Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan makalah tugas Sejarah Asia yang
berjudul “SULTAN SULTAN DELHI DAN KERAJAAN MOGHUL” ini dapat
diselesaikan tepat waktu. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Sejarah Asia sebagai salah satu persyaratan dalam memenuhi nilai Tugas. Makalah
ini disusun oleh kami berdasarkan hasil Pencarian sumber-sumber data yang valid.
Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapatkan banyak pengarahan dan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini kami tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu kami yaitu Lestari Dara Cinta
Utami Ginting S.S,. M.A dan semua pihak yang telah membantu dalam penulisan
makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih terbatas dan jauh
dari sempurna, hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan
waktu yang dimiliki. Namun demikian kami telah berusaha dan bekerja keras
supaya makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Untuk itu kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan.
Kelompok 08
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
anaknya yaitu jalaludin muhammad akbar yang saat itu berusia 14 tahun. Karena
usia sultan Akbar masih sangat muda dan pengalamannya pun masih kurang, maka
urusan kerajaan diserahkan kepada wazir bernama Bairam Khan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2) Agama
3) Sosial
4) Ekonomi
3
2.2. MASA KERAJAAN DELHI
Masa kerajaan Delhi berlangsung dari tahun 1206 hingga 1526. Selama periode
ini, India diperintah oleh lima dinasti yang berbeda, yaitu Mamluk (1206-1290),
Khilji (1290-1320), Tughluq (1320-1414), Sayyid (1414-1451), dan Lodi (1451-
1526).
Selain itu, kerajaan Delhi juga memiliki dampak yang signifikan terhadap
penyebaran Islam di India. Meskipun Islam sudah ada di India sebelum kerajaan
Delhi didirikan, kerajaan Delhi membantu menyebarkan Islam ke seluruh India.
Para sultan kerajaan Delhi membangun berbagai masjid dan madrasah, dan mereka
juga mendukung para ulama dan mubaligh Muslim.Kerajaan Delhi juga
memainkan peran penting dalam perkembangan budaya India. Selama periode ini,
terjadi percampuran budaya Hindu dan Muslim, yang menghasilkan berbagai
bentuk seni dan budaya baru. Misalnya, arsitektur Mughal, yang merupakan
percampuran antara arsitektur Hindu dan Islam, dikembangkan selama periode ini.
1) Sultan
Sultan adalah kepala negara dan pemerintahan kerajaan Delhi. Sultan memiliki
kekuasaan penuh atas urusan negara, termasuk militer, pemerintahan, dan agama.
Sultan dipilih oleh para menteri dan pejabat tinggi lainnya. Menteri adalah pejabat
yang membantu sultan dalam menjalankan pemerintahan. Menteri dibagi menjadi
beberapa departemen, seperti departemen militer, departemen keuangan, dan
departemen hukum
2) Gubernur
4
wilayah Kerajaan Delhi dibagi menjadi beberapa provinsi, yang masing-masing
dipimpin oleh seorang gubernur. Wilayah provinsi dibagi lagi menjadi beberapa
distrik, yang masing-masing dipimpin oleh seorang hakim.
3) Sistem Hukum
Sistem hukum kerajaan Delhi didasarkan pada hukum Islam dan hukum adat
Hindu. Hukum Islam diterapkan untuk umat Muslim, sedangkan hukum adat Hindu
diterapkan untuk umat Hindu.
Kerajaan Mughal diperintah oleh seorang raja yang bergelar Padishah. Padishah
memiliki kekuasaan tertinggi atas segala aspek pemerintahan. Padishah dibantu
oleh para menteri dan pejabat kerajaan. Sistem pemerintahan Mughal bersifat
sentralistis, artinya seluruh kekuasaan terpusat di tangan Padishah. Pada masa
kejayaan Kerajaan Mughal, Padishah Akbar menerapkan kebijakan toleransi
beragama yang dikenal dengan sebutan Din-i-Ilahi. Kebijakan ini bertujuan
untuk mempersatukan rakyat Mughal yang terdiri dari berbagai agama dan suku
5
bangsa. Akbar juga mengadakan reformasi birokrasi dan militer untuk
memperkuat Kerajaan.
2. Ekonomi
3. Agama
4. Sosial
Struktur sosial masyarakat pada masa kerajaan Mughal bersifat hierarkis. Sultan
berada di puncak hierarki, diikuti oleh menteri, gubernur, bangsawan, ulama,
pedagang, petani, dan buruh.
5. Budaya
6
Akbar juga mendirikan berbagai bengkel seni untuk mengembangkan seni
lukis, seni kaligrafi, dan seni musik Mughal. Pada masa pemerintahan Shah
Jahan, seni dan arsitektur Mughal mencapai puncak kejayaannya. Shah Jahan
membangun berbagai bangunan megah, seperti Taj Mahal dan Masjid Jama.
Shah Jahan juga mengembangkan seni lukis Mughal yang dikenal dengan
sebutan gaya Mughal. Kerajaan Mughal juga memiliki tradisi sastra yang kaya.
Para penyair Mughal menulis berbagai karya sastra dalam bahasa Persia dan
Urdu. Karya sastra Mughal yang terkenal antara lain adalah Baburnama
(autobiografi Babur), Akbarnama (biografi Akbar), dan Shahnama (epik
Persia).
1. Faktor Internal
• Perebutan kekuasaan antar anggota keluarga kerajaan. Sistem suksesi di
Kerajaan Mughal tidak jelas, sehingga sering terjadi perebutan
kekuasaan antar anggota keluarga kerajaan. Hal ini melemahkan
kerajaan dan menimbulkan ketidakstabilan politik.
• Gaya hidup mewah dan boros para penguasa Mughal. Para penguasa
Mughal hidup mewah dan boros, sehingga keuangan kerajaan terpuruk.
Hal ini menyebabkan pemerintah menaikkan pajak, yang memberatkan
rakyat.
• Kebijakan-kebijakan yang tidak adil. Para penguasa Mughal
menerapkan kebijakan-kebijakan yang tidak adil, seperti kebijakan
jizyah (pajak bagi non-Muslim) dan kebijakan jizya (pajak bagi non-
Muslim). Hal ini menimbulkan ketidakpuasan di kalangan rakyat,
terutama non-Muslim.
• Korupsi dan nepotisme di kalangan pejabat kerajaan. Korupsi dan
nepotisme merajalela di kalangan pejabat kerajaan Mughal. Hal ini
melemahkan birokrasi dan mengurangi kepercayaan rakyat terhadap
pemerintah.
7
2. Faktor Eksternal
• Kebangkitan kekuatan kolonial Eropa. Bangsa-bangsa Eropa, seperti
Inggris, Prancis, dan Portugis, mulai berdatangan ke India pada abad ke-
Mereka mendirikan perusahaan dagang dan kemudian berusaha
menguasai wilayah India.
• Perang dengan kerajaan-kerajaan tetangga. Kerajaan Mughal terlibat
dalam perang-perang dengan kerajaan-kerajaan tetangga, seperti
Kerajaan Safawi di Persia dan Kerajaan Maratha di India. Perang-
perang ini menguras sumber daya kerajaan dan melemahkan militer
Mughal.
8
BAB III
KESIMPULAN
Pemerintahan kerajaan Mughal berkuasa selama 3 abad lebih, terhitung mulai
tahun berdirinya 1526 M sampai tahun kehancurannya 1858 M atau dengan istilah
lain, kerajaan ini bertahan dan berkuasa selama 332 tahun. Sebagimana pendapat
Toynbee yang menyatakan setiap kebudayaan yang dewasa memiliki empat tahap
hidup: lahir, tumbuh, runtuh, dan silam. Kerajaan Mughal telah melewati konsepsi
itu. Namun Kerajaan Mughal tidak mungkin lepas dari sejarah Islam sekaligus
sejarah India, karena kerajaan ini merupakan warisan dua peradaban besar
tersebut.
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Islam telah mewariskan dan memberi pengayaan terhadap khazanah
kebudayaan India. Sepertinya tepat yang ditulis oleh Roger Garaudy
bahwa“Islam telah membawakan kepada manusia suatu dimensi transenden
(ketuhanan) dan dimensi masyarakat (umat)
2. Dengan hadirnya Kerajaan Mughal, maka kejayaan India dengan peradaban
Hindunya yang nyaris tenggelam, kembali muncul. Kemajuan yang dicapai
Kerajaan Mughal telah memberi inspirasi bagi perkembangan peradaban
dunia baik politik, ekonomi, budaya dan sebagainya. Misalnya, politik
toleransi (sulakhul), system pengelolaan pajak, seni arsitektur dan
sebagainya.
3. Kerajaan Mughal telah berhasil membentuk sebuah kosmopolitan IslaM
India daripada membentuk sebuah kultur Muslim secara eksklusif.
Kemunduran suatu peradaban tidak lepas dari lemahnya kontrol dari elit
penguasa, dukungan rakyat dan kuatnya sistem keamanan. Karena itu
masuknya kekuatan asing dengan bentuk apapun perlu diwaspadai.
9
DAFTAR PUSTAKA
M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam (Yogyakarta:
Bagaskara, cet. V, 2014) hlm.261.
Ibid., hlm. 257-258 dan Fouzia Farooq Ahmed, Muslim Rule in Medieval India
Power and Religion in The Delhi Sultanate (London: I. B. Tauris, 2016),
hlm. 1
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114113141323.pdf
https://repository.syekhnurjati.ac.id/5036/3/BAB%20V.pdf
10