Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN RESILIENSI DENGAN MANAJEMEN DIRI PADA

PASIEN DIABETES MELLITUS TYPE II DI


PUSKESMAS SILO II JEMBER

Intan Yuniar Damayanti1 , Wahyudi Widada2 , Ginanjar Sasmito Adi3


Intanyuniard23@gmail.com ,
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Jember

ABSTRAK

Resiliensi adalah kemampuan individu dalam beradaptasi dan mengatasi perubahan


yang terjadi dalam hidup dengan baik dalam mengelola manajemen diri pada pasien
diabetes mellitus tipe II. Tujuan penelitian adalah menganalisis hubungan Resiliensi
dengan Manajemen Diri pada pasien Diabetes Mellitus tipe II di Puskesmas Silo II
Jember. Jenis penelitian Kuantitatif dengan Desain Deskriptif kolerasional dengan
pendekatan cross sectional.. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien Diabetes
Mellitus tipe II di Puskesmas Silo II jember dengan sampel sebanyak 32 responden.
Tehnik pengambilan sampel menggunakan Tehnik purposive sampling. Intrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Hasil penelitian sebagian besar
didapatkan Resiliensi tinggi 25 responden dan manajemen diri baik 28 responden.
Berdasarkan hasil uji statistik Speaman rho didapatkan nilai p value adalah 0,001 < α
= 0,05 didapatkan nilai koefesien 0,736, dengan, maka dapat disimpulkan bahwa H1
diterima yang berarti ada hubungan Resiliensi dengan Manajemen Diri pada pasien
Diabetes Mellitus Type II di Puskesamas Silo II Jember, artinya semakin tinggi
Resiliensi maka semakin baik Manajemen Dirinya namun, sebaliknya semakin
rendah Resiliensi maka semakin buruk Manajemen Diri pada Pasien Diabetes
Mellitus Type II.

Kata kunci : Resiliensi, Manajemen Diri,Diabetes Mellitus Type II


RELATIONSHIP OF RESILIENCE WITH SELF-MANAGEMENT IN TYPE II
DIABETES MELLITUS PATIENTS IN
PUSKESMAS SILO II JEMBER

Intan Yuniar Damayanti1 , Wahyudi Widada2 , Ginanjar Sasmito Adi3


Intanyuniard23@gmail.com ,
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Jember

ABSTRACT

Resilience is an individual's ability to adapt and cope with changes that occur in life
well in managing self-management in patients with type II diabetes mellitus. The
purpose of this study was to analyze the relationship between Resilience and Self-
Management in patients with type II Diabetes Mellitus at the Silo II Public Health
Center, Jember. This type of research is quantitative with descriptive descriptive
design with a cross sectional approach. The population in this study was type II
Diabetes Mellitus patients at the Silo II Public Health Center Jember with a sample
of 32 respondents. The sampling technique used purposive sampling technique. The
instrument used in this study was a questionnaire. The results of the study mostly
obtained high resilience 25 respondents and good self-management 28 respondents.
Based on the results of the Speaman rho statistical test, the p value value is 0.001 <
= 0.05, the coefficient value is 0.736, with, it can be concluded that H1 is accepted
which means there is a relationship between Resilience and Self-Management in Type
II Diabetes Mellitus patients at the Silo II Health Center Jember , meaning that the
higher the Resilience, the better the Self-Management, but on the contrary, the lower
the Resilience, the worse the Self-Management in Type II Diabetes Mellitus patients.

Keywords: Resilience; Self management; Diabetes Mellitus type II


PENDAHULUAN naik dari angka 6,9% menjadi 8,5%
Diabetes mellitus tipe 2 (DM- (Kementrian kesehatan republik
II) merupakan penyakit kronis indonesia, 2020).
gangguan metabolism yang Peningkatan dari penyakit ini
disebabkan oleh banyak faktor yang karena adanya perubahan gaya
di tandai dengan tingginya kadar hidup seperti adanya
gula darah sebagai akibat dari kecenderungan populasi pada usia
gangguan fungsi insulin. Penyakit tua, kurangnya aktifitas fisik,
ini kompleks dan memerlukan ketidakadekuatan kebiasaan makan
perawatan medis yang yang dapat meningkatkan lemak
berkelanjutan. (American Diabetes tubuh (Ribeiro, 2017). Komplikasi
Association, 2018). pada pasien DM-II tidak hanya
DM-II merupakan penyakit mempengaruhi kondisi fisik tetapi
dengan angka kesakitan, kematian, juga psikologis penderita.
dan kecacatan yang tinggi di Akibatnya pasien akan menilai
seluruh dunia. Jumlah penderita dirinya negatif sehingga pasien
pada tahun 2015 adalah 415 juta merasa putus asa dan tidak mau
orang dan diperkirakan mengalami menerima keadaannya dan
peningkatan sampai 642 juta orang berdampak mempengaruhi perilaku
pada tahun 2040 (IDF, 2013). manajemen diri pasien (Fitroh
Provinsi Jawa Timur pada tahun Asriyadi, 2020).
2013 menempati prevalensi Penderita DM-II juga
Diabetes Mellitus urutan ke-5 memungkinkan tidak akan mampu
teratas di Indonesia yaitu sebesar bertahan dalam keadaan yang
2,1% (Jakarta, 2017). Pada tahun menyakitkan, sehingga penderita
2018 prevalensi Diabetes mellitus tidak semangat menjalani hidup,
pada Kabupaten Jember mengalami dan bahkan tidak mampu mencari
peningkatan dibandingkan dengan sisi positif dari keadaan yang
tahun 2013 yaitu Diabetes mellitus dialaminya. Hal ini tentunya akan
berpengaruh terhadap pengelolaan Jumlah populasi sebanyak 35
penyakit diabetes yang dideritanya. responden dan sampel yang diambil
Penyakit diabetes tidak dapat sejumlah 32 responden dengan
disembuhkan hanya dapat dikelola. menggunakan teknik purposive
Oleh karena itu, penderita sampling. Penelitian dilakukan pada
membutuhkan resiliensi yang baik Juni - Juli 2022 di Puskesmas Silo II
guna membantu mengelola tekanan Kabupaten Jember. Uji statistik yang
psikologis akibat penyakit kronis digunakan adalah uji statistik
seperti DM tipe 2 tersebut (Khotmi, Spearman Rho dengan nilai α < 0,05.
2019). HASIL DAN PEMBAHASAN
Resiliensi merupakan suatu Tabel 1 Distribusi Frekuensi Resiliensi
di Puskesmas Silo II Jember,
kemampuan individu dalam
Juni 2022
beradaptasi dan mengatasi Resiliensi Frekuensi Prosentase
perubahan yang terjadi dalam hidup (%)
Rendah 1 3,1
dengan baik, menjaga kesehatan
Sedang 6 18,8
meskipun dalam kondisi penuh Tinggi 25 78,1
Total 32 100%
tekanan, keterpurukan, dan
kesusahan (Anggraeni, 2019). Berdasarkan hasil penelitian
Resiliensi tidak hanya sebagai yang telah dilakukan pada seluruh
proses bertahan dalam menghadapi sampel penelitian yang berjumlah 32
kesulitan dan berbagai risiko, pasien DM-II di Puskesmas Silo II
individu yang resilien dengan Jember, sebagian besar DM-II
keadaanya akan melakukan suatu memiliki resiliensi yang baik yaitu
upaya untuk mengatasi masalah sebanyak 25 orang (78,1%). Pasien
pada penyakitnya. DM-II yang mempunyai resiliensi
sedang yaitu 6 orang (18,8%). Pasien
METODE PENELITIAN
DM-II yang mempunyai resiliensi
Jenis penelitian yang
rendah yaitu 1 orang (3,1 %).
digunakan adalah Kuantitatif dengan
Resiliensi sebagai kapasitas
pendekatan Study Cross Sectional.
yang dimiliki individu untuk
berkembang dan menyesuaikan diri mengatakan bahwa tinggi rendahnya
secara positif meskipun adanya stress resiliensi dapat dipengaruhi oleh
yang dirasakan terus - menerus intelegensi seseorang. Semakin baik
(Widianingsih & Diantina, 2018). intelegensi seseorang maka akan
Resiliensi mempunyai arti kemampuan mampu untuk mengimplikasikan
untuk pulih dari suatu keadaan. kemampuannya dalam memecahkan
Namun, pada istilah psikologi permasalah dalam kehidupannya (Difa
resiliensi adalah kemampuan manusia M, 2019).
untuk cepat pulih dari perubahan, Berdasarkan hasil peneliti,
sakit, kesulitan dan kemalangan yang resiliensi sangat berpengaruh kepada
dialami oleh individu. Individu yang kualitas seseorang. Semakin tinggi
resilien akan berusaha untuk mengatasi nilai resiliensi menunjukkan bahwa
permasalahan dan mencari solusi individu tersebut semakin kuat dalam
untuk dapat terlepas dari maslaah dan menghadapi berbagai kesulitan hidup
mampu dalam beradaptasi terhadap yang dialaminya, hal itu berarti
permasalahannya (Missasi & Izzati, individu tersebut mampu menemukan
2019). bagian positif dari setiap
Berdasarkan umur responden pengalamannya yang menyakitkan
sebagian besar responden berumur 40- sehingga dapat mengembangkan
50 tahun sebesar 23 responden dirinya dalam berbagai aspek
(71,9%). Hal ini akan berpengaruh kehidupan.
terhadap cara berfikir, makna hidup Tabel 2 Distribusi Frekuensi
Manajemen Diri di
dan juga menjalani hidup. Usia matang
Puskesmas Silo II Jember,
juga dapat mempengaruhi aspek Juni 2022
Frekuen Prosentas
emosi/temparen seseorang, sehingga Manajemen Diri
si e (%)
dapat dikatakan seseorang memiliki Kurang 1 3,1
tempramen yang baik dikarenakan dia Cukup 3 9,4
Baik 28 87,5
dapat menciptakan hubungan yang
Total 32 100%
baik dengan sekitarnya (Becker et al.,
2015). Pada penelitian Kinman (2011)
Berdasarkan hasil penelitian kepatuhan minum obat (Larasati et al.,
yang telah dilakukan pada seluruh 2020). Faktor - faktor yang
sampel penelitian yang berjumlah 32 berhubungan dengan manajemen diri
Pasien DM-II di Puskesmas Silo II adalah usia, jenis kelamin, tingkat
Jember, seperti yang terdapat pada pendidikan, efikasi diri, lamanya
tabel 5.8 dapat diketahui jumlah menderita diabetes dan dukungan
terbesar responden memiliki social (Peñarrieta et al., 2015).
manajemen diri yang baik yaitu Berdasarkan jenis kelamin
sebanyak 28 orang (87,5%), Pasien responden sebagian besar responden
DM-II dengan manajemen diri yang berjenis kelamin perempuan sebesar
cukup sebanyak 3 orang (9,4%), 17 responden (56,2%). Perempuan
Pasien DM-II dengan manajemen diri memiliki tingkat manajemen yang
yang buruk sebanyak 1 orang (3,1). lebih baik dibandingkan laki-laki.
Manajemen diri pada diabetes Karena perempuan selalu
merupakan serangkaian perilaku yang memerhatikan kondisi kesehatannya.
dilakukan individu yang harus Seseorang yang memiliki semangat
mengambil keputusan kritis untuk dan motivasi dalam dirinya dalam
memahami cara menyeimbangkan melakukan pengontrolan aktivitas
aspek-aspek manajemen (Xu et al., manajemen diri dalam kehidupan
2010). Manajemen diri merupakan sehari-hari maka perilaku tersebut
salah satu upaya yang dilakukan akan menjadi tanggung jawab dan
individu dalam melakukan suatu menjadi kebiasaan dalam kehidupan
tindakan berdasarkan keinginannya sehari-hari (Ningrum et al., 2019)
dan tujuan mengelola dan mengontrol Peneliti juga menjelaskan
serta meminimalisirkan terjadinya bahwa ada beberapa faktor juga yang
komplikasi (Andriani et al., 2021). dapat memicu buruknya manajemen
Aspek yang termasuk dalam diri (Dwitanta & Dahlia, 2020). Pada
manajemen diri meliputi aktifitas fisik, penelitian Mayasari, (2020)
pola makan (diet), aktifitas fisik, mengatakan bahwa tingkat pendidikan
pemantauan kadar gula darah dan merupakan faktor penting dalam
manajemen diri yang baik, hal ini DM-II maka membutuhkan bantuan
disebabkan jika seseorang memiliki dari sekitar terutama keluarga untuk
tingkat pendidikan lebih tinggi makan menceritakan kondisinya, membantu
wawasan serta pengetahuannya mereka dalam setiap manajemen dirinya.
akan mampu menyerap informasi dan (Clara, 2018).
berfikir kritis. Selain itu efikasi diri Peneliti berpendapat bahwa
seseorang juga mempengaruhi baiknya manajemen diri yang rendah yang
manajemen diri, penelitian dari dimiliki pasien diabetes mellitus tipe II
Damayanti, dkk (2015), mengatakan disebabkan karena factor usia. Hal ini
bahwa individu dengan efikasi diri dibuktikan dengan usia responden
yang tinggi akan cenderung memiliki pada panelitian ini diatas 50 tahun. Hal
tingkat kepercayaan yang tinggi dan ini sejalalan dengan penelitian
memiliki tanggung jawab dan berusaha Captieux et al., (2018) pada usia diatas
mencapai hasil yang baik (Fajriani, 50 tahun seseorang akan terkait dengan
May,. & Khoiroh Muflihatin, 2021). penerimaan dan penolakan terhadap
Menurut penelitian Xu et al., kemampuan yang dimiliki seiring
(2010) mengatakan bahwa lama dnegan terjadinya kemunduran fisik
menderita diabetes mellitus dapat yang dialami, menurut penelitian dari
mempengaruhi manajemen diri (Captieux et al., 2018).
dikarenakan semakin lama seseorang Tabel 3 Tabulasi Silang Resiliensi
dengan Manajemen Diri pada Pasien
mengalami DM-II makan cenderung
Diabetes Mellitus tipe 2 di Puskesmas
akan menjadi patuh terhadap Silo II Jember, Juni 2022
Manajemen diri Kolerasi
pelaksanaan manajemen diri diabetes.
Resiliensi pasien DM-II Total spearman rho
Baik buruknya manajamen diri juga buruk Cukup baik Niali P
berhubungan dengan dukungan r Value
keluarga. Hal ini sejalan dengan Rendah 1 0 0 1

penelitian wardani (2014) keluarga Sedang 0 3 3 6


0,736 0,001
meruapakan sumber pemberi Tinggi 0 0 25 27

dukungan yang paling utama, Total 1 3 28 32

dikarenkan seeorang yang mengalami


Berdasarkan tabel didapatkan mana resiliensi yang dimiliki oleh
Resiliensi yang rendah dengan penderita diabetes. Resiliensi penderita
Manajemen Diri buruk sebesar 1 DM-II ini akan sangat berpengaruh
(3,1%) orang, sedangkan tidak ada terhadap proses pengelolaan diabetes.
resiliensi rendah dengan manajemen Perbedaan pendidikan diantara
diri cukup dan baik. Resiliensi yang penderita diabetes mempengaruhi pola
sedang dengan Manajemen Diri Cukup piker seseorang dalam memaknai
sebesar 3 (9,4%) orang, dan resiliensi keadaan yang dialami (Fadila &
yang sedang dengan Manajemen Diri Laksmiwati, 2014). Berdasarkan
baik sebesar 3 (9,4%) orang, penelitian yang telah dilakukan
sedangkan tidak ada resiliensi sedang peneliti bahwa faktor pendidikan juga
dengan manajemen diri buruk. penting bagi pasien DM-II,
Resiliensi tinggi tidak ada manajemen menunjukan pendidikan responden
diri yang buruk dan cukup, serta sebagian besar 12 (37,5%) adalah
resiliensi dengan manajemen diri yang SMA.
baik sebesar 25 (78,1%) orang. Berdasarkan penelitian ini,
Berdasarkan tabel di atas nilai koefisien korelasi sebasar 0,736
diketahui bahwa adanya hubungan dan memiliki arah positif yang berarti
Resiliensi dengan Manajemen Diri bahwa terdapat hubungan sangat kuat
pada pasien DM-II di Puskesmas Silo antara Resiliensi dengan Manejemen
II Jember. Hal ini dipertegas dengan Diri pada pasien DM-II di Puskesmas
uji statistik menggunakan uji Silo II Jember. Selanjutnya dapat
Spearman Rho diperoleh hasil nilai p diartikan bahwa semakin tinggi
Value adalah 0,001 dimana p Value < resiliensi pada pasien maka semakin
α sehingga H1 diterima yang berarti baik manajemen diri pasien DM-II dan
ada Hubungan resiliensi dengan sebaliknya semakin rendah resiliensi
manajemen diri pada pasien DM-II di maka semakin buruk manajemen diri
Pukesmas Silo II Jember.. pada pasien DM-II.
Faktor- faktor resiliensi
tersebut akan mempengaruhi sejauh
KESIMPULAN pasien diabetes mellitus type II di
Berdasarkan hasil analisis puskesmas silo II Jember.
hubungan Hubungan resiliensi dengan SARAN
manajemen diri pada pasien diabetes Berdasarkan hasil dari
mellitus type II di puskesmas silo II penelitian yang didasarkan atas data-
Jember dapat ditarik kesimpulan data yang diperoleh,maka peneliti
sebagai berikut: memberikan saran kepada:.
1. Resiliensi pada Pasien Diabetes 1. Petugas Kesehatan
Mellitus Tipe II sebagian besar Disarankan dapat memberikan
dengan kategori resiliensi yang pendidikan kesehatan mengenai
baik yaitu sebanyak 25 orang. pengetahuan tentan DM-II dan
Pasien Diabetes Mellitus Tipe II pemeriksaan dini untuk DM-II
dengan kategori resiliensi sedang sehingga dapat mencegah adanya
yaitu 6 orang. Pasien Diabetes komplikasi yang akan terjadi. Dan
Mellitus Tipe II dengan kategori dapat memberi cara edukasi
resiliensi rendah yaitu 1 orang. penanganan dalam mengelola dan
2. Manajemen Diri Pada pasien mengedalikan resiko dari diabetes
Diabetes Mellitus Tipe II dapat mellitus.
diketahui jumlah terbesar dengan 2. Institusi pelayanan kesehatan
kategori manajemen diri yang baik Disarankan juga bagi lembaga
yaitu sebanyak 28 orang, Pasien pelayanan kesehatan atau instansi
Diabetes Mellitus Tipe II dengan kesehatan untuk melakukan upaya
kategori manajemen diri yang preventif guna meminimalkan
cukup sebanyak 3 orang, Pasien kemungkinan terjadinya
Diabetes Mellitus Tipe II dengan komplikasi pada pasien DM-II.
kategori manajemen diri yang Serta melakukan upaya promotif
buruk sebanyak 1 orang. tentang pemeriksaan dini untuk
3. Ada hubungan antara Resiliensi penyakit DM-II pada masyarakat
dengan Manajemen Diri pada yang belum terdeteksi.
3. Peneliti Selanjutnya Interactions, Seventh Edition. In
Syria Studies (Vol. 7, Issue 1).
Disarankan bagi peneliti
https://www.researchgate.net/publ
selanjutnya dapat ication/269107473_What_is_gov
ernance/link/548173090cf22525d
mengembangkan faktor –faktor
cb61443/download%0Ahttp://ww
manajemen diri terutama pada w.econ.upf.edu/~reynal/Civil
wars_12December2010.pdf%0Ah
askep pola makan (diet) dan
ttps://think-
aktivitas fisik pada pasien DM-II. asia.org/handle/11540/8282%0Ah
ttps://www.jstor.org/stable/41857
REFERENSI
625
American Diabetes Association.
Captieux, M., Pearce, G., Parke, H. L.,
(2018). Standard medical care in
Epiphaniou, E., Wild, S., Taylor,
diabetes 2018. The Journal of
Clinical and Applied Research S. J. C., & Pinnock, H. (2018).
Supported self-management for
and Education, 41(January).
people with type 2 diabetes: A
https://doi.org/10.2337/dc18-
Sint01 meta-review of quantitative
systematic reviews. BMJ Open,
Andriani, R., Malini, H., & Gusty, R. 8(12), 1–11.
P. (2021). Manajemen Diri https://doi.org/10.1136/bmjopen-
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 2018-024262
Pasca Edukasi Terstruktur
Difa M, S. F. (2019). Pengaruh
Indonesian Group-Based
kecerdasan emosi dan dukungan
Development Program (InGDEP)
di Puskesmas Lubuk Buaya sosial terhadap resiliensi
Padang. 12(April), 5–12. mahasiswa perantau uin syarif
hidayatullah jakarta. TAZKIYA:
Anggraeni, L. (2019). Hubungan Journal of Psychology, 4(2), 77–
Antara Resiliensi Dengan 97.
Kecemasan Pada Pasien Diabetes https://doi.org/10.15408/tazkiya.v
Melitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja 4i2.10840
Puskesmas Sumbersari
Kabupaten Jember. 1–2. Dwitanta, S., & Dahlia, D. (2020).
Diabetes Self Management Dan
Becker, F. G., Cleary, M., Team, R. Faktor Yang Mempengaruhinya
M., Holtermann, H., The, D., Pada Usia Dewasa Pertengahan.
Agenda, N., Science, P., Sk, S. Jurnal Ilmu Keperawatan
K., Hinnebusch, R., Hinnebusch Medikal Bedah, 3(2), 23.
A, R., Rabinovich, I., Olmert, Y., https://doi.org/10.32584/jikmb.v3
Uld, D. Q. G. L. Q., Ri, W. K. H. i2.603
U., Lq, V., Frxqwu, W. K. H.,
Zklfk, E., Edvhg, L. V, Wkh, R. Fadila, U., & Laksmiwati, H. (2014).
Perbedaan Resiliensi pada
Q., … ‫فاطمی‬, ‫ح‬. (2015). Health
Penderita Diabetes Melitus Tipe
Psychology: Biopsychosocial
II Berdasarkan Jenis Kelamin. Khotmi, N. (2019). Pelatihan
Character, 3(2), 1–6. logoanalisis untuk meningkatkan
resiliensi pada penderita diabates
Fajriani, May,. & Khoiroh Muflihatin, melitus (DM) tipe 2. Al-Tazkiah,
S. (2021). Hubungan Efikasi Diri 8(2), 113–128.
dengan Manajemen Diri pada
Penderita DM Tipe II di Wilayah Mayasari, N. (2020). Literature review
Kerja Puskesmas Palaran Kota hubungan tingkat pendidikan
Samarinda. Borneo Student terhadap perilaku perawatan
Research, 2(2), 994–1001. diabetes mellitus tipe 2.
Fitroh Asriyadi, W. R. (2020). Missasi, V., & Izzati, I. D. C. (2019).
Hubungan Manajemen Diri Faktor – Faktor yang
Dengan Konsep Diri Pada Pasien Mempengaruhi Resiliensi.
Diabetes Militus Di Wilayah Prosiding Seminar Nasional
Kerja Puskesmas Palaran Magister Psikologi Universitas
Samarinda. Borneo Student Ahmad Dahlan, 2009, 433–441.
Research, 1(3), 33.
Ningrum, T. P., Alfatih, H., &
IDF. (2013). International Diabetes Siliapantur, H. O. (2019). Faktor-
Federation. In Diabetes Research Faktor Yang Memengaruhi
and Clinical Practice (Vol. 102, Manajemen Diri Pasien DM Tipe
Issue 2). 2. Jurnal Keperawatan BSI, 7(2),
https://doi.org/10.1016/j.diabres.2 114–126.
013.10.013 http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/
keperawatan/article/view/136
Jakarta, O. di. (2017). Indonesian
Journal of Human Nutrition. Peñarrieta, M. I., Flores-Barrios, F.,
Indonesian Journal of Human Gutiérrez-Gómez, T., Piñones-
Nutrition, 65–78. Martínez, S., Resendiz-Gonzalez,
https://www.researchgate.net/prof E., & Quintero-Valle, L. maría.
ile/Dudung- (2015). Self-management and
Angkasa/publication/318360263_ family support in chronic
Konsumsi_Fast_Food_Soft_Drin diseases. Journal of Nursing
k_Aktivitas_Fisik_dan_Kejadian_ Education and Practice, 5(11),
Overweight_Siswa_Sekolah_Das 73–80.
ar_di_Jakarta/links/596597a80f7e https://doi.org/10.5430/jnep.v5n1
9b2a367ce8cf/Konsumsi-Fast- 1p73
Food-Soft-Drink-Aktivitas-Fisik-
Ribeiro, D. S. et al. (2017). Self-
dan
esteem and resilience in people
Kementrian kesehatan republik with type 2 diabetes mellitus.
indonesia. (2020). Tetap Mundo Da Saude, 41(2), 223–
Produktif, Cegah Dan Atasi 231.
Diabetes Mellitus. In pusat data https://doi.org/10.15343/0104-
dan informasi kementrian 7809.20174102223231
kesehatan RI.
TA Larasati, Ratna Dewi Puspitasari,
F. A. D. (2020). Manajemen Diri
Pada Pasien Diabetes Melitus
Tipe Ii Pada Anggota Prolanis Di
Bandar Lampung. Essence of
Scientific Medical Journal, 18(1),
1–5.
Widianingsih, N., & Diantina, F. P.
(2018). Gambaran Resiliensi
Pasien Komplikasi Ulkus
Diabetik Pasca Amputasi.
Prosiding Psikologi, 4(1), 331–
338.
Xu, Y., Pan, W., & Liu, H. (2010).
Self-management practices of
Chinese Americans with type 2
diabetes. Nursing & Health
Sciences, 12(2), 228–234.
https://doi.org/10.1111/j.1442-
2018.2010.00524.x

Anda mungkin juga menyukai