Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian yang diambil bersifat observasional dengan metode cross-

sectional. Desain atau metode penelitian cross-sectional adalah penelitian yang

bertujuan mempelajari dinamika korelasi antara faktor risiko dengan efek,

dengan cara pengambilan data dilakukan sekaligus pada satu waktu atau point

time approach (Gahayu, 2015). Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui

apakah terdapat hubungan kejadian flat foot terhadap keseimbangan dinamis

pada pelajar di SMAN 3 Malang. Berikut desain penelitiannya :

P S T1 T2 O

Bagan 4.1 Desain Penelitian

Keterangan :

P = Populasi.
S = Sampel.
T1 = Pemeriksaan flat foot dengan Staheli Arch Index dan Chippaux
Smirak Index.
T2 = Pemeriksaan keseimbangan dinamis dengan Y-Balance Test
O = Hasil

40
41

4.2 Kerangka Penelitian

Populasi : seluruh pelajar di SMAN 3 Malang

Teknik sampling : Purposive sampling

Sampel : diambil sesuai kriteria inklusi

Variabel Independen Variabel Dependen

Flat foot Keseimbangan Dinamis

Instrumen : Instrumen : Y-Balance


Staheli Arch Index Test
Chippaux Smirak Index
Skala data : rasio
Skala data : rasio

Analisa data

H0 : Tidak ada hubungan H1 : Ada hubungan kejadian


kejadian flat foot terhadap flat foot terhadap
keseimbangan dinamis pada keseimbangan dinamis pada
pelajar di SMAN 3 Malang pelajar di SMAN 3 Malang
Bagan 4.2 Kerangka Penelitian

4.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

4.3.1 Populasi

Menurut Rizki & Nawangwulan (2018), populasi adalah keseluruhan

obyek penelitian atau obyek yang akan diteliti. Populasi dapat berupa

himpunan dari orang kelompok orang, organisasi, perusahaan, benda (hidup

atau mati), kejadian, kasus, waktu, atau tempat dengan sifat atau ciri yang

Perbandingan Efektivitas Pemberian Dance


Workout dan Latihan Jalan Kaki Terhadap
VO2Max padaAnalisa
Siswi SMAN
data 3 Malang
42

sama. Populasi dalam penelitian ini adalah pelajar di SMAN 3 Malang yang

berusia 15-18 tahun.

4.3.2 Sampel

Menurut Rizki & Nawangwulan (2018), sampel adalah obyek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi penelitian. Sampel dalam

penelitian ini adalah populasi yang memenuhi kriteria inklusi yang telah

ditentukan oleh peneliti.

4.3.3 Teknik Sampling

Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dalam

pengambilan sampel. Purposive sampling menurut Rizki & Nawangwulan

(2018) adalah pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang telah dibuat oleh peneliti, berdasarkan ciri-ciri

populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Berdasarkan pernyataan

tersebut, peneliti menetapkan beberapa kriteria yang digunakan dalam

penelitian ini. Berikut kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan

oleh peneliti :

a. Kriteria Inklusi

1) Subyek merupakan pelajar aktif di SMAN 3 Malang.

2) Berusia 15-18 tahun.

3) Memiliki IMT 18,5-25.

4) Terindikasi flat foot.

5) Bersedia menjadi responden.


43

b. Kriteria Eksklusi

1) Memiliki riwayat cedera atau operasi pada kepala, tulang belakang,

dan ekstremitas bawah.

2) Tidak bersedia menjadi responden

4.4 Variabel Penelitian

4.4.1 Variabel Independen

Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang

menyebabkan perubahan atau timbulnya variabel dependen (Rizki &

Nawangwulan, 2018). Variabel independen dalam penelitian ini adalah

kondisi flat foot.

4.4.2 Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang

terpengaruh atau akibat adanya variabel independen (Rizki dan

Nawangwulan, 2018). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

keseimbangan dinamis.

4.5 Tempat Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di SMAN 3 Malang, Jalan Sultan Agung Utara

No.7, Kota Malang.

4.6 Waktu Penlitian

Penelitian akan dilaksanakan pada 26 dan 27 Februari 2020.

4.7 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah bagian yang menjelaskan sebuah variabel agar

dapat diukur dengan melihat indikator dari variabel (Noor, 2011). Berikut

merupakan definisi operasional variabel dalam penelitian ini.


44

Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel


Variabel Definisi Operasional Alat Skala Data
Ukur
Variabel Kondisi flat foot yang Staheli Normal
Independen : dimaksud adalah tidak Arch arch 0.5-0.7
Flat Foot terdapat lengkungan pada Index
archus longitudinal medial Flat arch
setelah dilakukan staheli arch 0.8-1.2
index. Dimulai dengan
membuat sidik telapak kaki High arch
menggunakan tinta, air, dan 0.1-0.4
kertas putih. Kemudian hasil
sidik telapak kaki di kertas (Ordinal)
putih diberi garis CD di
midfoot dan garis EF
hindfoot. Hasilnya, dapat
diketahui dengan membagi
panjang garis CD dengan
panjang garis EF.
Variabel Kondisi flat foot yang Chip- Normal
Independen : dimaksud adalah tidak paux arch 0.01-
Flat Foot terdapat lengkungan pada Smirak 0.29 cm
archus longitudinal medial Index
setelah dilakukan staheli arch Flat arch
index. Dimulai dengan ≥ 0.45 cm
membuat sidik telapak kaki
menggunakan tinta, air, dan High arch
kertas putih. Kemudian hasil 0 cm
sidik telapak kaki di kertas
putih diberi garis a di caput Intermediat
metatarsal dan garis b di e arch
regio archus longitudinal 0.30-0.39
medial. Hasilnya, dapat cm
diketahui dengan membagi
panjang garis b dengan Lowered
panjang garis a arch
0.40-0.44
cm

(Ordinal)
Variabel Keseimbangan dinamis dalam Y- (Rasio)
Dependen : penelitian ini diukur Balance
Keseimbangan menggunakan Y-Balance Test
Dinamis Test. Subyek berdiri satu kaki
secara bergantian di titik
tengah lintasan tes yang
berbentuk Y. Kaki yang tidak
menginjak lintasan Y
45

menggantung dan kedua


tangan subyek berada di
pinggang. Responden
diperintahkan untuk
mencapai lintasan Y ke arah
anterior, posteromedial, dan
posterolateral dengan tiga
kali percobaan setiap
arahnya. Penilaian gagal
apabila subyek tidak mampu
mempertahankan kedua
tangannya berada di
pinggang, tumit terangkat
saat pengukuran dilakukan,
subyek tidak tepat menunjuk
angka yang berada di
lintasan.

4.8 Etika Penelitian

4.8.1 Informed Consent

Peneliti memberikan dan menjelaskan informed consent kepada

responden yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Informed consent juga

disertai judul penelitian dan manfaat penelitian, tujuannya agar responden

mengerti maksud dari penelitian yang dilakukan. Apabila subyek menolak

menjadi responden dalam penelitian, peneliti tidak boleh memaksa dan

menghormati hak-hak responden (Pelupessy, 2019).

4.8.2 Anonimity

Dalam sebuah penelitian tidak boleh mencantumkan identitas atau nama

pada lembar pengumpulan data yang diisi oleh responden. Penamaan

dilakukan dengan memberikan kode atau inisial, hal ini dilakukan untuk

menjaga kerahasiaan data subyek yang diteliti. (Pelupessy, 2019).


46

4.8.3 Confidentially

Ketika melakukan sebuah penelitian, seorang peneliti menyampaikan

maksud, tujuan, dan dampak dari penelitian yang dilakukan. Sehingga

responden merasa tidak terganggu selama proses penelitian.

4.9 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan peneliti untuk mengukur keseimbangan dinamis

dalam penelitian ini adalah Y-Balance Test. Dalam penelitian yang dilakukan

oleh Shaffer et al., (2013) menunjukkan bahwa Y-Balance Test memiliki

measurement error yang minimal dan test-retest reliability yang baik pada tiga

kali percobaan. Adapun cara melakukan Y-Balance Test yaitu sebagai berikut :

4.9.1 Peralatan : Karpet, lembar penilaian, ballpoint, meteran atau midline,

lintasan berbentuk Y.

4.9.2 Prosedur tes keseimbangan dinamis :

a. Peneliti menyiapkan karpet ukuran 2 m x 2 m.

b. Peneliti membuat lintasan berbentuk Y di atas karpet.

c. Subyek berdiri tepat di titik tengah lintasan Y dengan bertumpu di kedua

kaki tanpa menggunakan alas kaki.

d. Tahap pertama, subyek mengangkat kaki kirinya, kaki kanan tetap berada

di lintasan Y. Kaki kiri subyek menyentuh lintasan Y dimulai dari arah

anterior, posteromedial, dan posterolateral.

e. Masing-masing arah dilakukan sebanyak tiga kali percobaan. Dilakukan

secara bergantian dengan kaki kanan.

f. Peneliti menuliskan hasil tes dalam lembar penilaian.


47

g. Setelah dilakukan Y-Balance Test, subyek diukur panjang tungkai kaki

sebelah kanan mengguakan midline oleh peneliti.

Untuk instrumen pemeriksaan flat foot dengan menggunakan staheli arch

index dan chippaux smirak index cara melakukannya sebagai berikut :

4.9.3 Peralatan : Bak, spons, kain lap, kuas, gelas plastik, air, tinta, kertas putih,

penggaris, ballpoint.

4.9.4 Prosedur :

a. Subyek dalam keadaan berdiri kedua kakinya secara bergantian

menginjak spons yang telah dioleskan campuran tinta dan air.

b. Subyek menapakkan telapak kakinya yang telah diberi tinta pada

selembar kertas putih secara bergantian.

c. Hasil sidik telapak kaki yang sudah kering, diberi garis EF pada hindfoot

dan garis CD pada midfoot. Kemudian hitung dengan cara panjang garis

CD dibagi panjang garis EF.

d. Tentukan hasil staheli arch index sesuai ketentuan : normal arch 0.5-0.7,

flat arch 0.8-1.2, high arch 0.1-0.4.

e. Membuat garis a di regio caput metatarsal dan garis b di regio archus

longitudinal medial. Kemudian menghitung dengan cara membagi

panjang garis b dengan garis a.

f. Tentukan hasil chippaux smirak index sesuai ketentuan : Normal arch

0.01-0.29 cm, flat arch ≥ 0.45 cm, high arch 0 cm, intermediate arch

0.30-0.39 cm, lowered arch 0.40-0.44 cm.


48

4.10 Prosedur Pengumpulan Data

4.10.1 Tahap Persiapan

a. Menyusun proposal penelitian

b. Menyiapkan surat izin yang ditujukan kepada Cabang Dinas Pendidikan

Wilayah Kota Malang Dan Kota Batu untuk melakukan studi

pendahuluan di SMAN 3 Malang.

c. Melakukan studi pendahuluan di SMAN 3 Malang.

d. Menyiapkan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian untuk

memperoleh data dan menyiapkan alat dan tempat penelitian.

4.10.2 Tahap Pelaksanaan

a. Melakukan koordinasi bersama guru mata pelajaran olahraga SMAN 3

Malang.

b. Menyiapkan alat dan tempat untuk tes flat foot.

c. Melakukan pemeriksaan staheli arch index dan chippaux smirak index

untuk mendeteksi adanya kondisi flat foot.

d. Memberikan surat persetujuan kepada responden yang bertujuan untuk

memastikan bahwa responden benar-benar bersedia melaksanakan

rangkaian pemeriksaan yang dilakukan peneliti. Apabila responden

bersedia, peneliti akan memberikan penjelasan tentang prosedur

penelitian serta menjamin kerahasiaan informasi dan data responden.

e. Melakukan pengukuran keseimbangan dinamis untuk mendapatkan

menggunakan Y-Balance Test.

f. Peneliti memberikan kuesioner yang harus diisi oleh responden.


49

g. Setelah selesai, peneliti mengucapkan terimakasih atas kerjasama dan

waktunya yang sudah diberikan kepada responden.

4.10.3 Tahap Pengolahan Data

Ketika peneliti memperoleh data penelitian, data tersebut akan melalui

proses pengolahan data. Adapun proses pengolahan data menurut Gahayu

(2015) adalah sebagai berikut :

a. Editing

Setelah memperoleh data dari responden, peneliti memeriksa kembali

kelengkapan data yang diperoleh. Proses editing yang dilakukan sejak di

tempat penelitian dapat membantu mempersingkat waktu dan menghemat

biaya penelitian.

b. Coding

Merupakan suatu cara untuk mempermudah menganalisis data. Cara

ini digunakan untuk mengkategorikan hasil pemeriksaan staheli arch

index dan kuesioner dari responden.

c. Entry Data

Tujuan dari entry data adalah untuk menentukan hasil penelitian

dengan memasukkan data responden. Dalam penelitian ini, entry data

dilakukan dengan memasukkan nama inisial responden, usia, tinggi

badan, berat badan, IMT, panjang tungkai, hasil staheli arch index, hasil

chippaux smirak index, dan nilai keseimbangan dinamis.


50

d. Cleaning

Tahap ini dilakukan proses validasi data. Peneliti memeriksa dan

memastikan kembali tidak ada kesalahan pada semua data yang masuk.

Selanjutnya akan dilakukan tahap analisa data.

4.11 Analisa Data

4.11.1 Analisa Univariat

Analisa univariat adalah analisa yang melibatkan satu variabel yang

diteliti (Istijanto, 2002). Analisa univariat bertujuan untuk menyajikan

karakteristik setiap variabel penelitian yang meliputi usia, jenis kelamin, flat

foot, dan keseimbangan dinamis.

4.11.2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat merupakan analisa data yang melibatkan dua variabel

(Istijanto, 2002).

a. Uji Normalitas

Setelah memperoleh data, peneliti melakukan uji normalitas terlebih

dahulu untuk mengetahui sebaran suatu data apakah data yang diperoleh

memiliki sebaran normal atau tidak normal. Uji normalitas yang

digunakan dalam penelitian adalah uji saphiro-wilk, karena jumlah

sampel kurang dari 50 orang. Hasil uji normalitas berupa nilai p < 0,05,

artinya sebaran data tidak normal, sedangkan nilai p > 0,05 artinya

sebaran data normal.

b. Uji Spearman

Untuk menentukan hipotesis, penelitian ini menggunakan uji

spearman karena data berdistribusi tidak normal. H0 diterima apabila


51

nilai p > 0,05 yang bermakna tidak ada hubungan kejadian flat foot

terhadap keseimbangan dinamis pada pelajar di SMAN 3 Malang. H1

diterima apabila p < 0,05 yang bermakna ada hubungan kejadian flat foot

terhadap keseimbangan dinamis pada pelajar di SMAN 3 Malang.

Anda mungkin juga menyukai