Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

ISU DAN KEBIJAKAN DESENTRALISASI

DOSEN PENGAMPU:
ALEXSANDER YANDRA S.ip,M.si

OLEH:
TIO MASNUR GULTOM
NIM : 2163201061

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU ADMMINISTRASI

UNIVERSITAS LANCANG KUNING

PEKANBARU

2022
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Desentralisasi merupakan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atau


kekuasaan untuk menyelenggarakan sebagian atau seluruh fungsi manajemen dan
administrasi pemerintahan dari pemerintah pusat dan lembaga-lembaganya; pejabat
pemerintah atau perusahaan yang bersifat semi otonom; kewenangan fungsional
lingkup regional atau daerah; lembaga non pemerintah atau lembaga swadaya
masyarakat (Smith dalam Domai, 2011:54-55).
Secara umum desentralisasi adalah maka sebagai proses penyerahan wewenang dan
tanggung jawab yang semula adalah urusan pemerintah pusat atau nasional kepada
pemerintah daerah atau lokal agar urusan-urusan tersebut menjadi wewenang serta
tanggung jawab pemerintah daerah.

Pendapat lain juga diungkapkan oleh Rondinelli (2000) sebagaimana dikutip oleh
Taufiq (2010:6) yang membagi jenis desentralisasi berdasarkan bidang kewenangan
yang diberikan kepada pemerintah daerah, yaitu:
1. Desentralisasi Politik, desentralisasi yang berkaitan dengan peningkatan
kekuasaan kepada penduduk dan perwakilan politik mereka dalam pembuatan
keputusan publik.
2. Desentralisasi Administrasi, berupa pelimpahan kewenangan layanan publik
kepada pihak lain dalam struktur kelembagaan Negara.

Desentralisasi menurut bidang kewenangan yang diberikan kepada pemerintah


daerah yang dilihat dari berbagai sumber seperti dijelaskan diatas maka secara umum
dibagi menjadi 3 yaitu desentralisasi administrasi, desentralisasi fiskal dan
desentalisasi politik. Yang dimana contoh kasus di era desentralisasi proliferasi
dibidang admiistrasi dan politik akan dibahas lebih lanjut.
B. Pembahasan

 Contoh kasus di era Desentralisasi, proliferasi dalam bidang politik.

 Partai politik , fenomena dinasti politik dalam pemilihan kepala daerah,


dan desentralisasi.

Pilkada Langsung dan Fenomena Dinas di Politik Pada awal pemberlakuannya,


pilkada langsung sesuai ketentuan Undang -Undang Republik Indonesia (UURI)
No. 32/2004– Yang kemudian diubah menjadi UURI Nomor 12 Tahun 2008 –
khususnya pasal 56 di daerah - daerah di Indonesia dimaksudkan untuk :
 Mendapatkan pemimpin di daerah yang mempunyai akuntabilitasi public
ditingkat local.
 Agar calon - calon pemimpin di daerah tidak hanya dipilih oleh sebagian
elit partai politik tetapi oleh rakyat di daerah secara langsung.
Kalau sebelumnya pemimpin di daerah hanya dipilih oleh segelintir elit
politik lewat lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), maka
dengan pilkada langsung diharapkan partisipasi masyarakat ditingkat grass
root pejabat public.
 Pilkada diharapkan bisa mengembalikan hak rakyat untuk menentukan
langsung pemimpinnya.
 dengan pilkada diharapkan rakyat lebih banyak berpartisipasi dalam urusan
politik ditingkat local sehingga proses demokratis semakin tumbuh di
masyarakat.

Dinasti politik di Indonesia dapat dikatakan sudah terlihat di dalam keluarga


Presiden pertama Indonesia, Presiden Soekarno. Hal tersebut terbukti dari lahirnya
anak - anak Soekarno yang meneruskan profesi ayahnya sebagai politisi.
Seperti Megawati Soekarnoputri (yang akhir - akhir ini juga semakin
memperlihatkan gejala kedinastian politk Indonesia pada diri anaknya, Puan
Maharani), Sukmawati, dan Guruh Soekarno Putra. Fenomena dinasti politik
juga terlihat muncul di keluarga mantan Presiden Indonesia K.H. Abdurrahman
Wahid, dengan munculnya saudara dan anak kandungnya ke perpolitikan Indonesia.

Dampak Terhadap Desentralisasi


Smith (1985:18 -45)

Mengemukakan pandangannya tentang teori desentralisasi melalui tiga


perspektif Perspektif itu ialah, demokrasi liberal, pilihan rasional, dan
interpretasi
Marxist. Intinya ialah, di tingkat local dari perspektif demokrasi liberal, desentralisasi 
akan membawa manfaat bagi masyarakat local dalam hal persamaan politik, daya tang
gap, akuntabilitas, aksesibilitas, dan penyebaran kekuasaan. Dari
perspektif pilihan rasional, desentralisasi dikatakan merupakan medium penting
dalam meningkatkan kesejahteraan pribadi melalui pilihan publik.
Perspektif Demokrasi Dalam sistem demokrasi, suara rakyat
secara individual ataupun kelompok sangat menentukan nasib bangsa. Maka
jika fenomena dinasti politik dikaitkan dengan demokrasi, secara prinsipi hal
tersebut merupakan sebuah hal wajar dan sah - sah saja untuk dilakukan. Dinasti
politiksecara sederhana memang dapat dimaknai sebagai penggunaan dan
perwujudan hak – hak politik rakyat dalam “memilih dan dipilih”.

 Contoh kasus di era Desentralisasi, proliferasi dalam bidang Administrasi.

 Evaluasi Kebijakan Pemekaran Wilayah di Kabupaten Bekasi Berdasarkan


Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
(Studi Kasu Kecamatan Tarumajaya)

Undang - Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah


menyebutkan bahwa pembentukan daerah yaitu dilakukan antara lain melalui
pemekaran wilayah yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan public
agar kesejahteraan masyarakat dapat diwujudkan.
Seperti halnya dengan pemekaran wilayah administrative kecamatan baru
di Kabupaten Bekasi, dilakukan agar pemerintah lebih dekat dengan masyarakat
dan dapat meningkatkan pelayanan public melalui pelayanan prima. Menurut
Effendi Pemekaran wilayah yang banyak dilakukan di beberapa daerah saat ini
disebabkan karena penyelenggaraan pemerintahan daerah dan peningkatan
pelayanan public.
Kabupaten dan Kota syarat administrative yang dimaksud adalah
adanya persetujuan dari DPRD Kabupaten / Kota dan Propinsi serta Gubernur
berikut adanya rekomendasi dari Menteri Dalam Negeri. Untuk syarat teknis yaitu
meliputi factor yang menjadi dasar pembentukan daerah mencakup faktor
yang dapat mendukung bagi terselenggaranya otonomi daerah misalnya
potensi daerah, penduduk dan luas daerah. Adapun persyaratan fisik paling
sedikit memiliki 5 kecamatan untuk pembentukan kabupaten dan 4 kecamatan
untuk pembentukan kota serta adanya lokasi calon ibu kota dan sarana
prasarana pemerintahan

Pemekaran wilayah dilakukan melalui cara membagi wilayah menjadi


beberapa wilayah dan dilakukan tidak hanya pada daerah kabupaten tetapi juga
pada wilayah kecamatan. Seperti halnya pada Kabupaten Bekasi pada tahun
1976 wilayah administrative Kabupaten Daerah Tingkat II Bekasi mengalami
pemekaran beberapa wilayah kecamatan dan desa. Kekecewaan dari masyarakat
yang berada di wilayah Kecamatan Tarumajaya terhadap pelayanan
Pemerintah Daerah berlangsung kembali ketika pemilu legislative dan
pemilu presiden tahun 2009 dengan cara berdemo & kembali mengancam ingin
memisahkan diri dari Kabupaten Bekasi dan ingin bergabung dengan Jakarta.

Masalah dalam pelayanan public tidak hanya dirasakan oleh masyarakat


yang berada jauh dari lokasi kantor pemerintahan Kabupaten Bekasi
seperti halnya masyarakat yang berada di wilayah Kecamatan Tarumajaya,
Kecamatan Babelan, Kecamatan Muaragembong dan lainnya tetapi juga dirasakan
oleh masyarakat yang berada dekat dari lokasi kantor pemerintahan tersebut
karena akses dan infrastruktur yang belum memadai. Pilihan Pemerintah Daerah
untuk melaksanakan pemekaran wilayah salah satunya bertujuan untuk lebih
mendekatkan diri dengan masyarakat sehingga masyarakat dapat lebih
mudah terlayani, sehingga pemekaran wilayah menjadi kebijakan yang banyak
dilakukan oleh Pemerintah Daerah di era reformasi. Alasan lain dari kegiatan
dilaksanakannya pemekaran wilayah dalam kaitannya dengan
penyelenggaraan pemerintahan daerah dan peningkatan pelayanan public.

c. Kesimpulan
Mendapatkan pemimpin di daerah yang mempunyai akuntabilitasi public ditingkat
local. Kalau sebelumnya pemimpin di daerah hanya dipilih oleh segelintir elit
politik lewat lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), maka dengan
pilkada langsung diharapkan partisipasi masyarakat ditingkat grass root pejabat
public. Intinya ialah, di tingkat lokal dari perspektif demokrasi liberal,
desentralisasi akan membawa manfaat bagi masyarakat local dalam hal persamaan
politik, daya tanggap, akuntabilitas, aksesibilitas, dan penyebaran kekuasaan.

Kekecewaan dari masyarakat yang berada di wilayah Kecamatan Tarumajaya


terhadap pelayanan Pemerintah Daerah berlangsung kembali ketika pemilu
legislative dan pemilu presiden tahun 2009 dengan cara berdemo & kembali
mengancam ingin memisahkan diri dari Kabupaten Bekasi dan ingin bergabung
dengan Jakarta. Masalah dalam pelayanan public tidak hanya dirasakan oleh
masyarakat yang berada jauh dari lokasi kantor pemerintahan Kabupaten
Bekasi seperti halnya masyarakat yang berada di wilayah Kecamatan
Tarumajaya, Kecamatan Babelan, Kecamatan Muaragembong dan lainnya tetapi
juga dirasakan oleh masyarakat yang berada dekat dari lokasi kantor
pemerintahan tersebut karena akses dan infrastruktur yang belum memadai.

Anda mungkin juga menyukai