Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH swt. yang senantiasa melimpahkan rahmat-Nya
karena tampa Rahmat dan Ridhna.Kita tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
waktu.

Tidak lupa kami ucapkan terimaksih kepada Ayahanda H.Yusran Yusuf, S.Sos., M.Si. Selaku
dosen pengampun Kebijakan Publik yang telah menjelaskan materi dan terimkasih juga kepada
narasumber yang kami wawancarai adalah Bapak Abdur Rahman S.Sos selaku Lurah dari Kantor
Kelurahan Bulupabbulu ini kami mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
warga yang Kelurahan Bulupabbulu telah membantu dalam membuat hasil wawancara ini.

Mungkin dalam pembuatan Rangkuman ini terdapat kesalahang belum kami ketahui. Maka dari
itu kami mohon saran dan kritik dari dosen.Demikian tercapainya Rangkuman yang sempurna.

Sengkang, November ,2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................................................

Daftar isi..........................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................

A Latar Belakang ...................................................................................................................


B Maksud dan Tujuan ............................................................................................................
C Metode Dan Teknik Penulisan............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................

1.1 Kerangka Linkup Kebijakan Publik.....................................................................................


.............................................................................................................................................
1.2 Perumusan Masalah.............................................................................................................
1.3 Pengembangan Alternatif.....................................................................................................
1.4 Implementasi Kebijakan......................................................................................................
1.5 Monitoring dan Evaluasi Kebijakan
1.6 Wawancara Kelurahan Bulupabbulu

BAB III PENUTUP.........................................................................................................................

Kesimpulan...................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kebijakan publik pada dasarnya adalah suatu kewenangan karena dibuat oleh sekelompok
individu yang mempunyai kekuasaan yang sah dalam sebuah sistem pemerintahan. Keputusan
akhir yang telah ditetapkan memiliki sifat yang mengikat bagi para pelayan publik atau public
servant untuk melakukan tindakan kedepannya. Kebijakan publik menjadi faktor penting dalam
pencapaian penyelenggaraan pemerintahan yang baik.

Kebijakan adalah prinsip atau cara bertindak yang dipilih untuk mengarahkan pengambilan
keputusan. Kebijakan digunakan sebagai pedoman untuk bertindak. Kebijakan publik dapat
didefinisikan sebagai respon suatu sistem politik melalui kekuasaan pemerintah terhadap
masalah-masalah masyarakat. Dengan kata lain, kebijakan publik adalah keputusan pemerintah
untuk memecahkan masalah publik. Kata publik dapat berarti masyarakat, perusahaan, negara
atau sistem politik, dan administrasi. Sementara, pemerintah adalah orang atau sekelompok orang
yang diberi mandat oleh anggota sistem politik yang melakukan pengaturan terhadap keseluruhan
sistem dari level bawah (RT dan RW) hingga hubungan dengan luar negara.

Setiap kebijakan harus memiliki tujuan. Artinya pembuatan suatu kebijakan tidak boleh sekadar
asal atau hanya karena ada kesempatan membuatnya. Tanpa tujuan, tidak perlu ada kebijakan.
Suatu kebijakan tidak berdiri sendiri, terpisah dari kebijakan yang lain. Akan tetapi, ia berkaitan
dengan berbagai kebijakan dalam masyarakat. Orientasi kebijakan adalah implementasi,
interpretasi, dan penegakan hukum.

Oleh karena itu, kami dari Mahasiswa/Mahasiswi semester 5 Fakultas Ilmu Sosial , Universitas
Puangrimaggalatung melakukan wawancara di Kelurahan Bulupabbulu . Alasan kami memilih
kelurahan ini karena, dari tinjauan yang kami lakukan . Kantor kelurahan ini merupakan titik
tengah dari tempat tinggal anggota kelompok kami. Adapun narasumber yang kami wawancarai
adalah Bapak Abdur Rahman S.Sos selaku Lurah dari Kantor Kelurahan Bulupabbulu, yang
mempunyai populasi penduduk sebanyak 5.926orang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KERANGKA LINGKUP KEBIJAKAN PUBLIK

Kebijakan publik menurut Thomas Dye (1981:1) adalah apapun pilihan pemerintah untuk melakukan
atau tidak melakukan ( public Policy is whatever governments choose to do or not to do). Konsep
tersebut sangat luas karena kebijakan publik mencakup sesuatu yang tidak dilakukan oleh pemerintah
di samping yang dilakukan oleh pemerintah ketika pemerintah menghadapi suatu masalah publik .
Sebagai contoh ketika pemerintah mengetahui bahwa jalan raya yang rusak dan dia tidak membuat
kebijakan untuk memperbaikinya, berarti pemerintah sudah mengambil kebijakan. Definisi Thomas
Dey tersebut mengandung makna bahwa; (1) kebijakan publik tersebut dibuat oleh badan pemerintah,
bukan organisasi swasta, (2) kebijakan publik menyangkut pilihan yang harus dilakukan atau tidak
dilakukan oleh badan pemerintah. Kebijakan pemerintah untuk tidak membuat program baru atau
tetap pada statusquo, misalnya tidak menunaikan pajak adalah sebuah kebijakan publik. James
Anderson (1979:3) mendefinisikan kebijakan publik sebagai kebijakan yang ditetapkan oleh badan-
badan dan aparat pemerintah. Walaupun disadari bahwa kebijakan publik dapat dipengaruhi oleh para
actor dan faktor dari luar pemerintah. Dalam buku ini kebijakan publik dipahami sebagai pilihan
kebijakan yang dibuat oleh pejabat atau badan pemerintah dalam bidang tertentu misalnya bidang
pendidikan, politik,ekonomi,pertanian,industri,perthanan dan sebagainya. Dalam pandangan David
Easton, ketika pemerintah membuat kebijakan publik, ketika itu pula pemerintah mengalokasi nilai-
nilai kepada masyarakat, karena setiap kebijakan mengandung seperangkat nilai di dalamnya (dikutip
Dye,1981). Sebagai contoh ketika pemerintah menetapkan Undang-undang No. 22 Tahun 1999,
kemudian diganti dengan Undang-undang No. 32 Tahun 2004 dan selanjutnya diganti lagi Undang-
undang No 32 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah, terlihat bahwa nilai yang akan dikejar
adalah penghormatan terhadap nilai demokrasi dan pemberdayaan terhadap masyarakat lokal dan
pemerintah daerah. Harrol Laswell dan Abraham Kaplan berpendapat bahwa kebijakan publik
hendaknya berisi tujuan, nilai-nilai dan praktika- praktika sosial yang ada dalam masyarakat (dikutip
Dey,1981), Ini berarti kebijkan publik tak boleh bertentangan dengan nilai nilai yang bertentangan
dengan nilai-nilai dan praktik-praktik sosial yang ada dalam masyarakat. Ketika kebijakan publik
berisi nilai-nilai yang bertentangan dengan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, maka kebijakan
publik tersebut akan mendapat resistensi ketika di implementasikan. Sebaliknya suatu kebijakan
publik harus mampu mengakomodasi nilai-nilai dan praktika-praktika yang hidup dan berkembang
dalam masyarakat. Lingkup kebijakan publik sangat luas karena mencakup berbagai sektor atau
bidang pembangunan, seperti kebijakan publik bidang pendidikan, pertanian, kesehatan, transportasi,
pertahanan dan sebagainya.Disamping itu, dilihat dari khirarkinya kebijakan publik dapat bersifat
nasional, regional maupun lokal seperti Undang- undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah
Propinsi, Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

Pengertian Kebijakan Publik Dari berbagai konsep dan teori para pakar bidang kebijakan publik
dapat penulis uaraikan sebagai berikut:

1. Lester dan Stewars (2000), Kebijakan publik dapat dipahami sebagai suatu Proses atau
suatu rangkaian atau pola aktivitas dibidang pemerintahan atau Keputusan-keputusan
yang didesain untuk memperbaiki berbagai masalah publik, Baik yang rill maupun yang
dibayangkan.
2. Peters (1993:4) mendefinisikan kebijakan publik sebagai aktivitas-aktivitas dari
Pemerintahan, baik tindakan secara langsung atau melalui agen-agen, yang
Mempengaruhi kehidupan warga negara.
3. Howlett dan Rames (1995:7) memaknai kebijakan publik sebagai suatu fenomena yang
kompleks terdiri dari sejumlah keputusan yang kompleks terdiri dari sejumlah keputusan
yang dibuat oleh berbagai individu dan organisasi.
4. Dwidjowito (2006:218) kebijakan publik adalah setiap keputusan dari pemerinta yang
memberikan impak pada kehidupan bersama. Kebijakan publik merupakan domain utama
dari pemerintah, dan mempunyai arti strategis bagi pemecahan masalah dalam kehidupan
bersama. Arti Pentingnya Studi Kebijakan Publik Studi kebijakan publik memiliki
tiga manfaat penting, yakni untuk pengembangan Ilmu pengetahuan, meningkatkan
profesionalisme
B. PERUMUSAN MASALAH KEBIJKAN

Salah satu bagian analisis kebijakan yangkurang mendapatkan perhatian selama ini tetapibersifat
krusial adalah perumusan masalahkebijakan. Analisis kebijakan sering gagal karena memecahkan
masalah yang salah dibandingkangagal karena mereka menemukan solusi yang salah terhadap
masalah yang benar. Gejala yang pertama di atas lebih disebabkan karena subyektivitas atau
kepentingan analisis atau policy makers sangat menonjol, sedangkan gejala kedua lebih
disebabkan karena kompleksitas masalah itu sendiri dan kemampuan policy makers.

Perumusan masalah dapat dipandang sebagai suatu proses terdiri dari empat tahap yakni:

1. Pencarian masalah (problem search)


2. Pendefinisian masalah (problem definition)
3. Spesifikasi masalah (problem sfecification)
4. Pengenalan masalah (problem sensing)
C. PEMGEMBANGAN ALTERNATIF KEBIJAKAN

Salah satu tahap berikutnya dalam proses kebijakan publik adalah tahapan pengembangan
alternatif kebijakan dan menentukan kreteriaseleksi terhadap berbagai altrnatif yang ditawarkan.
Kebijakan yang dipilih adalah kebijakan yang telah lolos dari proses seleksi karena dipandang
lebih unggul dari pada alternatif kebijakan yang lain. Dalam proses seleksi sudah tentu harus
mendasarkan pada kreteria yang jelas. Pada Bab tiga ini membahas tentang berbagai metode
yang dapat dikembangkan untuk menawarkan alternatif kebijakan, dan menyusun sepeangkat
kreteria yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian terhadap alternatif kebijakan.

D. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

Kebijakan yang telah direkomendasikan untuk dipilih oleh policy makers bukanlah jaminan
bahwa kebijakan tersebut pasti berhasil dalam implementasinya. Ada banyak variabel yang
mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan baik bersifat individu maupun kelompok
atau institusi. Implementasi dari suatu program melibatkan upaya-upaya policy makers untuk
memepengaruhi perilaku birokrat pelaksana agar bersedia memberikan pelayanan dan mengatur
perilaku kelompok sasaran.

Dalam berbagai sistem politik, kebijakan publik di implementasikan oleh badan-badan


pemerintah. Badan-badan tersebut melaksanakan pekerjaan- pekerjaan pemerintah dari hari ke
hari yang membawa dampak

E. MONITORING DAN EVALUASI KEBIJAKAN

Monitoring dan evaluasi pada dasarnya adalah kegiatan untuk melakukan terhadap
implementasi kebijakan. Monitoring dilakukan ketika sebuah kebijakan sedang
diimplementasikan. Sedangkan evaluasi dilakukan untuk melihat tingkat kinerja suatu
kebijakan, sejauhmana kebijakan tersebut mencapai sasaran dan tujuannya. Monitoring
diperlukan agar kesalahan-kesalahan awal dapat segera diketahui dan dapat dilakukan
tindakan perbaikan, sehingga mengurangi resiko yang lebih besar. Evaluasi berguna untuk
memberikan input bagi kebijakan yang akan datang supaya lebih baik.

 Monitoring atau pemantauan adalah aktivitas yang ditujukan untuk


memberikan informasi tentang sebab dan akibat dari suatu kebijakan
yang sedang diimplementasikan dengan tujuan:
1. Menjaga agar kebijakan yang sedang diimplementasikan sesuai
dengan tujuan dan sasaran.
2. Menemukan kesalahan sedini mungkin sehingga mengurangi
resiko yang lebih besar.
3. Melakukan tindakan modifikasi terhadap kebijakan apabila hasil
monitoring mengharuskan untuk itu.

F.HASIL WAWANCARA KELURAHAN BULUPPABLU

Dari hasil wawancara yang kami lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
kelurahan Bulupabbulu di Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo kami menarik
kesimpulan bahwa Kebijakan publik pada dasarnya adalah suatu kewenangan
karena dibuat oleh sekelompok individu yang mempunyai kekuasaan yang sah
dalam sebuah sistem pemerintahan. Keputusan akhir yang telah ditetapkan
memiliki sifat yang mengikat bagi para pelayan publik atau public servant untuk
melakukan tindakan kedepannya.Sementara, pemerintah adalah orang atau
sekelompok orang yang diberi mandat oleh anggota sistem politik yang
melakukan pengaturan terhadap keseluruhan sistem dari level bawah (RT dan
RW) hingga hubungan dengan luar negara.Suatu kebijakan tidak berdiri sendiri,
terpisah dari kebijakan yang lain.

Adapun narasumber yang kami wawancarai adalah Bapak Abdur Rahman


S.Sos selaku Lurah dari Kantor Kelurahan Bulupabbulu, yang mempunyai
populasi penduduk sebanyak 5.926 orang. Banyak sarana dan prasarana
dikantor kelurahan ini seperti sarana pendidikan, keagamaan, dll.Masyarakat
sangat merespon dengan sarana dan prasara yang dijanjikan.Kalau mengaju
pada juknis yang sebenarnya hanya sebaian kecil masyarakat yang bisa
menerima bantuan.Karena yang berhak menerima bantuan adalah masyarakat
yang rumahnya berukuran 4x5, dinding rumahnya bambu, atapnya daun
tawaro, dan lantainya tanah.Akan tetapi karena ada kebijakan, maka orang
yang diberikan bantuan adalah orang yang tidak mampu, artinya belum bisa
memenuhi semua kebutuhannya.Fasilitan pelayanan seperti membuat balkon
agar masyarakat yang datang tidak kepanasan Program bantuan perlu
diperiksa Kembali nama-nama yang layak meneriman atau tidak karena
mungkin penerima sebelumnya sudah mampu, tapi masih tercatat namanya
sebagai penerima bantuan sehingga warna yang benar-benar layak menerima
bantuan terabaikan.Tapi yang namanya kekurangan pasti ada, karena kita pasti
ingin yang maksimal dan embali lagi tergantung individu karena setiap
individu pasti mempunyai pendapat yang berbeda-beda.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Kebijakan publik merupakan keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan tindakan yang secara


langsung mengatur pengelolaan dan pendistribusian sumber daya alam dan manusia demi
kepentingan publik, yakni rakyat banyak, penduduk, masyarakat atau warga negara. Jadi kebijakan
merupakan persaingan, sinergi dan kompromi dari berbagai gagasan para aktor pembuat kebijakan
yang mewakili kepentingan-kepentingan yang menyangkut issue publik. Sedangkan implementasi
merupakan suatu kajian kebijakan yang mengarah pada proses pelaksanaan dari suatu kebijakan.
Implementasi kebijakan pada dasarnya adalah cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya
yaitu dengan langsung mengimplementasikan dalam bentuk program atau melalui formulasi
kebijakan. Lingkup kebijakan publik sangat luas karena mencakup berbagai sektor atau bidang
pembangunan, seperti kebijakan publik bidang pendidikan, pertanian, kesehatan, transportasi,

pertahanan dan sebagainya.

Setiap kebijakan harus memiliki tujuan. Artinya pembuatan suatu kebijakan tidak boleh

sekadar asal atau hanya karena ada kesempatan membuatnya. Tanpa tujuan, tidak perlu ada

kebijakan. Suatu kebijakan tidak berdiri sendiri, terpisah dari kebijakan yang lain. Akan tetapi,

ia berkaitan dengan berbagai kebijakan dalam masyarakat. Orientasi kebijakan adalah

implementasi, interpretasi, dan penegakan hukum . Oleh karena itu, kami dari

Mahasiswa/Mahasiswi semester 5 Fakultas Ilmu Sosial , Universitas

Puangrimaggalatung melakukan wawancara di Kelurahan Bulupabbulu .

Anda mungkin juga menyukai