Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


COMPANY PROFILE
STARBUCKS
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan
mengenai mata kuliah Sistem Informasi Manajemen dengan tema “ Company Profile
Starbucks”
Dengan tulisan ini kami diharapkan untuk memahami makna dari ‘company profile’.
Dengan demikian, tulisan ini terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu, kami
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak, agar
bisa menjadi lebih baik lagi.
Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna bagi
pembacanya, terutama mahasiswa, supaya kelak menjadi pribadi yang berwawasan dan
menjadi wrausaha yang sukses.
Daftar Isi
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Starbucks Corporation, sebuah perusahaan kopi dan jaringan kopi global asal Amerika
Serikat yang berkantor pusat di Seatlle, Washington. Starbucks perusahaan kedai kopi
terbesar di dunia, dengan 20.336 kedai di 61 negara, termasuk di Amerika Serikat 13.123,
Kanada 1.299 kedai, Jepang 977 kedai, Britania Raya 793 kedai, Tiongkok 732 kedai, Korsel
473 kedai, Meksiko 363 kedai, Taiwan 282 kedai, Filipina 204 kedai, Thailand 164 kedai,
dan Indonesia 500 kedai. Starbucks Corporation selain terkenal dengan kualitas kopi nya juga
dikenal dengan pelayanan konsumen dan perusahaan dengan biaya yang tinggi. Berbagai
macam layanan inilah yang dijual oleh Starbucks kepada para pelanggan nya, tidak hanya
sekedar minum kopi tapi sebuah experience dalam menikmati minuman kopi dengan gaya
yang cozy and comfortable. Inilah sebuah alasan mengapa harga minuman starbucks dinilai
overprice bagi orang awam yang bukan pelanggan starbucks.
Indonesia menduduki urutan ke 6 dengan jumlah kedai Starbucks sebanyak 500 unit
sampai dengan tahun 2023. Saat ini, dengan 500 gerai, Starbucks Coffee Indonesia
berkomitmen untuk membawa pengalaman Starbucks (The Starbucks Experience) ke dalam
kehidupan pelanggan melalui setiap cangkir yang disuguhkan. Starbucks Coffee merupakan
perusahaan kedai kopi terbesar di Indonesia yang memiliki 500 cabang baik di dalam kota
maupun luar kota.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah terbentuknya starbucks corporation?


2. Strategi pemasaran seperti apa yang dilakukan oleh starbucks corporation?
3.

C. Tujuan Makalah

Adapun tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui gambaran singkat company
profile yang dapat dijadikan acuan bagi Mahasiswa / Mahasiswi yang ingin memulai bisnis
baru atau memperbarui profile perusahaan nya, agar membentuk wirausaha yang
professional.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah terbentuknya starbucks

Starbucks cafe dibuka pertama di Seatlle, Washington pada tanggal 30 Maret


1971 oleh tiga rekan, guru Bahasa inggris Jerry Baldwin, guru sejarah Zev Siegl, dan
penulis Gordon Bowker. Ketiganya terinspirasi oleh pengusaha pemangganan kopi
Alfred peet, yang mereka kenal secara pribadi, untuk menjual biji kopi berkualitas
tinggi beserta peralatannya. Awalnya perusahaan ini diberi nama Pequod yang diambil
dari nama kapal pemburu Moby-dick, tetapi nama ini ditolak oleh sejumlah pendiri
pendamping. Perusahaan ini akhirnya diberi nama sesuai nama mualim satu kapal
Pequed, Starbucks.
Sejak 1971-1976, kedai pertama Starbucks berdiri di 2000 Western Avenue,
kemudian direlokasi ke 1912 Pike Place. Perusahaan ini hanya menjual kopi
panggang dan tidak menjual minuman kopi. Selama tahun pertama beroperasi, mereka
membeli biji kopi hijau dari peet’s, kemudian mulai membeli langsung dari petani
kopi.
Tahun 1984, para pemilik asli Starbucks, dipimpin Jerry Baldwin,
mengakuisisi Peet’s. Sepanjang 1980-an, total penjualan kopi di Amerika Serikat
menurun, namun penjualan kopi special meningkat dan membentuk 10% pangsa
pasar tahun 1989, dibandingkan dengan 3% pada tahun 1983. Tahun 1986, perusahaan
ini memiliki 6 toko di seatlle dan mulai menjual kopi II Giornale miliknya menjadi
Starbucks dan segera memperluas operasinya. Pada tahun itu pula, Starbucks
membuka kedai pertamanya di luar seatlle dinWaterfront Station, Vancouver, British
Coloumbia, dan Chicago, llinois. Per 1989, terdapat 46 kedai di seluruh Kawasan
Northwest dan Midwest dan Starbucks memanggang lebih dari 2.000.000 pon
(910.000 kg) kopi setiap tahun.
Saat penawaran umum perdana bulan juni 1992, Starbucks memiliki 140 kedai
dan penghasilan sebesar $73,5 juta, naik dari $1,3 juta pada tahun 1987. Nilai
pasarnya mencapai $271 juta. 12% saham perusahaan dijual dan menghasilkan $25
juta yang akan membantunya menambah jumlah kedai selama dua tahun berikutnya.
Pada bulan September 1992, harga sahamnya naik 70% menjadi 100 kali laba per
saham tahun sebelumya. Orin C. Smith adalah Presiden dan CEO Starbucks sejak
2001 sampai 2005.
Tahun 1999, Starbucks bereksperimen dengan makanan di wilayah teluk San
Fransisco melalui sebuah jaringan reestoran Bernama Circadia. Restoran restoran ini
kemudian ditutup dan diubah menjadi starbucks cafe. Oktober 2002, starbucks
mendirikan perusahaan perdagangan kopi di Lausanne, swiss untuk menangani
pembelian kopi hijau. Semua bisnis terkait kopi lainnya terus dikelola dari seatlle.
April 2003, starbucks menyelesaikan pembelian seatlle’s best coffe dan torrefazione
itallia dari AFC enterprises dengan nilai $72 juta. Persetujuan ini Cuma
menambahkan 150 kedai ke dalam kepemilikan starbucks, tetapi menurut Seattle
post-Inteligencer bisnis grosirnya.
Agustus 2003 starbucks membuka kedai pertama nya di Amerika Latin, tahun
2007 membuka kedai pertamanya di Rusia, sepuluh tahun setelah mendaftarkan
merek dagang disana. Pada Januari 2008, Schultz Kembali menjabat sebagai presiden
dan CEO setelah delapan tahun jadi ketua, menggantikan Jim Donald, yang menjabat
pada tahun 2005 dan diminta mengundurkan diri setelah penjualan perusahaan
menurun tahun 2007. Schultz ingin mengembalikan “pengalaman Starbucks yang
unik” di hadapan ekspansi perusahaan yang cepat.
Pada juni 2009, perusahaan ini mengumumkan akan merombak menunya dan
menjual salad dan makanan panggang tanpa sirup jagung berfruktosa tinggi dan bahan
bahan artifisial. Tindakan ini diharapkan menarik konsumen yang memperhatikan
Kesehatan dan biaya dan tidak akan memengaruhi hrga jual nya. Starbucks
memperkenalkan jajaran merek paket kopi instan baru Bernama Via “ready brew”
pada bulan maret 2009. Tahun 2012, starbucks mulai menjual jajaran minuman
refresher dingin di kedai kedai nya yang berisi ekstrak biji kopi arabika hijau.
Di Indonesia starbucks baru masuk pada 17 Mei 2002 dengan pembukann
gerai di Plaza Indonesia. Kedai pertama itu diikuti pembukaan kedai – kedai
selanjutnya di berbagai tempat di Indonesia. Tepat pada tanggal 20 september 2017
starbucks Indonesia membuka kedai ke 300 di bali, tepatnya di Bandara I Gusti
Ngurah Rai, terminal keberangkatan domestic.
Sejak 2002, pemilik waralaba starbucks ini sukses mengembangkan sayap di
10 kota besar di Indonesia dan membangun 152 gerai. Anthony Cottan, nahkoda
dibalik kiprah Sari Coffe. Pria 49 tahun ini terus melebarkan sayap starbucks
keseluruh Indonesia. Strategi nya yang patut dipuji adakah membangun gerai di
tempat – tempat yang tak biasa. Starbucks pun tidak hanya ditemui di mall.
B. Visi Misi Starbucks

Visi
The company’s vision is to establish Starbucks as the most recognized and
respected brand in the world. Menjadikan starbucks sebagai brand yang terkenal dan
dihargai seluruh dunia. Untuk mencapai visi tersebut ditetapkan 4 komponen dasar
yaitu :

1. Membangun nilai dasar perusahaan sebagai perusahaan sebagai perusahaan yang


hanya menggunakan bahan dan menghasilkan produk yang terbaik.
2. Menciptakan image yang cemerlang yang melekat didalam pikiran pelanggan.
3. Membentuk starbucks sebagai suatu brand yang terkenal, walaupun orang tidak
mengetahui secara jelas bidang usaha yang dijalankan, tetapi masyarakat merasa
familiar dengan merek starbucks.
4. Menjadikan starbucks sebagai merek terkenal dan dihargai. Menjadi nomor satu
atau diatas brand lainnya dalam jangka waktu tak terbatas.
Dalam seluruh kegiatan perusahaan kualitas tinggi menjadi dasar yang utama,
mulai dari pembelian bahan baku, proses produksi sampai menjual produk dalam
kondisi terbaik yang dilakukan oleh setiap bagian dari perusahaan. Pencapaian
hasil ini juga ditunjang oleh cepatnya perluasan Outlet, sebagai bentuk
pengembangan saluran distribusi.

Misi

The mission of Starbucks is to establish Starbucks as the premier purveyor of


the finest coffe in the world while maintaining our uncompromising principles
while we grow starbucks is committed to a role of environmental leadership in all
facets of our business.
Starbucks berkomitmen untuk berperan sebagai pemimpin dalam
memperjuangkan lingkungan hidup di setiap kegiatan perusahaan. Untuk
mencapai misi tersebut dengan berkomitmen untuk :

1. Memahami tentang masalah lingkungan hidup dan berbagai informasi dengan


mitra usaha.
2. Menciptakan solusi yang inovatif dan fleksibel dalam menghadapi perubahan.
3. Bekerja keras untuk membeli, menjual dan menggunakan produk yang ramah
lingkungan.
4. Memahami tanggung jawab itu sebagai hal yang penting untuk lingkungan
hidup.
5. Menanamkan tanggung jawab lingkungan hidup sebagai nilai dasar
perusahaan.
6. Mengukur dan memonitor kemajuan setiap proyek terhadap dampak kepada
lingkungan hidup.
7. Mendorong seluruh mitra untuk ikut serta dalam memperjuangkan misinya.
Prinsip Dasar Starbucks Experience:
1. Make it your own Perusahaan mengajak semua staf untuk menganggap bahwa perusahaan
ini adalah milik mereka sendiri. Dan bahwa semua yang dihasilkan adalah untuk mereka
sendiri. Dan sebagai balasannya perusahaan berperan aktif untuk mendengar saran dan kritik
dari staf. Setiap staf di pacu untuk ikut ambil bagian dari komunitas konsumen dan sekaligus
mengerti kebutuhan setiap konsumen. Dengan menerapkan lima kiat sukses, yaitu ramah,
tulus, perhatian, berwawasan, peduli.
2. Everything Matters Berperan secara konsisten memperhatikan detail terhadap semua hal.
Seperti lingkungan fisik, mutu produk, prioritas pekerjaan, pentingnya reputasi, dan bahkan
kebiasaan-kebiasaan atau kebudayaan.
3. Surprise and Delight Di masa ini pelanggan jauh lebih cerdas dan sulit untuk mendapatkan
kepuasaan. Karena pelanggan tidak pernah puas dengan hal-hal yang semakin unik dan luar
biasa. Meski sedikit menyalahi kebiasaan, pemimpin sadar bahwa pelanggan yang puas
sekalipun ingin membeli sesuatu yang menawarkan kesenangan, keceriaan dan kegembiraan.
4. Embrace Resistance Seseorang hanya bisa mengambil manfaat dari pujian ketika dia
menghargai kritik. “Ketika mendapat masukan dari pelanggan”, ketahuilah bahwa itu adalah
kesempatan outlet untuk memperkuat hubungan antara outlet dengan pelanggan.
Berterimakasihlah atas usaha pelanggan itu, dan hargai kekecewaan mereka, karena dari
itulah anda akan mampu membangun outlet yang lebih baik dan mendapatkan pelanggan
yang setia karena ikut memberi masukan agar outlet menjadi lebih baik.
5. Leave Your Mark Setiap hal di dunia ini meninggalkan warisan ataupun bekas, yang
membedakan adalah “apakah itu hal yang positif, atau tidak”. Komitmen perusahaan terhadap
kepedulian sosial, dan komitmen perusahaan untuk kesejahteraan staf adalah warisan yang
sangat besar, dan akan selalu berbekas didalam setiap “personal” yang bersinggungan
langsung dengannya.
C. Produk Starbucks Coffe
D. Strategi Pemasaran Starbucks
Starbucks menggunakan strategi pertumbuhan ( growth) baik pertumbuhan
internal maupun eksternal. Unru pertumbuhan internal, starbucks terus-terussan
mengembangkan produk-produknya terutama untuk kopi.  Sedangkan, pertumbuhan
eksternal Starbucks adalah mengakuisisi 60 gerai UK-based Seattle Coffee Company
pada tahun 1996 dan membuka cabang-cabang di berbagai negara.

1. Strategi Global
Dalam me-manage cabang-cabangnya di seluruh dunia, Starbucks
menggunakan strategi transnasional, karena Starbucks mengkombinasikan
koordinasi global untuk meraih efisiensi dengan f;eksibilitas untuk memenuhi
kebutuhan spesifik pada berbagi negara. Koordinasi global dilakukan dengan cara
memberikan menu coffe of the week yang sama di seluruh dunia. Koordinasi
global dilakukan juga dalam budaya coffe tasting dan starbucks experience.
Sedangkan, tiap negara diperbolehkan untuk memilih menu-menu yang akan
dilayani di negara itu.

2. Formulasi Startegi Starbucks pada Tingkat Perusahaan


Starbucks termasuk industri Bintang karena Starbucks memiliki pangasa pasar yang
relatif sangat besar bila dibandingkan dengan para pesaingnya, seperti Gloria Jeans and
Coffe dan Coffe Bean and Tea Loaf.  Starbucks juga memiliki tinbgkat pertumbuhan bisnis
yang sangat tinggi. Hal ini dilihat dari ekspansi besar-besaran di seluruh dunia sejak tahun
1996.

3. Formulasi Stategi Starbucks pada Tingkat Bisnis


Strategi Kompetitif
Starbucks menggunakan strategi diferensiasi dan Fokus. Diferensiasi adalah tipe
strategi kompetitif di mana organisasi berupaya membuat produk atau jasa yang
ditawarkannya berbeda dengan para pesaing. Dalam hal ini, Starbucks mendiferensiasikan
jasanya menjadi Retail Restoran, Retail Kopi dan The, Minuman, dan Hiburan. Dengan
produk unggulan, seperti, Frappucino, biji kopi, Minuman Botol, Merchandise, Baked
Goods, dan Made-to-Order Beverages.  Sedangkan, strategi fokus adalah salah astu tipe
strategi yang menekankan pada konsentrasi terhadap suatu pasar regional atau kelompok
pembeli tertentu. Starbucks terfokus pada segmen menengah ke atas.

4. Strategi Distribusi Starbucks


Meskipun kopi adalah salah satu volume perdagangan global tertinggi, pasar kopi
sangat terfragmentasi. Hal ini menyebabkan proses konsolidasi dimana kopi diserahkan dari
petani ke pengumpul, pengumpul ke penggilingan, penggilingan ke eksportir atau perantara,
dan terakhir ke importir. Importir atau perantara kemudian menjual kopi ke pemanggang dan
produsen kopi pasar massal besar. Namun Starbucks ingin menjaga kualitas kopinya dengan
bekerja kembali pada rantai pasokan ke petani yang sebenarnya. Dalam melakukannya,
perusahaan berupaya mencapai keahlian dan hubungan baik dengan para petani kopi itu
sendiri. Seperti disebutkan sebelumnya, hal ini mengakibatkan perusahaan memperoleh
pasokannya dari petani kopi yang sebenarnya, dan dengan demikian, secara efektif melewati
sebagian besar pasar menengah dan menghemat dana yang cukup.
Starbucks menggunakan banyak saluran (hybrid) distribusi untuk produknya. Ini
berarti perusahaan menggunakan lebih dari dua desain distribusi. Yang pertama, melalui
sistem ritel langsung Starbucks menjual produknya di toko-toko milik perusahaan. Mereka
mengimpor dan mengolah kopi dan kemudian menjualnya dengan merek mereka sendiri di
toko mereka sendiri. Tetapi pada supermarket dan pusat perbelanjaan Starbucks juga menjual
produknya. Starbucks juga memiliki kontrak distribusi dengan penyedia kopi, hotel, dan
maskapai penerbangan untuk bisnis. Menggunakan beberapa saluran distribusi
memungkinkan perusahaan untuk menjangkau pasar yang lebih luas, bagaimanapun,
Starbucks perlu berhati-hati dengan pendekatan ini karena potensi konflik saluran.

E. Analisis SWOT Starbucks

1. Strength

Pengenalan merek yang kuat

Pengenalan merek yang kuat adalah kekuatan utama Starbucks. Perusahaan memiliki


reputasi yang kuat untuk kualitas dan layanan pelanggan, menjadikannya salah satu merek
kopi yang paling dikenal dan terkenal di dunia. Pengenalan merek yang kuat ini telah
membantu Starbucks membangun basis pelanggan setia dan membedakan dirinya dari para
pesaing. Memiliki merek yang kuat juga dapat membantu Starbucks mendapatkan harga yang
lebih tinggi untuk produknya, karena pelanggan bersedia membayar lebih untuk kualitas dan
reputasi yang diwakili oleh merek tersebut. Pengenalan merek yang kuat juga dapat
memudahkan Starbucks memasuki pasar baru dan memperluas basis pelanggannya, karena
merek tersebut sudah dikenal dan dipercaya. Pengenalan merek yang kuat adalah aset utama
Starbucks dan membantu mendorong penjualan serta mendukung pertumbuhan perusahaan.

Model bisnis yang inovatif

Starbucks memiliki sejarah inovasi yang panjang, termasuk pengenalan konsep coffee
bar dan pengembangan produk baru seperti Frappuccino. Fokus pada inovasi ini telah
membantu Starbucks tetap terdepan dalam persaingan dan mempertahankan posisinya
sebagai pemimpin dalam industri kopi. Inovasi juga penting untuk memenuhi perubahan
kebutuhan dan preferensi pelanggan. Dengan terus memperkenalkan produk baru dan
meningkatkan operasinya, Starbucks dapat memenuhi kebutuhan pelanggannya yang terus
berkembang dan tetap relevan di pasar yang cepat berubah. Ini dapat membantu mendorong
penjualan dan mendukung pertumbuhan perusahaan.

Komitmen terhadap keberlanjutan

Starbucks menempatkan prioritas tinggi pada keberlanjutan, dan telah menerapkan


beberapa inisiatif untuk mengurangi dampaknya terhadap lingkungan dan mendukung
pertanian berkelanjutan. Misalnya, Starbucks telah menetapkan tujuan untuk menjadi sumber
daya yang positif, yang berarti akan mengembalikan lebih banyak sumber daya ke planet ini
daripada yang digunakannya.
Komitmen terhadap keberlanjutan ini memiliki beberapa keuntungan bagi
Starbucks. Pertama, ini membantu mengurangi dampak lingkungan perusahaan, yang dapat
meningkatkan reputasinya dan menarik konsumen yang sadar sosial. Ini juga dapat
membantu Starbucks mengurangi biayanya, karena praktik berkelanjutan dapat menghasilkan
operasi yang lebih efisien. Selain itu, komitmen terhadap keberlanjutan dapat membantu
Starbucks menarik dan mempertahankan talenta terbaik, karena banyak karyawan tertarik
pada perusahaan yang memprioritaskan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Loyalitas pelanggan yang kuat

Starbucks memiliki loyalitas pelanggan yang kuat karena kualitas produk dan
layanannya yang tinggi. Perusahaan ini dikenal karena komitmennya untuk menggunakan
bahan-bahan berkualitas tinggi, bersumber secara etis, dan teknik menyeduh yang
menghasilkan secangkir kopi yang luar biasa secara konsisten. Starbucks juga memiliki
berbagai macam menu, termasuk makanan, minuman, dan makanan yang dipanggang, yang
memungkinkannya menarik basis pelanggan yang beragam. Selain itu, Starbucks memiliki
kehadiran yang kuat di banyak lokasi, sehingga memudahkan pelanggan untuk mengakses
produk dan layanannya.

Perusahaan juga berinvestasi dalam program loyalitas pelanggan, seperti program


Starbucks Rewards, yang memberi pelanggan akses ke penawaran eksklusif, diskon, dan
rekomendasi yang dipersonalisasi berdasarkan riwayat pembelian mereka.

Kehadiran global

Dengan toko di lebih dari 80 negara, Starbucks memiliki jejak dunia yang
signifikan. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk menjangkau basis pelanggan yang luas
dan beragam, serta memasuki pasar baru dan aliran pendapatan. Starbucks telah
memantapkan dirinya sebagai merek global dengan reputasi kuat untuk produk berkualitas
tinggi dan layanan pelanggan yang sangat baik. Perusahaan juga telah melakukan upaya
untuk beradaptasi dengan selera dan preferensi lokal, menawarkan berbagai produk dan
layanan yang disesuaikan di berbagai wilayah. Ini membantu Starbucks menarik banyak
pelanggan dan mempertahankan kehadiran yang kuat di banyak pasar yang berbeda.Selain
itu, Starbucks telah melakukan kemitraan dan akuisisi strategis untuk memperluas
jangkauannya dan memasuki pasar baru.

Kehadiran digital yang kuat

Di era digital ini, Starbucks telah mampu terhubung dengan pelanggan dan
menumbuhkan loyalitas merek berkat kehadiran online yang kuat. Salah satu cara Starbucks
membangun kehadiran digital yang kuat adalah melalui aplikasi selulernya, yang
memungkinkan pelanggan memesan dan membayar pembelian mereka di muka, melacak
hadiah mereka, dan mengakses penawaran eksklusif. Aplikasi ini juga memberikan
rekomendasi yang dipersonalisasi berdasarkan pembelian dan lokasi pelanggan sebelumnya. 

Selain aplikasi seluler, Starbucks memiliki kehadiran media sosial yang kuat, dengan
akun aktif di platform seperti Facebook, Instagram, dan Twitter. Perusahaan menggunakan
platform ini untuk terlibat dengan pelanggan, berbagi berita dan pembaruan, serta
mempromosikan penawaran dan acara khusus. Dengan berpartisipasi aktif dalam lanskap
digital, Starbucks mampu menjangkau dan terhubung dengan audiens yang lebih luas, yang
telah membantu memperkuat merek dan loyalitas pelanggannya.

2. Weakness

Ketergantungan besar pada satu lini produk (kopi)

Salah satu kelemahan Starbucks adalah ketergantungan utamanya pada satu lini
produk: kopi. Sementara perusahaan memang menawarkan berbagai produk lain, seperti teh,
smoothie, dan makanan, kopi adalah fokus utama bisnis dan sumber utama
pendapatannya. Ketergantungan pada satu lini produk ini dapat dilihat sebagai kelemahan
karena membuat perusahaan rentan terhadap fluktuasi permintaan kopi dan perubahan
preferensi konsumen. 

Jika terjadi penurunan permintaan kopi yang signifikan atau pergeseran preferensi
konsumen terhadap minuman alternatif, hal itu dapat merugikan kinerja keuangan
Starbucks. Di sisi lain, jika permintaan kopi tetap kuat dan preferensi konsumen tetap
menguntungkan, ketergantungan ini belum tentu menjadi kelemahan.

Persaingan yang ketat di industry kopi

Kelemahan lain dari Starbucks adalah ketatnya persaingan yang dihadapi dalam
industri kopi. Industri kopi sangat kompetitif, dengan banyak pemain, baik besar maupun
kecil, bersaing untuk merebut pangsa pasar. Starbucks menghadapi persaingan dari berbagai
sumber, termasuk rantai kopi khusus lainnya, kedai kopi independen, dan bahkan restoran
cepat saji dan toko serba ada yang menjual kopi. 

Perusahaan juga menghadapi persaingan dari pemain baru, seperti pemanggang kopi
spesial, dan pendatang baru di pasar. Persaingan yang ketat ini dapat menyulitkan Starbucks
untuk mempertahankan posisi pasarnya dan dapat memberikan tekanan pada perusahaan
untuk terus berinovasi dan membedakan dirinya agar tetap kompetitif. Selain itu, persaingan
yang ketat dapat menyebabkan perang harga dan bentuk persaingan harga lainnya, yang dapat
berdampak pada margin dan profitabilitas perusahaan.

Ekspansi internasional terbatas di beberapa pasar

Starbucks memiliki kehadiran global yang kuat, dengan lebih dari 30.000 toko di
lebih dari 80 pasar di seluruh dunia. Namun, ekspansi perusahaan ke pasar tertentu
terbatas. Misalnya, Starbucks berjuang untuk mendapatkan pijakan di negara-negara tertentu,
seperti India, yang menghadapi tantangan terkait persaingan lokal dan perbedaan budaya. Di
pasar ini, Starbucks mungkin tidak dapat mencapai tingkat pangsa pasar dan profitabilitas
yang sama seperti di negara lain. Untuk mengatasi kelemahan ini, Starbucks mungkin perlu
menyesuaikan strategi bisnisnya untuk lebih memenuhi kebutuhan dan preferensi konsumen
di pasar ini atau mempertimbangkan strategi ekspansi alternatif, seperti kemitraan atau
akuisisi.

Potensi dampak negative fluktuasi harga komoditas


Starbucks rentan terhadap potensi dampak negatif dari fluktuasi harga komoditas,
terutama terkait dengan bahan baku yang digunakan untuk memproduksi produknya. Kopi,
khususnya, merupakan komoditas yang mengalami fluktuasi harga karena berbagai faktor,
antara lain kondisi cuaca, wabah penyakit, dan kondisi ekonomi global. Jika harga kopi
meningkat secara signifikan, hal itu dapat merusak profitabilitas dan kinerja keuangan
Starbucks.

Begitu pula jika harga bahan baku lain, seperti produk susu atau gula naik, juga bisa
berdampak pada margin perusahaan. Starbucks telah mengambil langkah-langkah untuk
mengurangi risiko ini, seperti menerapkan strategi penetapan harga, seperti kenaikan harga
atau biaya tambahan, untuk mengimbangi kenaikan harga komoditas dan menerapkan praktik
manajemen sumber dan risiko untuk mendiversifikasi rantai pasokannya. Namun, fluktuasi
harga komoditas masih dapat menimbulkan risiko terhadap kinerja keuangan perseroan.

Ketergantungan pada sejumlah toko besar yang dioperasikan perusahaan

Starbucks memiliki banyak toko yang dioperasikan perusahaan, yang dapat dilihat
sebagai kelemahan karena membuat perusahaan rentan terhadap risiko operasional dan biaya
yang terkait dengan pengelolaan toko ini. Jika ada masalah dengan perputaran karyawan atau
hubungan tenaga kerja, hal itu dapat memengaruhi kemampuan perusahaan untuk
mengoperasikan tokonya secara efektif dan memberikan pengalaman pelanggan yang
konsisten. 

Selain itu, biaya yang terkait dengan pengoperasian sejumlah besar toko, seperti sewa,
utilitas, dan tenaga kerja, dapat memengaruhi profitabilitas perusahaan. Untuk memitigasi
risiko tersebut, Starbucks menerapkan berbagai strategi, seperti menerapkan program
pelatihan karyawan dan menerapkan langkah-langkah penghematan biaya. Namun,
ketergantungan perusahaan pada sejumlah besar toko yang dioperasikan perusahaan tetap
menjadi risiko.

Sebaliknya, beberapa pesaing memiliki persentase toko milik waralaba yang lebih
tinggi, yang dapat membantu mengurangi biaya operasional dan risiko. Ini adalah area
diferensiasi potensial bagi Starbucks dan dapat menjadi sesuatu yang dipertimbangkan
perusahaan sebagai bagian dari strategi bisnisnya secara keseluruhan.

3. Opportunities

Berekspansi ke pasar baru

Starbucks perlu terus tumbuh dan mendiversifikasi bisnisnya, dan salah satu cara
untuk melakukannya adalah dengan pindah ke pasar baru. Perusahaan ini memiliki kehadiran
yang kuat di AS, tetapi masih banyak pasar yang tidak memiliki kehadiran yang signifikan
atau kesulitan untuk mendapatkan pijakan. 

Misalnya, Starbucks memiliki kehadiran terbatas di wilayah tertentu, seperti Afrika


dan Timur Tengah, dan menghadapi tantangan di negara tertentu, seperti India. Ekspansi ke
pasar ini dapat memberikan peluang pertumbuhan yang signifikan bagi perusahaan, serta
membantu mengurangi risiko yang terkait dengan mengandalkan satu pasar atau wilayah
untuk sebagian besar pendapatannya.
Untuk memanfaatkan peluang ini, Starbucks mungkin perlu menyesuaikan strategi
bisnisnya untuk memenuhi kebutuhan dan preferensi konsumen lokal dengan lebih baik dan
menavigasi perbedaan peraturan dan budaya setempat. Ini dapat melibatkan penyesuaian
penawaran produk, strategi penetapan harga, atau pendekatan pemasaran.

Kemitraan dan kolaborasi dengan perusahaan atau merek lain

Kemitraan dan kolaborasi dengan perusahaan atau merek lain dapat memberikan
sejumlah peluang bagi Starbucks. Kemitraan ini memungkinkan perusahaan untuk mengakses
pasar baru, segmen pelanggan, atau saluran distribusi, serta memanfaatkan sumber daya,
keahlian, dan ekuitas merek mitranya. 

Starbucks telah membentuk kemitraan dengan perusahaan di berbagai industri, seperti


musik (seperti Spotify), teknologi, dan mode, yang memungkinkannya menjangkau audiens
baru dan menciptakan pengalaman baru bagi pelanggannya. Kemitraan dan kolaborasi juga
dapat membantu Starbucks memanfaatkan sumber inovasi baru, seperti berkolaborasi dengan
perusahaan rintisan atau perusahaan lain yang sedang mengembangkan produk atau teknologi
baru.

Mengadopsi diferensiasi harga

Mengadopsi diferensiasi harga sebagai peluang memungkinkan Starbucks untuk


memenuhi kebutuhan dan preferensi pelanggannya dengan lebih baik, serta meningkatkan
pendapatan dan profitabilitasnya. Misalnya, Starbucks dapat menerapkan diferensiasi harga
dengan memperkenalkan tingkatan produk yang berbeda seperti opsi premium dan reguler
atau dengan menawarkan diskon untuk segmen pelanggan tertentu, seperti pelajar atau
manula.Diferensiasi harga juga memungkinkan Starbucks menyelaraskan harga dengan
persepsi nilai produk dan layanannya serta bersaing lebih baik dengan pemain lain di pasar.

Memperkenalkan produk baru

Ini adalah peluang utama bagi Starbucks untuk terus berinovasi dan memenuhi
perubahan kebutuhan dan preferensi pelanggannya. Perusahaan memiliki rekam jejak yang
kuat dalam memperkenalkan produk baru yang sukses, seperti minuman musimannya, seperti
Pumpkin Spice Latte, dan lini minuman siap minumnya. Dengan terus memperkenalkan
produk-produk baru, Starbucks dapat menjaga menunya tetap segar dan menarik bagi
pelanggan serta tetap berada di depan tren di pasar. Produk baru juga dapat membantu
perusahaan menjangkau segmen pelanggan baru dan memperluas ke kategori baru, seperti
memperluas opsi menu nabati atau opsi yang lebih sehat.

Langganan kopi

Jenis layanan ini dapat menjadi peluang bagi Starbucks untuk menciptakan
pengalaman yang lebih nyaman dan personal bagi pelanggannya, serta menghasilkan
pendapatan tambahan dan loyalitas pelanggan. Misalnya, layanan berlangganan kopi dapat
memungkinkan pelanggan untuk menerima pasokan rutin campuran kopi Starbucks favorit
mereka atau mencoba rasa baru secara teratur. Itu juga memungkinkan Starbucks untuk
menawarkan opsi yang disesuaikan, seperti mengizinkan pelanggan untuk menentukan jenis
biji kopi, tingkat pemanggangan, atau profil rasa yang mereka sukai. 
Untuk menerapkan layanan berlangganan kopi secara efektif , Starbucks perlu
mempertimbangkan faktor-faktor seperti harga, frekuensi pengiriman, opsi penyesuaian, dan
preferensi pelanggan. Perusahaan juga perlu memastikan bahwa ia memiliki infrastruktur
yang diperlukan untuk mendukung layanan, seperti platform online yang kuat dan proses
pemenuhan dan pengiriman yang efisien.

4. Threats

Persaingan dari rantai kopi lain dan kedai kopi independent

Starbucks menghadapi persaingan dari berbagai sumber, termasuk rantai kopi lain dan
kedai kopi independen. Saingan ini mungkin menyediakan produk dan layanan serupa ke
Starbucks, yang dapat menyulitkan bisnis untuk menonjol dari persaingan dan
mempertahankan pangsa pasarnya. Persaingan dari rantai kopi lain dan kedai kopi
independen dapat memengaruhi pangsa pasar Starbucks, lalu lintas pelanggan, dan
profitabilitas, dan juga dapat menekan perusahaan untuk terus berinovasi dan meningkatkan
penawarannya agar tetap kompetitif.

Perubahan preferensi atau tren konsumen

Jika ada pergeseran preferensi konsumen terhadap produk yang lebih sehat atau lebih
berkelanjutan, hal itu dapat berdampak pada permintaan produk Starbucks tertentu atau
menekan perusahaan untuk menyesuaikan penawarannya untuk memenuhi preferensi yang
berubah ini. Selain itu, jika ada perubahan tren konsumen, seperti peralihan ke pemesanan
online atau seluler, hal itu dapat memengaruhi cara Starbucks menjalankan bisnis dan
mengharuskan perusahaan menyesuaikan operasinya agar tetap kompetitif.

Kemerosotan ekonomi atau ketidakstabilan pasar

Kemerosotan ekonomi atau ketidakstabilan pasar dapat menjadi ancaman bagi


Starbucks, karena dapat memengaruhi pengeluaran konsumen dan permintaan akan produk
dan layanan perusahaan. Selama masa ketidakpastian atau resesi ekonomi, konsumen
mungkin lebih berhati-hati tentang pengeluaran mereka dan dapat memilih untuk memilih
opsi dengan harga lebih rendah atau mengurangi pembelian diskresioner, seperti kopi atau
makanan. Ketidakstabilan pasar juga dapat berdampak pada biaya bahan mentah atau input
lain yang digunakan untuk memproduksi produk Starbucks, yang dapat berdampak pada
margin dan profitabilitas perusahaan.

Gangguan rantai pasokan atau tantangan sumber

Starbucks menghadapi risiko ketika ada gangguan dalam rantai pasokannya atau
kesulitan sumber, karena ini mungkin berdampak pada harga dan ketersediaan bahan baku
dan input lain yang digunakan dalam produksi produknya. Gangguan dalam rantai pasokan,
seperti keterlambatan transportasi atau bencana alam, dapat berdampak pada ketersediaan
bahan atau material tertentu, yang pada gilirannya dapat berdampak pada produksi dan
profitabilitas perusahaan. Biaya dan ketergantungan rantai pasokan perusahaan juga dapat
dipengaruhi oleh kesulitan sumber, seperti kurangnya akses ke pemasok yang dapat
memenuhi standar kualitas dan keberlanjutan perusahaan.
Perselisihan tenaga kerja atau perputaran karyawan

Kapasitas Starbucks untuk menjalankan tokonya secara efisien dan memberikan


pengalaman pelanggan yang andal dapat terancam jika ada konflik tenaga kerja atau
pergantian staf yang tinggi. Konflik dengan karyawan, seperti pemogokan atau protes, dapat
berdampak negatif pada operasi bisnis dan kepuasan konsumen. Demikian pula, perputaran
karyawan yang tinggi dapat memengaruhi kemampuan perusahaan untuk memberikan
pengalaman pelanggan yang konsisten, karena mungkin memerlukan lebih banyak waktu dan
sumber daya untuk melatih karyawan baru. Selain itu, perselisihan perburuhan atau
perputaran karyawan yang tinggi juga dapat berdampak pada reputasi perusahaan dan
semangat kerja karyawan. Untuk mengatasi ancaman ini, Starbucks mungkin perlu
menerapkan strategi seperti program pelatihan karyawan, inisiatif retensi karyawan, dan
paket kompensasi dan tunjangan yang adil dan kompetitif untuk mengurangi risiko
perselisihan perburuhan dan meningkatkan retensi karyawan.

Anda mungkin juga menyukai