Anda di halaman 1dari 11

Kesultanan Delhi

Dosen Pengampu

Rizal Zamzami, M.A

Disusun Oleh:

1. Ahmad Fauzan (126307212048)


2. M Vickry Mu’tashimbillah (126307213078)
3. Alvin Sahala Putra (126307212050)

SEJARAH PERADABAN ISLAM 3B

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG


OKTOBER 2022
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Kesultanan delhi ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Pak Rizal
Zamzami, M.A pada bidang studi Sejarah Islam Periode Pertengahan. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Kesultanan Delhi bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rizal Zamzami, selaku dosen bidang
studi Sejarah Islam Periode Pertengahan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Tulungagung, 12 Desember 2022

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ...................................................................................................................................... i


Daftar Isi ................................................................................................................................................. ii
Bab I ........................................................................................................................................................ 1
Pendahuluan ............................................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang Kesultanan Delhi ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................................................................... 1
Bab II ...................................................................................................................................................... 2
Pembahasan............................................................................................................................................. 2
A. Asal Usul Kesultanan Delhi ........................................................................................................ 2
B. Perkembangan Kesultanan Delhi ................................................................................................ 3
C. Keruntuhan Kesultanan Delhi .................................................................................................... 5
Bab III ..................................................................................................................................................... 7
Penutup ................................................................................................................................................... 7
A. Kesimpulan ................................................................................................................................. 7

ii
Bab I
Pendahuluan

A. Latar Belakang Kesultanan Delhi


Kepemimpinan masa Kesultanan Delhi yang berbasis di Delhi membentang di
sebagian besar Anak Benua India selama 320 tahun (1206-1526). Sebagaimana disebut
sebelumnya, secara berturut-turut terdapat lima dinasti yang berkuasa yaitu Awal
Kekuasaan Turki di India (1206-1290 M), Dinasti Khalji (1290-1320 M), Dinasti
Tughluq (1320-1414 M), Dinasti Sayyed (1414-1452 M), dan Dinasti Lodi (1451-1526
M).

Mengenal sejarah berdirinya Kesultanan Delhi,Merupakan polarisasi yang


dimulai sejak periode dinasti Umayyah pada 711 Masehi , diawali oleh Hasyim yang
menguasai barat laut India, nah sejak saat itu kekuasaannya dikuasai Islam, pada abad
ke-10 di mana dinasti Abbasiyah mengalami kemunduran menyebabkan lahirnya
dinasti kecil, dalam perkembangan pelebaran wilayah di India di inisiasi oleh dinasti
ghazni bawa pimpinan Mahmud ghaznawi (998-1030M) yang kemudian berakhir Pada
Pemerintahan Ibrahim Lodi pada tahun 1526M

Kesultanan Delhi merupakan salah satu dinasti Islam yang berdiri dari sekian
banyak dinasti. Dinasti Delhi sangat menarik untuk dibahas. Dinasti ini didirikan dan
dipengaeruhi oleh Turki. Lebih lengkap lahi Dinasti Guri mampu membuat wilayah
kekuasaan yang berbasis di Delhi yang kemudian dilanjutkan oleh beberapa dinasti-
dinasti selanjutnya. Kesultanan Delhi mampu memperluas wilayah hingga India bagian
Utara. Sehingga menarik untuk dibahas lebih lanjut, bagaimana dinasti yang awalnya
terpengaruh oleh turki dan polarisasi yang mulanya oleh Dinasti ummayah mampu
beridiri berabad abad ini untuk dikaji

B. Rumusan Masalah
1. Apa asl usul Kesultanan Delhi ?
2. Bagaimana Perkembangan Kesultanan Delhi ?
3. Bagaimana Keuntuhan Kesultanan Delhi ?

C. Tujuan
1. Mengetahui asal usul kesultanan Delhi
2. Mengetahui Perkembangan Kesultanan Delhi
3. Mengetahui kemunduran Kesultanan Delhi

1
Bab II
Pembahasan

A. Asal Usul Kesultanan Delhi


Bukan sebuah kebetulan namun sudah menjadi tradisi jika para pedagang
Muslim banyak yang mengarungi lautan antara Arab dan Cina serta melewati pantai-
pantai India, dan singgah di Gujarat. Di sini para pedagang tersebut melakukan
perdagangan yang di kenal sebagai jalan sutra. Dari sinilah dapat di jelaskan asal mula
masuknya bangsa Islam yang akhirnya dapat mendiami sebagian wilayah India seperti
Lembah sungai Indus, Pujab dll. Darisana pula kemudian mereka dapat mengkontrol
daerah-daerah India lainnya.

Masa kesultanan Delhi di mulai pada tahun 1206, dimana pada waktu itu
wilayah Punjab masih sebagian dari kawasan Delhi di India. Era tersebut juga di sebut
sebagai masaTurko-Afganistan atau masa Indo-Patan. Di sebut Turko-Afganistan hal
itu di karenakan pemerintahan Islam di India di pimpin langsung oleh orang-orang
Turki maupun keturunan Afganistan. Untuk keturunan Turki, mereka memerintah
Wangsa-wangsa budak, Khalii, Tugluk sedangkan dari keturunan Afganistan sendiri
memerintah Wangsa-wangsa Syaid dari Lodi.Mereka disebut pula dengan nama Indo-
Patan, karena mereka berasal dari wilayah India barat.

Kelahiran kesultanan Delhi di mulai bermula dari pecahnya kerajaan Islam dari
Wangsa Guri sepeninggal sultan Muhammad Guri pada tahun 1206 menjadi dua
kesultanan yang lebih kecil.Sebagai salah seorang bekas jenderal Muhammad Guri,
Tajudin Ildis ber Tajudin Jildis inginmengontrol wilayah kekuasaanya dari Kabul,
sementara Qutbudin sendiri merasa berhak pula atas bekas wilayah kekuasaan
Muhammad Guri dan menjalankan kekuasaanya dari delhi. Keduapenguasa itupun
tidak sepaham dalam memandang wilayah Punjab, Tajudin menganggap bahwasecar
historis daerah Punajb sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kekuasaan Afganistan
dibawah Muhammad Guri, namun Qutbudin menganggap bahwa secara geografis
wilayah Punjab berada dalam satu wilayah yang sama dengan wilayahnya, yaitu Delhi.
Akibatnya, Kabul diserang untuk memaksakan pendapatnya. Menghadapi serangan ini,
Tajudin Jildis menyingkir dari Kabul. Namun masyarakat Kabul sendiri tidak mau
menyerah begitu saja dan tunduk kepada Qutbudin. Terutama karena ulah para prajurit
Qutbudin yang kerap merampok harta milik rakyat Kabul. Karena tidak mendapat
sambutan hangat dari masyarakat Kabul, Qutbudin akhirnya kembali ke Delhi.
Demikian pula, Tajudin kembali ke Kabul dengan damai untuk kembali menguasai
pemerintahannya dan memisahkan diri dari kekuasaan Delhi. Sedangkan wilayah
Punjab tetap menjadi wilayah kesultanan Delhi di India. Sejak itu dimulailah masa
kesultanan Delhi yang berlangsung selama 320 tahun, dari tahun 1206M hingga 1526M

2
B. Perkembangan Kesultanan Delhi
Kesultanan Delhi adalah sebuah kesultanan Muslim yang berbasis di Delhi yang
membentang di sebagian besar Anak Benua India selama 320 tahun (1206-1526).
Sebagaimana disebut sebelumnya, secara berturut-turut terdapat lima dinasti yang
berkuasa yaitu Awal Kekuasaan Turki di India (1206-1290 M), Dinasti Khalji (1290-
1320 M), Dinasti Tughluq (1320-1414 M), Dinasti Sayyed (1414-1452 M), dan Dinasti
Lodi (1451-1526 M).

Dinasti Mamalik
Sebab Ghuri terbunuh oleh seorang Hindu dan tidak memiliki keturunan dan
akhirnya digantikan Qutbudin Aybek menandakan Dinasti ini disebut dengan
kekuasaan Turki di India dikarenakan tidak lepas dari peran Turki mempengaruhi India
yang terbagi menjadi tiga hal ; 1.Sosial-Keagamaan 2.Ekonomi 3.Politik1. Penobatan
Qutbhudin Ad-Din pada 1206 menandai berdirinya dinasti Mamalik, pada masa
pemerintahannya, Quthb Ad-Din mendirikan beberapa masjid, di antaranya masjid
Delhi yang terkenal dengan menara Quthb-nya. P.M. Hollt mengemukakan Quthb Ad-
Din juga sempat memasyarakatkan syariat Islam pada masa dinasti ini. Setelah lima
tahun memerintah, Quthbudin Ad-Din wafat dan digantikan putranya Aram shah yang
ternyata tidak terampil. Memunculkan pergantian yang didukung bangsawan Delhi
akhirnya menggantikan Aram Shah dengan AD-Din Iltutmish.
Pada Masa-masa awal pemerintahan ini Shams Ad-Din I ltutmish banyak
menghadapi tantangan seperti Jalal Ad-Din Mangurbit dari dinasti Khawarizmi pernah
memasuki wilayahnya karena dikejar oleh Jenghiz Khan,Ad-Din Iitutmish dengan
susah payah dapat mengusimya. Tidak berselang lama kemudian, tepatnya pada tahun
1234 M, kaum Ismailliyah melakukan kudeta untuk merebut tahta dinastinya, tetapi
upaya ini dapat digagalkan. Itutmish dengan bantuan Nizham Al-Muluk Kamal Ad-Din
Muhammad Junaidi dalam upaya mengembalikan stabilita negaranya melakukan
beberapa reorganisasi pemerintahaninya.2
Pada tahun 1221, Jenghis Khan memasuki daerah kekuasaan IItutmish melalui
Asia Tengah. Tepi Sungai Indus, Sinddal Punjab telah diduduki. Namun, Jenghis Khan
tidak melanjutkan penyerbuannya sehingga Delhi selamat dari malapetaka. Setelah
serbuan pertama ditujukan pada daerah Bengal pada tahun 1225M Kemudian, pada
tahun 1226 M dilanjutkan ke Ranthaber, Malwa, Shilsa, dan Ufjain. Dengan demikian,
Iltutmish telah berha menyempurnakan penaklukannya dengan menaklukkan beberar
wilayah India bagian utara3. Dengan penaklukan ini, perdamaian dan kerukunan
antara,berbagai kelompok budaya tidak hanya permintaan moral dan intelektual, tapi

1 Duli Qurotul uyun. kebijakan politik sultan syamsuddin iltutmish di kesultanan delhi, india (1211-1236 m) hal 5-7

2
Ading Kusdiana,M.Ag , 2013, Sejarah dan Kebudayaan Islam periode pertengahan, CV PUSTAKA
SETIA Bandung,hal 211
3
Ading Kusdiana,M.Ag , 2013, Sejarah dan Kebudayaan Islam periode pertengahan, CV PUSTAKA
SETIA Bandung,hal 212

3
juga kebutuhan sosial, Para penguasa telah menetapkan supremasi politik mereka
berdasarkan kualitas moral dan fisik tertentu, Iltutmish memperlakukan orang-orang
Hindu dan Muslim dengan setara. Ia memberi kebebasan penuh pada rakyatnya dalam
beragama dan menjalankan ritual keagamaan mereka. Masyarakat hidup berdampingan
tanpa stigma sosial yang melekat pada siapapun. Selain itu, orang-orang Hindu tidak
melakukan pemberontakan massal sehingga perdamaian tercipta. Status hukum
Iltutmish dideklarasikan sebagai kedaulatan yang independen , Dinastinya terus
memerintah selama beberapa puluh tahun ke depan terlepas dari kenyataan bahwa
hilangnya kemegahannya membuatnya rentan terhadap usaha pesaing yang kuat untuk
berkuasa. Istana sultan tetap dianggap sebagai hak keturunan Iltutmish 4

Perjalanan Dinasti Khalji, Dinasti Thulguq dan DInasti Sayyidiyah


Transisi dari Awal kekuasaan Turki DI India ke Khalji menandai la hngkah
dalam proses “Indianisasi Kesultanan Delhi” karena Kesultanan ini terbuka dalam
mendukung masuknya orang-orang pribumi di dalam DInasti KHalji, Tercatat Alaudin
ialah penguasa Muslim india pertama yang tidak mengizinkan ukama mencampuri
urusan pemerintahan,baginya agama harus dipisah dengan negara, setelah mengalami
kejayaanya dimana tidak ada kemunduran yang tercatat DInasti Khalji mengalami
kemunduran dikarenakan meninggalnya Alaudin Khalji sehingga dinasti ini mudah
ditaklukkan oleh dinasti Tughluq yang berkuasa pada 1320-1410 M, Ghazi malik
menduduki tahta Delhi beliau memiliki Gelar Ghiyassuidin Tughluq merupakan
penguasa baik hati,menginginkan kesejahteraan serta rakyat berjiwa besar5
Ghazi Malik pada masa pemerintahanya berhasil meredam konflik dari
bangsawan,selain itu beliau menghadapi masalah politik ( perang saudara ) di Bangla
dengan Shamzudin firuz shah karena jasa dan kekuasaanya beliau berhasil menduduki
taha tertinggi, Ghiyassudin memulihkan dan memperbaiki moral kesultanan dan
berhasil menguasai banyak wialayh seperti Waranggal dan Bangla, sepulang dari
Bangla beliau meninggal karena jatuh dari bangunan Bambu, kemudian kekuasaan
dilanjutkan oleh anaknya bernama Muhammad Tughluq yang dikenal jenius
berpengetahuan tinggi, beliau mengakui kekhalifahan Abbasiyah di Kairo sebagai
pimpinan umat Islam. Beliau memiliki kebijakan yaitu ; menduduki jabatan-jabatan
militer, tugas-tugas administrative, mengintegrasikan pamglima dari Turki,
mengangkat hakim agama, menerapkan pajak dan menghidupkan biaya tambahan
kepada warga non Muslim

4 Duli Qurotul uyun. kebijakan politik sultan syamsuddin iltutmish di kesultanan delhi, india (1211-1236 m) hal 9-11

5 UINSUKA, Kebijakan Pemerintahan Sultan Muhammad bin Tughluq di India hal 3

4
Muhammad Bin tughluq juga melakukan gerakan puritan dan menerapkan
Islam Orthodoj. Ia menggantikan kebijakan islam unruk pengkodifikasi hukum islam
menurut karyanya “Fatawa-e-Jahandari langkah kontroversialnya ialah mencetak tanda
mata uang tembaga sebagai pengganti mata uang kertas selanjutnya ia menambahkan
pajak di Doab untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Selanjutnya Muhammad
Tughluq meninggal di Thatta pada 20 Maret 1352 disebabkan adanya pemberontakan.
Pada masa selanjutnya Dinsati Tughluq mengalami keadaan yang cenderung lumpuh.
Sebab Humayun yang selanjutnya memerintah hanya beberapa hari saja. Kemudian
kepemimpinan dipegang anak dari Nasir Ad-Din Muhammad yang bernama Nasir Ad-
Din Mahmud Tughluq. Pengangkatannya ditentang oleh para amir di
Farizabel. Mereka menobatkan Nusrat Khan, cucu Firuz sebagai sultan. Dinasti yang
setengah runtuh ini diserang oleh bangsa Mongol dibawah komando Pir Muhammad,
cucu Timur Lenk. Timur Lenk yang berhasil menyerbu India pada tahun 801/1398-9
dan melakukan perusakan-perusakan yang mengakibatkan kesatuan politis menjadi
rusak dan berbagai pemimpin Muslim memegang kekuasaan di provinsi-provinsi kecil.
Dari penyerbuan ini ada kurang lebih 100.000 orang ditawan dan semua yang berharga
diangkut untuk dibawa ke Samarkand.
Kekacauan pada saat itu yang menjadikan munculnya Dinasti Sayyidiyah
berdiri dan memerintah selama kurang lebih 40 tahun. Khizr Khan mendirikan Dinasti
Sayyid pada tahun 1414 M di Dhelhi, India Utara. Sebelum Khizr Khan menjadi pendiri
Dinasti Sayidiyyah, dia adalah seorang gubernur Multan dibawah pemerintahan Timur
Lenk yang dimana dia adalah keturunan Chenggis Khan dari garis keturunan ibunya di
Asia Tengah. Sepeninggal Khizr Khan 1422 M, pimpinan digantikan oleh anaknya, dia
bernama Mubarak Shah yang meninggal pada tahun 1434 M yang dibunuh oleh seorang
bangsawan yang bernama Sadrul Mulk. Kemudia pemerintahan dilanjutkan oleh
keponakannya yang bernama Mubarak Shah. Kemudian pada masa pemerintahan
Mubarak Shah kematian pamannya dibalaskan olehnya dengan memerintahka para bala
tentaranya untuk menangkap dan membunuh Sadrul Mulk. Setelah kepemimpinannya
selama kurang lebih selama 12 tahun kepemimpinan dipegang oleh anaknya Alaudin
Alam Shah yang juga merupakan pemimpin terakhir terlemah dalam Dinasti
Sayyidiyyah. Aludin Alam Shah kemudian menyerahkan kekuasaannya kepada Bahlul
Lodi. Bahlul Lodi adalah seorang bangsawan Afghan. Berdaasarkan kesepakatan
bersahabat Bahlul Lodi dengan Alaudin Alam Shah membolehkan untuk hidup damai
di Bandaun sampai akhir hayatnya 1478 M. Dinasti Lodi akan ditampilkan pada bab
keruntuhan.

C. Keruntuhan Kesultanan Delhi


Pada tahun 1388 M, ketika Feroz Tughlug meninggal, penurunan kesultanan
sudah mulai dekat yang dilatarbelakangi oleh salah satu faktor; perselisihan suksesi
berikutnya dan intrik istana hanya mempercepat langkah kemundurannya. Putra dan
cucu dari Feroz, didukung oleh berbagai kelompok bangsawan, memulai perebutan
takhta yang (otomatis) dengan cepat mengurangi otoritas Delhi dan memberikan
kesempatan bagi bangsawan Muslim dan kepala suku Hindu untuk meningkatkan
otonomi mereka.

5
Di kurun waktu 1390-an gubernur Gujarat telah men-declare kemerdekaannya,
dan di tahun 1391 dan 1394 kepala suku Rajput yang berpengaruh di Etawah
memberontak dan dikalahkan sebanyak empat kali. Sehingga pada tahun 1394 M ada
dua sultan yang bertakhta, keduanya tinggal atau di dekat Delhi. Hasilnya adalah
perang saudara yang sengit dan keras selama tiga tahun lamanya; Sementara itu, invasi
bencana Timur semakin dekat. Daerah Timur ini menginvasi India pada tahun 1398 M.
Bersamaan dengan proses invasi tersebut, para serdadu Timur pada tahun
pertama invasi (1398) itu juga memiliki sebuah kerajaan besar di Timur Tengah dan
Asia Tengah, dan memberikan pukulan defensif terakhir terhadap kekuasaan dan
prestise efektif kesultanan Islam Delhi. Dalam kampanye di kurun empat bulan yang
dilaksanakan dengan baik – di mana banyak pasukan Muslim dan Hindu yang terpecah
belah di India utara dilewati atau diserahkan secara damai sementara Rajput dan
Muslim yang berperang bersama dibantai di Bhatnagar – serdadu Timur mencapai
teritori Delhi dan, pada pertengahan Desember, mengalahkan tentara Sultan Mahmud
Tughlug dan menjarah kota.
Invasi Timur di sini semakin menguras kekayaan kesultanan Delhi. Billon
tanga kemudian menggantikan koin perak yang relatif murni sebagai mata uang standar
perdagangan di hampir seluruh teritori bagian utara India. Jenis barang seperti perak
dan emas koin yang dicetak pada peride kekuasaan Tughlug terakhir dan penerusnya di
Delhi pada abad ke-15 dan awal abad ke-16 semakin menambah pukulan (kemunduran)
kesultanan Delhi.
Puncaknya, kemunduran serta keruntuhan semakin kentara jelas ketika Delhi
dipimpin oleh Ibrahim Lodi (sultan terakhir kesultanan Delhi) yang notabane, yang
lebih otokratis daripada pendahulunya , dan pada akhirnya kurang mampu menjaga
kebangsawanannya, kalah dalam pertempuran melawan Babur, penguasa Mughal di
Kabul dan segera Babur mendirikan sebuah kesultanan baru yang diberi nama
“Mughal” yang dipimpin oleh Sultan Humayun dan kemudian oleh sultan terbesar
Sultan Jalaluddin Akbar ‘Akbar Agung’.

6
Bab III
Penutup

A. Kesimpulan

Setelah kita membaca terkait pembahasan yang dimulai dari Asal Usul,
Perkembangan yang kemudian berakhir dengan keruntuhan, Kesultanan Delhi
merupakan Kesultanan yang awalnya terpengaruh Oleh Turki dari wangsa Budak hal
ini tercerminkan pada Muhammad Ghuri yang kelak dipimin oleh panglimanya
bernama Qutbhudin aybek yang mana perkembangan selanjutnya membawa pada
pemerintahan yang dipegang oleh dinasti- dinasti selanjutnya yang dirasa pemimpinnya
Fluktuatif

Kesultanan Delhi berakhir dengan kekuasaan Ibrahim Lodi dari Afghan yang kalah
perang melawan Babur yang kemudian langsung mendirikan kerajaan “MUGHOL”.
Namun yang perlu kita sepakati bahwa masuknya islam di India atau perkembanganya
tidak lepas dari peran penting Kesultanan Delhi dalam menjaga eksistensi India
khususnya Delhi dari serangan luar seperti Mongol serta melakukan kebijakan yang
baik oleh pemimpinnya seperti yang dicontohkan Iltutmish,maupun mampu
memperlebar wilayah terlepas dari adanya kepemimpinan beberapa pimpinan yang
lemah.

7
Daftar Pustaka

Rizem Azid, Sejarah Peradaban Islam Voc. II, 2014, Gramedia Press

KEBIJAKAN POLITIK SULTAN SYAMSUDDIN ILTUTMISH DI KESULTANAN DELHI, INDIA


(1211-1236 M) https://doi.org/10.21831/moz.v10i1.28767

Kebijakan Pemerintahan Sultan Muhammad bin Tughluq di India, https://digilib.uin-


suka.ac.id/id/eprint/52629/1/00120348_Bab%20I_Bab%20V_Daftar%20Pustaka.pdf

Kesultanan Delhi Pra Iltutmish, https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/29840/4/14120101_BAB-


II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf

Ading Kusdiana,M.Ag , 2013, Sejarah dan Kebudayaan Islam periode pertengahan, CV PUSTAKA
SETIA Bandung

Azam arifin,kesultanan Delhi


http://www.scribd.com/embeds/371269393/content?start_page=1&view_mosgulung&access_key=key-
fFexxf7MbzEfWu3HKwf

Anda mungkin juga menyukai