Anda di halaman 1dari 4

REVIEW DINAMIKA KELOMPOK FILM

“YES DAY”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata ajar blok 3.1 Nursing Management

Disusun Oleh :

Nama : Nur Indriyani Saputri

NIM : 4002200027

Kelas : A

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG

OKTOBER, 2022
Sinopsis Film “Yes Day”
Allison (Jennifer Garner) dan Carlos (Edgar Ramirez) dipertemukan oleh takdir sebagai
pasangan yang senang sekali mengatakan “Yes!” untuk banyak hal. Mereka penuh semangat
dan optimis melakukan apa pun. Keduanya lantas menikah dan hidup bahagia dengan
kehadiran buah hati. Namun, sejak itu “No!” berubah jadi “Yes!” baru untuk mereka.
Semua yang dilakukan anak-anak mereka, tingkah menggemaskan dan rasa ingin tahu
ditanggapi dengan “No!”. sebab “No!” adalah jawaban, bagian dari pekerjaan, dan cahaya.
Setidaknya mereka bisa bilang kata itu sebanyak 50 kali dalam sehari.
Alison Torres adalah tipikal “Yes” person dan sangat tahu caranya bersenang-senang. Namun
setelah menikah dan punya anak, ia menjadi ibu yang selalu berkata “TIDAK”. Terlalu banyak
ketakutan akan terjadi hal buruk pada ketiga anaknya, Katie, Nando, dan Ellie, membuatnya
menjadi over protective yang tentu saja sangat dibenci oleh anak-anak. Bahkan ia dan suaminya
dijuluki “fun killer” oleh anak-anaknya.
Setiap pagi, Allison harus menghadapi dan mengurus tiga buah hatinya, yaitu Katie (Jenne
Ortega), Nando (Julian Lerner) dan Ellie (Everly Carganilla). Dibanding Carlos yang lebih
santai, Allison tampak menjadi ibu yang serius untuk ketiga buah hari mereka. Suatu hari anak
tertua mereka, Katie yang berusia 14 tahun ingin sekali pergi ke festival musik, Carlos
mengizinkan tapi Allison tidak. Katie hanya boleh pergi jika Allison ikut.
Hari itu Allison menghadiri wawancara kerja, tapi dia gagal karena tidak memenuhi kriteria.
Carlos juga tidak kalah disibukkan dengan urusannya di kantor. Di tengah aktivitas masing-
masing, keduanya masih sempat datang ke sekolah saat guru Katie dan Nando memanggil
mereka secara khusus. Semua karena Haiku yang ditulis Katie dan tugas video sejarah yang
dibuat Nando punya kemiripan tema.
Tema yang mereka angkat adalah soal ‘kekejaman’ Allison sebagai ibu. Dalam video yang
Nando buat, anak itu bahkan menyamakan sang ibu dengan Hitler. Nando menyebut Allison
sebagai diktator. Allison meresa dipermalukan di depan kedua guru tersebut. Saat keduanya
berdebat di kantin sekolah yang sudah tutup, secara mengejutkan Mr. Deacon (Nat Faxon)
menyela mereka.
Mr. Deacon adalah pembimbing konseling Katie dan Nando sekaligus guru olahraga dan
pelatih sepak bola. Deacon bercerita bahwa dirinya punya enam orang anak dan akan dengan
senang hati berbagi satu rahasia pengasuhan yang berhasil diterapkan di keluarganya. Deacon
mengatakan bahwa dia dan keluarga, terutama anak-anaknya punya ‘Yes Day’.
Pak guru itu lanjut menjelaskan bahwa ‘Yes Day’ adalah satu hari spesial, ketika selama 24
jam, orangtua mengatakan ‘Yes” untuk semua yang anak-anak mau. Mendengar itu Allison
tertawa tapi Carlos terlihat antusias. Deacon melanjutkan bahwa ‘Yes Day’ berjalan dengan
aturan dasar. Dia mengatakan bahwa dengan ‘Yes Day’ orangtua bisa memberi kebebasan dan
kemandirian pada anak-anak, sekaligus membebaskan orangtua.
Allison tidak bisa langsung menerima usulan dari Deacon. Dia berdalih bahwa Deacon tidak
mengenal anak-anaknya. Di perjalanan pulang, Carlos mencoba mendiskusikan usul Deacon
dengan Allison. Sesampainya di rumah, keduanya langsung membagi ide mengenai ‘Yes Day’
pada tiga buah hati mereka. Sayang, Katie dan dua adiknya pesimis Allison akan setuju karena
‘Yes Day’ adalah hari penuh kesenangan sementara sang ibu dikenal sebagai fun killer.
Mendengar hal itu Allison tersinggung dan memutuskan segera tidur. Namun, belum sampai
ke kamarnya, perempuan itu kembali mengingat masa lalu bahwa dia adalah orang yang
menyenangkan. Semua berubah setelah Allison punya tiga buah hati yang harus diurus agar
mereka tetap hidup. Ibu yang terkenal diktator itu akhirnya berubah pikiran. Allison ingin
menunjukkan bahwa dia bisa menjadi ibu dan seseorang yang menyenangkan lagi.
Katie tetap tidak yakin dengan hal itu. Dia dan Allison akhirnya bertaruh: jika sang ibu
mengatakan tidak satu kali, dia harus diizinkan pergi ke festival musik bersama temannya,
tanpa orang dewasa, tanpa orangtua. Allison dengan yakin akan memenangkan taruhan
tersebut. Sebaliknya, bila Katie kalah, dia tidak boleh keberatan jika Allison ikut pergi ke
konser. Mereka pun sepakat.
‘Yes Day’ yang dibuat Allison dan Carlon punya aturan dasar. Anak-anak harus menyelesaikan
tugas sekolah, menyelesaikan PR, tidak boleh meminta hal berbahaya atau illegal, tidak boleh
meminta sesuatu di masa depan, dan tidak boleh meminta pergi lebih dari 32 Km dari rumah.
Mereka menentukan kapan “Yes Day” akan diselenggarakan. Pada hari-hari sebelumnya, anak-
anak harus menyelesaikan semua tugas mereka dengan baik.
Hari yang ditunggu-tunggu datang! Alison dan Carlos dilarang menggunakan gadget mereka.
Nando menunjukkan 5 permintaan mereka dalam papan tertutup yang nantinya akan dibuka
satu per satu. Hal pertama yang mereka minta adalah mukbang (makan dalam porsi besar) es
krim di sebuah restoran Korea. Tidak hanya itu, Alison dan Carlos harus memakai kostum yang
membuat mereka seperti sedang mengikuti karnaval.
Setelah berhasil mengikuti permintaan pertama, permintaan kedua adalah membiarkan jendela
terbuka saat mobil masuk car wash. Permintaan kedua dapat dilalui dengan baik. Permintaan
ketiga adalah bermain Kablowey, sebuah permainan lapangan yang mengharuskan mereka
saling berkompetisi dengan cara yang seru. Katie dan Nando bekerja sama untuk mengalahkan
Alison. Namun pada akhirnya, Alison berhasil menang. Hal ini mulai mengubah pandangan
anak-anak terhadapnya.
Teori Dinamika Kelompok Pada Film “Yes Day”
1. Jenis dinamika kelompok pada film Yes Day yaitu kelompok primer Ialah kelompok
sosial yang didalamnya ada interaksi sosial yang anggotanya saling mengenal satu sama
lain secara dekat, dan berhubungan erat dalam kehidupan terdapat di film Yes Day yaitu
keluarganya.
2. Ciri dinamika pada film Yes Day tersebut yaitu mempunyai motif yang sama antara
individu satu dengan lainnya. (menyebabkan intraksi/kerjasama sebagai pencapaian
tujuan yang sama) dan ada akibat-akibat iteraksi yang berlainan antara individu satu
dengan yang lain (akibat yang ditimbulkan tergantung rasa serta kecakapan individu
yang terlambat). Terdapat dibagian Katie dan Nando bekerja sama untuk mengalahkan
Alison dengan tujuan dibebasin orangtua buat aturan sendiri.
3. Kegiatan dinamika kelompok pada film Yes Day yaitu
a. Pengenalan diri sendiri, yaitu mengetahui dan memahami diri sendiri, baik secara
potensi yang dimiliknya maupun cara-cara memberdayakan dan mengembangkan
potensi tersebut serta memahami kekurangan dan kelemahan diri.
b. Pengenalan oranglain, yaitu proses pengenalan orang lain lebih banyak berusaha
untuk mengenali sisi positifnya agar dapat memanfaatkan kemampuan kita dengan
sebaik-baiknya, sehingga tidak mengganggu dalam menyesuaikan diri dengan
kelompok.
c. Komunikasi, yaitu Proses komunikasi dapat berlangsung baik dan efektif apabila
terjadi pemahaman yang sama antar komunikator selaku pemberi pesan dan
komunikan selaku penerima pesan tentang ide atau informasi yang disampaikan.
d. Kerjasama kelompok, norma (aturan) kelompok yaitu ara melihat atau memandang
sesuatu yang dimiliki oleh kelompok berupa sikap, nilai dan aturan permainan
bersama.

Anda mungkin juga menyukai