembelajaran yang belum
terlaksana dengan baik.

Tantangan : Tantangan terbesar yang saya hadapi saat pelaksanaan praktik


Apa saja yang menjadi adalah:
tantangan untuk mencapai 1. Penerapan sintak model PjBL yang baru bagi siswa, sehingga
tujuan tersebut? Siapa saja perlu pengkondisian dan pembiasaan oleh guru secara intens.
yang terlibat, 2. Diperlukan persiapan yang matang untuk mempersiapkan
kegiatan pembelajaran khususnya memilih proyek yang akan
diterapkan dalam pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik materi dan siswa, serta Capaian pembelajaran
yang akan di capai.
3. Bahan yang digunakan adalah magic com bekas, sehingga perlu
di pastikan bahwa elemen pemanas magic com dapat berfungsi
dengan baik dan banyak magic com bekas yang sudah berkarat
sehingga pada saat pembongkaran untuk mengambil elemen
pemanasnya membuat siswa kesulitan.
4. Sulit mengkondisikan sumber listrik untuk kegiatan men solder,
sehingga kegiatan tersebut dikondisikan pada satu meja, hal ini
yang membuat aktivitas gerak siswa menjadi sulit untuk
dikondisikan rapih pada tempat kelompoknya.
5. Tidak adanya laboran yang membantu mempersiapkan dan
membantu proses kegiatan laboratorium.
6. Butuh komitmen dan disiplin yang kuat dari masing-masing
siswa untuk dapat melaksanakan pembagian tugas sesuai
dengan jadwal yang telah di buat dengan kesepakatan kelompok.
7. Masih banyak kekurangan dari segi elemen komponen yang
diguanakan pada rangkaian listrik kompor listrik ComBes
sehingga berakibat keberfungsian dan kebermanfaatan Kompor
Listrik ComBes, diataranya:
 Tidak menggunakan komponen pengaturan suhu, sehingga
jika kompor terus di gunakan, tidak ada pengontrol kenaikan
suhu sebagai pengaman alat.
 Pengaman alat yang digunakan hanya sekring 5 Amper.
 Tidak menggunakan hambatan pada rangkaian, sehingga
berakibat pada Watt yang terlalu besar, maka jika alat
terhubung dengan sumber tegangan hanya untuk satu
kompor tidak kuat untuk dua kompor bersamaan.
 Pada elemen pemanas berbentuk agak cekung pada
permukaannya yang berefek sedikit permukaan yang
menyentuh wajan masak, sehingga proses induksi kalor dari

Best Practices Aksi Pembelajaran : Dewi Sintia N (201800355636) 5


elemen pemanas ke wajan cukup lama, ini membuat kegiatan
memasak tidak efektif dan efisien
 Dudukan kompor yang mengguanakan tembikar pot
membuat aman terhadap rangkaian listrik yang ada dibawah
elemen pemanas, dan kurang pas dengan elemen komponen
listrik yang digunakan.

Yang Terlibat dalam kegiatan ini:

1. Bapak Agus Komara, M.Pd. (Kepala Sekolah) Memberikan izin


untuk pelaksanaan praktik pembelajaran serta memberikan izin
untuk menggunakan fasilitas sekolah yang dibutuhkan saat
pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
2. Bapak Tri Cahyo S.Pd selaku kepala Prodi TITL, Bpk Syahrul
S.Pd, Bpk Rachmat Adi S.Pd selaku guru TITL yang telah
mengizinkan untuk menggunakan alat praktik pembuatan
proyek, dan ikut berkolaborasi dalam memonitor serta pengujian
hasil produk siswa.
3. Semua rekan mengajar di SMK Negeri 1 Balongan yang telah
memberikan dukungan moril.
4. Siswa kelas X TITL 2 berjumlah 34 orang yang terlibat menjadi
Siswa dalam kegiatan praktik.

Aksi : Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan


Langkah-langkah apa yang yaitu:
dilakukan untuk
menghadapi tantangan Aksi yang saya lakukan untuk meningkatkan Keterampilan siswa
tersebut/ strategi apa yang dalam mempresentasikan fenomena perubahan energi melalui alat
digunakan/ bagaimana konversi energy, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran
prosesnya, siapa saja yang PjBL, media Power point, alat dan bahan pembuatan kompor istrik,
terlibat / Apa saja sumber media poster (kertas Koran) dan memberikan kuis menggunakan
daya atau materi yang aplikasi google form pada pretest dan posttest.
diperlukan untuk Penerapannya pembelajaran PjBL pada praktik adalah sebagai
melaksanakan strategi ini berikut :
Langkah-langkah penerapan model PjBL pada praktik :

Langkah 1: Pertanyaan Mendasar


 Siswa menyimak pemaparan materi berubahan energi yang guru
tampilkan pada layar.
 Siswa menyimak video permasalahan kelangkaan tabung LPG
yang terjadi di berbagai daerah.
 Siswa mengidentifikasi serta mengemukakan masalah yang
ditemukan dari video yang diamati
 Siswa dibantu arahan guru dan LKPD mengajukan pertanyaan
mendasar dalam bentuk perumusan masalah, dapat dengan
menggunakan kata-kata apa, mengapa dan bagaiman, perihal
permasalahan yang teridentifikasi
Rumusan masalah yang diharapkan:
1. Apa solusi alternatif yang dapat diambil jika sumber energi
fosil khususnya LPG sudah mulai menipis ketersediaannya?
2. Apa alat yang dapat dijadikan solusi untuk membantu
mengatasi kelangkaan LPG yang biasa digunakan memasak ?
3. Bagaimana cara kerja alat tersebut?

Best Practices Aksi Pembelajaran : Dewi Sintia N (201800355636) 6


 Siswa mencatat pertanyaan tersebut pada LKPD

Langkah 2 : Mendesain Perencanaan Produk


 Siswa menyimak gambar pembuatan Kompor listrik dengan
judul yang guru tampilkan pada layar.
 Siswa dibantu bimbingan guru berdiskusi dalam kelomponya
menyusun rencana pembuatan proyek pemecahan masalah
meliputi pembagian tugas, persiapan alat, dan bahan, media,
sumber yang dibutuhkan sesuai dengan LKPD
 Hasil diskusi dituangkan ke dalam LKPD.

Langkah 3 : Menyusun Jadwal Pembuatan


 Siswa berdiskusi bersama kelompoknya untuk menyusun jadwal
pembuatan proyek kompor listrik dari magic com bekas
 Siswa membuat kesepakatan tentang jadwal pembuatan proyek
(tahapan sampai dengan pengumpulan laporan).
 Hasil diskusi dituangkan ke dalam LKPD.

Langkah 4 : Memonitor Keaktifan dan Perkembangan Proyek


(munculkan namanya, munculkan pembuatan)
 Siswa dibimbing oleh guru melakukan pembuatan proyek sesuai
dengan rencana yang disusun pada LKPD yaitu pembongkaran
magic com bekas untuk mengambil elemen pemanas magic com
yang akan digunakan sebagai elemen pemanas pada kompor
listrik, merangkaian rangkaian listrik, dan memasangkan
rangkaian pada tembikar dudukan kompor.
 Siswa mendiskusikan kendala/masalah yang muncul baik
dengan guru ataupun teman kelompok perihal pembuatan
proyek.
 Siswa mencatat setiap tahapan dan mendokumentasikannya

Langkah 5 : Menguji Hasil

 Siswa menguji hasil kompor listrik oleh guru produktif dan guru
IPAS (Kolaborasi).
 Siswa dibimbing guru, berdiskusi kelompok tentang prototipe
proyek, memantau keterlibatan Siswa, dan mengukur
ketercapaian standar.
 Siswa dibimbing guru membahas kelayakan proyek yang telah
dibuat, seperti keberfungsian setiap elemen listrik yang
terhubung, kelebihan dan kelemahan produk serta
kebermanfaatan produk tersebut dalam segi lingkungan, sosial
dan ekonomi.
 Siswa membuat kesimpulan keterkaitan produk dengan konsep
perubahan energi
 Siswa membuat laporan hasil pembuatan produk untuk
dipresentasikan didepan kelas.
 Siswa membereskan meja kelompoknya agar siap melaksanakan
kegiatan presentasi.

Best Practices Aksi Pembelajaran : Dewi Sintia N (201800355636) 7


Langkah 6 : Evaluasi Pengalaman Belajar
 Siswa mengkomunikasikan hasil proyek dan laporan yang telah
dibuat dan kelompok lain menanggapinya.
 Guru menanggapi hasil pemaparan proyek Siswa
 Siswa dibimbing oleh guru bersama-sama menyimpulkan
pemaparan hasil proyek

Strategi yang dilakukan untuk mengatasi tantangan tersebut


yaitu :

1. Mencari rujukan mengenai pengaturan tempat duduk kelompok


yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran berbasis proyek
sehingga ruang gerak siswa tetap dapat terpantau dan terkondisi
dengan baik.
2. Melaksanakan penilaian aktivitas siswa selama proses kegiatan
pembelajaran berlangsung, sehingga kesesuaian anatar
pembagian tugas, jadwal dan hasil uji produk dapat terukur
dengan baik
3. Mengecek dengan teliti setiap alat dan bahan yang akan
digunakan jangan sampai alat dan bahan tidak dapat berfungsi
dengan baik
4. Memperbaiki mulai dari dudukan kompor listrik, komponen
listrik yang digunakan khususnya sebagai pengaman pada saat
kompor digunakan, dan memperbaiki kekuatan perakitan
kompor listrik antara komponen alat.
5. Mempelajari sikologi, tingkah laku, dan lingkungan anak SMK,
sehingga dapat menerapkan strategi dalam pengkondisian kelas
6. Menejemen waktu pada setiap kegiatan dengan lebih disiplin
lagi.
7. Melaksanakan saran dan masukan Dosen pembimbing dan guru
pamong dalam setiap perbaikan kegiatan pembelajaran.
8. Memberikan penghargaan pada kelompok yang unggul
9. Membiasakan siswa untuk bekerja secara mandiri dan
berkomitmen serta disiplin pada setiap pembagian tugas yang
telah ditentukan pada masing-masing siswa pada kelompoknya
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
10. Untuk ketersediaan infokus dapat sebelumnya membuat jadwal
peminjaman lebih awal dengan bagian sarpras.
11. Tidak adanya laboran yang membantu mempersiapkan dan
membantu proses kegiatan laboratorium. Hal ini dapat diatasi
dengan mempersiapkan segala keperluan proyek jauh hari, dan
meminta bantuan rekan sejawat satu rumpun untuk ikut
membantu atau bahkan dapat melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan berkolaborasi.
12. Memberikan motivasi secara terus menerus agar kepercayaan
diri siswa meningkat untuk dapat memecahkan setiap
permasalahan dalam pelaksanaan proyek.

Best Practices Aksi Pembelajaran : Dewi Sintia N (201800355636) 8


Sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan
strategi ini;

A. Sarana dan Prasarana yang digunakan untuk satu kelompok


belajar adalah:
1. Alat dan bahan :
1. Magic com bekas : 1 Buah
2. Sekring 5 A : 1 Buah
3. Saklar Bulat : 1 Buah
4. Obeng kembang : 1 Buah
5. Kabel serabut : Secukupnya
6. Timbikar : 1 Buah
7. Steker : 1 Buah
2. Media
Laptop, papan tulis, gawai, infokus, Megic com bekas
3. Sumber belajar
a) buku pegangan Projek IPAS SMK kelas X
b) bahan ajar presentasi (power point)
LKPD Pembuatan kompor listrik dari magic com bekas

Sumber daya manusia

 Guru IPAS yang melaksanakan seluruh kegiatan pembelajaran,


mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
 Guru produktif Teknik Instalasi Tenaga Listrik, yang ikut
berkolaborasi memantau aktivitas siswa selama kegiatan
pembuatan proyek dan pengujian hasil produk.
 Siswa jurusan TITL kelas X

Refleksi Hasil dan dampak Refleksi hasil praktek pembelajaran:


Bagaimana dampak dari aksi Berdasarkan hasil survei kepada siswa:
dari Langkah-langkah yang 1. Siswa merasa bersemangat dengan belajar berkelompok dan
dilakukan? Apakah hasilnya berdiskusi dalam kegiatan pembelajaran dengan persentase
efektif? Atau tidak efektif? 83,3%, membuat lebih fokus dalam menyimak materi yang
Mengapa? Bagaimana respon diberika dengan persentase 83,3%.
orang lain terkait dengan 2. Siswa bekerjasama dengan teman kolompoknya dalam
strategi yang dilakukan, Apa memecahkan suatu permasalahan dan mampu bersosialisasi
yang menjadi faktor dengan baik, sehingga terciptanya pembelajaran yang
keberhasilan atau kolaboratif 85 %
ketidakberhasilan dari 3. Seluruh Siswa aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran karena
strategi yang dilakukan? Apa merasa memiliki tanggungjawab pada masing-masing tugas
pembelajaran dari yang telah ditentukan oleh kesepakatan kelompok sebesar 88%
keseluruhan proses tersebut 4. Siswa bekerja lebih efektif dan efisien seusai penjadwalan yang
telah dibuat sebesar 86%
5. Kemampuan Siswa dalam menganalisis sebuah permasalahan
dan menerapkan konsep perubahan enregi listrik menjadi energi
panas semakin baik, melalui pembuatan kompor listrik sebesar
83,3%
6. Kemampuan siswa dalam mempresentasikan fenomena
perubahan energi melalui kompor listrik dapat dilaksanakan
dengan baik, sistematis dan sesuai dengan capaian

Best Practices Aksi Pembelajaran : Dewi Sintia N (201800355636) 9


pembelajaran, mulai dari penjelasan alat dan bahan yang
digunakan beserta fungsi komponen listrik pada rangkaian,
rangkaian listrik yang dibuat pada kompor listrik, serta
mekanisme perubahan energi listrik menjadi panas pada elemen
kompor listri (elemen lilitan) sebesar 82 %
Berdasarkan hasil capaian kognitif siswa dari tiga soal KHOT yang
diberikan didapatkan kasil keberhasilan sebagai berikut
No Soal PRE TEST POST TEST1

1 78 % 88 %

2 89 % 95 %

3 72 % 90 %
Kinerja kelompok pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran
dilihat dari kriteria tanggungjawab, aktivitas dan tanggungjawab
didapatkan dari keseluruhan kelompok mendapatkan kriteria Baik
dan satu dari 5 kelompok memiliki predikat sangat baik.

Dampak yang bisa dilihat:


1. Bagi Siswa, melalui pembelajaran model PjBL ini mereka terlihat
lebih bersemangat dan aktif dalam melaksanakan proses
pembelajaran.
2. Siswa yang semula segan dan malu menyampaikan pendapat,
akhirnya mereka menjadi aktif berpendapat.
3. Pembelajaran tidak lagi teacher’s centered, tetapi menjadi
student’s centered.
4. Pendidik menjadi lebih aktif dan kreatif dalam menentukan
metode, media, dan teknik pembelajaran yang sesuai untuk
diterapkan di dalam kelas.
5. Kemampuan mempersentasikan hasil produk terlatih melalui
sintak model pembelajaran PjBL
6. Terjalin kerjasama yang baik antara pendidik dan Siswa, antara
pendidik dengan teman sejawat, juga antara pendidik dengan
pihak sekolah yang sudah membantu terlaksananya proses
pembelajaran ini.
7. Pendidik mendapatkan feedback yang positif dari siswa tentang
pembelajaran ini yang dirasakan fun dan mudah diikuti.

Respon orang lain/lembaga terkait dengan strategi yang


dilakukan
1. Penulis mendapatkan feedback positif dari Siswa dan pendidik
lain dengan adanya penerapan model PjBL dalam pembelajaran
ini.
2. Penulis mendapat feedback positif dari Kepala Sekolah, teman
sejawat dan siswa
3. Permasalahan pada praktik pembelajaran dapat diatasi dengan
pelaksaan yang menyenangkan bagi siswa.

Yang menjadi faktor keberhasilan praktik ini adalah:


1. Adanya kolaborasi antara guru mapel IPAS dengan guru
produktif jurusan keahlian yang siswa geluti.
2. Menganalisis komponen karakteristik materi, permasalahan
kontekstual siswa khususnya lingkungan hidup, bidang
keahlian siswa, dan model pembelajaran yang akan diterapkan.

Best Practices Aksi Pembelajaran : Dewi Sintia N (201800355636) 10


3. Menentukan produk yang akan di buat untuk menyelesaikan
permasalahan kontekstual yang ditemuakan, berdasarkan
komponen pada poin ke 2.
4. Motivasi dan komitmen yang tinggi untuk dapat menyelesaikan
permasalahan yang ditemukan melalui kegiatan berbasis proyek
5. Persiapan perangkat pembelajaran yang maksimal, mulai dari
modul ajar, LKPD, Perangkat evaluasi, media ajar ( alat dan
bahan pembuatan proyek), dan Bahan ajar siswa.
6. Proses pembelajaran disiplin terhadap waktu penjadwalan
kegiatan proyek yang telah ditentukan oleh masing-masing
kelompok, dan bertanggungjawab pada tugas masing-masing
kelompok yang telah disepakati bersama
7. Tertib dalam melaksanakan penilaian kinerja siswa selama
melaksanakan kegiatan pembelajaran khususnya kegiatan
proyek.
8. Mengerahkan dan membimbing siswa pada saat terdapat
kendala dilapangan.

Yang menjadi ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan


adalah:
1. Tidak disiplin dalam pengelolaan waktu pengerjaan proyek, yang
berakibat banyak waktu yang diperlukan pada saat
pembelajaran berlangsung.
2. Kemampuan kelompok siswa yang heterogen dalam pelaksanan
proyek membuat kegiatan pembelajaran terkendala pada
kelompok tersebut, guru lebih intens pada kelompok yang
kurang dan waktu pelaksanaan proyek menjadi tidak sesuai
dengan yang telah ditentukan, karena menunggu kelompok
tersebut menyelesaikan proyeknya.
3. Bahan yang digunakan berasal dari limbah yang sudah tidak
terpakai karena rusak, sehingga ada kemungkinan elemen
pemanas kompor listrik sudah tidak berfungsi dengan baik.
4. Siswa harus sudah memiliki kemampuan awal yang baik pada
konsep materi, psikomotorik dan sikap pada kegiatan proyek
yang dilaksanakan, namun jika belum memiliki maka akan
menjadi penghambat kegiatan proyek.

Hasil praktik pembelajaran :


Praktik pembelajaran yang dilakukan berhasil dan efektif melihat
dari hasil pembelajaran berupa produk yang 100% berfungsi
dengan baik setelah dilakukan uji coba bersama siswa dan guru.
Dan dapat meningkatkan kemampuan siswa menerapkan
pemahaman konsep mengenai energi dan perubahannya
khususnya pada materi perubahan energi pada pembuatan
modifikasi kompor listrik dari megic com bekas.

Rencana Tindak lanjut :


1. Memperbaiki kekurangan pada desain kompor listrik ComBes
terutama pada segi keamanan, hemat energi listrik, tampilan
produk serta kekuatan perakitan produk, sehingga selain
menjadi media penerapan konsep ilmu yang siswa miliki, produk
tersebut memiliki nilai jual.
2. Mencoba memanfaatkan limbah lainnya yang dapat di
modifikasi menjadi alat konversi energi atau sumber energi yang

Best Practices Aksi Pembelajaran : Dewi Sintia N (201800355636) 11


dapat digunakan sebagai pengganti sumber energi tak
terbarukan, seperti pembuatan briket dari serbuk kayu,
pembuatan biodisel dari campuran minyak kelapa dan minyak
jelantah.
3. Menerapkan model PjBL Pada materi yang memiliki karakteristik
dengan materi energi dan perubahannya.

Best Practices Aksi Pembelajaran : Dewi Sintia N (201800355636) 12

Anda mungkin juga menyukai