Anda di halaman 1dari 19

Kepemimpinan Perempuan di Era Pandemi Covid-19:

Team Building & Spiritual Leadership


(Studi Pada Perpustakaan Kemensetneg RI)

L. Rudy Rustandi
rudy.lalu11@gmail.com
Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

Nurdin Laugu
nurdin@uin-suka.ac.id
Dosen Tetap Ilmu Perpustakaan
Fakultas Adab dan Ilmu Budaya
UIN Sunan Kalijaga

Abstrak
Tulisan ini mencoba mengeksplorasi mengenai kepemimpinan perempuan di era
pandemic covid 19. Setting yang diambil dalam tulisan ini ialah Perpustakaan
Kemensetneg RI. Metode yang digunakan dalam tulisan ini ialah deskriptif kualitatif.
Subyek peneliti adalah Kepala dan Staff Perpustakaan Kemensetneg RI. Sementara
teknik pengumpulan data digunakan ialah observasi, wawancara semi terstruktur
dengan bantuan media sosial online WhatApps dan e-mail baik melalui chatt atau call
interview, dan teknik dokumentasi untuk memperoleh tambahan singkat tentang
beberapa kebijakan dan model kepemimpinan yang diterapkan di Perpustakaan
Kemensetneg RI. Temuan yang didapatkan dalam tulisan ini bahwa suatu organisasi
akan senantiasa mengalami dinamika dan perubahan sesuai dengan kondisi dan
keadaan yang melingkupinya. Perubahan ini terjadi karena ada faktor pendorong baik
dari internal organisasi maupun dari eksternal organisasi seperti masa pandemic saat
ini. Adapun yang dilakukan oleh perpustakaan yakni melakukan berbagai macam
inovasi, baik itu melalui team bulding maupun pengembangan individu untuk
membentuk perilaku inovatif dengan menggunakan pendekatan kepemimpinan
spitual (spiritual leadership). Akan tetapi, hendaknya pula diperhatikan faktor-faktor
lain, antara lain faktor komunikasi yang baik mengenai program yang telah
dicanangkan, proses mentoring dan evaluasi, faktor social dan psikologi yang
melingkupi keberadaan perpustakaan sehingga pada saat menjalankan roda
kepemimpinan di masa pandemic seperti sekarang ini tidak terjadi gejolak yang besar
di antara para anggota.

Kata kunci: Kepemimpinan Perempuan, Pandemi Covid-19, Team Building, dan


Spiritual Leadership.

Abstract

This paper tries to explore women's leadership in the era of pandemic covid 19. The
setting taken in this paper is the Kemensetneg Ri Library. The method used in this
paper is descriptive qualitative. The subject of the researcher is the Head and Staff of
the Kemensetneg Ri Library. While the data collection techniques used are
observation, semi-structured interviews with the help of online social media
WhatApps and e-mail either through chat or call interview, and documentation
techniques to obtain brief additions about some policies and leadership models
applied in the Kemensetneg Ri Library. The findings obtained in this paper that an
organization will always experience dynamics and changes by the conditions and
circumstances that surround it. This change occurs because there are driving factors
both from internal organizations and from external organizations such as the current
pandemic period. The library does a variety of innovations, both through team
building and individual development to form innovative behaviors using a spiritual
leadership approach (spiritual leadership). However, it should also be considered
other factors, including good communication factors about the program that has been
launched, mentoring and evaluation process, social and psychological factors that
cover the existence of the library so that at the time of running the wheel of
leadership in the pandemic as it is now there is no great turmoil among the members.

Keywords: Women's Leadership, Covid-19 Pandemic, Team Building, and


Spiritual Leadership.

Pendahuluan positif. Perusahaan-perusahaan


Kepemimpinan adalah yang melibatkan perempuan
sebuah power yang membawa dalam dewan pimpinannya
organisasi menghadapi dilaporkan meraih keuntungan
perubahan. Kepemimpinan lebih besar, meningkatkan
perempuan menjadi isu publik corporate social responsibility.
yang selalu diperbincangkan, dan Selain itu, pemimpin perempuan
telah memancing polemik serta lebih sedikit memecat staf di
debat antara yang pro dan kontra masa krisis, mengurangi
terhadap pemimpin perempuan kesenjangan upah berdasarkan
dalam sebuah negara atau gender.1
organisasi. Kendatipun Saat ini kemapuan
pengakuan atas hak dasar bertahan sebuah organisasi
kemanusiaan tampak mengalami perpustakaan tidak hanya
peningkatan yang signifikan di mengandalkan karisma dari
berbagai belahan dunia. Hal ini seorang pimpinan saja, akan
dikarenakan jumlah perempuan tetapi kemampuan dari seorang
melebihi tiga kali jumlah laki-laki pemimpin untuk merespon segala
di dalam posisi manajemen. hal yang ada dan terjadi di
Selain itu juga, kepemimpinan 1
Catherine Hill dkk., Barriers and
perempuan memberikan Bias: The Status of Women in Leadership
(Washington, DC: American
pengaruh yang berbeda dan Association of University Women, 2016), 3.
sekitarnya serta meiliki good will menunjukkan bahwa Indonesia
untuk selalu melakukan lebih sigap dalam menghadapi
perubahan dan pengembangan pandemic disbanding Italia. Oleh
dalam organisasinya. Hal ini karena itu, pemerintah melalui
senada dengan apa yang surat edaran menerapkan
diungkapkan oleh Warent Bennis kebijakan physical distancing
sebagaimana dikutip oleh Adam hingga pembatasan sosial
Ibrahim Indrawjaya2, jika berskala besar (PSBB). Tujuan
perubahan dalam sebuah sistem dari penerapan kebijakan ini ialah
nilai dasar akan berkelanjutan, untuk memutus mata rantai
maka setiap organisasi harus penyebaran pandemic covid-19
belajar untuk lebih responsif, di Indonesia. Berlakunya
baik terhadap lingkungannya kebijakan tersebut tidak berarti
maupun terhadap tuntutan para masyarakat anti sosial. Akan
anggotanya. Dalam konteks ini, tetapi, pemerintah melalui
pemimpin hendaknya memiliki kebijakan tersebut mengajak
kecerdasan yang tinggi dalam seluruh elemen masyarakat turut
merespon situasi dan kondisi andil dalam memerangi virus ini,
yang terjadi di lingkungannya tidak terkecuali pemimpin di
terlebih di era pandemic covid-19 seluruh satuan kerja pemerintah
saat ini. seperti Perpustakaan
Pandemic covid-19 akhir- Kementerian Sekretariat Negara
akhir ini tengah mewabah di RI.
Indonesia. Pada tanggal 10 Mei Pimpinan Perpustakaan
2020 telah dikonfirmasi sejumlah Kemensetneg RI ikut serta
14.032 pasien covid-19 yang memerangi virus ini dengan
tersebar di seluruh provinsi di menerapkan beberapa aksi dan
Indonesia. Angka kematian kebijakan di dalam satuan
akibat covid-19 mencapai tingkat kerjanya seperti bekerja dari
8,9% yakni tertinggi kedua rumah (work from home),
setelah Italia.3 Fakta ini memanfaatkan teknologi
2
informasi dan internet dalam
Adam I. Indrawijaya, Perubahan dan
Pengembangan Organisasi (Bandung: Penerbit pelayanan perpustakaan, dan
Sinar Baru, 1989), 7.
3
http://covid-19.go.id physical distancing bagi staff
yang berada di perpustakaan. Hal sebuah organisasi.4 Seorang
ini menunjukkan bahwa pemimpin harus memiliki
kemampuan seorang pimpinan visi, misi, semangat, karakter,
dalam merespon situasi dan kapasitas, integritas, energi,
kondisi yang ada pada saat ini relasi, otoritas, dan respon
akan dapat dilihat dari yang baik kepada
pendekatan yang dilakukan oleh bawahannya.5 Tidak
pimpinan dalam membuat mengherankan jika
kebijakan, membangun persyaratan atau ciri untuk
kerjasama tim, dan memotivasi menjadi seorang pemimpin
anggota. Kemampuan seperti ini akhirnya, mendominasi
sangat perlu dilakukan oleh pandangan banyak orang
seorang pemimpin untuk bahwa yang pantas menjadi
mengupayakan organisasinya seorang pemimpin ialah laki-
tetap eksis mengikuti laki, bukan perempuan.
perkembangan zaman dan Kepemimpinan adalah
tantangan situasi yang berubah proses dimana individu
secara massif. Oleh karena itu, memengaruhi sekelompok
tulisan ini mencoba mengeksplorasi individu untuk mencapai
mengenai kepemimpinan perempuan tujuan bersama. Penetapan
di era pandemic covid 19. Setting kepemimpinan sebagai proses
yang diambil dalam tulisan ini ialah
berarti kepemimpinan tidak
Perpustakaan Kemensetneg RI.
bersifat linear dan bukan
peristiwa satu arah. Jika
dilihat dari segi proses,
Kerangka Teori
kepemimpinan terdiri dari
1. Kepemimpinan
Pemimpin memiliki dua unsur yaitu pemimpin

peranan penting dalam dan pengikut (followers).6

sebuah struktur
kememimpinan. Pemimpin 4
Tikno Lensufie, Leadership untuk
merupakan perekat sekaligus Professional dan Mahasiswa (Jakarta: Erlangga,
2003), 4.
pemegang kendali dalam 5
Ibid., 5-12.
6
Peter G. Northouse, Kepemimpinan:
Teori dan Praktik, Terj. Ati Cahayani,
Jakarta: Indeks, 2016).
Menurut Fredrik menjelaskan ada lima sifat
Arnander, kepemimpinan kepemimpinan utama antara
bukanlah tentang posisi, lain: kecerdasan, keyakinan
tetapi kepemimpinan adalah diri, ketekunan, integritas,
pola pikir (mindset). Pola dan emampuan bersoalisasi.9
pikir terbuka bagi siapa saja Center for Creative
yang peduli untuk Leadership menyatakan
mengadopsinya, terlepas dari bahwa terdapat empat
tempat, industri, pekerjaan, leadership skill atau sikap
situasi, atau keadaan lain. kepemimpinan untuk
Satu-satunya kendala untuk meningkatkan kinerja, antara
menjadi pemimpin adalah diri lain10: Kesadaran diri (self-
kita sendiri. Begitu kita mulai awareness), komunikasi
percaya bahwa kita bisa (communication), pengaruh
menjadi pemimpin, sikap kita (influence), niat belajar
terhadap dunia di sekitar kita (learning agility).
akan mulai berubah.7 2. Jender dan Kepemimpinan
Pemimpin yang baik Perempuan

menurut Lasa adalah Jender sering dipahami


pemimpin yang mau sebagai karakter yang
mengakui bakat, keahlian, melekat dalam diri
dan spesialisasi pengikutnya perempuan maupun lak-laki
untuk berinisiatif dan bekerja yang dikonstruksi secara
sama secara kreatif. Lasa juga sosial maupun kultural.
menambahkan faktor yang Konstruksi tersebut secara
memengaruhi efektifitas langsung atau tidak
kepemimpinan adalah menimbulkan harapan yang
8
kemampuan memotivasi, Lasa Hs, Manajemen Perpustakaan
Sekolah/Madrasah (Yogyakarta:
pengendalian situasi, Ombak, 2013), 33.
9
Peter G. Northouse, Kepemimpinan:
bertanggung jawab, adil, dan Teori dan Praktik, Terj. Ati Cahayani (Jakarta:
Indeks, 2016), 23.
percaya diri.8 Sementara itu, 10
Center for Creative Leadership, “The
Peter G. Northouse Core Leadership Skills You Need in Every
Role”, dalam
7
Fredrik Arnander, We Are All https://www.ccl.org/articles/leading-effectively-
Leaders: Leadership is not a Position, It’s a articles/fundamental-4-core-leadership-skills-
Mindset, (United Kingdom: Capstone, 2013). for-every-career-stage/
berbeda terhadap ideal selves perempuan untuk
laki-laki dan perempuan. memimpin.11
Relasi jender dan kepemimpinan Secara struktur
melahirkan beberapa teori guna keterwakilan perempuan
menjelaskan hambatan-hambatan
sebagai pemimpin belum
yang perempuan alami. Intinya
mewujudkan kesetaraan
dihadapkan pada struktur dan
akibat lemahnya dukungan
kultur organisasi. Potensi
dan mentoring. Adanya
perempuan dipercaya akan
kecenderungan organisasi
mampu membawa kebaikan
untuk menempatkan
bagi organisasi bahkan
perempuan pada posisi
menyelamatkannya dari
dengan tanggung jawab
kondisi sulit perempuan
tetapi tanpa otoritas, kurang
diberikan posisi pemimpin
pengakuan atas masukan
ketika perusahaan berada
perempuan, dan standar
dalam situasi krisis,
ganda dalam pencapaian
menempatkannya di dalam
penghargaan. Perlakuan itu
risiko kegagalan lalu
tersebar luas di perpustakaan
dijadikan kambing hitam jika
secara efektif menghambat
tidak berhasil.
kemajuan profesional
Karir kepemimpinan
perempuan. Sehingga
perempuan tidak secepat
perempuan perlu berusaha
laki, yang dimetaporakan
mengubah budaya organisasi
oleh wartawan Wall Street
yang merugikan mereka,
Journal dengan glass ceiling,
usaha yang tidak mudah
langit-langit kaca yang
akibat patriarki yang telah
menghalangi akses
mengakar lama. Profesi dan
perempuan ke posisi
kepemimpinan perempuan di
kepemimpinan tingkat atas.
perpustakaan adalah on
Sebaliknya laki-laki seperti
menaiki glass escalator. 11
Michelle Bligh dan Ai Ito,
Penjelasannya mengacu “Organizational Processes and Systems That
Affect Women in Leadership,” dalam Handbook
kepada kekurangan rasa of Research on Gender and Leadership, ed.
Susan R. Madsen (Cheltenham, UK;
percaya diri dan ambisi Massachusetts, USA: Edward Elgar Publishing,
2017), 287.
going proses yang harus satuan tugas dalam mencapai
didukung, tidak terkecuali tujuan organisasi. Untuk
oleh laki-laki. Hal ini dapat memenuhi semua
dikarenakan kepemimpinan kebutuhan tersebut, maka
perempuan dalam konteks dalam sebuah organisasi
perpustakaan menjadi hal dibutuhkan pengembangan
yang tidak terelakkan apalagi tim (team building).
ada isyarat jika profesi Konsep pengembangan
pustakawan cukup lekat tim (team building)
dengan lebel feminim. merupakan salah satu upaya
Indikator yang menyebabkan yang dilakukan untuk
adanya pandangan semacam memperbaiki efektivitas
itu ialah perempuan organisasi pada tim dengan
dianggap memiliki karakter melakukan diagnosa
dan kompetensi yang ideal terhadap kemungkinan-
dalam melakukan roda kemungkinan yang terjadi
organisasi di perpustakaan. pada tim kerja serta
3. Team Building memperbaiki hubungan antar
(Pengembangan Tim) tim dalam menyelesaikan
Suatu organisasi yang
tugas. Hal ini senada dengan
ingin tetap eksis khususnya
yang diungkapkan oleh
di era pandemi saat ini selalu
Michel E. McGhill
membutuhkan inovasi dan
sebagaimana dikutip Adam I.
perubahan. Pentingnya
Ibrahim Indrawjaya12:
kebutuhan akan adanya
“Team building is usually
kerjasama tim sangat perlu defined as a process of
disadari oleh seorang diagnosing and
pemimpin. Kesadaran ini improving the
effectiveness of a work
selanjutnya menuntut
group with particular
seorang pemimpin pada attention to work
setiap tingkatan untuk lebih procedures and
interpersonal relationship
mampu membentuk dan
withinit especially the
mengembangkan kerjasama role of leader relation to
kelompok dalam setiap
12
Adam I. Indrawijaya, 107.
other group member”. 4. Spiritual Leadership
(Pengembangan tim Dalam
biasanya dirumuskan mengembangkan organisasi,
sebagai suatu proses
salah satu hal yang harus
pendiagnosaan dan
perbaikan efektivitas diupayakan ialah melakukan
suatu kelompok kerja hubungan organisasi
dengan memberikan
berdasarkan pada asas
perhatian utama terhadap
prosedur kerja dan “memanusiakan manusia”.
hubungan antar Jika manusia diposisikan
perorangan terutama
sebagai obyek sekaligus
mengenai peranan dari
pimpinan dalam subyek perubahan, maka harus
hubungannya dengan diperhatikan pula potensi yang
anggota kelompok). dimilikinya. Dalam diri
Dari rumusan tersebut manusia terdapat tiga potensi
di atas, dapat dipahami bahwa kecerdasan utama yaitu
yang dimaksudkan dengan kecerdasan intelektual
pengembangan tim (team (Intellectual Quotient, IQ),
building) dalam konteks ini kecerdasan emosional
ialah suatu cara untuk (Emotional Quotient, EQ), dan
mengembangkan kinerja tim kecerdasan spiritual (Spiritual
yang bersifat terorganis, bukan Quotient, SQ).
hanya bersifat teknis- Kecerdasan intelektual
mekanistik. Artinya, aktivitas (Intellectual Quotient, IQ)
pengembangan tim bertujuan merupakan kemampuan yang
untuk mendiagnosis hambatan dibawa sejak lahir yang
dan peluang prestasi kerja tim memungkinkan seseorang
yang efektif, memperbaiki untuk berbuat sesuatu dengan
sistem penyelesaian tugas, cara tertentu atau kemampuan
memperbaiki hubungan antara yang bersifat umum tersebut
anggota tim, dan memperbaiki meliputi berbagai jenis psikis
proses operatif dalam tim seperti abstrak, berpikir,
seperti komunikasi dan tugas mekanis, matematis,
khusus selama masa pandemic memahami, mengingat bahasa
ini berlangsung. dan lain-lain yang dapat
disesuaikan dengan problema- sangat penting supaya IQ dan
problema dan kondisi-kondisi EQ berfungsi dengan efektif.
yang baru di dalam Seorang pemimpin
kehidupan.13 Sementara merupakan agen perubahan
kecerdasan emosional dalam sebuah organisasi yang
(Emotional Quotient, EQ) terpenting, maka salah satu
merupakan kemampuan upaya yang dapat dilakukan
mengenali emosi diri sendiri dalam pengembangan individu
dengan tepat, memotivasi diri seorang pemimpin antaranya
sendiri, mengenali orang lain, adalah dengan menerapkan
dan membina hubungan pendekatan kepemimpinan
dengan orang lain dengan spitual (spitual leadership).
mendahulukan perasaan Kepemimpinan spiritual
daripada pemikiran.14 memiliki ciri yang sangat
Jika IQ bersandar pada menjaga nilai-nilai etika dan
pada nalar atau rasio, dan EQ menjunjung tinggi nilai
bersandar pada kecerdasan spitual.15 Mereka melakukan
emosi dengan memberikan pekerjaan dengan
kesadaran atas emosi-emosi mengedepankan kejujuran,
kita dan emosi-emosi orang fokus pada amal saleh,
lain, maka kecerdasan spritual spitualisme yang tidak
(Spiritual Quotient, SQ) dogmatis, mereka memuaskan
berpusat pada ruang spiritual hati bawahan melalui
yang memberi kemampuan pemberdayaan, terbuka
untuk memecahkan masalah menerima perubahan dan
dalam konteks nilai penuh masukan, cerdas dan rendah
makna, sehingga SQ hati, sehingga tidak terjadi
merupakan landasan yang kesenjangan sosial yang dapat
merugikan organisasi.

13
Abdul Rahman Saleh –Muhbib Abdul Metode Penelitian
Wahab, Psikologi (Suatu Pengantar dalam
Perspektif Islam) (Jakarta: Kencana, 2004), 179.
14
Aprilia Fajar Pertiwi, dkk., 15
Tobroni, The Spiritual Leadership:
Mengembangkan Kecerdasan emosi, seri Ayah Pengefektifan Organisasi Noble Industry Melalui
Bunda (Jakarta: Yayasan Aspirasi Pemuda, Prinsip-prinsip Spiritual Etis (Malang: UMM
1997), 16. Pres, 2005), 21.
Tulisan ini menggunakan lingkungan yang selalu
metode penelitian kualitatif berubah, maka organisasi
dengan pendekatan studi kasus. perpustakaan berusaha untuk
Metode ini digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan
meneliti pada objek yang efektivitas kerjanya.
alamiah, dimana peneliti Misalnya dari aspek
bertindak sebagai instrumen manajemen, upaya untuk
kunci. Hasil penelitian kualitatif meningkatkan keberhasilan
ini lebih menekankan pada perpustakaan dalam
generalisasi.16 Pada penelitian ini menjawab perubahan
subyek peneliti adalah Kepala lingkungan di masa
dan Staff Perpustakaan pandemic covid-19 saat ini
Kemensetneg RI. Sementara dengan menerapkan
teknik pengumpulan data beberapa kebijakan yang
digunakan ialah observasi, dapat mendukung
wawancara semi terstruktur terwujudnya kemaslahatan
dengan bantuan media sosial bersama sesuai dengan surat
online WhatApps dan e-mail baik edaran pemerintah. Hal ini
melalui chatt atau call interview, sangat perlu dilakukan
dan teknik dokumentasi untuk karena perpustakaan
memperoleh tambahan singkat merupakan salah satu
tentang beberapa kebijakan dan fasilitas publik yang menjadi
model kepemimpinan yang acuan dalam akses informasi
diterapkan di Perpustakaan bagi masyarakat untuk
Kemensetneg RI. mendapatkan informasi
berkualitas selama masa
Pembahasan pandemic ini. Adapun
1. Kebijakan Perpustakaan
beberapa kebijakan yang
Selama Masa Covid-19
Agar perpustakaan dilakukan oleh Perpustakaan
tetap eksis dan dapat Kemensetneg RI, antara lain
bertahan terhadap ialah:
a) Berkomunikasi dengan
16
Sugiyono, Metode Penelitian berbagai satuan kerja di
Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D (Bandung : Alfabeta, 2015), 15. lingkungan Kemensetneg
RI untuk menentukan dengan meningkatnya
kebijakan yang seragam kasus covid-19 di wilayah
dan searah berdasarkan Jabodetabek, maka
intruksi dari Mentri diberlakukan sistem work
Sekretariat Negara. from home bagi para staff
Komunikasi ini dilakukan secara bergantian untuk
secara spontan dengan memberikan layanan
melibatkan berbagai secara online dan layanan
unsur satuan kerja yang khusus offline bagi
berada di lingkungan pemustaka internal
Kemensetneg RI untuk Kemensetneg RI.
bekerjasama mencegah Pelayan online
supaya tidak tersebarnya diberlakukan dengan
virus ini secara massif di memfokuskan kepada
seluruh satuan kerja penggunaan website
pemerintahan. perpustakaan, aplikasi I-
b) Memberikan pelayanan Setneg dan Repositori.
online dan khusus untuk Selain itu juga,
kalangan internal perpustakaan membuka
Perpustakaan sebagai layanan melalui kontak
salah satu unit layanan person staff yang sudah
yang berada di bawah ditugaskan (pic person in
Tata Usaha, pada awal charge) apabila
masa pandemic masih menginginkan referensi
memberlakukan layanan dan dokumen fisik. Hal
secara biasa dengan ini dilakukan untuk
berusaha melakukan mengupayakan fungsi
kebersihan dan perpustakaan sebagai unit
penyemprotan disinfektan pelayanan dalam
di dalam ruang memberikan informasi
perpustakaan serta dan referensi kepada
menyediakan hand pemustaka dapat
sanitizer bagi pemustaka berlangsung secara efektif
yang berkunjung. Seiring dan efisien tanpa harus
menutup perpustakaan informasi tetap berjalan
secara total. Kebijakan ini dan terus berkembang
menunjukkan respon beriringan dengan
positif dari pimpinan dan tantangan zaman. Hal ini
pemangku kebijakan yang juga sebagai bentuk
ada di lingkungan respon dari perpustakaan
Kemensetneg untuk tetap untuk mengurangi
mengedepankan akses penyebaran virus covid-
layanan yang berbasis 19 melalui kontak
sumber akurat, dan langsung kepada
relevan bagi pemustaka. pemustaka.
c) Mengaktifkan sosmed d) Tidak memberlakukan
perpustakaan untuk denda terhadap
mempromosikan kegiatan keterlambatan
perpustakaan serta media peminjaman.
komunikasi kepada Pembebasan denda bagi
pemustaka. Kegiatan pemustaka yang terlambat
promosi melalui sosmed mengembalikan bahan
ini dilakukan melalui pustaka dilakukan dengan
Instagram perpustakaan tujuan meminimalisir
@perpustakaansetneg, kontak langsung yang
melalui FB group dan terjadi diperpustakaan
WhatsApp group. antara staff dengan
Penggunaan media social pemustaka.
ini merupakan salah satu Dari beberapa uraian di
upaya yang dilakukan atas dapat dipahami bahwa
oleh perpustakaan dalam kepemimpinan memiliki
mempromosikan kedudukan yang menentukan
kebijakan perpustakaan dalam sebuah organisasi.
dan beberapa program Pemimpin yang
layanan perpustakaan melaksanakan
yang ada dan terbaru agar kepemimpinannya secara
eksistensi perpustakaan efektif, keberadaannya tidak
sebagai unit pelayanan hanya sebagai figure
pemimpin semata, akan kerja. Pentingnya kebutuhan
tetapi pengaruhnya juga kuat akan kerjasama tim disadari
dalam menggerakkan orang- oleh pimpinan perpustakaan.
orang yang dipimpinnya Kesadaran ini selanjutnya
sehingga dapat merespon menuntut pimpinan untuk
tuntutan zaman dan situasi lebih mampu membentuk
yang terus berubah. Dalam dan mengembangkan
konteks ini pemimpin yang kerjasama tim secara kolektif
efektif dan ideal tidak dalam setiap satuan tugas
mensyaratkan seorang yang dan situasi dalam mencapai
super sempurna, akan tetapi tujuan perpustakaan. Adapun
seorang pemimpin yang bentuk team building
mampu memanfaatkan (pengembangan tim) yang
segala potensi yang ia miliki dilakukan di Perpustakaan
serta potensi yang dimiliki Kemensetneg RI antara lain:
anggotanya secara maksimal. a) Berkomunikasi dengan
2. Team Building Selama berbagai satuan kerja di
Masa Masa Covid-19 lingkungan Kemensetneg
Dalam rangka
RI via SPDE (Sistem
mewujudkan manajemen
Persuratan dan Disposisi
yang efektif dan efisien
Elektronik. Komunikasi
selama masa pandemic ini,
ini dilakukan secara intens
maka perpustakaan harus
kepada atasan maupun tim
meningkatkan kemampuan
kerja untuk melaporkan
sumber daya manusianya
hasil dan target program
agar mampu bekerja secara
yang sudah berjalan
tim dengan bantuan
maupun yang belum
perangkat teknologi
berjalan karena ada
infotmasi. Peningkatan
kendala. Semua satuan
sumber daya ini berkenaan
kerja bekerjasama untuk
dengan prilakunya dan
turut serta menentukan
sistem kerjanya, baik secara
tujuan keberlangsungan
individu maupun ketika
perpustakaan selama masa
berinteraksi di dalam tim
pandemic ini berlangsung.
b) Membuat tim menjadi dua kemudahan mencapai
bagian yakni yang piket di tujuan bersama.
kantor untuk melakukan Dari paparan di atas,
pelayanan khusus kepada dapat dipahami bahwa
pemustaka internal melaui sebuah langkah yang penting
PIC (pic person in untuk melaksanakan
Charge) dan tim work perubahan ialah memperkuat
from home untuk kerjasama tim dan
melakukan promosi menumbuhkan kesadaran
layanan melalui media serta kemampuan untuk
social. melakukan kegiatan yang
Tujuan dari pembagian inovatif demi mewujudkan
tim ini ialah untuk tujuan organisasi. Hal-hal
membina kerja tim yang yang baru dan dianggap lebih
lebih baik dari menimbulkan harapan yang
sebelumnya selama masa besar dan realistis
pandemic saat ini. Semua seharusnya diutamakan
tim tugas yang kecil harus penanganannya. Dalam
mampu bekerjasama agar kaitan ini, kegiatan atau
tugas dan fungsi program perpustakaan yang
perpustakaan sebagai unit rutin harus menjadi barang
layanan informasi berjalan yang lazim. Sedangkan
secara efektif, efisien, dan menggali kegiatan yang
maksimal. Inti dari inovatif khususnya di masa
pembagian dan seperti sekarang ini
pengembangan tim ini seharusnya diupayakan
adalah keberanian secara terus menerus. Dari
pimpinan perpustakaan sini pula dapat dilihat bahwa
untuk terbuka terhadap kepemimpinan modern sudah
kolaborasi dengan tidak lagi mengandalkan
beberapa satuan kerja kehebatan personal atau
dalam menumbuhkan karisma semata, melainkan
kreativitas dan sudah pada tataran ilmu
manajemen modern dimana
seorang pemimpin berfungsi mengandalkan atau
sebagai visioner dan memperhatikan satu dari tiga
pengemudi roda organisasi. potensi utama yang dimiliki
Jelasnya, institusionalisasi manusia. Hal ini dapat
yang menyangkut menimbulkan munculnya
pengembangan perpustakaan perilaku yang baik dan akan
secara keseluruhan termasuk mampu memotivasi
modernisasi alat-alat anggotanya kea rah yang
organisasi menjadi bagian efektif dan efisien. Setelah
penting daam sistem melihat dari beberapa
kepemimpinan. Implikasi kebijakan dan sikap yang
dari perubahan-perubahan dilakukan oleh pimpinan
struktur dan kondisi perpustakaan kemensetneg,
lingkungan seperti saat ini dapat diambil kesimpulan
bagi organisasi juga harus bahwa pendekatan
disesuaikan dengan kepemimpinan yang
tantangan terdekat dari digunakan lebih terfokus
organisasi yang pada kepemimpinan
dimaksudkan. spiritual. Hal ini dapat dilihat
3. Spiritual Leadership dari beberapa kebijakan yang
Seorang pemimpin diterapkan, kemudian cara
biasanya memiliki sifat, membangun tim, dan spirit
kebiasaan, tempramen watak yang diajarkan diberikan
dan kepribadian sendiri yang kepada anggotanya.
unik dan khas. Kekhasan Pendekatan
gaya, sifat dan kepemimpinan spiritual ini
kepribadiannya tersebut pada dasarnya ialah
sedikit banyak akan implikasi dari ajaran agama.
mempengaruhi perilaku Dalam aplikasinya
kepemimpinannya dalam kepemimpinan spitual ini
sebuah organisasi. Dalam akan memunculkan beberapa
memimpin sebuah perilaku yang berbeda
organisasi, seorang dengan kepemimpinan yang
pemimpin tidak dapat hanya lainnya karena
kepemimpinan dalam hal ini eksternal
bukan hanya dipandang kemensetneg;
sebagai urusan terkait d) Melakukan
dengan sesame manusia musyawarah jika
melainkan terkait dengan terjadi permasalahan
urusan Tuhan. Ada beberapa di dalam internal
karakteristik yang organisasi;
ditampilkan oleh pimpinan e) Memberikan petunjuk
perpustakaan selama dan arahan serta spirit
melaksanakan roda motivasi terhadap
kepemimpinan organisasi kinerja anggotanya;
yang diantaranya ialah dan
menjadi ciri dari f) Memberikan
kepemimpinan spiritual, peringatan atau
yakni: evaluasi secara tatap
a) Berpengetahuan luas, muka empat mata
kreatif, inisiatif, dan dengan anggotanya
selalu tanggap jika terjadi adanya
terhadap beberapa hambatan atau
keadaan yang terjadi kekurangan dalam
di lingkungan pelaksanaan sistem
organisasinya; kerja.
b) Bertangungjawab atas
Karakteristik
segala kebijakan yang
semacam tersebut di atas
dibuat dengan segala
mengindikasikan sejauh
konsekensinya dan
mana seorang pemimpin
berlaku adil terhadap
siap untuk mempelajari
porsi tugas masing-
hal yang barun dengan
masing anggotanya;
cepat dan menyelesaikan
c) Selektif terhadap
masalah dengan tepat.
informasi yang
Pada konteks ini,
diterima baik dari
kemampuan yang
internal maupun
dikembangkan untuk
menangkap, Dari paparan di atas,
menghubungkan dan dapat diambil kesimpulan bahwa
menggunakan suatu organisasi akan senantiasa
kemampuan konseptual mengalami dinamika dan
dan berpikir secara perubahan sesuai dengan kondisi
efektif. Kemapun dan keadaan yang
semacam inilah yang melingkupinya. Perubahan ini
sangat diperlukan dalam terjadi karena ada faktor
mengambil keputusan pendorong baik dari internal
secara rasional untuk organisasi maupun dari eksternal
mengejar tujuan organisasi seperti masa pandemic
organisasi secara efektik. saat ini. Agar organisasi
perpustakaan mampu bertahan
Dari beberapa uraian
dan eksis dalam kondisi
di atas, dapat dikatakan
pandemic saat ini tidak cukup
bahwa kepemimpinan
hanya mengandalkan karisma
spitual merupakan puncak
seorang pemimpin, maka
spirit kepemimpinan yang
diperlukan pula kecerdasan dari
diterapkan dalam
seorang pemimpin untuk
mengelola perpustakaan
merespon berbagai perubahan
di era pandemic saat ini.
dan tantangan yang terjadi di
Hal ini dikarenakan
sekitarnya serta melakukan
dalam kepemimpinan
berbagai macam inovasi, baik itu
spiritual seorang
melalui team bulding maupun
pemimpin menggunakan
pengembangan individu untuk
seluruh potensi
membentuk perilaku inovatif
kecerdasan yang
dengan menggunakan pendekatan
dimilikinya, memimpin
kepemimpinan spitual (spiritual
dengan ruh, memimpin
leadership).
dengan hati, memimpin
Dalam melakukan
dengan tangan dan
perubahan dan pengembangan
professional.
perpustakaan, hendaknya pula
Penutup diperhatikan faktor-faktor lain,
antara lain faktor komunikasi
yang baik mengenai program es/leading-effectively-
yang telah dicanangkan, proses articles/fundamental-4-
mentoring dan evaluasi, faktor core-leadership-skills-for-
social dan psikologi yang every-career-stage/.
melingkupi keberadaan Diakses pada 8 Mei 2020
perpustakaan sehingga pada saat pukul 15.30 WIB.
menjalankan roda kepemimpinan Hill, Catherine, dkk. 2016.
di masa pandemic seperti Barriers and Bias: The
sekarang ini tidak terjadi gejolak Status of Women in
yang besar di antara para Leadership. Washington,
anggota. DC: American
Association of University
Daftar Pustaka Women
Arnander, Fredrik. 2013. We Are http://covid-19.go.id
All Leaders: Leadership Indrawijaya Adam I. 1989.
is not a Position, It’s a Perubahan dan
Mindset. United Pengembangan
Kingdom: Capstone Organisasi. Bandung:
Bligh, Michelle dan Ito, Ai. Penerbit Sinar Baru
2017. “Organizational Lasa Hs. 2013. Manajemen
Processes and Systems Perpustakaan
That Affect Women in Sekolah/Madrasah.
Leadership,” dalam Yogyakarta: Ombak
Handbook of Research on Lensufie, Tikno. 2003.
Gender and Leadership, Leadership untuk
ed. Susan R. Madsen. Professional dan
Cheltenham, UK; Mahasiswa. Jakarta:
Massachusetts, USA: Erlangga
Edward Elgar Publishing Northouse, Peter G. 2016.
Center for Creative Leadership. Kepemimpinan: Teori dan
“The Core Leadership Praktik, Terj. Ati
Skills You Need in Every Cahayani. Jakarta: Indeks
Role”, dalam Pertiwi, Aprilia Fajar, dkk. 1997.
https://www.ccl.org/articl Mengembangkan
Kecerdasan emosi, seri
Ayah Bunda (Jakarta:
Yayasan Aspirasi Pemuda
Saleh, Abdul Rahman dan Abdul
Wahab Muhbib. 2004.
Psikologi (Suatu
Pengantar dalam
Perspektif Islam). Jakarta:
Kencana
Sugiyono. 2015. Metode
Penelitian Pendidikan:
Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Tobroni. 2005. The Spiritual
Leadership:
Pengefektifan Organisasi
Noble Industry Melalui
Prinsip-prinsip Spiritual
Etis. Malang: UMM Pres

Anda mungkin juga menyukai