OLEH
MUHAMAD DESMAWAN
NPM. 10510496
FAKULTAS TEKNIK
2013
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.3. Tujuan............................................................................................... 6
1.4. Manfaat............................................................................................. 6
1.5. Ruang Lingkup ................................................................................. 7
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 9
2.3. Struktur Kolom ............................................................................... 12
2.1.1. Pengertian Kolom. .............................................................. 12
2.1.2. Jenis Kolom. ....................................................................... 13
2.2.2. Beban Hidup ....................................................................... 22
2.2.3. Beban Gempa ..................................................................... 23
1. Air ................................................................................. 26
2. Semen ........................................................................... 27
3. Agregat Halus (Pasir) .................................................. 29
4. Agregat Kasar (Kerikil) ............................................... 30
3.1.2. Bata ..................................................................................... 31
3.1.3. Baja Tulangan ..................................................................... 32
3.1.4. Kayu .................................................................................... 33
3.2. Alat ................................................................................................ 33
3.2.1. Mesin Aduk Beton ............................................................. 34
3.2.2. Gerobak Dorong ................................................................. 35
3.3.1. Jenis Tenaga Kerja ............................................................. 37
3.3.2. Status Tenaga Kerja ........................................................... 38
3.3.3. Sistem Pengupahan Pekerja ............................................... 38
3.4.1. Pekerjaan Persiapan ............................................................ 41
3.4.2. Pekerjaan Struktur .............................................................. 43
1. Pekerjaan Balok ........................................................... 43
2. Pekerjaan Kolom ......................................................... 45
3. Pekerjaan Pelat Lantai .................................................. 46
4. Pembongkaran Bekisting ............................................. 49
5. Perawatan Beton .......................................................... 50
BAB I
PENDAHULUAN
Inti dari globalisasi adalah keterbukaan dan persaingan. Dalam eraglobalisasi, standar
profesionalisme menjadi sangat penting, sedangkan dalam persaingan,
selain memberikan kepastian tentang mutu keahlian dan jasa, keberadaan lembaga yang menghasilkan
peserta didik yang memenuhi standar dan mendapat pengakuan secara nasional menjadi sangat
penting.
Sebagai salah satu upaya mewujudkan visi dan misi SD MuhammadiyahMetro Pusat yaitu:
Visi : Unggul dalam prestasi yang berakhlak mulia
Misi :
Serta semakin meningkatnya animo peserta didik yang masuk ke SDMuhammadiyah Metro
Pusat yang ditunjukkan oleh data siswa SDMuhammadiyah Metro Pusat sebagai berikut:
Tabel 1.1: Rekap siswa SD Muhammadiyah Metro Pusat Tahun 2012/2013
Kelas Jumlah
Dari tabel di atas, terlihat bahwa jumlah ruang kelas yang dibutuhklanadalah 30 Ruang kelas. Sedangkan
ruang kelas yang tersedia saat ini adalah 20ruang kelas.
Sehingga sangat perlu adanya penambahan Ruang Kelas Baru (RKB), serta beberapa sarana
prasarana lain agar dapat menunjang terwujudnya Visi Misi SD Muhammadiyah Metro tersebut di atas.
Pembangunan sarana dan prasarana di atas pada dasarnya sudah merupakan program pengembangan
SD Muhammadiyah Metro Pusat sejak Tahun2004. Namun, karena beberapa hal sehingga pembangunan
baru dapat dilaksanakan pada Tahun 2013.
Jika dilihat pada lokasi saat ini yaitu di jalan KH Ahmad Dahlan No.1 Imopuro Kota Metro Lampung yang
sudah tidak memungkinkan lagi untuk membuat gedung tambahan di lokasi tersebut. Maka
pembangunan Kampus II SDMuhammadiyah Metro Pusat dilaksanakan di lokasi lain yaitu di 15 Kauman
KotaMetro.
1.3. Tujuan
Maksud dan Tujuan Kerja Praktek ( KP ) adalah pengamatan suatu proyek di lapangan,
sehingga mahasiswa diharapkan dapat memahami proses secara teori yang didapatkan
diperkuliahan dengan penerapannya secara dilapangan.
Adapun tujuan dilaksanakan kegiatan Kuliah Praktek (KP) serta penulisanlaporan ini adalah:
1. Diketahuinya langkah pengerjaan struktur yang baik dan benar secarateori maupun
pelaksanaan di lapangan.
2. Diketahuinya jenis dan teknik pemilihan bahan di lapangan.
3. Diketahuinya langkah desain struktur kolom yang ideal serta beban- beban yang
mempengaruhinya baik secara teori maupun penerapannyadi lapangan.
4. Diketahuinya perbandingan perencanaan dengan pelaksanaan kerjadari suatu bangunan.
1.4. Manfaat
Adapun manfaat dilaksanakan kegiatan Kuliah Praktek (KP) serta penulisan laporan ini adalah:
1. Agar mahasiswa dapat lebih memahami teori yang didapat di pendidikan kampus dengan
adanya praktek di lapangan secaralangsung.
2. Dengan memahami perbandingan antara perencanaan dan pelaksanaan,maka dapat
diketahui bagaimana teknik perencanaan dan pelaksanaanyang tepat.
3. Pengembangan khasanah Ilmu Pengetahuan terutama yang berkaitandengan Teknik Sipil.
Nama Program : Pengembangan Sarana Prasarana Kampus IISD Muhammadiyah Metro Pusat
Nama Pekerjaan : Pembangunan Lantai 1 Gedung Kampus IISD Muhammadiyah Metro Pusat (3
lantai)
Ada beberapa asumsi yang digunakan penulis dalam menyusun Laporanini yaitu:
1. Beban yang terjadi pada bangunan bersifat simetris, baik beban hidupmaupun beban matinya,
hal tersebut dikarenakan bentuk struktur yangsimetris.
2. Bangunan direncanakan sebagai bangunan berlantai tiga dengan atap baja ringan.
3. Beban gempa dihitung pada zona 4 berdasarkan SK SNI-1726-2002.
4. Adapun penulisan laporan ini dibatasi pada analisis struktur kolom.
BAB II
LANDASAN TEORI
Beton bertulang adalah suatu bahan konstruksi yang dihasilkan darikombinasi antara beton
dengan baja sebagai tulangan. Beton merupakan hasil pencampuran antara semen, air, dan bahan
agregat (pasir, kerikil). Kualitas betonsangat tergantung kepada kualitas bahan penyusunnya.
Beton bertulang bersifat sama dengan sifat bahan penyusunnya yaitu betondan baja. Yang
dimana, beton memiliki sifat utama yaitu kuat terhadap bebantekan, akan tetapi beton lemah terhadap
beban tarik. Sedangkan bahan lainnya,yaitu baja memiliki kekuatan yang besar, baik dalam menahan
beban tarikmaupun tekan. Akan tetapi, mengingat harga dari baja yang mahal, maka untukmenghindari
penggunaan baja yang besar serta mendapatkan nilai ekonomisdengan kualitas yang baik, akhirnya
dilakukanlah kombinasi (komposit) antarkeduanya sehingga bahan beton dihitung sebagai penahan
beban tekan, sedangkan baja sebagai penahan beban tarik.
Pada masa sekarang ini, disaat proses pembangunan meningkat pesat,adanya beton bertulang
ini dirasa semakin penting. Banyak aspek pembangunanyang membutuhkan beton bertulang sebagai
struktur pembentuknya, seperti pada bangunan
gedung bertingkat, bangunan jembatan, jembatan bertingkat (jembatanlayang), bendungan, dan bahkan
jalan raya.
1. Air
Air yang digunakan dalam pembuatan beton, sebaiknya digunakanair bersih (air yang dapat
diminum). Menurut Peraturan Beton BertulangIndonesia tahun 1971 (PBI-1971), air yang
digunakan untuk pembuatandan perawatan beton tersebut, harus tidak boleh mengandung
minyak,asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lainyang merusak
beton dan atau baja tulangan.
2. SemenMenurut SII 0031-81 (Tjokrodimuljo: 1996) didalam buku balokdan pelat beton bertulang
(Ali Asroni: 2010), disebutkan bahwa semenyang dipakai di Indonesia terbagi menjadi 5 jenis,
yaitu:
1) Jenis I : Semen portland untuk penggunaan umum, tidak memerlukan persyaratan khusus,
2) Jenis II : Semen portland untuk beton tahan sulfat dan mempunyai panas hidrasi sedang,
3) Jenis III : Semen portland untuk beton dengan kekuatan awal tinggi(cepat mengeras),
4) Jenis IV : Semen portland untuk beton yang memerlukan panas hidrasirendah,
3. Agregat Halus (Pasir)Pasir yang digunakan sebagai bahan penyusun beton harusmemenuhi
persyaratan berikut:
1) Berbutir tajam dan keras,
2) Bersifat kekal, yaitu tidak mudah lapuk/ hancur oleh perubahan cuaca,seperti terik matahari
dan hujan,
3) Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dari berat keringnya, jika kandungan lumpur
lebih dari 5%, maka pasir tersebut harus dicuci.
4) Tidak boleh digunakan pasir laut (kecuali dengan petunjuk staf ahli),karena pasir laut ini
banyak mengandung garam yang dapat merusak beton/ baja tulangan.(Ali Asroni: 2010)
Mutu beton sangat dipengaruhi oleh kualitas kuat tekan beton. Sehingga pada umumnya untuk
mengetahui seberapa besar mutu beton dilapangan, hal yangdiukur adalah kuat tekan dari beton itu
sendiri. Sedangkan kualitas kuat tekan beton bergantung kepada: faktor air semen, usia beton, sifat
agregat, jenis dan jumlah semen. Berikut ini dijelaskan bagaimana pengaruh dari bahan-bahan diatas:
1. Pengaruh fas terhadap kuat tekan beton, pengaruh dari fas terhadap kuattekan beton
adalah semakin besar nilai fas, maka semakin rendah kuattekan beton yang dihasilkan. Dan
berlaku sebaliknya, semakin kecil nilaifas, maka semakin besar kuat tekan beton.
2. Pengaruh umur terhadap kuat tekan beton, kuat tekan beton ini akan bertambah sesuai
dengan bertambahnya umur beton tersebut. Tetapi kuattekan beton ditetapkan pada usia
28 hari. Hal tersebut karena perubahankuat tekan beton setelah usia tersebut tidak terlalu
signifikan lagi.
3. Pengaruh jumlah dan jenis semen terhadap kuat tekan beton.
Jumlahkandungan semen yang digunakan pada adukan akan berpengaruhterhadap kuat
tekan beton, dengan penjelasan sebagai berikut:
1) Pada fas yang sama, jika jumlah semen yang terlalu sedikit atau
terlalu berlebihan, maka akan diperoleh kuat tekan betonnya rendah. Pada jumlah seme
n terlalu sedikit, berarti jumlah air juga sedikit, sehinggaadukan beton sulit dipadatkan
dan akibatnya kuat tekan beton rendah.Demikian pula pada jumlah semen berlebihan,
berarti jumlah air
juga berlebihan, sehingga beton mengandung banyak pori dan akibatnyakuat tekan
betonnya menjadi rendah.
2) Pada nilai slump sama, beton dengan kandungan semen lebih banyakmempunyai kuat
tekan lebih tinggi. Hal ini karena pada nilai slump sama, jumlah air juga hampir sama,
sehingga penambahan
semen berarti pengurangan nilai fas, yang berakibat penambahan kuat tekan beton.Jeni
s semen juga berpengaruh terhadap kuat tekan beton. Dari
beberapa percobaan terhadap 5 jenis semen apada adukan beton, ternyata kelima jenis
semen tersebut mempunyai kuat tekan yang berbeda (Tjokrodimuljo:1996)
4. Pengaruh sifat agregat terhadap kuat tekan beton,
Sebetulnya pengaruhsifat agregat terhadap kuat tekan beton tidak terlalu besar,
karenaumumnya kekuatan agregat lebih tinggi daripada pastanya. Tetapi jikadikehendaki
beton dengan kuat tekan yang tinggi, maka diperlukan agregat yang kuat/ tidak lebih rendah
dari pastanya. Sifat agregat yang paling berpengaruh adalah kekasaran permukaan dan
ukuran butir maksimumnya.(Ali Asroni: 2010)
Bangunan bertingkat adalah bangunan yang mempunyai lebih dari satulantai secara vertikal.
Pada umumnya bangunan bertingkat dibangun atas dasarketerbatasan tanah, mahalnya harga tanah
diperkotaan, dan tingginya tingkat permintaan ruang untuk berbagai macam kegiatan.
Pada prinsipnya bangunan bertingkat yang memiliki jumlah lantai
yang banyak, akan mampu meningkatkan daya tampung suatu wilayah. Tetapi dalam pelaksanaannya di
perlukan perencanaan yang matang, yang harus melibatkan berbagai disiplin ilmu.
Bangunan bertingkat pada umumnya dibagi menjadi dua,
bangunan bertingkat rendah dan bangunan bertingkat tinggi. Pembagian ini dibedakan berdasarkan
persyaratan teknis struktur bangunan. Bangunan dengan ketinggian diatas 40 meter digolongkan ke
dalam bangunan tinggi karena perhitunganstrukturnya lebih kompleks.
Berdasarkan jumlah lantai, bangunan bertingkat digolongkan menjadi bangunan bertingkat rendah (2 –4
lantai) dan bangunan berlantai banyak (5 – 10lantai) dan bangunan pencakar langit. Pembagian ini
disamping didasarkan padasistem struktur juga persyaratan sistem lain yang harus dipenuhi dalam
bangunan.Dalam pembangunan gedung bertingkat terdapat 3 struktur pembentuknya yaitu:
struktur atap, struktur utama, struktur pondasi. Struktur utama terbagi menjadi tiga bagian, yaitu plat,
kolom dan balok.
Jenis beban-beban utama yang bekerja dan diperhitungkan pada stuktur bangunan gedung adalah
sebagai berikut:
Yang dimaksud beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatugedung yang bersifat tetap,
termasuk unsur tambahan serta peralatan tetap yangmerupakan bagian yang tak tak terpisahkan dari
gedung itu.Adapun berat jenisdari masing-masing bahan yang bekerja pada stuktur dari PPIUG 1983
(PeraturanPembebanan Indonesia Untuk Gedung Tahun 1983) yang diterbitkan olehDepartemen
Pekerjaan Umum RI (DPU RI) adalah sebagai berikut :
1. Berat penutup atap genting dengan reng dan usuk / kaso per m
bidangatap .......................................................................................... (50 kg/m²)
2. Berat plafon dan penggantung langit-langit ............................... (7 kg/m²)
3. Berat beton bertulang ........................................................... (2400 kg/m²)
4. Berat pasangan 1/2 batu bata ................................................... (250 kg/m²)
5. Berat pasangan satu batu bata ................................................ (450 kg/m²)
6. Berat penutup lantai dari keramik tanpa adukan ...................... (24 kg/m²)
Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu
gedung, dan termasuk beban pada lantai yang berasal dari barang- barang yang dapat
dipindahkan,mesin-mesin serta peralatan yang tidakmerupakan bagian yang tak terpisahkan (menyatu)
dari gedung dan dapat digantiselama masa hidup dari gedung itu sehingga mengakibatkan perubahan
dalam pembebanan lantai atap tersebut.Khusus untuk atap kedalam beban hidup dapattermasuk beban
yang berasal dari air hujan,baik akibat genangan maupun tekanan jatuh dari butiran-butiran air (PPIUG
1983 Pasal 1).Adapun beban hidup yang bekerja pada lantai gedung menurut fungsinyamasing-masing
adalah sebagai berikut:
1. Lantai dan tanggga rumah tinggal .......................................... (200 kg/m²)
2. Lantai dan tanggga rumah tinggal sederhana ......................... (125 kg/m²)
3. Lantai sekolah, ruang kuliah, kantor, toko, toserba, restoran, hotel,
asramadan rumah sakit ...................................................................... (250 kg/m²)
4. Lantai ruang olahraga ............................................................. (400 kg/m²)
5. Lantai dan balkon dalam untuk ruang pertemuan yang lain yang disebut as/d d, seperti masjid,
gereja, ruang pagelaran, rauang rapat, bioskop dan panggung penonton dengan tempat
duduk tetap .................... (400 kg/m²)
6. Lantai untuk pabrik, bengkel, gudang, perpustakaan, ruang arsip, took buku, ruang alat-alat
dan mesin, harus direncanakan terhadap beban
hidupyang ditentukan sendiri minimum .......................................... (400 kg/m²)
Beban angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif(dinding dipihak angin) dan
tekanan negatif/isapan (dinding dibelakang angin),yang bekerja tegak lurus pada dinding yang
ditinjau. Besarnya tekanan tiup anginadalah 25 kg/m² untuk daerah yang jauh dari laut, sedangkan
untuk bangunanyang berada didaerah tepi laut sampai jarak 5 km dari pantai harus
diambilminimum 40 kg/m², (PPIUG 1983 pasal 4.2). tetapi ada ketentuan khususmengenai tekanan
angin pada PPIUG 1983 pasal 44 yaitu :
1. Pada gedung tertutup dan rumah tinggal dengan tinggi tidak lebih dari 16meter, dengan lantai-
lantai dan dinding yang memberikan kekakuan yangcukup, struktur utamanya tidak perlu
diperhitungkan terhadap bebanangin.
2. Apabila tinggi bangunan lebih dari 16 meter dapat diberikan pembebananatas peninjauan beban
angin.
Beban gempa yang bekerja pada struktur yaitu beban horizontal yang bekerja dalam arah sumbu-
sumbu utama struktur atau terpusat pada permukaanatap dan lantai masing-masing tingkat dan
beban vertikal yang bekerja padaunsur-unsur penahan gaya normal, seperti penyangga, kolom,
konstruksi gantungdan lain-lain.
Rumus yang digunakan untuk menghitung beban geser dasar akibat gempasepanjang gedung adalah
menurut Pedoman Perencanaan Ketahanan GempaUntuk Rumah dan Gedung 1987 (1987:31)
sebagai berikut :
Dimana :
Fi = beban gempa horizontal dalam arah yang ditinjau pada tingkat i
Wi = bagian dari seluruh beban vertikal yang disumbangkan oleh beban-beban vertical yang
bekerja pada tingkat i (kg).
hi = ketiggian pada tingkat i diukur dari tingkat penjepitan lateral (m).
V = beban geser dasar akibat gempa (kg).
SK SNI T-15-1991-03 mengatur tentang ”faktor pembebanan” antara lain sebagai berikut :
1. Beban mati dan beban hidup, pasal 3.2.1
U = 1,2 D + 1,6 L
Di mana U adalah kuat perlu, D adalah beban mati, L adalah bebanahidup.
2. Bila ketahanan struktur terhadap beban angin W harus diperhitungkandalam perencanaan,
maka pengaruh kombinasi beban D,L,W berikut harusdipelajari untuk menentukan nilai U
yang terbesar, SK SNI T-15-1991-03 pasal 3.2.2.
U = 0,75 (1,2D + 1,6L + 1,6W).
Atau
U = 0,9 D + 1,3 W
3. Struktur yang direncanakan terhadap beban gempa (beban E), SK SNI T-15-1991-03 pasal
3.2.3.
U = 1,05 (D + L + E).
Atau
U = 0,9 (D + E).
4. Diantara nilai di atas pilih yang terbesar.
Kualitas beton sangat dipengaruhi oleh kualitas dari bahan penyusunnya.Sehingga untuk
mendapatkan kualitas beton yang baik diperlukan bahan penyusun beton yang baik pula. Pada
pekerjaan pembangunan gedung kampus IISD Muhammadiyah Metro Pusat ini beton yang
dihasilkan adalah beton dengan mutu (f’c) = 22,5 Mpa.
1. Air
Air yang digunakan dalam pekerjaan pembangunan gedungkampus II SD Muhammadiyah
Metro Pusat ini telah
memenuhi persyaratan teknis pada bab II di atas. Karena air yang digunakan pada pekerjaan te
rsebut berasal dari air tanah (sumur) diwilayah tersebut dandapat dijadikan air minum.
2. Semen
Semen portland yang digunakan untuk pembuatan beton, yaitu semen yang berbutir halus,
semen yang tercampur dan atau mengandunggumpalan (meskipun kecil), tidak baik untuk
pembuatan beton. Pada pekerjaan pembangunan gedung kampus II SD Muhammadiyah
MetroPusat ini semen yang digunakan adalah semen
Selain jenis semen, hal lain yang mempengaruhi kualitas semenadalah cara penyimpanan
semen itu sendiri. Sebaik apapun kualitas semenyang digunakan, akan tidak bermanfaat
maksimal jika cara penyimpanannya keliru. Berikut Hal-hal yang harus diperhatikan dalamcara
penyimpanan semen yaitu:
3.1.2 Bata
Di dalam buku teknologi bahan konstruksi (Didik Pramono, Suryadi HS :2008), untuk
mendapatkan batu bata yang baik ada beberapa persyaratan yangharus dipenuhi berdasarkan
SII-0021-78 dan PUBI-1982 yaitu:
1. Bentuk standar batu ialah prisma segi empat persegi panjang, bersudutsiku-siku dan tajam,
permuakaannya rata dan tidak retak-retak.
2. Ukuran standar bata adalah:Modul M-5a : 190 x 90 x 65 mmModul M-
5b : 190 x 140 x 65 mmModul M-6 : 230 x 110 x 55 mm
3. Bata merah tidak boleh mengandung garam.
Batu bata yang digunakan pada proyek ini berasal dari Desa 23 denganukuran Modul M-6.
Pada pekerjaan pembangunan gedung kampus II SDMuhammadiyah Metro Pusat ini batu bata
digunakan untuk dinding dan pada bagian-bagian sebagaimana ditunjukkan pada gambar
kerja. Batu bata yangdigunakan adalah batu bata dengan mutu yang terbaik.
Baja tulangan merupakan bahan yang digunakan sebagai tulangan padakonstruksi beton
yang merupakan bahan utama yang diperhitungkan untukmemikul kekuatan tarik pada
konstruksi beton bertulang. Berdasarkan bentuknyadibedakan atas besi tulangan ulir dan besi
tulangan polos. Syarat-syarat dari bajatulangan adalah:
3.2. Alat
Mesin aduk beton digunakan untuk mencampur atau mengaduk betonhingga diperoleh
adukan yang homogen dalam jumlah besar. Data Concrete Mixer Molen:
1. Merk : Tiger
2. Kapasitas : 0,23 mᵌ
3. Bahan Bakar : Solar
1. Pasir, seplit , semen dengan jumlah perbandingan tertentu dimasukanke dalam drum aduk.
2. Kontruksi di dalam drum dibuat sedemikian rupa, sehingga dengan berputarnya drum maka
campurkan beton akan teraduk dengan rata.
3. Setelah pencampuran sempurna (homogen) maka campuran betonsiap dituangkan ke
dalam bak penampungan beton dengan caramemutar kemudi, sehingga akan terbalik dan
isinya akan tertuang.
Gerobak dorong digunakan untuk mengangkut adukan beton dari bak penampungan ke
tampat pengecoran dan untuk pengangkutan material lainnya.Dengan menggunakan alat
tersebut pengangkutan material dari satu tempat ketempat lain dapat lebih mudah dan lebih
ringan. Gerobak dorong ini jugadigunakan untuk mengangkut adukan beton yang akan diuji dan
mengangkut benda uji yang sudah keras untuk direndam dalam air.
Untuk membuat kait, bengkokan dan begel batang baja tulangan perludibengkokan. Alat
pembengkok baja tulangan digunakan untuk keperluan ini.Berdasarkan cara kerjanya alat
pembengkok baja tulangan dibedakan menjadi duayaitu alat pembengkok manual dan alat
pembengkok mesin. Alat pembengkok manual dipakai untuk membengkokan baja tulangan yang
berdiameter kecil (≤12), sedang untuk baja tulangan yang berdiameter besar (≥16) dipakai alat
pembengkok mesin. Pada pekerjaan pembangunan gedung kampus II SDMuhammadiyah Metro
Pusat digunakan alat pembengkok baja tulangan manual. Cara kerja dari alat pembengkok baja
adalah baja tulangan yang akan dibengkokkan diletakkan antara poros tahan dan poros
bengkok. Ujung bajatulangan yang dekat poros pembengkok dipegang dengan kunci
pembengkok dandiputar sedemikian, sehingga mendapat bentuk dengan sudut bengkokan yang
dijalankan.
1. Gerinda Elektrik.
2. Lampu Halogen.
3. Ember.
4. Cangkul dan sekop untuk membantu kerjaan adukan beton, galian danurugan tanah.
Tenaga kerja yang dipakai pada proyek ini ialah tenaga kerja harian
dan borongan. Ruang lingkup pekerjaan untuk tenaga kerja harian bersifat ringan, artinya tidak
memerlukan waktu lama untuk melaksanakan pekerjaannya,sedangkan tenaga kerja borongan sifat
pekerjaannya bertahap sehingga untukmenyelesaikan pekerjaannya memerlukan waktu yang lama.
3.3.2. Status Tenaga Kerja
Pada proyek ini, status tenaga kerja adalah tetap dan tidak tetap. Statustetap artinya tenaga
kerja tersebut akan selalu dipakai dari tahap awal hinggatahap akhir proyek, sedangkan status tidak
tetap artinya tenaga kerja hanyamengerjakan hanya sebagian dari status dari suatu
pekerjaan.Berdasarkan statusnya tenaga kerja dalam suatu proyek mempunyaikedudukan yang
berbeda-beda, yaitu :
1. Tenaga kerja tetap, yaitu tenaga kerja atau pegawai yang diangkatoleh perusahaan dan
mendapat gaji tetap setiap bulan.
2. Tenaga kerja harian, yaitu tenaga kerja yang diadakan berdasarkankontrak kerja dengan
perusahaan dan mendapatkan gaji sesuai harikerja di proyek.
3. Tenaga kerja borongan, yaitu tenaga kerja yang diadakan berdasarkankontrak tidak
langsung yang diwakili oleh mandor borong danmendapatkan gaji berdasarkan jumlah
pekerja dan prestasi kerja yangdicapai.
3.3.3. Sistem Pengupahan Pekerja
1. Upah kerja tetap yaitu upah tetap setiap bulan yang ditentukan olehtingkat lama kerja dan
tanggung jawab masing-masing.
2. Upah harian yaitu upah pekerja didasarkan pada jumlah jam tiap harisehingga hasil yang
dicapai pada proyek tersebut kadang tidak sesuaidengan waktu yang ditentukan dengan
upah yang dibayar tiap harinya.Upah yang dihitung secara harian yang biasanya dibayar
setiap 10 harikerja. Kelebihan dari sistem ini adalah upah pekerja sesuai denganupah yang
berlaku pada saat pekerjaan itu berlangsung. Pada pekerjaan ini kualitas proyek akan baik,
karena pekerja cenderunglamban dalam penyelesaian proyek.
3. Upah lembur yaitu yang dibayar untuk pekerjaan yang dikerjakan diluar jam kerja atau pada
hari libur. Biasanya ditentukan oleh perjanjian sebelum pekerjaan dimulai.
4. Pengupahan borongan ,yaitu upah pekerjaan didasarkan pada volume pekerjaan tiap hari,
sehingga hasil yang dicapai pada proyek tersebutsesuai dengan waktu yang ditentukan.
Dengan upah yang dibayarkansecara borongan pemilik proyek dapat sedikit menghemat
biaya.Kelemahan pada sistem ini adalah kualitas pekerjaan proyek dimanahasil kurang
bagus karena para pekerja biasanya bekerja secaraterburu-buru dikejar oleh volume
pekerjaan yang harus diselesaikan.
1. Waktu kerja biasa, yaitu pada hari senin sampai dengan sabtu dantidak termasuk hari libur
nasional, waktu mulai pukul 07.30 s.d 12.00WIB dan 13.00 s.d 16.30 WIB (interval waktu
pukul 12.00 s.d 13.00WIB digunakan untuk istirahat).
2. Waktu kerja lembur, yaitu waktu kerja yang diperlukan selain waktukerja biasa, yang
diperhitungkan sebagai waktu lembur adalah waktukerja di luar jam kerja biasa termasuk
kerja pada hari minggu (libur).
Usaha yang dilakukan Tim Swakelola pelaksana untuk menjagakeselamatan baik pekerja pada
proyek ini adalah sebagai berikut :
1. Menyediakan obat – obatan standar dan kotak PPPK di proyek pengobatan di proyek ini
adalah sebagai pertolongan pertama.
2. Pengobatan RSU Muhammadiyah.
3.4. Cara Pelaksanaan
Pengukuran dilakukan dengan alat ukur Waterpas yang dapatdigunakan untuk pengukuran
horizontal, berbeda dengan Theodolityang dapat digunakan untuk pengukuran horizontal
maupunvertikal.Pengukuran horizontal dilakukan untuk menetapkan as-askolom, sedangkan
pengukuran vertikal dilakukan untuk menetapkanelevasi-elevasi lantai.
1) Gudang penyimpanan yaitu sebagai tempat penyimpanan materialatau pun alat yang
dipergunakan dalam pelaksanaan pembangunan.
1. Pekerjaan Balok
b. Begisting balok sepenuhnya ditahan oleh kayu kasau yang berada pada kepal
penopang perancah.
2. Pekerjaan Kolom
b. Bekisting kolom terbuat dari papan dan dijepit oleh kayu usuk yang mengikat.
f. Kuatkan begisting tersebut agar tidak gerak kekanan ataukekiri ataupun melintir pada
saat proses pengecoran ataupun pengeringan dengan memasang sekur-
sekur dari kayu usuk5/7.
a. Perancah dipasang sesuai ketinggian yang telah ditentukan dan jaraknya diatur agar
tidak terjadi lendutan pada bekisting
balok pada saat pengecoran, sedangkan jarak antar bekisting dantulangan lebih kurang 1
0 cm.
b. Pada perancah dipasang balok ukuran 5/7 arah melintang.Untuk bagian atas bekisting
diberi balok arah melintang yang berfungsi untuk menjaga lurusnya bekisting.
4. Pembongkaran Bekisting
2) Jika pada lapis berikutnya masih ada pekerjaan pembetonan lagimaka waktu yang
dibutuhkan harus mencapai paling sedikit 21 hari
Cara pembongkaran bekisting balok dan pelat lantai adalahdengan membongkar kayu
yang menopang begisting pelat lantai,kemudian papan bekisting dilepas dengan hati-
hati.
5. Perawatan beton
3) Beton terus menerus dibasahi setelah pengecoran dalam jangkawaktu paling sedikit
10 hari, untuk menghindari pengeringan bidang permukaan beton.
5) Dalam perawatan beton ini, air yang digunakan adalah air bersihdan bebas dari unsur-
unsur kimia yang bisa menyebabkanterjadinya perubahan warna pada beton.
BAB IV
PEMBAHASAN
Perhitungan pembebanan yang dilakukan penulis adalah menyesuaikandengan apa yang dikerjakan di
lokasi pekerjaan (kampus II SD MuhammadiyahMetro). Tanpa memperhatikan hasil perhitungan
sebelumnya. Beban yangdihitung adalah beban mati, beban hidup, beban gempa. Sedangkan beban
angindiabaikan, hal tersebut karena tinggi bangunan yang kurang dari 16 m (11,47 m)sehingga
berdasarkan pada persyaratan perhitungan beban angin pada bab II haldiatas, beban angin tidak
perlu diperhitungkan.
Beban mati pada gedung kampus II SD Muhammadiyah Pusat ini terbagimenjadi beberapa bagian yaitu:
beban mati akibat pelat atap, beban mati akibat pelat lantai, beban mati akibat balok.
2) Pelat lantai.Beban akibat pelat lantai ini terjadi pada lantai 2 dan 3. Pelat lantaiyang
digunakan pada pembangunan gedung kampus II SDMuhammadiyah Metro pusat ini adalah
pelat beton bertulang denganketebalan 12 cm.
2. Beban mati akibat balok.Beban mati yang terjadi akibat balok terbagi menjadi 2 bagian yaitu
bebanterpusat dan merata. Beban terpusat berasal dari berat balok anak ditambahdengan berat
pelat yang diterima oleh balok anak. Sedangkan bebanmerata berasal dari balok struktur (balok
melintang) yang merupakantempat potal ditinjau.
Gedung kampus II SD Muhammadiyah Metro Pusat ini merupakan bangunan gedung sekolah SKBI 1987
mengatur bahwa beban hidup yang diterimauntuk bangunan lantai sekolah adalah sebesar 250 kg/m²
atau 2,5 kN/m².
Panjang : 35,5
Lebar : 14,5
Dimensi struktur :
Jumlah = 3393 kN
q2 = 206 kN/m
2) Berat atap:
Akibat:
Pelat 1 = 551 kN
Balok 1 = 723 kN
Balok 2 = 10,9 kN
Atap baja ringan = 88,6 kN
Beban lain = 293 kN
Jumlah = 1666 kN
Dari hasil perhitungan diatas akan didapat jumlah total berat bangunandengan cara
menjumlahkan berat bangunan lantai 1, 2, 3 (atap). Makadidapat berat total bangunan =
4902,13 kN