Anda di halaman 1dari 4

Jawan Anlisis Klinik dan Forensik

Soal 2021/2022

1. A) Aspek kimia dalam disiplin ilmu forensic


a. Analisis obat (khususnya obat2an terlarang)
Mengamati apakah tertuduh benar-benar dalam pengaruh obat terlarang misal heroin,
kokain, marijuana, LSD, ekstasi, methadone, dll
b. Toksikologi forensik
Ilmu yang mendeteksi dan mengidentifikasi keberadaan racun/obat terlarang pada
cairan, jaringan, maupun organ tubuh. Sebagai contoh mengamati cairan pada orang
yang sudah meninggal untuk mengidentifikasi bahan beracun/obat terlarang yang
menyebabkan kematian seseorang tersebut
c. DNA/Database
tes DNA forensik sebagai upaya mencari jejak biologis atau sel tertinggal dari pelaku
atau korban kejahatan di lokasi kejadian perkara
d. Trace evidence (melacak bukti)
Mengamati hal-hal yang dapat dikaitkan dengan penangkapan seseorang (tersangka)
misal memeriksa pecahan gelas, rambut, fiber yang barangkali terpindahkan dari
tertuduh k eke tempat kejadian, mengamati sisa-sisa kebakaran untuk menentukan jenis
bahan yang memulai kebaran, ataupun memeriksa residu suatu tembakan untuk
mengkaitkan orang yang dicurigai dengan suatu penembakan
e. Breath alcohol (kandungan alcohol dalam napas)
Mengamati apakah tertuduh benar-benar dalam pengaruh alcohol dengan cara analisis
kandungan alcohol pada napas seseorang

B) Jaringan dan cairan tubuh terbaik untuk melacak keradaan racun (poison) di dalam tubuh
seseorang pada saat ia meninggal:

a. Darah : darah akan menunjukkan kandungan kimia dan hasil metabolitnya. Hasil uji
darah akan menunjukkan apa yang terjadi pada tubuh pada saat kematian
butuh 10 mL untuk dimasukkan ke wadah yang terisolasi dari udara, dalam wadah
tersebut sudah ada antikoagulan atau ditambahkan zat preservative agar sample tidak
rusak
b. Urin : mudah dihasilkan, ada dalam konsentrasi tinggi, merupakan hasil ekstresi ginjal
dimana ginjal berada di sepanjang rute eliminasi
dibutuhkan minimal 2 sampel urin berurutan (misal hari pertama kemudian 2 hari
berikutnya). Hal tersebut dikarenakan beberapa obat terlarang butuh beberapa waktu
untuk muncul di urin.
c. Kandungan dalam perut : proses pencernaan berhenti saat orang tersebut meninggal
sehingga dapat diketahui makanan yang terakhir dikonsumsi
d. Vitreous Humor : Merupakan cairan yang ada di mata, gel bening yang mengisi ruang
antara lensa dan retina bola mata manusia, yang bisa diambil karena cairan ini
preservasi terhadap zat-zat lain
e. Liver : dapat menunjukkan kandungan racun yang bahkan tidak dapat ditunjukkan
melalui analisis darah
f. Sampel rambut : bahan kimia membutuhkan 5 hari untuk menunjukkan kandungannya
dalam rambut
g. Serangga : racun dapat menumpuk (bioakumulasi) dalam tubuh serangga yang
memakan tubuh yang membusuk
2. A) Dua bentuk kokain :
a) Bentuk garam : cocaine hydrochloride
Bersifat mudah larut dalam air, sehingga cara pemakaiannya dihirup melalui
hidung/diinjeksikan
b) Bentuk basa :
Tidak larut dalam air, lebih volatile daripada bentuk garam. Penggunaannya kebanyakan
sebagai rokok
Cara membedakan :

Menggunakan FTIR dimana terjadi perbedaan untuk puncak yang karakteristik pada
bilangan gelombang tertentu. Pada bentuk garam terdapat H yang bersal dri HCl
sehingga menunjukkan adanya puncak yang lebar di area 2300 cm-1 – 3100 cm-1.
Sedangkan pada kokain basa tidak ditemukan puncak tersebut.

B) Uji marsh merupakan tes yang sangat sensitif untuk mendeteksi arsenik.

Diduga kematian Napoleon disebabkan oleh keracunan arsenik. Arsenik suka


mengikat belerang dan ada banyak belerang yang terkandung dalam rambut, dan
ternyata arsenic ditemukan di rambut Napoleon. Dr. David Jones, seorang ahli kimia di
Newcastle, tahu bahwa beberapa orang yang terpapar arsenik akan sakit dan mati, tetapi
belum tentu akibat diracuni. Pada tahun 1893 seorang ahli Biokimia Italia bernama Gosio
menemukan bahwa pigmen hijau yang digunakan di banyak kain dan kertas dinding
mengandung senyawa arsenik yang bila terkena kelembapan akan mengeluarkan uap
arsenik. Orang-orang yang tinggal di rumah itu lambat laun akan jatuh sakit dan
meninggal. Seorang wanita bernama Shirley Bradley dari Norfolk, Inggris menghubungi
Jones dan mengatakan bahwa dia memiliki halaman lembar memo yang dibuat dari
wallpaper kamar tidur Napoleon di St. Helena. Halaman kemudian diuji (menggunakan
tes Marsh) dan terdeteksi adanya arsenik. Namun, diketahui bahwa tidak semua orang di
St Helena meninggal karena keracunan arsenic. Kemudian Jones sampai pada kesimpulan
bahwa kandungan arsenic yang ada tidak ada cukup untuk membawa semua orang sehat
menuju kematian mereka, tetapi karena Napoleon sudah sakit maag dan dikurung di
kamar tidurnya dengan daun jendela tertutup. Maka kemungkinan besar bahwa
Napoleon terpapar banyak arsenic yang menyebabkan dia meninggal.

3. A) 3 uji yang sering dilakukan untuk mengetahui kandungan alcohol:


1. Breath test : merepresentasikan kandungan alcohol pada arteri pulmonalis.
Alat yang digunakan :
- The breathalyzer : alat yang mengumpulkan nafas kemudian mengukur kandungan
alcohol daro pernapasan alveolar
- Infrared : merupakan pengukuran secara langsung. cahaya inframerah lewat melalui
chamber di mana ia akan berinteraksi dengan alkohol dan menyebabkan densitas
cahaya menjadi berkurang. Penurunan intensitas cahaya adalah sebanding dengan
konsentrasi alkohol yang ada dalam nafas yang ditangkap
- Fuel cell : mengonversi fuel (alcohol) dan oksigen menjadi arus listrik yang sebanding
dengan kuantitas kandungan alcohol

B) Prinsip kerja breathalyzer : alat yang mengumpulkan nafas kemudian mengukur


kandungan alcohol dari pernapasan alveolar. Alat ini akan menangkap 1/40 dari 2100 mL
napas alveolar. Hal tersebut dikarenakan pada 2100 mL udara (napas) hanya mengandung
sejumlah 1 mL alcohol. Sehingga dikatakan bahwa hasil pengukuran alcohol dengan
breathalyzer merepresentasikan 1/40 bagian dari 1 mL darah.

Reaksi yang terjadi :

Breathalyzer secara tidak langsung menentukan jumlah alcohol dikonsumsi dengan


mengukur penyerapan cahaya oleh kalium kromat sebelum dan sesudah direaksikan dengan
alkohol, menggunakan prinsip spektrofotometri. Dalam artian sejumlah kalium kromat yang
dikonsumsi pada reaksi tersebut menunjukkan atau sebanding dengan jumlah alkoholnya.

4. A) Analisis fiber dapat dijadikan bukti forensic karena tipe/ jenis , panjang fiber yang
digunakan pada bahan tekstil tersebut , metode pemilinannya, serta bagaimana kain
tersebut disusun menjadi dapat menjadi poin penting dalam menghubungkannya dengan
kejahatan tersebut. Ketika suatu kejahatan terjadi, dapat dimungkinkan terjadi perpindahan
serta/fiber karena kontak antara korban dan tersangka. Dengan kekkhasan fiber-fiber yang
dihasilkan dari produk tertentu, keberhasilan dalam memecahkan suatu kejadian
bergantung pada kemampuan penyidik untuk menyempitkan sumber-sumber fiber yang
ditemukan sehingga nanti dapat dibuat teori yang mendukung tuduhan yang dibuat
penyidik.
B) “bukti fiber” meskipun telah saling cocok antara yang ditemukan di tempat kejadian
(korban) dan pada tempat penyerang (offender) tetapi tidak dapat digunakan untuk
menunjuk langsung (pinpoint) terhadap penyerang dan hanya merupakan bukti penguat. Hal
tersebut dikarenakan karena banyaknya produsen tekstil sehingga ditemukan banyak
kemiripan serat/fiber sehingga dapat mengurangi signifikansi pembuktian. Kemungkinan 2
atau lebih pabrik yang melakukan produksi dengan cara yang sama sangat mungkin terjadi.
Selain itu, bukti fiber tidak bisa langsung bisa menunjuk tersangka (tidak seperti DNA).
apabila bukti fiber itu memiliki faktor-faktor pendukung yang bisa dilibatkan (misal ada baju
yang limited edition) maka akan memudahkan dalam pelacakan. Namun, tetap saja bahkan
jika mendapati 2 benang di tempat berbeda dan cocok saat dibandingkan (sama), hal
tersebut tidak bisa dipastikan dari sumber yang sama, masih harus didukung dengan teori-
teori lain.

Anda mungkin juga menyukai