Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PERUSAHAAN STARBUCKS DI BERBAGAI NEGARA

Makalah Pengantar Ilmu Administrasi Bisnis

Anggota Kelompok :
- Athhar Malika Yudhistira P (170610220069)
- Dhanesworo Darpito (170610220022)
- Gilang Surya Pratama (170610220003)
- Hikam Ridwan (170610220026)
- Ryanathan Prabartha (170610220010)
- Wildyan Hakim (170610220055)

Program Studi Administrasi Bisnis


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Padjadjaran

Tahun 2022
DAFTAR ISI
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………....2
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………3
BAB I Pendahuluan………………………………………………………………………………..4
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………...4
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………..4
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………..4
BAB 2 Pembahasan ………………………………………………………………………………..5
BAB 3 Kesimpulan ………………………………………………………………………………...8
Daftar Pustaka …………………………………………………………………………………….10

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia
serta taufik dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul Analisis
Perusahaan Starbucks di Berbagai Negara..

Terima Kasih kami ucapkan kepada anggota kelompok yang telah membantu kami baik
secara moral maupun materi. Terima Kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah
mendukung kami sehingga dapat menyelesaikan tugas dengan tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa laporan makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna
baik segi penyusunan, Bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi
lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga laporan makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat
untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Budaya minum kopi atau ‘Ngopi’ merupakan kebiasaan tersendiri bagi masyarakat
Indonesia. Kita tak jarang melihat orang tua kita, khususnya ayah, menyesapkan secangkir
kopi panas di pagi hari seraya membaca koran di depan teras rumah. Budaya ‘ngopi’ di
Indonesia tidak akan hadir apabila Belanda tidak menjajah Indonesia. VOC membawa kopi
jenis Arabika dari Malabar, India untuk dibudidayakan di Indonesia. Hal ini dilakukan oleh
Belanda sebagai upaya menghentikan monopoli perdagangan kopi oleh Arab. Belanda sempat
menjadi monopolis kopi di dunia dengan pusat produksi di Jawa sehingga satu cangkir kopi
sering disebut sebagai cup of java.
Dalam melihat budaya ‘ngopi’ di Indonesia dan dunia, Trish Rothgeb dalam sebuah
artikel di The Flamekeeper pada 2002, mengklasifikasikan perkembangan kopi dalam tiga
gelombang, yaitu First Wave, Second Wave, dan Third Wave. Dalam First Wave Coffee,
pengusaha kopi memiliki visi untuk meningkatkan konsumsi kopi masyarakat dengan
menghadirkannya di setiap dapur rumah masing-masing. Satori Kato berhasil mematenkan
kopi instan pada 1903 dengan nama awal “Coffee Concreate and Process of Making Same”.
Kopi instan Nestle, yaitu Nescafe muncul sebagai merk inovatif pada 1938. Second Wave
Coffee diilhami oleh buruknya kualitas kopi yang dihasilkan pada periode pertama. Terjadi
sekitar akhir 1960-an, kopi gelombang kedua memiliki kualitas yang lebih baik, tetapi
pemasaran produk masih diutamakan. Dengan tidak menyampingkan kualitas, maka era ini
memunculkan kenikmatan dalam mengonsumsi kopi. Pada era ini, gerai coffee shop mulai
bermunculan, seperti Starbucks dan Peet’s. sehingga kopi-kopi instan mulai ditinggalkan.
Third Wave Coffee merupakan gelombang terakhir dari perkembangan kopi (untuk saat ini)
yang disertai apresiasi terhadap kopi. Pada gelombang ini, konsumen mulai menyadari bahwa
kopi bukanlah sekadar komoditas untuk dikonsumsi, melainkan kopi menjadi bagian penting
dari hidup setiap konsumennya. Kopi-kopi dengan kualitas terbaik muncul sehingga terma
Specialty coffee hadir dalam dunia perkopian. Hal ini didukung dengan teknologi pertanian
yang semakin baik. Namun, kualitas dan efek yang terbaik bagi manusia dapat diperoleh
apabila biji kopi langsung diolah menjadi kopi atau Terma ini yang akan mengilhami fourth
wave coffee dengan kualitas kopi terbaik dan membludaknya home roasting/fresh roasting.
Menurut Asher Yaron, ia menilai gelombang keempat ini telah dimulai sejak tahun 2012.
Dalam Sejarah Starbucks, gerai kopi ini pertama kali didirikan oleh tiga orang
laki-laki. Jerry Baldwin, Gordon Bowker, dan Zev Seigl membuka gerai Starbucks pertama di
tahun 1971. Dikutip dari Encyclopedia Britannica, gerai ini terletak di Pike Place Market di
Seattle, Amerika Serikat. Logo pertama Starbucks Kegemaran akan teh dan kopi serta latar
belakang guru, membuat mereka sepakat mendirikan Starbucks. Nama Starbucks sendiri
diambil dari nama tokoh di novel Moby Dick. Moby Dick adalah novel klasik karya Herman
Melville yang terbit tahun 1851. Di tahun 1980, Seigl memutuskan untuk keluar dari
Starbucks. Baldwin kemudian menjabat sebagai presiden dari Starbucks.
Kopi sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia, bahkan menjadi
bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Sepertinya, bagi sebagian orang tidak lengkap
rasanya bila sehari tidak meminum kopi. Tren specialty coffee yang berkembang di Indonesia
selama satu dekade terakhir memperkuat budaya minum kopi serta menjadikan kopi sebuah
gaya hidup. Dalam perkembangannnya, kedai kopi Starbucks memang sudah menjadi bagian
dari gaya hidup banyak orang. Starbucks bahkan menyebut kedai-kedai mereka sebagai “the

4
third place”, atau tempat ketiga setelah rumah dan tempat kerja. Di Indonesia, Starbucks baru
masuk pada 17 Mei 2002 dengan pembukaan gerai di Plaza Indonesia. Kedai pertama itu
diikuti pembukaan kedai-kedai selanjutnya di berbagai tempat di Indonesia.
Bisnis coffee shop saat ini dinilai cukup kompetitif dan selalu berkembang seiring
perubahan zaman dan gaya hidup masyarakat. Riset independen menunjukkan fakta bahwa
jumlah kedai kopi hingga pada pertengahan 2019 melonjak lebih dari tiga kali lipat atau
mencapai 2.950 gerai dibandingkan dengan tahun 2016 yang hanya berjumlah 1.000 gerai
(Toffin, 2019). Berdasarkan data, 74 persen masyarakat lebih memilih mengonsumsi kopi
yang disajikan di kafe atau restoran dibanding membuat kopi sendiri di rumah (Statista,
2020). Adanya tren “nongkrong” di coffee shop dan strategi pemasaran yang agresif dari
berbagai coffee shop membuat masyarakat terjebak dalam arus gaya hidup konsumtif. Dengan
makin bertambahnya kedai kopi atau coffe shop di Indonesia maupun di berbagai negara,
bagaimana strategi Starbucks agar bisa tetap bertahan dibanding kedai kopi lainnya?.

1.2 Rumusan Masalah


a. Menganalisa bagaimana Starbucks dapat beradaptasi di berbagai negara dengan
kultur berbeda.
b. Menganalisa apa yang membuat mereka bertahan di negara tersebut.
c. Menganalisa Apa tantangan yang dihadapi oleh mereka
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui bagaimana Starbucks dapat beradaptasi di berbagai negara dengan
kultur berbeda.
b. Untuk mengetahui bagaimana Starbucks dapat bertahan di negara tersebut.
c. Untuk mengetahui tantangan-tantangan apa saja yang dihadapi oleh Starbucks.

5
BAB II
PEMBAHASAN

Raymond E. Glos dalam bukunya Business: Its Nature and Environment: An Introduction,
menyatakan bahwa Perusahaan diartikan sebagai sebuah organisasi yang memproses perubahan
keahlian dan sumber daya ekonomi menjadi barang dan/atau jasa yang ditujukan bagi pemuasan
kebutuhan para pembeli, serta diharapkan akan memberikan laba bagi para pemiliknya. Perusahaan
multinasional adalah perusahaan yang beroperasi (memproduksi dan menjual barang atau jasanya) di
lebih dari satu negara.
Starbucks Corporation merupakan sebuah perusahaan minuman kopi dan jaringan kedai
global asal Amerika Serikat yang memiliki kantor pusat di Seattle, Washington. Starbucks menjadi
perusahaan minuman kopi terbesar di dunia saat ini dengan cabang di 79 negara. Hingga kuartal
III-2021, jumlah gerai Starbucks resmi di dunia sebanyak 32.844. Gerai Starbucks paling banyak
berada di Amerika Serikat negara total 6.451 gerai. Disusul Korea Selatan dan Inggris Raya, yang
masing-masing mempunyai sebanyak 1.570 dan 771 gerai. Indonesia juga masuk ke dalam 10 besar
gerai Starbucks resmi terbanyak di dunia, yakni di urutan ke tujuh dengan 478 gerai. Negara ASEAN
lainnya seperti Thailand dan Filipina juga memiliki banyak gerai Starbucks resmi di dunia, yakni
sebanyak 423 gerai dan 399 gerai.
Starbucks selalu menempatkan posisi mereka sebagai sebuah brand premium yang
mengandalkan kualitas dari cita rasa kopi yang unik. Akan tetapi, mereka tidak hanya menawarkan
produk dalam bentuk kopi saja namun juga fasilitas tempat yang nyaman. Dengan begitu, pelanggan
selalu meninggalkan kesan baik ketika menutup pintu untuk keluar dari toko.Dengan ribuan gerai toko
di seluruh penjuru dunia,Starbucks mempunyai strategi agar bisa beradaptasi di negara lain yaitu
dengan lokalisasi.Dengan lokalisasi, Starbucks mampu beradaptasi dengan selera budaya yang
berbeda, berhasil meyakinkan konsumen di lokasi lain untuk minum kopi.Starbucks percaya dalam
melakukan riset pasar yang ekstensif tentang sejarah, budaya, dan preferensi selera penduduk
setempat sebelum mendirikan toko di lokasi target. Ini perangkat menunya agar sesuai dengan
kebutuhan konsumen lokal tanpa mengorbankan merek khasnya. Contohnya:
● Di Jepang, Starbucks menciptakan suasana yang tepat di gerainya sesuai dengan budaya negara
tersebut. Merek ini menawarkan makanan dan minuman lokal sementara porsinya lebih kecil
dan kurang manis daripada barang-barang yang dijual di toko-toko Amerika-nya.
● Starbucks telah menjadi merek aspirasi di Cina. Karena konsumen Cina suka bertemu dalam
kelompok, maka perusahaan toko di Cina yang terdiri dari meja yang dapat disatukan untuk
mengakomodasi kelompok. Di pasar-pasar ini, Starbucks pertama kali mulai menyajikan teh,
yang memungkinkan konsumen merasa nyaman dengan merek tersebut, setelah mereka
menawarkan produk khas mereka kepada mereka.
● Di Arab Saudi, logo Starbucks harus diubah menjadi mahkota dengan gelombang, mendahului
putri duyung karena putri duyung topless di logo perusahaan dianggap pornografi. Sementara
wanita dilayani di bagian keluarga, ada bagian terpisah untuk pria.
● Konsumen kopi Prancis awalnya sombong dan menganggap Starbucks sebagai merek kopi
mahal berkualitas rendah. Starbucks sebagai tanggapan atas penolakan mereka menyajikan
mereka dengan kopi Vienesse, kopi panas (atau cokelat dengan krim), bersama dengan
persembahan beberapa item kontinental.

6
Target dari Starbucks adalah mereka yang berada di level kelas menengah ke atas dimana
meminum kopi bukan lagi hanya menjadi ajang untuk memenuhi kebutuhan saja, melainkan juga
ajang ngobrol dengan teman ataupun pasangan. Apa yang membuat Starbucks spesial dibandingkan
dengan jenis toko kopi lainnya? Jawabannya adalah cara mereka memperlakukan pelanggan.
Bagaimana cara Starbucks mendapatkan pelanggan yang loyal? Caranya adalah dengan membuat
promo tertentu. Adapun prinsip yang dilakukan Starbucks untuk membangun loyalitas pelanggan,
yaitu dengan melakukan Starbucks Experience. The Starbucks Experience adalah sebuah gambaran
bagaimana sebuah perusahaan Starbucks membangun Brand dengan memotivasi staf dengan
pelayanan terbaik. Sebuah konsep pelayanan akan kepuasan pelanggan dengan cara terlibat langsung
dengan pelanggan sehingga secara tidak langsung ikut membangun perusahaan bertambah besar.
Melihat lebih ke dalam bagaimana sebuah aturan yang tidak konvensional menghasilkan sebuah
pencapaian, sebuah konsep pelayanan yang mendunia tanpa harus melihat bahwa seseorang itu adalah
CEO dari perusahaan besar dunia atau seorang manager menengah ataupun seorang pengusaha kecil.
Sebuah prinsip yang dapat diterapkan di semua bidang karir dan di semua bidang perusahaan (Budi
Seputro. 2013).

Prinsip Dasar Starbucks Experience

1. Make it your own


Perusahaan mengajak semua staf untuk menganggap bahwa perusahaan ini adalah milik mereka
sendiri. Dan bahwa semua yang dihasilkan adalah untuk mereka sendiri. Dan sebagai balasannya
perusahaan berperan aktif untuk mendengar saran dan kritik dari staf. Setiap staf di pacu untuk ikut
ambil bagian dari komunitas konsumen dan sekaligus mengerti kebutuhan setiap konsumen. Dengan
menerapkan lima kiat sukses, yaitu ramah, tulus, perhatian, berwawasan, peduli
2. Everything Matters
Berperan secara konsisten memperhatikan detail terhadap semua hal. Seperti lingkungan fisik, mutu
produk, prioritas pekerjaan, pentingnya reputasi, dan bahkan kebiasaan-kebiasaan atau kebudayaan.
3. Surprise and Delight
Di masa ini pelanggan jauh lebih cerdas dan sulit untuk mendapatkan kepuasaan. Karena pelanggan
tidak pernah puas dengan hal-hal yang semakin unik dan luar biasa. Meski sedikit menyalahi
kebiasaan, pemimpin sadar bahwa pelanggan yang puas sekalipun ingin membeli sesuatu yang
menawarkan kesenangan, keceriaan dan kegembiraan.
4. Embrace Resistance
Seseorang hanya bisa mengambil manfaat dari pujian ketika dia menghargai kritik. “Ketika mendapat
masukan dari pelanggan”, ketahuilah bahwa itu adalah kesempatan outlet untuk memperkuat
hubungan antara outlet dengan pelanggan. Berterimakasihlah atas usaha pelanggan itu, dan hargai
kekecewaan mereka, karena dari itulah anda akan mampu membangun outlet yang lebih baik dan
mendapatkan pelanggan yang setia karena ikut memberi masukan agar outlet menjadi lebih baik.
5. Leave Your Mark
Setiap hal di dunia ini meninggalkan warisan ataupun bekas, yang membedakan adalah “apakah itu
hal yang positif, atau tidak”. Komitmen perusahaan terhadap kepedulian sosial, dan komitmen
perusahaan untuk kesejahteraan staf adalah warisan yang sangat besar, dan akan selalu berbekas
didalam setiap “personal” yang bersinggungan langsung dengannya

Tantangan untuk Starbucks diantaranya adalah banyaknya jumlah kompetitor yang


berlomba-lomba menjual kopi dengan konsep yang sama dengan Starbucks, namun dengan harga
yang lebih murah.. Namun tetap saja Starbucks lebih unggul, dikarenakan Starbucks memiliki
branding dan prestige nya yang tidak dimiliki oleh brand-brand lainnya, harga berapapun yang

7
dibebankan Starbucks kepada pelanggannya tidak akan berpengaruh kepada pengurangan jumlah
pelanggan setianya.

8
BAB III
KESIMPULAN

Starbucks sebagai perusahaan multinasional dan juga sebagai perusahaan kopi terbesar di
dunia tentunya pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya. kunci mereka untuk masih bisa bertahan
di berbagai negara itu dengan menyesuaikannya dengan budaya dan selera negara masing-masing
yang dituju. Starbucks juga tidak keberatan jika pelanggan nya berdiam lama di tempat karena
kembali lagi starbucks juga sudah mematok harga yang bisa menutup biaya operasional dari tempat
tersebut, ujung-ujungnya jika pelanggan kehabisan minum atau makan bisa langsung memesan
kembali juga. Starbucks juga tidak kalah inovatif dengan inovasi-inovasi nya, karena jika menu nya
itu-itu saja setiap saat maka pelanggan pasti akan bosan dan meninggalkannya. Untuk starbucks
mereka tidak hanya menyediakan kopi saja. mereka juga menyediakan minuman manis seperti milk
shake, teh, dan minuman yang dicampur dengan buah juga ada sehingga orang-orang yang tidak bisa
minum kopi tetap bisa datang ke starbucks, bahkan jika memang laper starbucks juga menyediakan
berbagai macam makanan mulai dari yang kecil seperti kue dan roti sampai ke sandwich yang
terhitung makanan berat nya. Bertanggung jawab dan konsisten merupakan hal yang wajib dimiliki
setiap perusahaan jika ingin memiliki usaha yang maju seperti Starbucks ini, oleh karena itu Starbucks
bisa memiliki puluhan ribu cabang di berbagai belahan dunia.

9
DAFTAR PUSTAKA

Works Cited

Adiwinata, Novie Nostalgia, et al. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERILAKU

KONSUMSI KOPI DI ERA PANDEMI COVID-19, vol. 14, no. 2, 2021, 1,2,3,

http://mega_juntak.staff.ipb.ac.id/files/2021/06/FAKTOR-FAKTOR-YANG-MEMENGARU

HI-PERILAKU-KONSUMSI-KOPI-DI-ERA-PANDEMI-COVID-19.pdf.

Farez, Jonathan. “KOPI INDONESIA: DARI BUDAYA 'NGOPI' MENJADI BISNIS

GO-INTERNATIONAL – BEM FEB UGM.” BEM FEB UGM,

https://bem.feb.ugm.ac.id/kopi-indonesia-dari-budaya-ngopi-menjadi-bisnis-go-international/.

Accessed 19 October 2022.

Hopwood, Sean Patrick. “How Starbucks Adapts to Other Cultures How Starbucks Adapts to Other

Cultures.” Day Translations, 17 January 2019,

https://www.daytranslations.com/blog/how-starbucks-expands-abroad/. Accessed 19 October

2022.

Marketing 360. “Multicultural Marketing: Starbucks' Cultural Adaptation -.” Marketing360° | IBS

Mumbai,

https://www.marketing360.in/multicultural-marketing-starbucks-cultural-adaptation/.

Accessed 19 October 2022.

Rizaty, Monavia Ayu. “Starbucks Miliki 32,8 Ribu Gerai Resmi di Seluruh Dunia, Terbanyak di AS.”

Databoks, 26 August 2021,

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/08/26/starbucks-miliki-328-ribu-gerai-resmi-

di-seluruh-dunia-terbanyak-di-as. Accessed 19 October 2022.

Septiana, Tiyas. “Kisah menarik Starbucks, dari kedai kopi biasa hingga miliki ribuan franchise.”

Internasional, 2 October 2020,

https://internasional.kontan.co.id/news/kisah-menarik-starbucks-dari-kedai-kopi-biasa-hingga

-miliki-ribuan-franchise?page=all. Accessed 19 October 2022.

10

Anda mungkin juga menyukai