Anda di halaman 1dari 3

PEMERIKSAAN INDRA

PENDENGARAN PESERTA DIDIK

No. Dokumen : SOP/UKS-


08/2016 Ditetapkan Oleh
Kepala UPTD Puskesmas Plandaan
No. Revisi : 00
PUSKESMAS SOP
PLANDAAN Tanggal Terbit : 04 Januari 2016
dr. ASNAN BUDI SASMITO
NIP. 196910242002121003
Halaman : 1/3

1. Pengertian Pemeriksaan indra pendengaran peserta didik adalah kegiatan yang


dilakukan oleh petugas kesehatan untuk memeriksa kondisi indra
pendengaran peserta didik yang dilakukan pada setiap awal tahun
ajaran baru
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah- langkah bagi petugas kesehatan
dalam melakukan pemeriksaan indra pendengaran peserta didik
3. Kebijakan SK Kepala Puskemas Plandaan No.188.4/259/415.25.15/2015 tentang
Jenis-Jenis Pelayanan Pada UPTD Puskesmas Plandaan
4. Referensi 1. Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan Berkala
Kementerian Kesehatan RI Tahun 2015
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 514 Tahun 2015 tentang
Panduan Praktek Klinik Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama
5. Alat dan Bahan 1. Senter
2. Otoskop
3. Kapas
4. Format pemeriksaan peserta didik
5. ATK
6. Langkah – langkah A. PEMERIKSAAN TELINGA
1. Petugas kesehatan memeriksa kondisi telinga luar peserta didik
( daun dan liang telinga ) yang meliputi :
a. Adakah kelainan bentuk
b. Adakah tanda-tanda tumor
c. Ada / tidaknya rasa nyeri
d. Kelainannya unilateral atau bilateral
2. Petugas kesehatan merujuk peserta didik ke Puskesmas bila
didapatkan kelainan
3. Petugas kesehatan memeriksa kondisi telinga tengah peserta
didik :
a. Bila didapatkan serumen cair / lunak, segera bersihkan
dengan kapas
1/3
b. Bila didapatkan serumen liat / padat, segera rujuk ke
Puskesmas
c. Bila didapatkan keluarnya cairan dari telinga tengah atau
gendang telinga berlubang, segera rujuk ke Puskesmas
4. Petugas kesehatan hasil pemeriksaan pada format pemeriksaan
peserta didik

B. PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN


1. TES RINNE
a. Getarkan garpu tala, kemudian dasar garpu tala ditempelkan
pada tulang di belakang telinga yang diperiksa.
b. Jika yang diperiksa tidak mendengar bunyi lagi, garpu tala
dipindahkan ke depan liang telinga, kira-kira 2,5 cm dari
liang telinga.
c. Bila bunyi masih didengar pada garpu tala di depan liang
telinga daripada garpu tala ditempelkan di tulang ( intensitas
hantaran udara lebih baik dari hantaran tulang), maka
disebut Rinne Positif artinya telinga yang diperiksa normal.
d. Bila intensitas hantaran udara lebih buruk dari intensitas
hantaran tulang ,maka disebut Rinne Negatif artinya pada
telinga yang diperiksa terdapat tuli konduktif
e. Petugas kesehatan merujuk peserta didik ke Puskemas
apabila didapatkan Rinne negatif
f. Petugas kesehatan menulis hasil pemeriksaan pada format
pemeriksaan peserta didik

2. TES WEBER
a. Getarkan garpu tala, kemudian dasar garpu tala letakkan
pada garis tengah kepala ( ubun-ubun, di dagu, atau tengah
dahi )
b. Bila tidak ada lateralisasi ( bunyi lebih jelas disalah satu sisi
telinga ) berarti kedua telinga normal.
c. Bila terdapat lateralisasi ke telinga yng sakit, berarti telinga
trsebut menderita tuli konduktif. Sedangkan bila lateralisai
ke telinga yang sehat berarti telinga yang sakit menderita
tuli syaraf
d. Petugas kesehatan merujuk peserta didik ke Puskemas
apabila didapatkan lateralisasi pada tes Weber
e. Petugas kesehatan menulis hasil pemeriksaan pada format

2/3
pemeriksaan peserta didik
7. Diagram Alir A. PEMERIKSAAN TELINGA

Pemeriksaan kondisi telinga luar (liang dan daun telinga)

Rujuk ke Puskesmas bila ada kelainan

Pemeriksaan kondisi telinga tengah

Rujuk ke Puskesmas bila ada kelainan

Dokumentasi hasil kegiatan

B. PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN

Pemeriksaan dengan Tes Rinne dan Weber


sesuai prosedur

Rujuk ke Puskesmas bila tes Rinne negatif atau ada


lateralisasi pada tes Weber

Dokumentasi hasil kegiatan

8. Hal – hal yang -


perlu diperhatikan
9. Unit Terkait 1. Peserta didik
2. Tim pelaksana UKS
10. Dokumen Terkait -
11. Rekaman Historis Tanggal mulai
Perubahan No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan

3/3

Anda mungkin juga menyukai