Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN GERONTIK

I. Konsep Lansia

I.1Definisi Lansia
Lanjut usia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk
mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini
berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan
secara individu, karena faktor tertentu lansia tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya
baik secara jasmani, rohani maupun sosial. Seseorang dikatakan lansia ialah apabila
berusia 60 tahun atau lebih, lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah
memasuki tahapan akhir dari dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan
lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan
(Nugroho, 2008).
I.2 Batasan Lanjut Usia
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lansia menjadi empat,
yaitu usia pertengahan (middle age) adalah 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) adalah 60-
74 tahun, lanjut usia tua (old) adalah 75-90 tahun, usia sangat tua (very old) adalah
diatas 90 tahun. Sedangkan menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 998 tentang
Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia, seseorang disebut Lansia bila telah memasuki atau
mencapai usia 60 tahun lebih (Nugroho, 2008).
I.3 Tipe Lanjut Usia
Menurut Nugroho (2008) lanjut usia dapat pula dikelompokan dalam beberapa tipe
yang bergantung pada karakter, pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental,
sosial dan ekonominya. Tipe ini antara lain:
1. Tipe Optimis : lanjut usia santai dan periang, penyesuaian cukup baik, mereka
memandang masa lanjut usia dalam bentuk bebas dari tanggung jawab dan sebagai
kesempaatan untuk menuruti kebutuhan pasifnya.
2. Tipe Konstruktif : lanjut usia ini mempunyai integritas baik, dapat menikmati
hidup, memiliki toleransi yang tinggi, humoristik, fleksibel, dan tahu diri. Biasanya,
sifat ini terlihat sejak muda. Mereka dengan tenang menghadapi proses menua.
3. Tipe Ketergantungan : lanjut usia ini masih dapat diterima ditengah masyarakat,
tetapi selalu pasif, tidak berambisi, masih tahu diri, tidak mempunyai inisiatif dan
bila bertindak yang tidak praktis. Ia senang pensiun, tidak suka bekerja, dan senang
berlibur, banyak makan, dan banyak minum.
4. Tipe Defensif : lanjut usia biasanya sebelumnya mempunyai riwayat
pekerjaan/jabatan yang tidak stabil, bersifat selalu menolak bantuan, emosi sering
tidak terkontrol, memegang teguh kebiasaan, bersifat konpultif aktif, dan
menyenangi masa pensiun.
5. Tipe Militan dan serius : lanjut usia yang tidak mudah menyerah, serius, senang
berjuang, bisa menjadi panutan.
6. Tipe Pemarah : lanjut usia yang pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung,
selalu menyalahkan orang lain, menunjukan penyesuaian yang buruk. Lanjut usia
sering mengekspresikan kepahitan hidupnya.
7. Tioe Bermusuhan : lanjut usia yang selalu menganggap orang lain yang
menyebabkan kegagalan, selalu mengeluh, bersifat agresif, dan menjadi tua itu
bukan hal yang baiak, takut mati, iri hati pada orang yang muda, seanng mengadu
masalah pekerjaan, dan aktif menghindari masa yang buruk
8. Tipe Putus asa, membenci dan menyalahkan diri sendiri : lanjut usia ini bersifat
kritis dan menyalahkan diri sendiri, tidak mempunyai ambisi, mengalami penurunan
sosial-ekonomi, menyesuaikan diri. Lanjut usia tidak hanya mengalami kemarahan,
tetapi juga depersi, memandang lanjut usia sebagai tidak berguna karena masa yang
tidak menarik. Biasanya perkawinan tidak bahagia, merasa menjadi korban
keadaan, membenci diri sendiri, dan ingin cepat mati.
9. Perawat perlu mengenal tipe lanjut usia sehingga dapt menghindari kesalahan atau
kekeliruan dalam melaksanakan pendekatan asuhan keperawatan. Tentu saja tipe
tersebut hanya suatu pedoman umum dalam praktiknya, berbagai variasi dapat
ditemukan.
I.4 Proses Penuaan dan Perubahan yang Terjadi pada Lansia
Proses penuaan merupakan proses alamiah setelah tiga tahap kehidupan, yaitu masa
anak, masa dewasa, dan masa tua yang tidak dapat dihindari oleh setiap individu.
Pertambahan usia akan menimbulkan perubahan-perubahan pada struktur dan fisiologis
dari berbagai sel/jaringa/organ dan sistem yang ada pada tubuh manusia. Proses ini
menjadi kemunduran fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai dengan kulit
mengendur, rambut memutih, penurunan pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan
lambat, dan kelaianan berbagai fungsi organ vital. Sedangkan kemunduran psikis
terjadi peningkatan sensitivitas emosional, penurunan gairah, bertambahnya minat
terhadap diri, berkurangnya minat terhadap penampilan, meningkatkan minat terhadap
material, dan minat kegiatan rekreasi tidak berubah (hanya orientasi dan subyek saja
yang berbeda) (Mubarak, 2009).
Namun, hal di atas tidak menimbulkan penyakit. Oleh karena itu lansia harus senantiasa
berada dalam kondisi sehat, yang diartikan sebagai kondisi :
1. Bebas dari penyakit fisik, mental, dan sosial.
2. Mampu melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
3. Mendapatkan dukungan secara sosial dari keluarga dan masyarakat.
Adapun dua proses penuaan, yaitu penuaan secara primer dan penuaan secara sekunder.
Penuaan primer akan terjadi bila terdapat perubahan pada tingkat sel, sedangkan
penuaan sekunder merupakan proses penuaan akibat faktor lingkungan fisik dan sosial,
stres fisik/psikis, serta gaya hidup dan diet dapt mempercepat proses penuaan
(Mubarak, 2009).
I.5 Masalah yang Terjadi pada Lansia
Menurut Mubarak (2009), terdapat beberapa permasalahan yang sering dialami oleh
seseorang yang telah memasuki masa lanjut usia, antara lain :
1. Peubahan Perilaku
Pada lansia sering dijumpai perubahan perilaku, di antaranya : daya ingat menurun,
pelupa, sering menarik diri, ada kecenderungan penurunan merawat diri, timbulnya
kecemsan karena dirinya sudah tidak menarik lagi, dan lansia sering menyebabkan
sensitivitas emosional seseorang yang akhirnya menjadi sumber banyak masalah.
2. Perubahan Psikososial
Masalah perubahan psikososial serta reaksi individu terhadap perubahan ini sangat
beragam, tergantung pada kepribadian individu yang bersangkutan. Lansia yang
telah menjalani dengan bekerja, mendadak dihadapkan untuk menyesuaikan dirinya
dengan masa pensiun. Bila lansia cukup beruntung dan bijaksana, maka ia akan
merpersiapkan diri dengan menciptakan berbagai bidang minat untuk
memanfaatkan waktunya, masa pensiunnya akan memberikan kesempatan untuk
menikmati sisa hidupnya. Namun bagi banyak pekerja, pensiun berarti terputus dari
lingkungan dan teman-teman yang akrab.
3. Pembatasan Aktivitas Fisik
Semakin lanjut usia seseorang, merka akan mengalami kemunduran, terutama di
bidang kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan penurunan pada peranan-
peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan timbulnya gangguan dalam hal
mencukupi kebutuhan hidupnya, sehingga dapat meningkatkan ketergantungan
yang memerlukan bantuan orang lain.
4. Kesehatan Mental
Pada umumnya lansia mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor,
perubahan –perubahan mental ini erat sekali kaitanya dengan perubahan fisik.
Semakin lanjut usia seseorang, kesibukan sosialnya akan semakin berkurang dan
akan mengakibatkan berkurangnya interaksi dengan lingkungannya.

2. Konsep Dasar Artritis Gout


2.1 Definisi
Gout adalah gangguan yang menyebabkan kesalahan metabolisme purin yang
menimbulkan hipersemia (kadar asam urat serum > 7,0 mg /100 ml). Ini dapat
mempengaruhi sensi (kaki). Secara khas, sendi metatarsafalangeal pertama dari ibu jari
kaki besar adalah sisi primer yang terlibat. Sendi lain ynag terlbat dapat meliputi lutut
dan pergelangan kaki. (Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, volume 2).
Artritis Gout adalah suatu sindrom klinis yang mempunyai gambaran khusus yaitu
artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria daripada wanita. Pada pria
sering mengenai usia pertengahan, sedangkan pada wanta biasanya mendekati masa
menopause. (Kapita Selekta Kedokteran edisi jilid 1).
Artritis Gout adalah suatu sindrom klinis yang mempunyai gambaran khusus, yaitu
artritis akut, merupakan jenis penyakit reumatik yang penatalaksanaannya mudah dan
efektif. Sebaiknya pada pengobatan yang tidak memadai, gout dapat menyebabkan
destruksi sendi. Kelainan ini berhubungan dengan gangguan kinetik asam urat yaitu
hiperurisemia (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1, edisi 3).
2.2 Etiologi
Gejala Artritis akut disebabkan oeh reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan
kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu dilihat dari penyebabnya penyakit ini
termasuk dalam golongan kelainan metabolik.
Faktor-faktor yang berperan dalam perkembangan gout adalah :
1. Pembedahan
2. Trauma
3. Obat-obatan
4. Alkohol
5. Stres rmosional
6. Dirt tinggi purin
a. Pembentukan Asam urat yang berlebihan
1) Gout primer metabolik disebabkan sintesis langsung yang bertambah
2) Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebihan
karena penyakit.
b. Kurangnya pengeluaran asam urat
1) Gout primer renal terjadi karena gangguan ekskresi asam urat ditubuli distal
ginjal
2) Gout sekunder renal disebabkan oleh kerusakan ginjal.
2.3. Tanda Dan Gejala
Terdapat empat stadium perjalanan klinis gout yang tidak diobati (Silvi A.price) :
1. Stadium pertama adalah hiperurisemia asimtomatik. Pada stadium ini asam urat
serum laki-laki meningkat dan tanpa gejala selain dari peningkatan asam urat serum.
2. Stadium kedua artritis gout akut terjadi atau mendadak pembengkakan dan nyeri
yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari kaki dan sendi metatarsophalangeal.
3. Stadium tiga setelah serangan gout adalah tahap interkritis. Tidak terdapat gejala-
gejala pada tahap ini, yang dapat berlangsung dari beberapa bulan sampai tahun.
Kebanyakan orang mengalami serangan gout berulang dalam waktu kurang dari 1
tahun jika tidak diobati.
4. Stadium keempat adalah tahap gout kronik, dengan timbunan asam urat yang terus
meluas selama beberapa tahun jika pengobatan tidak dimulai. Peradangan kronik
akibat kristal-kristal asam urat mengakibatkan nyeri, sakit, dan kaku, juga
pembesaran dan penonjolan sendi bengkak.
2.4. Klasifikasi
Menurut (Ahmad, 2011) jenis asam urat yaitu :
1. Gout Primer
Pada gout primer, 99% penyebabnya belum diketahui (idiopatik).
2. Gout Sekunder
Pada gout sekunder disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi asam urat
karena mutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan kadar purin tinggi.
2.5 Patofisiologi/Pathway
Primer : Sekunder :
Kelainan metabolisme Diet
Purin bawaan Obat-obatan

Purin
Tinggi

Metabolisme di hati
(teroksidasi)

Asam urat
Tinggi

Gangguan filtrasi
Di ginjal

Darah Urin

Hiperuricemia peningkatan

Penumpukan asam urat di urin

Di sendi Ketidaktahuan tentang


Pembentukan kristal proses penyakit

Defisit pengetahuan
(thopi) Nyeri
Hambatan mobilitas fisik
inflamasi Kaku

Resiko jatuh

(Nanda, 2014)
2.6 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Ditemukan kadar asam urat meningkat dalam darah (> 6 mg%)
b. Pemeriksaan kadar asam urat yang enzimatik
c. Didapatkan leukositosis ringan
d. LED meninggi sedikit
e. Pemeriksaan urin
f. Ditemukan kadar asam urat tinggi (500 mg% /liter per 24 jam)
2. Pemeriksaan Cairan Tofi
Melihat respon dari gejala-gejala pada sendi terhadap pemberian Cholasin. Cholasin
adalah obat yang menghambat aktifitas fagositik dari leukosit sehingga memberikan
perubahan yang dramatis dan cepat meredakan gejala-gejala.
2.7 Penatalaksanaan
Penanganan gout biasanya dibagi menjadi penanganan serangan akut dan kronik. Ada 3
tahapan dalam terapi penyakit ini :
1. Mengatasi serangan akut
2. Mengurangi kadar asam urat untuk mencegah penimbunan kristal urat pada
jaringan, terutama persendian
3. Terapi pencegahan menggunakan terapi hipourresemik
2.8 Terapi non farmakologi
Terapi non farmakologi merupakan strategi esensial dalam penanganan gout. Intervensi
seperti istirahat yang cukup, penggunaan kompres dingin, modifikasi diet, mengurangi
asupan alkohol dan menurunkan berat badan pada pasien yang kelebihan berat badan
terbukti efektif.
2.9 Terapi Farmakologi
1. Serangan Akut
Istirahat dan terapi cepat dengan pemberian NSAID, misalnya indometasin 200
mg/hari atau diklofenak 159 mg/hari, merupakan terapi lini pertama dalam
menangani serangan akut gout, asalkan tidak ada kontraindikasi terhadap NSAID.
Aspirin harus dihindari karena ekskresi aspirin berkompetensi dengan asam urat dan
dapat memperparah serangan gout akut. Obat yang menurunkan kadar asam urat
serum (allopurinol dan obat urikosurik seperti probenesid dan sulfinpirazon) tidak
boleh digunakan pada serangan akut.
Penanganan NSAID, inhibitor cyclooxigenase-2 (COX, 2), kolkisin dan
kortikosteroid untuk serangan akut dibicarakan berikut ini :
a. NSAID merupakan terapi lini pertama yang efektif untuk pasien yang mengalami
serangan gout akut. NSAID harus diberikan dengan dosis sepenuhnya pada 24-48
jam pertama atau sampai rasa nyeri hilang. NSAID yang umum digunakan untuk
mengatasi episode gout akut adalah :
1) Naproxen-awal 750 mg, kemudian 250 mg 3 kali/hari
2) Piroxicam-awal 40 mg, kemudian 10-20 mg/hari
3) Diclofenac-awal 100 mg, kemudian 50 mg 3x/hari
b. COX-2 inhibitor; Etoricoxib merupakan satu-satunya COX-2 yang dilisensikan
untuk mengatasi serangan akut gout. Obat ini efektif tapi cukup mahal, dan
bermanfaat terutama bagi pasien yang tidak tahan terhadap efek gastrointestinal
NSAID non selektif. COX-2 inhibitor mempunyai resiko efek samping
gastrointestinal bagian atas lebih rendah dibanding NSAID non selektif.
c. Colchicine merupakan terapi spesifik dan efektif untuk serangan gout akut.
Namun dibanding NSAID kurang populer karena kerjanya lebih lambat dan efek
samping lebih sering dijumpai.
d. Steroid adalah strategi alternatif selain NSAID dan kolkisin. Cara ini dapat
meredakan serangan dengan cepat ketika hanya 1 atau 2 sendi yang terkena.
Namun harus mempertimbangkan dengan cermat diferensial diagnosis anatara
atritis sepsis dan gout akut.
2. Serangan kronik
Kontrol jangka panjang hiperuriesmia merupakan faktor penting untuk mencegah
terjadinya serangan akut gout, keterlibatan ginjal dan pembentukan batu asam urat.
Penggunaan allopurinol, urikourik dan feboxsotat untuk terapi gout kronik
dijelaskan berikut ini :
a. Allopurinol : obat hipouresemik pilihan untuk gout kronik adalah allopurinol,
selain mengontrol gejala, obat ini juga melindungi fungsi ginjal. Allopurinol
menurunkan produksi asam urat dengan cara menghambat enzim xantin oksidase.
b. Obat urikosurik : kebanyakan pasien dengan hiperuresmia yang sedikit
mengekskresikan asam urat dapat terapi dengan obat urikosurik. Urikosurik
seperti probenesid (500 mg-1g 2x/hari).
2.10 Komplikasi
1. Tophi
Tophi adalah salah satu komplikasi asam urat paling umun yang ditandai dengan
penumpukan kristal-kristal di bawah permukaan kulit. Biasanya, gumpalan ini akan
muncul di sekitar pergelangan tangan dan kaki, jari jemari, dengkul, hingga telinga.
Tophi terasa seperti benjolan keras di bawah kulit dan biasanya tidak terasa sakit.
Namun, jika tophi ini sedang membengkak dan asam urat kambuh, maka bisa terasa
sangat nyeri. Bila tidak segera ditangani, gumpalan kristal tadi dapat terus membesar
dan menyebabkan kerusakan sendi yang lebih parah.
2. Deformitas sendi
Seiring dengan berkembangnya asam urat, mungkin akan melihat adanya perubahan
pada bentuk persendian atau yang disebut dengan deformitas sendi. Asam urat yang
tidak diobati, ditambah dengan serangan asam urat terus-menerus, dapat
menyebabkan jaringan sendi jadi semakin rusak. Akibatnya, sendi akan keluar dari
jalurnya sehingga sulit digerakkan.
3. Batu ginjal
Faktanya, kristal yang menyebabkan asam urat terbentuk dari dalam ginjal. Semakin
lama Anda membiarkan asam urat tanpa pengobatan, maka kristal tadi dapat
menumpuk dan memicu batu ginjal.
4. Sakit ginjal kronis
Organ ginjal berperan penting untuk membantu mengeluarkan zat toksin, produk
limbah (seperti asam urat), dan urine dari dalam tubuh. Ketika organ vital ini rusak,
maka tubuh anda jadi kehilangan kemapuan untuk menyaring zat-zat buangan tadi
dan lama-kelamaan memicu sakit ginjal kronis.

3. Konsep Asuhan Keperawatan Derontik Dengan Masalah Artritis Gout


3.1 Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dari proses keperawatan, kemudian dalam mengkaji
harus memperhatikan data dasar dari klien, untuk informasi yang diharapkan dari klien
(Iqbal dkk, 2011).
Fokus pengkajian pada lansia dengan Gout Arttritis :
1. Identitas:
Meliputi nama, usia, jenis kelamin, alamat, pendidikan, dan pekerjaan

2. Keluhan Utama
Keluhan utama yang menonjol pada klien gout artritis adalah nyeri dan terjadi
peradangan sehingga dapat menggangu aktivitas klien
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Didapatkan adanya keluhan nyeri yang terjadi di otot sendi. Sifat dari nyerinya
umumnya seperti pegal/di tusuk-tusuk/panas/ditarik-tarik dan nyeri yang dirasakan
terus-menerus atau pada saat bergerak, terdapat kekakuan sendi, keluhan biasanya
dirasakan sejak lama dan sampai menggangu pergerakan dan pada gout artritis kronis
didapatkan benjolan atau tofi pada sendi atau jaringan sekitar.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit apa saja yang pernah diderita oleh klien, apakah keluhan penyakit Gout
artritis sudah diderita lama dan apakah mendapat pertolongan sebelumnya dan
umumnya klien Gout Arthritis disertai dengan hipertensi.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Kaji adakah riwayat Gout Arthritis dalam keluarga.
6. Riwayat Psikososial
Kaji respon emosi klien terhadap penyakit yang diderita dan penyakit klien dalam
lingkungannya. Respon yang didapat meliputi adanya kecemasan individu dengan
rentan variasi tingkat kecemasan yang berbeda dan berhubungan erat dengan adanya
sensasi nyeri, hambatan mobilitas fisik akibat respon nyeri dan kurang pengetahuan
akan program pengobatan dan perjalanan penyakit. Adanya perubahan aktivitas fisik
akibat adanya nyeri dan hambatanmobilitas fisik memberikan respon terhadap
konsep diri yang maladaptif.
7. Riwayat Nutrisi
Kaji riwayat ntrisi klien apakah klien sering menkonsumsi makanan yang
menagandung tinggi purin
8. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi dari ujung
rambut hingga ujung kaki (head to toe). Pemeriksaan fisik pada daerah sendi
dilakukan dengan inspeksi dan palpasi. Inspeksi yaitu melihat dan mengamati daerah
keluhan klien deperti kulit, daerah sendi, bentuknya dan posisi saat bergerak dan saat
diam. Palpasi yaitu meraba daerah nyeri pada kulit apakah terdapat kelainan seperti
benjolan dan merasakan suhu di daerah sendi dan anjurkan klien melakukan
pergerakan yaitu klien melakukan beberapa gerakan bandingkan antara kiri dan
kanan serta lihat apakah gerakan tersebut aktif, pasif atau abnormal.
9. Pemeriksaan Diagnosis
a. Asam Urat meningkat dalam darah dan urine
b. Sel darah putih dan laju endap darah meningkat (selama fase akut)
c. Pada aspirasi cairan sendi fitemukan kristal urat
d. Pemeriksaan Radiologi
3.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status
dan masalah kesehatan klien yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan, Dengan
demikian, diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan.
Diagnosis dan keperawatan akan memberikan gambaran tentang masalah dan status
kesehatan, baik yang nyata (aktual) maupun yang mungkin terjadi (potensial) (Iqbal
dkk, 2011).
Menurut Nanda (2015) diagnosa yang dapat muncul pada klien Gout Arthritis yang
telah disesuaikan dengan SDKI (2017) adalah :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (D.0077).
Tujuan dan kriteria hasil :
a. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri.
b. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri).
c. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Intervensi :
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi dan kualitas nyeri.
b. Pantau kadar asam urat
c. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan.
d. Ajarkan teknik non farmakologi rileksasi napas dalam.
e. Posisikan klien agar merasa nyaman, misalnya sendi yang nyeri diistirahatkan
dan diberikan bantalan.
f. Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri yang tidak
berhasil.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian (D.0054).
Tujuan dan kriteria hasil :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan nyeri persendian dengan kriteria hasil:
a. Klien meningkatkan gerak aktif maupun pasif dalam aktivitas fisik.
b. Mengerti tujuan dari peningkatan ambulasi.
c. Memperagakan tongkat atau alat bantu
Intervensi :
a. Monitoring vital sign sebelum dan sesudah latihan
b. Kaji tingkat aktif dan ambulaai mobilisasi
c. Bantu klien melakukan gerakan aktif
d. Lakukan ambulasi mobilisasi dengan alat bantu
e. Latih klien dalam memenuhi ADLs secara mandiri sesuai kemampuan
3. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (D.0130)
Tujuan dan kriteria hasil :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan suhu tubuh klien dalam batas
normal dengan kriteria hasl :
a. Suhu tubuh dalam rentan normal.
b. Nadi dan pernapasan dalam rentan normal
c. Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing.
Intervensi :
a. Monitor suhu sesering mungkin
b. Monitor warna dan suhu kulit
c. Monitor tekanan darah, nadi, dan pernapasan.
d. Monitor intake dan output
e. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi.
f. Selimti klien
g. Tingkatkan sirkulasi udara.
h. Kompres klien pada lipat paha dan aksila
i. Berikan Antipiretik
j. Kolaborasi
k. Pemberian cairan intravena
4. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait penyakit (D.0074).
Tujuan dan kriteria hasil :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan status kenyamanan meningkat
dengan kriteria hasil :
a. Mampu mengontrol kecemasan
b. Status lingkunagan yang nyaman
c. Dapat mengontrol tingkat nyeri
d. Kualitas tidur yang adekuat
Intervensi :
a. Identifikasi tingkat kecemasan
b. Gunakan pendekatan dengan menenangkan
c. Berikan kenyamanan dan kurangi rasa takut pada klien
d. Dengarkan penuh perhatian
e. Dorong klien mengunkapkan perasaan, ketakutan dan presepsi yang dirasakan
f. Instrusikan klien menggunakan teknik rileksasi
g. Kolaborasi pemberian obat untuk mengurangi kecemasan
3.3 Perencanaan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan yang telah
ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien. (Iqbal dkk, 2011).
Perencanaan keperawatan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses
keperawatan sebagai pedoman untuk mengarahkan tindakan keperawatan dalam usaha
membantu, meringankan, memecahkan masalah atau untuk memenuhi kebutuhan pasien
(Setiadi, 2012).
3.4 Implementasi
Implementasi keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan (Setiadi, 2012).
3.5 Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan
yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria
hasil yang dibuat pada tahap perencanaan (Asmadi, 2008).
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi (2008). Konsep dasar keperawatan. Jakarta : EGC


Asmadi. (2008). Teknik prosedural konsep & aplikasi kebutuhan dasar klien. Jakarta:
Salemba Medika.
Ahmad, Nablory. 2011. Cara Mencegah dan Mengobati Asam Urat dan Hipertensi. Jakarta:
Rineka Cipta.
Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2011. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Nyeri. Graha Ilmu :
NANDA. (2012-2014). Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.
NANDA. (2015). Diagnosa Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10 editor T
Hearther Herdman, Shigemi Kaitsuru. Jakarta: EGC.
Nugroho, W. 2008. Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit EGC.
Setiadi. (2012). Konsep & penulisan dokumentasi asuhan keperawatan. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Sylvia a price & Lorraine M Wilson, 1994. Patofisiologi Edisi 4. Jakarta : Buku Kedokteran
EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta : Dewan Pengurus PPNI
FORMAT PENGKAJIAN GERONTIK

1. IDENTITAS KLIEN

1. Nama : Ny. N
2. Umur : 16-02-1960
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Suku : Jawa
5. Agama : Islam
6. Pendidikan : SD
7. Status Perkawinan : cerai mati
8. Tanggal Pengkajian : 18-08-2022 Jam 10.00 WIB
9. Alamat : Bogor
10. Pekerjaan : Ny,N tidak bekerja
11. Tanggal masuk : 18-08-2022

II. RIWAYAT KESEHATAN


1. Keluhan utama : Nyeri sendi
2. Riwayat kesehatan sekarang :
Ny. N mengatakan nyeri kesemutan pada lutut dan telapak kaki sebelah kiri, tidak bisa
dibuat jongkok. P: pasien mengatakan nyeri, Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk, R: nyeri
dibagian lutut dan tumit kaki sebelah kiri, S: skala nyeri 4, T: nyeri saat
aktivitas/digerakkan. Ny. N sudah kontrol ke pelayanan kesehatan namun ketika
obatnya habis merasa sakit lagi.
3. Riwayat kesehatan masa lalu :
Ny. N mengatakan memiliki riwayat penyakit asam urat dengan kadar nilai 7, 2 mg/dl
sejak 3 bulan yang lalu dan memiliki riwayat hipertensi, pasien mengatakan tidak
memiliki riwayat penyakit seperti stroke dan diabetes.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Ny. N mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit
seperti dirinya.
III. STATUS FISIOLOGIS/PENGKAJIAN FISIK
1. Keadaan umum : compos mentis, postur tulang belakng lansia tegap
2. Pengukurran fisiologis (TTV) :
(1) Suhu : 36,2 ⁰ C
(2) Tekanan darah : 150/80 mmHg
(3) Nadi : 98 x/menit
(4) Respirasi : 18 x/menit
(5) Berat badan : 62 Kg
(6) Tinggi badan : 150 Cm
(7) Hasil kadar asam urat : 7, 2 mg/dl
3. Pengkajian Head To Toe :
1. Kepala :
Kebersihan : bersih
Kerontokan rambut : ya
Keluhan : tidak ada
2. Mata :
Konjungtiva : tidak anemis
Sklera : tidak kuning
Strabismus : tidak
Penglihatan : kabur
Peradangan : tidak
Riwayat katarak : tidak
Keluhan : ya, penglihatan klien kurang jelas jika tidak memakai kacamata
Penggunaan kacamata : ya
3. Hidung :
Bentuk : simetris
Peradangan : tidak
Penciuman : tidak terganggu
4. Mulut dan tenggorokan :
Kebersihan : baik
Mukosa : lembab
Peradangan : tidak ada sariawan
Gigi geligi : tidak bolong,tidak ompong
Radang gusi : tidak
Kesulitan mengunyah: tidak
Kesulitan menelan : tidak
5. Telinga :
Kebersihan : bersih
Peradangan : tidak
Keluhan lain : tidak ada
6. Leher :
Pembesaran kelenjar thyroid: tidak
JVD : tidak
Kaku kuduk : tidak
7. Dada :
Bentuk dada : normal
Retraksi : tidak
Wheezing : tidak
Ronchi : tidak
Suara jantung tambahan : tidak ada
Ictus cordis : tidak terlihat
8. Abdomen :
Bentuk : distend
Nyeri tekan : tidak
Kembung : tidak
Bising usus : ada, 10 x/menit
Massa : tidak ada
9. Genetalia :
Kebersihan : baik
Haemoroid : tidak ada
Hernia : tidak ada
10. Ekstremitas :
Kekuatan otot : 4 (skala 1-5)
Kekuatan otot : ada kontraksi, melawan grafitasi tapi tidak ada tahanan
Postur tubuh : tegap (normal)
Rentang gerak : maksimal
Deformitas : tidak
Tremor : tidak
Edema kaki : tidak ada
Pengguna alat bantu : tidak
Refleks
Kanan Kiri
Biceps + +
Triceps + +
Knee + +
Achiles + +
Keterangan :
Refleks + : normal
Refleks −¿ : menurun/meningkat
11. Integumen :
Kebersihan : baik
Warna : tidak pucat
Kelembaban : lembab
Gangguan pada kulit : tidak ada

IV. PENGKAJIAN KESEIMBANGAN UNTUK LANSIA (Tinneti, ME, dan Ginter,


SF, 19980
1. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan
a. Bangun dari kursi (dimasukan dalam analisis)*
Hasil : Ny. N bangun dari duduk dengan satu kali gerakan, tetapi mendorong
tubuhnya ke atas dengan tangan.
b. Duduk ke kursi (dimasukan dalam analisis)*
Hasil : Ny, N menjatuhkan diri dikursi yang keras dan tanpa lengan
Menahan dorongan pada sternum (pemeriksa mendorong sternum perlahan-lahan
sebanyak 3 kali)
Hasil : Pada saat pemeriksa menahan dorongan pada sternum Ny. N
menggerakkan kaki dan memegang kursi.
c. Perputaran leher
Hasil : Ny. N menggerakan kaki saat lehernya berputar dan mengatakan
setelah leher berputar tidak pusing.
d. Gerakan menggapai sesuatu
Hasil : Ny. N mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu fleksi
e. Membungkuk
Hasil : Ny.N mampu membungkuk dan mengambil bolpoint dari lantai tetapi
memegang kursi untuk bisa berdiri lagi.
2. Komponen gaya berjalan atau gerakan
a. Minta klien untuk pada tempat yang ditentukan, ragu-ragu, tersandung. Memegang
obyek untuk dukungan.
Hasil : Ny. N berjalan pelan-pelan dengan ketinggian langkah kaki sama.
b. Penyimpangan jalur pada saat berjalan (lebih baik diobservasi dari belakang klien)
Hasil : Ny.N berjalan dalan garis lurus tetapi dengan sangat pelan-pelan
c. Berbalik
Hasil : Ny. N berhenti sebelum mulai berbalik tidak memegang obyek untuk
dukungan
V. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
Hubungan dengan orang lain di rumah : mampu berinteraksi dan mampu kerjasama
Hubungan dengan orang lain diluar rumah : mampu berinteraksi dan kerjasama
Kebiasaan lansia berinteraksi di masyarakat : sealalu dan sering
Stabilitas emosi : stabil, jika Ny. N ada masalah keluarga dengan anak
menghadapi dengan sikap yang sabar
1. Masalah emosional
Pertanyaan tahap 1
(1) Apakah klien mengalami susah tidur : ya
(2) Ada masalah atau banyak pikiran : ya
(3) Apakah klien murung atau menangis sendiri : tidak
(4) Apakah klien sering was-was atau kuatir : tidak
Lanjut pertanyaan tahap 2 jika jawaban ya 1 atau lebih
Pertanyaan tahap 2
(1) Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 bulan 1 kali dalam satu bulan : ya
(2) Ada masalah atau banyak pikiran : ya
(3) Ada gangguan atau masalah dengan orang lain : tidak
(4) Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter : tidak
(5) Cenderung mengurung diri : tidak
Lebih dari 1 atau sama dengan 1 jawaban ya maka masalah emosional ada atau ada
gangguan emosional. Jawaban diatas ada gangguan emosional

SKALA DEPRESI GERIATRIK

1. Apakah anda pada dasarnya puas dengan kehidupan anda? Ya Ya Tidak


2. Apakah anda sudah menghentikan banyak kegiatan dan hal-hal yang menarik minat
anda? Ya Ya Tidak
3. Apakah anda merasa hidup anda hampa? Tidak Ya Tidak
4. Apakah anda seing merasa bosan? Tidak Ya Tidak
5. Apakah anda biasanya bersemangat/gembira? Ya Ya Tidak
6. Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda?Tidak Ya Tidak
7. Apakh anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup anda?Ya Ya Tidak
8. Apakah anda sering merasa tidak berdaya? Tidak Ya Tidak
9. Apakh anda lebih senang tinggal dirumah daripada keluar dan mengerjakan sesuatu
yang baru? Ya Ya Tidak
10. Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya ingat anda
dibanding kebanyakan orang ? Tidak Ya Tidak
11. Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini menyenangkan ? Ya
Ya Tidak
12. Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat ini ? Tidak
Ya Tidak
13. Apakah anda merasa anda penuh semangat? Ya Ya Tidak
14. Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan ? Tidak
Ya Tidak
15. Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya daripada anda? Ya
Ya Tidak

Hasil Skor 3 : Jadi Ny. N tidak mengalami gangguan depresi.


Skor ; Hitung jumlah jawaban yang bercetak tebal
- Setiap jawaban bercetak tebal mempunyai nilai 1
- Skor antara 5-9 menunjukkan kemungkinan besar depresi
- Skor 10 atau lebih merupakan depresi.
2. Tingkat kerusakan intelektual
Dengan menggunakan SPMSQ (Short Portable Mental Status Quesioner).
Ajukan beberapa pertanyaan pada daftar dibawah ini :
Benar Salah Nomor Pertanyaan
√ 1 Tanggal berapa hari ini?

√ 2 Hari apa sekarang?

√ 3 Apa nama tempat ini?

√ 4 Dimana alamat anda?

√ 5 Berapa umur anda?

√ 6 Kapan anda lahir

√ 7 Siapa presiden indonesia?

√ 8 Siapa presiden indonesia sebelumnya?

√ 9 Siapa nama ibu anda?

√ 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3


dari setiap angka baru, secara menurun
JUMLAH Salah 3

Interpretasi :
Salah 0-3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4-5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6-8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9-10 : Fungsi intelektual kerusakan berat

IDENTIFIKASI ASPEK KOGNITIF


Dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)
II. MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)

Skor Skor
Maksimum Manula
ORIENTASI
5 (5) Sekarang (hari), (tanggal), (tahun), berapa dan (musim) apa?
5 (5) Sekarang kita berada dimana? (jalan), (no rumah/Rt), (kota)
(Kabupaten), (Propinsi)

REGISTRASI
3 (3) Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda, 1 detik untuk
tiap benda. Kemudian mintalah manula mengulang ke 3 nama
tersebut. Berikan satu angka untuk setiap jawaban yang benar.
Bila masih salah, ulanglah penyebutan ke 3 nama benda
tersebut, sampai ia dapat mengulangnya dengan benar.
Hitunglah jumlah percobaan dan catatlah (bola, kursi, sepatu)
(Jumlah percobaan : Meja, TV, Kulkas)

ATENSI DAN KALKULASI


5 (2) Hitunglah berturut-turut selang 7 mulai dari 100 kebawah 1
angka untuk tiap jawaban yang benar. Berhenti setelah 5
hitungan (93, 86,79, 72, 65), Kemungkinan lain : ejalah kata
“dunia “ dari akhir ke awal (a-i-n-u-d)

MENGINGAT KEMBALI (RECALL)


3 (2) Tanyalah kembali nama ke 3 benda yang telah disebutkan
diatas. Berikan 1 angka untuk setiap jawaban yang benar

BAHASA
9 (2) a. Apakah nama benda-benda ini? (Perhatikan pensil dan
arloji) (2 angka)
(0) b. Ulangi kalimat berikut :”Jika tidak dan atau tapi “(1 angka)
(3) c.Laksanakan 3 buah perintah ini : “Peganglah selembar kertas
itu pada pertengahandan letakanlah dilantai (3 angka)
(1) d. Bacalah dan laksanakan perintah berikut: “PEJAMKAN
MATA ANDA” (1 ANGKA)
(1) e. Tulislah sebuah kalimat (1 angka)
(0) f.Tirukan gambar ini (1 angka)

Skor Total 24 Normal : Ny. N tidak mengalami gangguan kognitif

Skor Nilai : 24-30 : Normal


Nilai : 17-23 : Probable gangguan kognitif
Nilai : 0-16 : Denitif gangguan kognitif

V. PENGKAJIAN PERILAKU TERHADAP KESEHATAN


1. Kebiasaan merokok ; Tidak merokok
2. Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi
Frekwensi makan : 2 kali sehhari (kadang-kadang sampai 3 kali)
Jumlah makanan yang dihabiskan : 1 porsi habis
Makanan tambahan : kadang-kadang makan cemilan ringan.
3. Pola pemenuhan cairan
Frekwensi minum : >3 gelas sehari
Jenis minuman ; Air putih
4. Pola kebiasaan tidur
Jumlah waktu tidur : 4-6 jam
Gangguan tidur : sering terbangun
Penggunaan waktu luang ketika tidak tidur : Kegiatan keagamaan

5. Pola Eliminasi BAB :


Frekwensi BAB : 1 kali sehari
Konsistensi : lembek
Gangguan BAB : Tidak ada
6. Pola BAK
Frekwensi BAK : 4-6 kali sehari
Warna urine : kuning jernih
Gangguan BAK : Tidak ada
7. Pola aktifitas
Kegiatan produktif lansia yang sering dilakukan : Pekerjaan rumah tangga
8. Pola Pemenuhan Kebersihan Diri
Mandi : 2 kali sehari
Memakai sabun : ya
Sikat gigi : 2 kali sehari
Menggunakan pasta gigi: ya
Kebiasaan berganti pakaian bersih : > 1 kali sehari

Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari


Pengkajian Fungsional berdasar Barthel Indeks :
N AKTIVITAS NILAI
O
BANTUAN MANDIRI
1. Makan 5 10
2. Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur dan 5- 10 15
sebaliknya termasuk duduk ditempat tidur
3. Kebersihan diri, mencuci muka, meniyisir, 0 5
mencukur dan menggosok gigi
4. Akivitas toilet 5 10
5. Mandi 0 5
6. Berjalan di jalan yang datar (jika tidak mampu 10 15
berjalan lakukan dengam kusrdi roda
7. Naik turun tangga 5 10
8. Berpakaian termasuk mengenakan sepatu 5 10
9. Mengontrol defekasi 5 10
10. Mengontrol berkemih 5 10
JUMLAH 100

Penilaian:
0-2 : Ketergantungan
21-61 : Ketergantungan berat/sangat tergantung
62-90 : Ketergantungan berat
91-99 : Ketergantungan ringan
100 : Mandiri
Pengkajian Fungsional berdasar Indeks KATZ dari AKS
A. Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian, dan
mandi
B. Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi tersebut
C. Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi dan satu fungsi tambahan
D. Kemandirian dalam semua hal kecauli mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan
E. Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan satu
fungsi tambahan
F. Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil, berpindah
dan satu fungsi tambahan
G. Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut.
Lain-lain : tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat diklasifikasikan
sebagai C, D, E, dan F.
Hasil Ny. N mandiri dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil,
berpakaian dan mandi.

PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN PADA PASIEN PSIKOGERIATRI

1. Asesmen Geriatri
Tanggal pemeriksaan : 18-08-2022
Nama Pasien : Ny. N (P)
Nama Pemeriksa : Sri Rahayu
Ruang : Ruang Tamu
Umur : 66 Tahun
No Pemerksaan Alat/ Cara Hasil Keterangan
1. Gangguan Schnellen/Modified Schnellen/ Ny. N mampu membaca tapi
Penglihatan tes baca koran pada kedua mata sedikit dieja
2. Gangguam Tes Bisikan kata pada kedua Ny. N mendenagar saat
Pendengaran telinga pemeriksa membisikan kedua
telinga
3. Fungsi Tes Jabat tangan (kiri-kanan) Ny.N mampu berjabat
anggota atas Meminta pasien mengangkat dengan (kiri & kanan)
tangan dibelakang kepala secara
bergantian
4. Fungsi Meminta pasien duduk / berjalan Ny. N mampu duduk dan
Anggota berjalan
Bawah
5. Fungsi Menanyakan, apakah pasien bisa Ny. N mengatakan bisa
Aktivitas bangundari tempat tidur, makan bangun dari tempat tidur
Hidup Sehari- dan minum sendiri serta makan dan minum
hari Dasar sendiri
(AHS Dasar)

AHS Menanyakan, apakah pasien bisa


Instrumental berbelanja atau menyiapkan Ny.N bisa berbelanja dan
makan sendiri menyiapkam makan sendiri
6. Kontenensia Apakah pasien ngompol/ngebrok Ny.N tidak mengompol

7. Status Gizi Berat Badan dan Tinggi Badan BB : 62 Kg, TB : 150 Cm

8. Depresi Menanyakan apakah pasien Ny. N mengatakan tidak sring


sering sedih/ merasa tertekan sedih/merasa tettekan

9. Status Menyebutkan 3 objek, lalu Ny, N menyebutkan 3 obyek Obyek (kursi,


Kognitif meminta pasien mengulanginya tetapi mengulang 2 obyek sepeda motor,
setelah 5 menit (kursi, TV) setelah 5 menit TV)
10. Dukungan Menanyakan, ada tidaknya orang Ada yaitu anak selalu
Sosial yang membantu bila pasien sakit mendampingi jika Ny. N saat
Ekonomi atau dalam keadaan darurat. Bila sedang sakit
ada siapa?
11. Lingkungan Menanyakan, ada tidaknya Kemungkinan terjadi bahaya
bahaya di sekitar rumah disektar rumah karena
(penerangan di kamar mandi, kamar mandi licin
anak tangga yang tinggi, dll)

Apakah paien ini termasuk kelompok “Usia Beresiko Tinggi”?


Ny. N tidak termasuk Usia beresiko tinggi karena bertempat tinggal dengan anak-
anaknya.
Kelompok Usia Beresiko tinggi :
1. Laki-laki
2. Sangat tua (> 80 tahun)
3. Hidup sendiri
4. Baru keluar dari perawatan RS
5. Baru saja mengalami duka cita yang mendalam

VI. PENGKAJIAN LINGKUNGAN


PEMUKIMAN
Luas bangunan :
Bentuk bangunan : Rumah, Jenis bangunan : Permanen, Atap rumah : Genting.
Dinding rumah : Tembok, Lantai : keramik.
Kebersihan lantai : baik, Pencahayaan : baik,
Pengaturan penataan perabot : baik, Kelengkapan alat rumah tangga : lengkap

SANITASI
Penyediaan air bersih (MCK) : Sumur
Penyediaan air minum : air rebus sendiri
Pengelolaan jamban : pribadi, Jenis jamban : Leher angsa
Jarak dengan sumber air : > 10 meter
Sarana pembuangan air limbah (SPAL) : Lancar
Pembuangan sampah : dibakar
Polusi udara : Rumah tangga
Pengelolaan binatang pengerat : tidak

FASILITAS
Peternakan : tidak, Perikanan : tidak
Sarana olah raga : tidak
Taman : tidak
Ruang pertemuan : tidak
Sarana hiburan : ada, TV dan radio
Sarana ibadah : ada, ruang sholat

KEAMANAN DAN TRANSPORTASI


Keamanan
Sistem Keamanan Lingkungan
Transportasi
Jenis transportasi yang dimiliki : sepeda motor, jumlah : 1
Sarana komunikasi : cara penyebaran informasi : langsung
A. ANALISA DATA

N DATA ETOLOGI MASALAH


o
1. DS : Alkohol, makanan, penyakit dan obat- Nyeri kronis
-Ny. N mengatakan nyeri kesemutan obatan
pada lutut dan telapak kaki sebelah
kiri
Menghambat ekskresi asam urat di
DO : tubulus ginjal
TTV:
TD : 150/80 mmHg
N: 98x/mnt RR: 18x/mnt Gangguan metabolisme purin
Hasil asam urat : 7, 2 mg/dL
Hasil pemfis : Ny. D kesakitan saat
jongkok
GOUT
P: Pasien mengatakan nyeri
kesemutan
Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk
R: nyeri dibagian lutut dan telapak Penimbunankristal urat
kaki sebelah kiri
S: skala nyeri 4
T: nyeri saat aktivitas digerakkan Inflamasi

Nyeri

2. DS: Inflamasi Gangguan


-Ny. N mengatakan sulit bergerak
Mobilitas fisik
karena tumitnya sering sakit.
-Ny, N mengatakan lutut nyeri saat Kaku sendi
berjalan sedikit terganggu

DO : Nyeri
-Ny. N tampak berjalan pelan,
-Ny. N tampak berjalan dan
melakukan aktivitas dengan baik Hambatan mobilitas fisik
Kekutan otot : kaki ka-ki: 4-5
Tangan kana-kiri : 5-5

3. DS :
-Ny. N mengatakan nyeri pada lutut
dan tumit sudah 3 bualn Gout Arthritis Kurang
-Ny. D mengatakan tidak pengetahuan
mengetahui pantangan makanan apa
saja yang harus dihindari penderita Reapon psikologi
asam urat, hanya mengetahui
pantangan makan jeroan saja
Usia lansia lebih dari 60 tahun
DO :
-Ny. N tampak makan gorengan
-Ny.N sudah tidak pernah makan Kurangnya pengetahuan lansia
jeroan
-Kadar asam urat 7, 2 g/dL
Defisit pengetahuan

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri kronis b.d kondisi kronis (gout arthritis)
2. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri gout arthhritis
3. Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang penyakit

C. Intervensi
No Waktu Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional Ttd
(Hr/Tgl/Jam) Keperawatan

1. Kamis, Nyeri kronis Setelah dilakukan 1.Cek kadar 1.Mengetahui Sri


18 -08-2022 b.d kondisi 2x kunjungan asam urat klien kadar asam urat Rahayu
kronis (gout rumah diharapkan klien
arthritis) nyeri 2.Kaji nyeri 2.Mengetahui
teratasi/berkurang yang dirasakan penyebab,
dengan KH : klien kualitas. Letak,
1.Skalaa nyeri skala, dan waktu
menjadi 1 nyeri
2,Bengkak pada 3.Berikan 3.Memberikan
lutut berkurang kompres jahe relaksasi dan
3.Wajah tampak menurunkan nyeri
rileks
4.Anjurkan 4.Menurunkan
teknik relasaksi intensitas nyeri
nafas
5.Berikan 5.Mengurangi
kompres jahe nyeri dengan
pada lutut yang teknik
nyeri nonfarmakologi

6.Libatkan 6.Mengawasi
keluarga untuk klien saatminum
mengawasi obat
klien saat
minum obat

2. Kamis, Gangguan Setelah dilakukan 1.Identifikasi 1.Mengetahui Sri


18-08-3022 mobilitas fisik 2x kunjungan gerak klien apakah ada Rahayu
b.d nyeri gout rumah diharapkan keterbatsan gerak
arthritis gangguan pada klien
mobilitas fisik
teratasi dengan 2.Bantu klien 2.Mengembalikan
KH : untuk fungsi otot kaki
1.Berjalan dengan melakukan
normal ROM aktif
2.Aktivitas/gerak maupun pasif
aktif
3.Anjurkan 3.Latihan dengan
klien untuk rutin supaya
sering latihan lututtidak mudah
rentang gerak kaku

4.Libatkan 4.Memfasilitasi
keluarga untuk klien saat latihan
menciptakan gerak supaya tidak
lingkungan yang terjadi cidera
aman dan
menyiapkan alat
bantu
3. Kamis, Kurang Setelah dilakukan 1.Identifikasi 1.Supaya Sri
18-08-2022 pengetahuan 2x kunjungan kesiapan klien informasi yang Rahayu
b.d rumah diharapkan dalam menerima diberikan
berkurangnya klien mengetahui informasi bermanfaat
informasi tentang
tentang penyakitnya 2.Jelaskan 2.Klien
penyakit dengan KH: penyebab asam mengetahui
1.Klien urat penyebab dari
memahami asam urat
tentang penyakit
nya 3.Jelaskan 3.Klien
2.Klien makanan mengetahui
mengetahui pantangan pantangan
makanan penderita asam makanan
pantangan asam urat
urat
4.Libatkan 4.Keluarga
keluarga untuk berperan dalam
menjaga pola memberikan
makan yang makanan yang
sehat sehat bagi klien

D. Implementasi
No Waktu No Dx Implementasi Evaluasi Ttd
(Hr/Tgl/Jam) Keperawatan

1. Kamis, 1 Mengecek kadar asam urat S : Ny. N mengatakan Sri


18-08-2022 klien bersedia untuk dicek kadar Rahayu
Jam. 12.30 asam uratnya
O : Klien tampak tenang ,
kadar asam urat 7, 2 g/dL

2. Kamis, 1 Mengkaji nyeri yang S : Ny. N mengatakan nyeri Sri


18-08-2022 dirasakan klien tumit dan lutut Rahayu
Jam 12.40 P : nyeri karena asam urat
Q : kram dan nyeri seperti
ditusuk-tusuk
R : tumit dan lutut
S:4
T : hilang timbul, nyeri saat
berjalan
O : Ny. N tampak meringis
kesakitan apabila berjalan
lama
3. Kamis, 2 Mengidentifikasi gerak S : Ny. N mengatakan sulit Sri
18-08-2022 klien bergerak aktif saat tumitnya Rahayu
Jam 12.50 sakit
O : Ny. N tampak berjalan
lambat, dan mengatakan
tumitnya nyeri
4. Kamis, 2 Memberikan kompres jahe S : Ny. N mengatakan Sri
Jam 13.00 nyaman saat 5 menit setelah Rahayu
diberikan kompres jahe
O : Ny. N tampak rileks

5. Kamis, 2 Mengajarkan teknik S : Ny. N mengatakan Sri


18-08-2022 relaksasi nafas dalam bersedia diajarkan relaksasi Rahayu
Jam 13.10 nafas dalam
O : Ny. N tamapak
melakukan relaksasi nafas
dalam

6. Kamis, 2 Membantu klien untuk S : Ny. N mengatakan Sri


18-08-2022 melakukan ROM bersedia diajarkan latihan Rahayu
Jam 13.20 rentang gerak
O : Ny. N tampak mengikuti
setiap gerakan yang
dicontohkan

7. Kamis, 2 Memberikan kompres S : Ny. N mengatakan nyeri Sri


18-08-2022 hangat pada lutut yang sedikit berkurang Rahayu
Jam 13.30 nyeri O : Ny. N tampak tenang

8 Jumat, 3 Mengidentifikasi kesiapan S : Ny. N mengatakan sudah Sri


19-08-2022 klien menerima informasi siap menerima penjelasan Rahayu
Jam 10.00 O : Ny. N tampak
memperhatikan

9. Jumat, 3 Menjelaskan penyebab dan S : Ny. N mengatakan Sri


19-08-2022 makanan pantangan asam bersedia diberikan Rahayu
Jam 10.10 urat pendidikan kesehatan
O : Ny. N tampak
mendengarkan

10 Jumat, 3 Melibatkan keluarga dalam S : Keluarga Ny. N Sri


. 19-08-2022 menjaga pola makan yang mengatakan bersedia Rahayu
Jam 10.20 sehat menjaga pola makan klien
O : Keluarga Ny. N tampak
memberikan dukungan
terhadap klien

11 Jumat 1 Melibatkan keluarga untuk S : Keluarga Ny. N Sri


. 19-08-2022 mengawasi klien saat mengatakan bersedia Rahayu
Jam 10.30 minum obat mengawasi klien saat minum
obat
O : Keluarga Ny. N tampak
berada di dekat Ny. N waktu
minum obat
12 Jumat, 1 Mengkaji nyeri yang S : Ny. N mengatakan nyeri
19-08-2022 dirasakan klien lutut sudah mulai berkurang Sri
Jam 10.30 P : nyeri karena asam urat Rahayu
Q : kram dan nyeri seperti
ditusuk-tusuk
R : tumit dan lutut
S:3
T : hilang timbul, nyeri saat
berjalan
O : Ny. N tampak melakukan
relaksasi nafas dalam saat
nyeri timbul

13 Jumat, 2 Mengidentifikasi gerak S : Ny. N mengatakan sudah Sri


. 19-08-2022 klien mulai bergerak aktif Rahayu
Jam 10.40 O : Ny. N tampak berjalan
lambat dengan tongkat, nyeri
lutut berkurang saat ditekuk

14 Jumat, 2 Menganjurkan klien untuk S : Ny. N mengatakan sering Sri


. 19-08-2022 sering latihan rentang gerak melakukan latihan rentang Rahayu
Jam 10.50 gerak
O : Ny. N tampak melakukan
latihan gerak

15 Jumat, 2 Memberikan kompres S : Ny. N mengatakan nyeri Sri


. 19-08-2022 hangat pada lutut yang sedikit berkurang Rahayu
Jam 11.05 nyeri O : Ny. N tampak tenang

E. Evaluasi Formatif
No Waktu Diagnosa Evaluasi Ttd
(Hr/Tgl/Jam) Keperawatan
1 Kamis, Nyeri kronis S; Ny. N mengatakan nyeri lutut terutama pada lutut kiri Sri
18-08-2022 b.d kondisi P: nyeri karena asam urat Rahayu
Jam 13.30 kronis Q: kram dan nyeri seperti ditusuk-tusuk
(gout arthritis) R: Tumit dan lutut
S: 4
O: Ny. N tampak meringis apabila berjalan lama
Kadar asam urat 7,2 g/dl
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Kaji nyeri yang dirasakan klien
2. Berikan kompres jahe pada lutut dan tumit yang
nyeri
3. Libatkan keluarga untuk mengawasi klien saat
minum obat
2. Kamis, Gangguan S: Ny. N mengatakan sulit bergerak aktif karena lututnya Sri
18-08-2022 mobilitas fisik sering kram Rahayu
Jam 13.40 b.d nyeri gout O: Ny. N tampak berjalan lambat, lutut nyeri saat
arthritis ditekuk
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Identifikasi gerak klien
2. Bantu klien untuk melakukan ROM
3. Anjurkan klien untuk sering latihan gerak
4. Libatkan keluarga untuk menciptakan
lingkungan yang aman dan menyiapkan alat
bantu
3. Kamis, Kurang S : Ny. N mengatakan tidak mengetahui pantangan Sri
18-08-2022 pengetahuan b.d makanan apa saja yang haerus dihindari penderita asam Rahayu
Jam 13.50 kurangnya urat, hanya mengetahui pantangan makan jeroan saja
informasi O : Ny. N tampak makan gorengan
tentang penyakit A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Identifikasi kesiapan klien didalam menerima
informasi
2. Jelaskan penyebab dan makanan pantangan
bagi penderita asam urat
3. Libatkan keluarga untuk menjaga pola makan
yang sehat
1. Jumat, Nyeri kronis b.d S : Ny. N mengatakan nyeri lutut sudah mulai berkurang Sri
19-08-2022 kondisi kronis P : nyeri karena asam urat Rahayu
Jam 11.10 (gout arthritis) Q : kram dan nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : Tumit dan lutut
S:3
T : hilang timbul, nyeri saat berjalan
S : Ny. N tampak melakukan relaksasi nafas dalam saat
nyeri timbul
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Anjurkan teknik relaksasi nafas dalam
2. Libatkan keluarga untuk mengawasi klien
saat minum obat

2. Jumat, Gangguan S : Ny. N mengatakan lututnya sudah mulai lemas saat Sri
19-08-2022 mobilitas fisik diteku tetapi masih nyeri Rahayu
Jam 11.20 b.d nyeri gout O : Ny. N tampak melakukan latihan rentang gerak
arthritis A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Anjurkan klien untuk sering latihan rentang
gerak
2. Libatkan keluarga untuk menciptakan
lingkungan yang aman dan menyiapkan alat
bantu

3. Jumat, Kurang S ; Ny. N mengatakan sudah mengerti tentang Sri


19-08-2022 pengetahuan b.d penyakitnya Rahayu
Jam 11.30 kurangnya O : Ny. N tampak sudah mengerti tentang penyakit asam
informasi urat
tentang penyakit A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi

Evaluasi Sumatif
No Waktu Diagnose Evaluasi Ttd
(Hr/Tgl/Jam) Keperawatan
1. Jumat, Nyeri kronis b.d S : Ny. N mengatakan nyeri lutut sudah mulai berkurang Sri
kondisi kronis P : nyeri karena asam urat
19-08-2022 Rahayu
(gout arthritis) Q : kram dan nyeri seperti ditusuk-tusuk
Jam 11.10 R : Tumit dan lutut
S:3
T : hilang timbul, nyeri saat berjalan
S : Ny. N tampak melakukan relaksasi nafas dalam saat
nyeri timbul
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Anjurkan teknik relaksasi nafas dalam
2. Libatkan keluarga untuk mengawasi klien
saat minum obat
2. Jumat, Gangguan S : Ny. N mengatakan lututnya sudah mulai lemas saat Sri
19-08-2022 mobilitas fisik diteku tetapi masih nyeri Rahayu
Jam 11.20 b.d nyeri gout O : Ny. N tampak melakukan latihan rentang gerak
arthritis A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
3. Anjurkan klien untuk sering latihan rentang
gerak
4. Libatkan keluarga untuk menciptakan
lingkungan yang aman dan menyiapkan alat
bantu

3. Jumat, Kurang S ; Ny. N mengatakan sudah mengerti tentang Sri


19-08-2022 pengetahuan b.d penyakitnya Rahayu
Jam 11.30 kurangnya O : Ny. N tampak sudah mengerti tentang penyakit asam
informasi urat
tentang penyakit A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
SATUAN ACARA PENYULUHAN ASAM URAT (GOUT)

Judul : Asam Urat (Gout)


Hari/ Tanggal : Jum’at/ 19-08-2022
Tempat : Bogor
Penyaji : Sri Rahayu
Audiens : Ny. N dan keluarga

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit klien diharapkan dapat mengerti tentang
penyakit Asam Urat (Gout).
B. Tujuan Instruksional Khusus
1. Menjelaskan pengetian Asam Urat (Gout)
2. Menjelaskan tentang penyebab Asam Urat (Gout)
3. Menjelaskan tentang tanda dan gejala Asam Urat (Gout)
4. Menjelaskan tentang komplikasi Asam Urat (Gout)
5. Menjelaskan tentang pencegahan Asam Urat (Gout)
6. Menjelaskan tentang penatalaksanaan Asam Urat (Gout)

C. Sasaran
Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditunjukkan khususnya kepada klien Ny. N dan
keluarga.

D. Materi (terlampir)

a. Pengertian Asam Urat (Gout)


b. Penyebab Asam Urat (Gout)
c. Tanda dan gejala Asam Urat (Gout)
d. Komplikasi Asam Urat (Gout)
e. Pencegahan Asam Urat (Gout)
f. Penatalaksanaan Asam Urat (Gout)

E. Metode : Ceramah dan tanya jawab


: Leaflet
F. Kegiatan Penyuluhan

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. 5 menit Pembukaan :
 Mengucapkan salam Menjawab salam
 Menjelaskan nama Mendengarkan
dan akademi
 Menjelaskan Mendengarkan
tujuan
penyuluhan
 Menyebutkan materi
yang diberikan
 Menanyakan Menjawab
kesiapan peserta
2. 10 menit Pelaksanaan :
Penyampaian
materi
Mendengarkan
 Menjelaskan
pengetian Asam
Urat (Gout)
 Menjelaskan
tentang penyebab
Asam Urat (Gout)
 Menjelaskan tentang
tanda dan gejala
Asam Urat (Gout)
 Menjelaskan tentang
komplikasi Asam
Urat (Gout)
 Menjelaskan tentang
pencegahan Asam
Urat (Gout)
 Menjelaskan tentang
penatalaksanaan
Asam Urat (Gout).
Tanya Jawab
 Memberikan
Bertanya
kesempatan kepada
peserta untuk
bertanya
3. 10 menit Evaluasi :
 Menanyakan kembali Menjawab
hal- hal yang dijelaskan
Menjelaskan
mengenai Asam Urat
(Gout)
4. 5 menit Penutup :
 Menutup pertemuan Mendengarkan
dengan menyimpulkan
materi yang telah di
bahas Menjawab salam
 Memberikan
salam penutup

G. Evaluasi

a. Peserta mampu mengulangi penjelasan yang telah disampaikan oleh perawat


b. Peserta mampu menjawab pertanyaan yang dianjukan perawat
ASAM URAT (GOUT)

A. Pengertian

Asam urat (gout) dalah serangan persendian yang berulang disebabkan oleh deposit atau
penimbunan kristal asam urat didalam persendian (Sustrani L, 2009). Asam urat adalah
zat hasil metabolisme purin dalam tubuh. Zat asam urat ini biasanya akan dikeluarkan
oleh ginjal melalui urine dalam kondisi normal. Namun, dalam kondisi tertentu, ginjal
tidak mampu mengeluarkanzat asam uarat secara seimbang sehingga terjadi kelebihan
dalam darah. Krlrbihan zat asam urat ini akhirnya menumpuk dan tertimbun pada
persendian- persendian di tempat lainnya termasuk di gnjalitu sendiri dalam bentuk
kristal- kristal (Safitri, 2012).

B. Penyebab

a. Faktor genetik

b. Usia

c. Kegemukan

d. Pola makan

e. Diet terlalu ketat

f. Sering mengkonsumsi alkohol

g. Stress

h. Peningkatan kadar asam urat

C. Tanda & Gejala

a. Nyeri sendi

b. Kekakuan sendi

c. Kemerahan dan bengkak pada daerah persendian

d. Kelemahan otot

e. Gangguan dalam bergerak


D. Komplikasi

Menurut Damayanti (2013) gangguan asam urat ini dapat menyebabkan komplikasi
berbahaya : persendian menjadi rusak sehingga bisa menyebabkan jalan pincang,
peradangan pada tulang, kerusakan ligamen & tendon (otot) dan paling bisa
menyebabkan batu ginjal.

E. Pencegahan

a. Olahraga teratur

b. Periksa kesehatan seacara rutin

c. Beristirahat yang cukup

d. Makanan yang harus dikonsumsi :

i. Kaarbohidrat : nasi, roti dan kentang

ii. Protein : ikan

iii. Sayur- sayuran hijau kecuali bayam, kangkung, kacang- kacangan, kembang kol,
kacang panjang dan kerupuk emping.
iv. Buah- buahan segar : jeruk, mangga, pepaya, nangka dan pisang.

e. Makanan yang harus dihindari :

i. Jeroan : hati, limpa, babat, usus, paru, otak

ii. Sayur : bayam, kembang kol, kangkung, kacang panjang, daun singkong, melinjo
dan kacang- kacangan.
iii. Buah- buahan : alpukat, durian, nanas, air kelapa.

iv. Makanan laut : udang, kerang, cumi dan kepiting

v. Makanan kaleng : kornet, sarden dan kaldu

F. Penatalaksanaan

a. Terapi panas dan dingin

Terapi ini dianjurkan untuk menghilangkan dan meningkatkan mobilitas smentara pada
sendi yang kaku, ketegangan otot dan melancarkan sirkulasi darah.

Sedangkan kompres dingin dapat mengurangi peradangan dan pembengkakan dan


sangat membantu mengurangi rasa nyeri.
b. Senam asam urat
Senam ini atau senam ergonomik adalah suatu gerakan yang dilakukan secara teratur
dan terorganisir bagi penderita asam urat. Tujuannya adalah mengurangi nyeri pada
penderita asam urat dan menjaga kesehatan jasmani menjadi lebih baik

Anda mungkin juga menyukai