Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penetapan visi dan misi:
1) Visi dan misi bimbingan dan konseling disusun dengan memperhatikan
tujuan dan dan kebijakan pendidikan yan telah ditetapkan pemerintah baik
ditingkat pusat dan daerah masing-masing.
2) Visi dan misi bimbingan dan konseling hendaknya selaras dengan visi dan
misi yang ditetapkan oleh sekolah.
3) Rumusan visi dan misi bimbingan dan konseling yang termuat dalam
program tahunan tidak harus diubah setiap tahun, (tergantung pada
pencapaian visi dalam kurun waktu tertentu). Berikut ini alternatif contoh
rumusan visi dan misi program bimbingan dan konseling secara umum.
Sedangkan visi yang sesungguhnya adalah sesuai dengan visi yang
ditetapkan oleh sekolah.
Berikut ini rumusan visi dan misi program bimbingan dan konseling:
Visi sekolah:
“ Terwujudnya peserta didik yang cerdas, berprestasi, beriman & berbudaya
serta berwawasan lingkungan“.
Visi Bimbingan dan Konseling:
“ Melalui layanan bimbingan dan konseling mampu mewujudkan peserta
didik SMAN 1 Sibolga yang cerdas secara berimbang dengan IQ, EQ, SQ,
berprestasi, beriman & berbudaya serta berwawasan lingkungan “
Misi bimbingan dan konseling:
1. Melaksanakan layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik
melalui kualitas pembelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler yang dilandasi
iman dan taqwa serta budaya dan disiplin yang baik
2. Menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling dengan cara
meningkatkan kualitas dan fungsi serta pemanfaatan sarana prasarana
pembelajaran maupun belajar maupun sumber belajar lainnya
3. Menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling melalui
peningkatkan kualitas dan akuntabilitas manajemen pengolahan sekolah
4. Menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling dengan cara
menjalin kerjasama yang baik dan harmonis antar warga sekolah,
masyarakat dan instansi terkait
d. Mendeskripsikan kebutuhan
Rumusan deskripsi kebutuhan diidentifikasi berdasarkan asumsi tentang tugas
perkembangan yang seharusnya dicapai peserta didik/konseli dan asesmen kebutuhan
yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya. Hasil asesmen inilah yang selanjutnya
menjadi deskripsi kebutuhan yang akan difasilitasi dalam pencapaian tujuan layanan
yang akan diberikan. Berikut ini adalah contoh deskripsi kebutuhan berdasarkan hasil
asesmen.