Anda di halaman 1dari 12

“SAP PENGENDALIAN VEKTOR”

Mata Kuliah : Keperawatan Malaria

Disusun Oleh:
Ayu Wandira Lepertery
Calvin William Pandiangan
Ester Pekey
Lince Uamang
Putri Dea Azzara
Oce Yuliana Morin
Serly Yanti Ratunara
Rifanda Hairun Nisa

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN MIMIKA
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Pengendalian Vektor


Hari/Tanggal : Kamis/8 Desember 2022
Pukul : 10.30-11.00 WIT
Sasaran: : Mahasiswa/I Semester 3 D III Keperawatan Mimika
Tempat : Kelas Semester 3 Kampus D III Keperawatan Mimika

A. Latar Belakang
Pengendalian vektor merupakan kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk menurunkan
populasi vektor serendah mungkin, sehingga keberadaannya tidak lagi berisiko untuk
terjadinya penularan penyakit di suatu wilayah. Cara pengendalian vektor antara lain usaha
pencegahan (prevention), usaha penekanan (suppression), dan usaha pembasmian
(eradication). Upaya pengendalian vektor perlu ditingkatkan karena penyakit yang ditularkan
melalui vektor merupakan penyakit endemis yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan
masyarakat bahkan wabah atau Kejadian Luar Biasa (KLB). Masalah yang dihadapi dalam
pengendalian vektor di Indonesia antara lain kondisi geografi dan demografi, belum
teridentifikasinya spesies vektor pada semua wilayah endemis, peningkatan populasi vektor
yang resisten terhadap insektisida tertentu, keterbatasan sumber daya serta kurangnya
keterpaduan dalam pengendalian vektor.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan (health education), diharapkan peserta mampu menjelaskan
Pengendalian vektor terutama dilingkungan rumah..
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan mahasiswa/i akan
dapat menyebutkan tentang:
a. Menjelaskan pengertian vektor
b. Menjelaskan tujuan pengendalian vektor
c. Menjelaskan jenis-jenis vektor
d. Menjelaskan konsep dasar pengendalian vektor
e. Menjelaskan cara pengendalian vektor

C. Pelaksanaan Kegiatan

1. Materi ( )
a. Pengertian vektor
b. Tujuan pengendalian vektor
c. Jenis-jenis vektor
d. Konsep dasar pengendalian vektor
e. Cara pengendalian vektor

2. Sasaran / Target
Sasaran: Mahasiswa/I Semester 3 Kampus D III Keperawatan Mimika

3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab

4. Media dan Alat


a. LCD
b. Poster

5. Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal : Kamis/8 Desember 2022
Jam : 10.30-11.00 WIT
Tempat : Kelas Semester 3 Kampus D III Keperawatan Mimika
6. Pengorganisasian
Penanggungjawab : Calvin William Pandiangan
Moderator : Oce Yuliana Morin
Pemateri : Ayu Wandira Lepertery
Fasilitator : Serly Yanti Ratunara, Lince Uamang, dan Ester Pekey
Notulen : Putri Dea Azzara
Observer : Rifanda Hairun Nisa

7. Setting Tempat

Fasilitator Moderator

Masyarakat Observer

Pembimbing Pemateri
D. Kegiatan Penyuluhan

NO Kegiatan Penyuluh Kegiatan Dosen Waktu


1 Pembukaan
a. Moderator memberikan salam a. Menjawab salam 5 menit
b. Moderator memperkenalkan b. Mendengar dan Memperhatikan
anggota penyuluh
c. Moderator menjelaskan tentang c. Mendengar dan Memperhatikan
topik penyuluhan
d. Moderator membuat kontrak d. Mendengar dan Memperhatikan
e. Moderator menjelaskan tujuan e. Mendengar dan Memperhatikan
penyuluhan

2 Pelaksanaan
a. Menggali pengetahuan peserta a. Mengemukakan pendapat 15 menit
tentang pengertian vektor
b. Memberikan informasi dan b. Mendengar dan Memperhatikan
meluruskan konsep
c. Menjelaskan tentang pengertian c. Mendengar dan Memperhatikan
vektor
d. Menggali pengetahuan tentang d. Mengemukakan pendapat
Tujuan pengendalian vektor
e. Menjelaskan tentang Tujuan e. Mendengar dan Memperhatikan
pengendalian vektor
f. Menjelaskan tentang Jenis-jenis f. Mendengar dan Memperhatikan
vektor
g. Menjelaskan Konsep dasar g. Mendengar dan Memperhatikan
pengendalian vektor
h. Menjelaskan tentang Cara h. Mendengar dan Memperhatikan
pengendalian vektor
i. Memberikan penguatan pada
peserta yang mengajukan
pertanyaan

Penutup
a. Pemateri menyimpulkan materi

b. Pemateri mengadakan evaluasi


tentang pengertian vektor, tujuan
pengendalian vektor, jenis-jenis
vektor, konsep dasar
pengendalian vektor, cara
pengendalian vektor.
c. Moderator menyimpulkan hasil
diskusi
d. Moderator memberikan salam i. Mendengar dan Memperhatikan

3
a. Bersama pesenter menyimpulkan 10 menit
materi
b. Menjawab pertanyaan

c. Mendengar dan Memperhatikan

d. Menjawab salam
E. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Kelompok penyuluh dan mahasiswa/i pada posisi yang sudah direncanakan
b. 60 % peserta penyuluhan menghadiri penyuluhan
c. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
d. Pre Planning telah disetujui
e. LCD dan poster telah tersedia
f. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan

2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
b. Mahasiswa/i dapat mengikuti acara atau kegiatan penyuluhan sampai selesai
c. Mahasiswa/i berperan aktif selama kegiatan berjalan
3. Evaluasi Hasil
a. Minimal 60% yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan pengertian vektor
b. Minimal 60% yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan 4 dari 6 tujuan vektor
c. Mnimal 60% yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan 4 dari 5 jenis-jenis
vektor
d. Minimal 60% yang mengikuti penyuluhan mampu menyebutkan konsep dasar
pengendalian vektor dengan cara:
1) Harus dapat menekan densitas vektor
2) Tidak membahayakan manusia
3) Tidak mengganggu keseimbangan lingkungan
e. Minimal 60 % yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan 4 dari 6 cara
pengendalian vektor:
1) Usaha pencegahan (prevention) >> mencegah kontak dengan vektor >>
pemberantasan nyamuk, kelambu
2) Usaha penekanan (suppression) >> menekan populasi vektor sehingga
tidak membahayakan kehidupan manusia
3) Usaha pembasmian (eradication) >> menghilangkan vektor sampai habis .
F. UraianTugas
1. Penanggungjawab
Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan
2. Moderator
a. Pada acara pembukaan
1) Membuka acara
2) Memperkenalkan mahasiswa dan pembimbing lahan dan pendidikan
3) Menjelaskan topik dan tujuan penyuluhan
4) Menjelaskan kontrak waktu (jam)
b. Kegiatan inti
1) Meminta peserta memberikan pertanyaan atas penjelasan yang tidak dipahami
2) Memberikan kesempatan pada masyarakat atas pertanyaan yang diajukan untuk
menjawab

c. Pada acara penutup


1) Menyimpulkan dan menutup diskusi
2) Mengucapkan salam

3. Pemateri
a. Memberikan penyuluhan pada peserta
b. Melakukan evaluasi
4. Fasilitator
a. Memotivasi peserta agar berperan aktif
b. Membuat absensi penyuluhan
c. Mengantisipasi suasana yang dapat menganggu kegiatan penyuluhan
5. Notulen
a. Menuliskan semua pertanyaan baik dari penyuluh ke masyarakat atau sebaliknya
b. Menuliskan semua jawaban baik dari penyuluh ke masyarakat atau sebaliknya

6. Observer
a. Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
b. Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan
Lampiran materi

PENGENDALIAN VEKTOR

A. Pengertian pengendalian  vektor


            Vektor adalah anthropoda yang dapat menimbulkan dan menularkan suatu Infectious agent dari
sumber Infeksi kepada induk semang yang rentan. Peraturan Pemerintah No.374 tahun 2010
menyatakan bahwa vektor merupakan arthropoda yang dapat menularkan, memindahkan atau menjadi
sumber penularan penyakit pada manusia. Sedangkan menurut Nurmaini (2001), vektor adalah
arthropoda yang dapat memindahkan/menularkan suatu infectious agent dari sumber infeksi kepada
induk semang yang rentan.
            Vektor penyakit merupakan arthropoda yang berperan sebagai penular penyakit sehingga
dikenal sebagai arthropod - borne diseases atau sering juga disebut sebagai vector – borne diseases
yang merupakan penyakit yang penting dan seringkali bersifat endemis maupun epidemis dan
menimbulkan bahaya bagi kesehatan sampai kematian.
            Di Indonesia, penyakit – penyakit yang ditularkan melalui serangga merupakan penyakit
endemis pada daerah tertentu, seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), malaria, kaki gajah,
Chikungunya yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Disamping itu, ada penyakit
saluran pencernaan seperti dysentery, cholera, typhoid fever dan paratyphoid yang ditularkan secara
mekanis oleh lalat rumah.
            Bagi dunia kesehatan masyarakat, binatang yang termasuk kelompok vektor yang dapat
merugikan kehidupan manusia karena disamping mengganggu secara langsung juga sebagai perantara
penularan penyakit, seperti yang sudah diartikan diatas.
            Menurut Chandra (2003), ada 4 faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya suatu penyakit :
1. Cuaca
     Iklim dan musim merupakan faktor utama yang mempengaruhi terjadinya penyakit infeksi. Agen
penyakit tertentu terbatas pada daerah geografis tertentu, sebab mereka butuh reservoir dan vektor
untuk hidup. Iklim dan variasi musim mempengaruhi kehidupan agen penyakit, reservoir dan vektor.
Di samping itu perilaku manusia pun dapat meningkatkan transmisi atau menyebabkan rentan terhadap
penyakit infeksi. Wood tick adalah vektor arthropoda yang menyebabkan penularan penyakit yang
disebabkan ricketsia.
2. Reservoir
     Hewan-hewan yang menyimpan kuman patogen dimana mereka sendiri tidak terkena penyakit
disebut reservoir. Reservoir untuk arthropods borne disease adalah hewan-hewan dimana kuman
patogen dapat hidup bersama. Binatang pengerat dan kuda merupakan reservoir untuk virus
encephalitis. Penyakit ricketsia merupakan arthropods borne disease yang hidup di dalam reservoir
alamiah.seperti tikus, anjing, serigala serta manusia yang menjadi reservoir untuk penyakit ini. Pada
banyak kasus,kuman patogen mengalami multifikasi di dalam vektor atau reservoir tanpa menyebabkan
kerusakan pada intermediate host.
3. Geografis
     Insiden penyakit yang ditularkan arthropoda berhubungan langsung dengan daerah geografis dimana
reservoir dan vektor berada. Bertahan hidupnya agen penyakit tergantung pada iklim (suhu,
kelembaban dan curah hujan) dan fauna lokal pada daerah tertentu, seperti Rocky Mountains spotted
fever merupakan penyakit bakteri yang memiliki penyebaran secara geografis. Penyakit ini ditularkan
melalui gigitan tungau yang terinfeksi.oleh ricketsia dibawa oleh tungau kayu di daerah tersebut dan
dibawa oleh tungau anjing ke bagian timur Amerika Serikat.
4. Perilaku Manusia
     Interaksi antara manusia, kebiasaan manusia.membuang sampah secara sembarangan, kebersihan
individu dan lingkungan dapat menjadi penyebab penularan penyakit arthropoda borne diseases.
            Adapun dari penggolongan binatang ada dikenal dengan 10 golongan yang dinamakan phylum
diantaranya ada 2 phylum sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia yaitu phylum anthropoda
seperti nyamuk yang dapat bertindak sebagai perantara penularan penyakit malaria, deman berdarah,
dan Phyluml chodata yaitu tikus sebagai pengganggu manusia, serta sekaligus sebagai tuan rumah
(hospes), pinjal Xenopsylla cheopis yang menyebabkan penyakit pes. Sebenarnya disamping nyamuk
sebagai vektor dan tikus binatang pengganggu masih banyak binatang lain yang berfimgsi sebagai
vektor dan binatang pengganggu.
            Namun kedua phylum sangat berpengaruh didalam menyebabkan kesehatan pada manusia,
untuk itu keberadaan vektor dan binatang penggangu tersebut harus di tanggulangi, sekalipun demikian
tidak mungkin membasmi sampai keakar-akarnya melainkan kita hanya mampu berusaha mengurangi
atau menurunkan populasinya kesatu tingkat ertentu yang tidak mengganggu ataupun membahayakan
kehidupan manusia. Dalam hal ini untuk mencapai harapan tersebut perlu adanya suatu managemen
pengendalian dengan arti kegiatan-kegiatan/proses pelaksanaan yang bertujuan untuk memurunkan
densitas populasi vektor pada tingkat yang tidak membahayakan.
            Jadi Pengendalian vektor adalah semua upaya yang dilakukan untuk menekan, mengurangi,
atau menurunkan tingkat populasi vektor sampai serendah rendahnya sehigga tidak  membahayakan
kehidupan manusia.

B. Tujuan pengendalian vektor


1.Mencegah wabah penyakit yang tergolong vector-borne disease >> memperkecil risiko kontak
antara manusia dengan vektor penyakit dan memperkecil sumber penularan penyakit/reservoir
2.Mencegah dimasukkannya vektor atau penyakit yg baru ke suatu kawasan yg bebas >>
dilakukan dengan pendekatan legal, maupun dengan aplikasi pestisida (spraying, baiting,
trapping)

C. Jenis jenis vector


Sebagian dari Arthropoda dapat bertindak sebagai vektor, yang mempu nyai ciri-ciri kakinya beruas-
ruas, dan merupakan salah satu phylum yang terbesar jumlahnya karena hampir meliputi 75% dari
seluruh jumlah binatang (Nurmaini,2001). Berikut jenis dan klasifikasi vektor yang dapat menularkan
penyakit :

Arthropoda yang dibagi menjadi 4 kelas :

1. Kelas crustacea (berkaki 10): misalnya udang

2. Kelas Myriapoda : misalnya binatang berkaki seribu

3. Kelas Arachinodea (berkaki 8) : misalnya Tungau

4. Kelas hexapoda (berkaki 6) : misalnya nyamuk .

Dari kelas hexapoda dibagi menjadi 12 ordo, antara lain ordo yang perlu

diperhatikan dalam pengendalian adalah :

a. Ordo Dipthera yaitu nyamuk dan lalat

 Nyamuk anopheles sebagai vektor malaria

 Nyamuk aedes sebagai vektor penyakit demam berdarah

 Lalat tse-tse sebagai vektor penyakit tidur

b. Ordo Siphonaptera yaitu pinjal

 Pinjal tikus sebagai vektor penyakit pes

c. Ordo Anophera yaitu kutu kepala

 Kutu kepala sebagai vektor penyakit demam bolak-balik dan typhus exantyematicus.
D. Konsep dasar pengendalian Vektor
1. Harus dapat menekan densitas vektor
2. Tidak membahayakan manusia
3. Tidak mengganggu keseimbangan lingkungan

E. Cara Pengendalian Vektor


1. Usaha pencegahan (prevention) >> mencegah kontak dengan vektor >> pemberantasan
nyamuk, kelambu
2. Usaha penekanan (suppression) >> menekan populasi vektor sehingga tidak membahayakan
kehidupan manusia
3. Usaha pembasmian (eradication) >> menghilangkan vektor sampai habis .
Lampiran daftar hadir peserta
Lampiran Poster
Lampiran pertanyaan peserta dan jawaban dari kelompok

Anda mungkin juga menyukai