Disusun oleh:
ANDHIKA YUSA AL HAFIZ / 22050754046
HAIDARRAFI MOCHAMAD RAZANNUR / 22050754063
ARRIZAL TEGAR AL AZHAR / 22050754064
Dosen:
IKA NURJANNAH S.Pd., M.T
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................2
1. BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................3
1.1. Latar Belakang..........................................................................................................................3
1.1 Rumusan Masalah.....................................................................................................................4
1.2 Tujuan........................................................................................................................................4
2. BAB II LITERATUR........................................................................................................................5
2.1 Metode Penelitian......................................................................................................................5
2.2 Hasil dan Pembahasan..............................................................................................................5
2.2.1 Ketebalan............................................................................................................................6
2.2.2 Kelarutan............................................................................................................................7
2.2.3 Laju Perpindahan Uap Air...............................................................................................7
2.2.4 Kuat Tarik..........................................................................................................................9
2.2.5 Pemanjangan....................................................................................................................10
2.2.6 Kadar Air.........................................................................................................................10
2.3 Formula Terbaik dalam Pembuatan Edible film...................................................................11
3. BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................................................12
3.1 KESIMPULAN........................................................................................................................12
3.2 Saran.........................................................................................................................................13
4. DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................14
1. BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu:
1. Untuk mendapatkan perbandingan formulasi terbaik penggunaan kitosan sebagai bahan
dasar pembuatan edible film dari pati ubi jalar
2. Untuk mengetahui apa pengaruh kitosan terhadap ketebalan film, kuat tarik, kelarutan,
pemanjangan dan nilai laju transmisi uap air dari edible film yang terbentuk dan untuk
memperbaiki nilai karakteristiknya yang masih rendah, perlu ditambahkan bahan lain
guna menaikkan nilai karakteristiknya agar edible film dapat diaplikasikan lebih luas
2. BAB II
LITERATUR
2.1 Metode Penelitian
2.2.2 Kelarutan
Pada jurnal “STUDI KARAKTERISTIK FISIK DAN MEKANIK EDIBLE FILM
PATI UBI JALAR UNGU DENGAN PENAMBAHAN KITOSAN” kelarutan edible
film yang dihasilkan berkisar 58,20 %68,00 %. Dengan nilai terendah pada penambahan
1,5gram kitosan dan nilai tertinggi pada penambahan 0gram kitosan. Gambar 2
menunjukkan bahwa penambahan kitosan cenderung menurunkan nilai kelarutan edible
film yang terbentuk. Hal ini dijelaskan oleh Darajat et al. (2015) bahwa jumlah kitosan
yang ditambahkan akan mempengaruhi jumlah komponen terlarut dalam larutan edible
menjadi lebih banyak. Jumlah komponen terlarut ini akan berpengaruh terhadap nilai
kelarutan edible film. Semakin tinggi komponen terlarutnya maka kelarutannya akan
semakin rendah.
Laju perpindahan uap air menjadi salah satu faktor yang diamati dalam percobaan
ini karena dengan mengetahui laju perpindahan uap airnya, maka akan dapat diketahui
kemampuan edible film dalam menahan uap air yang dipergunakan untuk memperkirakan
daya simpan produk yang dikemas. Sehingga, dalam percobaan ini, diharapkan edible
film yang dihasilkan akan memiliki laju perpindahan uap air yang kecil. Pada jurnal
“PEMANFAATAN KITOSAN SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN EDIBLE FILM
DARI PATI UBI JALAR KUNING” didapatkan hasil pengamatan sebagai berikut:
Dari tabel hasil percobaan tersebut, dapat dilihat, penambahan kitosan yang semakin
meningkat, menghasilkan nilai laju perpindahan uap air yang semakin rendah. Hal ini
disebabkan karena kitosan memiliki sifat hidrofobik yang menyebabkan uap air tidak
mudah untuk menembus edible film, sehingga laju perpindahan uap airnya akan semakin
rendah jika konsenterasi kitosannya ditingkatkan. Kitosan memiliki sifat hidrofobik
karena kitosan sendiri memiliki gugus hidroksil (-OH) yang bermuatan negatif dan gugus
amin (-NH₂) yang bermuatan positif sehingga kitosan mampu berikatan ionik dengan
kuat. Keberadaan gugus hidroksil yang bermuatan negatif itulah yang menyebabkan
kitosan bersifat hidrofobik, sehingga dapat mengurangi laju perpindahan uap air. Laju
perpindahan uap air juga dipengaruhi oleh ketebalan edible film. Semakin tebal edible
film maka laju perpindahan uap airnya akan semakin rendah. Hal ini disebabkan karena
edible film yang semakin tebal, maka molekul penyusunnya akan semakin kompleks,
sehingga pori-pori dari edible film akan semakin mengecil dan laju perpindahan uap air
pun dapat ditekan. Kandungan polimer yang semakin banyak, maka ikatan antarmolekul
akan semakin kompleks. Kemasan yang memiliki tingkat laju perpindahan uap air yang
kecil cocok untuk dijadikan kemasan produk yang mempunyai kelembaban yang tinggi,
karena kemasan ini, edible film, akan mampu menghambat jumlah uap air yang
dikeluarkan produk ke lingkungan.
Sedangkan pada jurnal “STUDI KARAKTERISTIK FISIK DAN MEKANIK EDIBLE
FILM PATI UBI JALAR UNGU DENGAN PENAMBAHAN KITOSAN” didapatkan hasil
pada Gambar 3 berikut
Dari table tersebut, menunjukan bahwa tiap perlakuan dari konsenterasi kitosan
yang berbeda-beda, menghasilkan edible film dengan tingkat kadar air yang berbeda-
beda. Tingkat kadar air, ketika diberi konsenterasi kitosan paling sedikit, yaitu 2%, kadar
air yang dihasilkan masih tinggi. Semakin besar konsenterasi kitosan yang diberikan,
kadar air yang dihasilkan semakin rendah. Hal ini disebabkan karena kitosan memiliki
sifat hidrofobik, yaitu sifat ketidakmampuan untuk mengikat air. Sehingga semakin
banyak kitosannya, maka molekul air akan semakin susah diikat. Namun, pati sebagai
bahan dasar dalam pembuatan edible film ini juga bisa menyebabkan film yang dihasilkan
memiliki kadar air yang tinggi. Hal tersebut terjadi karena pati memiliki sifat hidroksil
atau kemampuan dalam menyerap air. Jadi, ada keterbalikan sifat, antara kitosan yang
tidak mampu menyerap air, dan pati yang justru menyerap air. Tetapi dari percobaan
yang dilakukan, kitosan tetap mampu menurunkan kadar air dari edible film.
Nilai kadar air yang semakin rendah memungkin bahan yang dikemas dengan
menggunakan edible film ini akan memiliki masa simpan yang lebih lama. Karena kadar
air, baik itu tinggi maupun rendah, akan sangat mempengaruhi ketahanan dari suatu film
yang dihasilkan. Edible film juga bersifat biodegradable, yaitu jika kandungan kadar
airnya tinggi, maka akan mudah ditumbuhi mikroba karena adanya komponen nutrisi
pada edible film. Sebaliknya, dengan kadar air yang rendah, akan lebih tahan terhadap
kerusakan mikrobiologis.
Karakteristik Konsenterasi
K1 K2 K3 K4 K5
Ketebalan (mm) 0,16 0,16 0,19 0,20 0,20
Kadar Air (%) 26,37 23,39 23,39 22,88 21,77
Laju Uap Air 0,20 0,15 0,08 0,03 0,02
(g/m2/jam)
Sehingga, konsenterasi kitosan sebesar 6% dapat dikatakan sudah baik bagi
kemasan maupun produk yang dikemas. Sebagai kemasan yang memiliki sifat
biodegradable, edible film harus memiliki kadar air yang rendah agar tidak mudah
ditumbuhi oleh mikroba. Nilai dari kadar air yang semakin rendah, menunjukkan
kemampuan dari edible film dalam melindungi produk yang dikemas. Edible film dengan
perlakuan K5 menghasilkan edible film dengan tingkat kadar air yang sudah cukup
rendah sebagai pengemas produk. Sehingga, dapat dikatakan jika perlakuan K5
merupakan formula terbaik dalam pembuatan edible film ini.
Sedangkan dari segi perpindahan uap air, edible film yang baik untuk pengemasan
produk adalah yang memiliki kemampuan menyerap air yang kecil agar produk yang
dikemas terhindar dari kerusakan akibat penghambat trasnfer massa (kelembaban,
oksigen, cahaya, lipid, zat terlarut). Edible film dengan perlakuan K5 dapat dikatakan
sebagai formula terbaik karena telah memiliki laju perpindahan uap air yang rendah yaitu
0,02 (g/m2/jam). Jadi, berdasarkan data yang telah disajikan diatas, edible film dengan
perlakuan K5 merupakan edible film dengan formula terbaik, karena sudah memenuhi
syarat sebagai pengemas produk yang baik, yaitu edible film dengan konsenterasi kitosan
sebesar 6% dapat menghasilkan edible film dengan ketebalan 0,20 mm, kadar air 21,77%,
dan laju perpindahan uap air 0,02 g/m2/jam.
3. BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN
3.2 Saran