Soal 2021/2022
B) Jaringan dan cairan tubuh terbaik untuk melacak keradaan racun (poison) di dalam tubuh
seseorang pada saat ia meninggal:
a. Darah : darah akan menunjukkan kandungan kimia dan hasil metabolitnya. Hasil uji
darah akan menunjukkan apa yang terjadi pada tubuh pada saat kematian
butuh 10 mL untuk dimasukkan ke wadah yang terisolasi dari udara, dalam wadah
tersebut sudah ada antikoagulan atau ditambahkan zat preservative agar sample tidak
rusak
b. Urin : mudah dihasilkan, ada dalam konsentrasi tinggi, merupakan hasil ekstresi ginjal
dimana ginjal berada di sepanjang rute eliminasi
dibutuhkan minimal 2 sampel urin berurutan (misal hari pertama kemudian 2 hari
berikutnya). Hal tersebut dikarenakan beberapa obat terlarang butuh beberapa waktu
untuk muncul di urin.
c. Kandungan dalam perut : proses pencernaan berhenti saat orang tersebut meninggal
sehingga dapat diketahui makanan yang terakhir dikonsumsi
d. Vitreous Humor : Merupakan cairan yang ada di mata, gel bening yang mengisi ruang
antara lensa dan retina bola mata manusia, yang bisa diambil karena cairan ini
preservasi terhadap zat-zat lain
e. Liver : dapat menunjukkan kandungan racun yang bahkan tidak dapat ditunjukkan
melalui analisis darah
f. Sampel rambut : bahan kimia membutuhkan 5 hari untuk menunjukkan kandungannya
dalam rambut
g. Serangga : racun dapat menumpuk (bioakumulasi) dalam tubuh serangga yang
memakan tubuh yang membusuk
2. A) Dua bentuk kokain :
a) Bentuk garam : cocaine hydrochloride
Bersifat mudah larut dalam air, sehingga cara pemakaiannya dihirup melalui
hidung/diinjeksikan
b) Bentuk basa :
Tidak larut dalam air, lebih volatile daripada bentuk garam. Penggunaannya kebanyakan
sebagai rokok
Cara membedakan :
Menggunakan FTIR dimana terjadi perbedaan untuk puncak yang karakteristik pada
bilangan gelombang tertentu. Pada bentuk garam terdapat H yang bersal dri HCl
sehingga menunjukkan adanya puncak yang lebar di area 2300 cm-1 – 3100 cm-1.
Sedangkan pada kokain basa tidak ditemukan puncak tersebut.
B) Uji marsh merupakan tes yang sangat sensitif untuk mendeteksi arsenik.
4. A) Analisis fiber dapat dijadikan bukti forensic karena tipe/ jenis , panjang fiber yang
digunakan pada bahan tekstil tersebut , metode pemilinannya, serta bagaimana kain
tersebut disusun menjadi dapat menjadi poin penting dalam menghubungkannya dengan
kejahatan tersebut. Ketika suatu kejahatan terjadi, dapat dimungkinkan terjadi perpindahan
serta/fiber karena kontak antara korban dan tersangka. Dengan kekkhasan fiber-fiber yang
dihasilkan dari produk tertentu, keberhasilan dalam memecahkan suatu kejadian
bergantung pada kemampuan penyidik untuk menyempitkan sumber-sumber fiber yang
ditemukan sehingga nanti dapat dibuat teori yang mendukung tuduhan yang dibuat
penyidik.
B) “bukti fiber” meskipun telah saling cocok antara yang ditemukan di tempat kejadian
(korban) dan pada tempat penyerang (offender) tetapi tidak dapat digunakan untuk
menunjuk langsung (pinpoint) terhadap penyerang dan hanya merupakan bukti penguat. Hal
tersebut dikarenakan karena banyaknya produsen tekstil sehingga ditemukan banyak
kemiripan serat/fiber sehingga dapat mengurangi signifikansi pembuktian. Kemungkinan 2
atau lebih pabrik yang melakukan produksi dengan cara yang sama sangat mungkin terjadi.
Selain itu, bukti fiber tidak bisa langsung bisa menunjuk tersangka (tidak seperti DNA).
apabila bukti fiber itu memiliki faktor-faktor pendukung yang bisa dilibatkan (misal ada baju
yang limited edition) maka akan memudahkan dalam pelacakan. Namun, tetap saja bahkan
jika mendapati 2 benang di tempat berbeda dan cocok saat dibandingkan (sama), hal
tersebut tidak bisa dipastikan dari sumber yang sama, masih harus didukung dengan teori-
teori lain.