Anda di halaman 1dari 2

Analisis cerpen berjudul “yang lahir hilang menangis”

Tentang pengarang 
Alda Muhsi lahir dan menetap di Medan. Menulis sejak tahun 2011, saat kuliah di
Prodi Sastra Indonesia Universitas Negeri Medan.
Merupakan alumni Medan Workshop Writerpreneur Accelerate BEKRAF 2019.
Bersama 10 alumni lainnya, menghimpun antologi cerpen berjudul “Sempadan Cinta
– Setepak Cerita Penulis Sumut” terbitan Obelia Publisher tahun 2019. Saat ini
tergabung dalam komunitas Duta Damai Dunia Maya Sumatera Utara di bawah
bentukan BNPT-RI, yang telah mengikuti pelatihan tingkat Asia Tenggara.
Buku Kumpulan Cerpen perdananya “Empat Mata yang Mengikat Dua Waktu”
terbitan Ganding Pustaka tahun 2016.
Kumpulan cerita pendek yang terhimpun dalam “Yang Lahir Hilang Menangis”
merupakan cerpen-cerpen yang ditulis oleh Alda Muhsi. Seorang penulis muda yang
berasal dari kota Medan. Kumpulan cerpen ini mengangkat tema-tema yang sangat
menarik, dan diambil dari sudut pandang yang berbeda. Terdapat dua belas cerpen
yang berbeda, tentunya memiliki karakteristik sendiri. Diantaranya adalah Yang Lahir
dari Kegelapan, Hilang, Yang Menangis di Balik Pelaminan, Penjara, Dana
Pinjaman, Halte, Monumen Petani, Mediasi, Pengetik, Nadi Tuhan, Kematian,
Perayaan Kematian.
Demikian halnya dengan cerpen-cerpen lainnya, dengan tema-tema yang populer
dan beberapa konflik di masyarakat sekitar dituliskan dalam bentuk cerpen. Seperti
Dana Pinjaman, Investasi dan beberapa cerpen yang lain.
Kumpulan cerpen yang ditulis oleh Alda Muhsi ini, memiliki karakterisktik pada narasi
dan gaya tulisan. Selalu kita temukan kata-kata yang puitis dalam penggambaran
narasi yang dituliskannya. Salah satunya dalam cerpen Perayaan Kematian “yang
lahir dari kegelapan tak selalu kelam, begitu pula yang lahir dari cahaya tak selalu
suci”. Kalimat-kalimat narasi yang begitu menarik untuk sebuah cerpen dan memikat
pembaca
Membaca judul antologi cerita pendek Yang Lahir Hilang Menangis tentu menjadi
sangat menarik, sebab dalam cerita yang terdapat didalamnya tidak ada judul
cerpen Yang Lahir Hilang Menangis. Hal ini menjadi sebuah daya tarik, untuk
kumpulan cerpen yang tergabung dalam buku ini. Sebab pembaca dihadirkan untuk
mencari makna dari judul kumpulan cerpen tersebut. Tentu untuk menafsirkan
makna Yang Lahir Hilang Menangis pembaca harus membaca cerpen-cerpen
tersebut.
Dalam cerpen tersebut menceritakan dimana seseorang sangat dinantikan kelahirannya untuk
melakukanb hari raya kurban. Di dalam cerpen ini memiliki 2 citraan yaitu citraan perasaan
"yang lahir dalam kegelapan tak selalu kelam begitu pula yang lahir dari cahaya tak selalu
suci " dalam citraan tersebut mengajar bawasanya kita tidak boleh memandang seseorang
hanya dari segi luarnya saja. Yang kedua memiliki citraan pendengaran "aku tak dapat
mendengar dengan jelas suara pemuda yang kutanya itu" memiliki arti dimana seseorang
sedang berbicara tetapi dalam pendengaran nya, dia tidak dapat mendengar dengan jelas.

Anda mungkin juga menyukai