ANGGOTA :
Anda adalah apoteker di Apotek Brawijaya Farma. Pada hari ini, datang 3 orang klien
ke apotek Anda.
a. Seorang perawat membutuhkan obat-obatan sebagai berikut:
1) 2 box Parasetamol 500 mg
2) 1 box Neurobion 5000TM injeksi
3) 1 box Antasida DOEN
4) 2 box Dexametason 0,5 mg
5) 1 box CTM
Setelah Anda melakukan assesment, perawat tersebut mengadakan obat untuk
melayani masyarakat di daerah sekitar tempat tinggalnya.
b. Seorang bidan membutuhkan obat-obatan sebagai berikut:
Setelah Anda melakukan assesment, bidan tersebut mengadakan obat untuk
praktik mandirinya.
b. Penyebab :
1. Ketidakpatuhan dan belum pahamnya mengenai regulasi praktik perawat,
dokter, dan bidan mandiri,
2. Ingin berbuat “nakal” dengan memesan obat tanpa surat pesanan untuk
keuntungan pribadi
c. Sanksi :
Menurut UU nomer 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan, setiap fasilitas
pelayanan kesehatan yang melanggar kode etik profesi masing-masing
dikenakan sanksi administratif berupa :
• Teguran lisan
• Peringatan tertulis
• Denda administratif dan atau
• Pencabutan izin.
Sedangkan berdasarkan Pasal 29 Pedoman Organisasi dan Tata Laksana
Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (2018), sanksi yang diberikan bagi
dokter yang melanggar kode etik :
● Kategori 1 : bersifat murni pembinaan
● Kategori 2 : bersifat penginsafan tanpa pemberhentian keanggotaan
● Kategori 3 : bersifat penginsafan dengan pemberhentian keanggotaan
sementara
● Kategori 4 : bersifat pemberhentian keangotaan tetap.
5. Bagaimana pengadaan obat yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan siapa
saja yang diperbolehkan untuk menulis resep, serta bagaimana ketentuan
atau batasan yang diperbolehkan dari penulisan resep masing-masing
profesi?
a. Pengadaan Obat oleh Dokter
Berdasarkan Peraturan BPOM No. 4 tahun 2018 tentang Peraturan
Tentang Pengawasan Pengelolaan Obat, Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika,
Dan Prekursor Farmasi Di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian, penyerahan obat
kepada Dokter dapat diberikan dengan menggunakan surat permintaan tertulis
yang ditandatangani oleh Dokter dan dalam jumlah yang terbatas sesuai
peruntukan. Penyerahan Obat hanya dapat dilakukan dalam bentuk obat jadi,
termasuk dalam bentuk racikan obat. Namun dokter dapat meracik dan
menyerahkan obat kepada pasien apabila praktik di daerah terpencil yang tidak
ada apotek.
b. Pengadaan Obat oleh Bidan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 28
tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan, persyaratan obat
dan bahan habis pakai Praktek Mandiri Bidan diperlukan untuk pelayanan
antenatal, persalinan normal, penatalaksanaan bayi baru lahir, nifas, keluarga
berencana, dan penanganan awal kasus kedaruratan kebidanan dan bayi baru
lahir. Obat dan bahan habis pakai tersebut hanya diperoleh dari apotek melalui
surat pesanan kebutuhan obat dan bahan habis pakai dalam jumlah yang
terbatas sesuai peruntukan. Penyerahan Obat hanya dapat dilakukan dalam
bentuk obat jadi, termasuk dalam bentuk racikan obat.
c. Pihak yang Berwenang Menulis Resep
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 9
tahun 2017 tentang Apotek, pengertian dari resep adalah permintaan tertulis
dari dokter, dokter gigi, atau dokter hewan kepada Apoteker, baik dalam
bentuk kertas maupun elektronik untuk menyediakan dan menyerahkan
sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan bagi pasien. Sehingga pihak yang
berwenang menulis resep adalah dokter, dokter gigi, dan dokter hewan.
d. Ketentuan penulisan resep
- Format penulisan resep (Menteri Kesehatan, 2014)
1. Nama, SIP, dan alamat dokter.
2. Tanggal penulisan resep.
3. Tanda tangan atau paraf dokter yang menulis resep.
4. Nama, alamat, usia, jenis kelamin, dan berat badan pasien.
5. Nama obat, dosis, dan jumlah yang diminta.
6. Cara pemakaian yang jelas.
7. Informasi lainnya
- Bagian-bagian resep (Laksono dkk., 2022)
a. Inscriptio
Bagian ini berisi nama dokter, alamat, nomor izin praktik (SIP), dan
tanggal penulisan resep.
b. Invocatio
Bagian ini merupakan tanda R/ pada sisi kiri setiap penulisan resep.
Simbol tersebut bermakna resipe yang artinya berikanlah
c. Prescriptio
Bagian ini berisi nama obat, bentuk sediaan, dosis dan jumlah obat
yang diinginkan.
d. Signatura
Bagian ini merupakan petunjuk penggunaan obat bagi pasien. Berisi
cara pakai, dosis, rute dan jarak waktu pemberian.
e. Subscriptio
Bagian ini berisi tanda tangan atau paraf dokter yang menulis resep
yang berfungsi sebagai legalitas dan kesahan resep
f. Pro
Bagian ini berarti “diperuntukkan” berisi data pasien diantaranya
nama, alamat, usia, jenis kelamin, dan berat badan.
6. Apa Saja peraturan dan kode etik yang mengatur tenaga kesehatan praktik
mandiri apabila ingin melakukan permintaan obat?
Secara umum:
- Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Apoteker:
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2021
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Klinik
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Bidan:
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2017
Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
Dokter:
- Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
Perawat:
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2019
Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014
Tentang Keperawatan
a. Dokter
Peraturan BPOM No. 4 tahun 2018 tentang Peraturan Tentang
Pengawasan Pengelolaan Obat, Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika, Dan
Prekursor Farmasi Di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian
Fasilitas pelayanan kefarmasian dapat melayani penyerahan obat kepada
dokter jika dilakukan sesuai ketentuan dan peraturan perundang-undangan,
yakni:
- Penyerahan obat kepada dokter harus berdasarkan surat permintaan
tertulis dengan menggunakan contoh sebagaimana tercantum dalam
Formulir 6 yang ditandatangani oleh Dokter dan dalam jumlah yang
terbatas sesuai peruntukan.
b. Bidan
- Penyerahan obat kepada bidan harus berdasarkan surat permintaan tertulis
dengan menggunakan contoh sebagaimana tercantum dalam Formulir 4
yang ditandatangani oleh Bidan dan dalam jumlah yang terbatas sesuai
peruntukan.
BAB IV
KESIMPULAN
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2018. Peraturan Badan Pengawas Obat dan
Makanan Nomor 4 Tahun 2018 Tentang Pengawasan Pengelolaan Obat,
Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi di Fasilitas
Pelayanan Kefarmasian. Jakarta : Badan Pengawas Obat dan Makanan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia;Jakarta.
IAI. 2020. Peraturan Organisasi Ikatan Apoteker Indonesia Nomor:
PO.007/PP.IAI/1822/XI/2020 Tentang Pedoman Penilaian dan Standar
Prosedur Operasional Tata Cara Penanganan Pelanggaran Kode Etik Apoteker.
Jakarta: Ikatan Apoteker Indonesia
Laksono, S., Pratama, F. K., Akbar, I., Afifah, D. A., Sunandar, P. N. L., & Ediati, P.
S. (2022). CARA PENULISAN RESEP YANG BAIK DAN BENAR UNTUK
DOKTER UMUM: TINJAUAN SINGKAT. Human Care Journal, 7(1),
238-243.
Menteri Kesehatan. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
58 Tahun 2014. Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
28 tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan. Jakarta :
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Thamaria, N. 2016. Ilmu Prilaku dan Etika Farmasi. Jakarta : Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia