Subjek atau pelaku evaluasi pendidikan ialah orang yang melakukan pekerjaan
evaluasi dalam bidang pendidikan. Subjek ealuasi sering diartikan sebagai pelaku
atau pelaksana yang melakukan pekerjaan evaluasi atau orang yang terlibat dalam
evaluasi.
disini, bahwa mengenai siapa yang disebut sebagai sebyek evaluasi pendidikan itu
akan sangat bergantung pada, atau ditentukan oleh suatu aturan yang menetapkan
pembagian tugas untuk melakukan evaluasi tersebut. Jadi subyek evaluasi tersebut
evaluasinya adalah prestasi belajar, maka sabjek evaluasinya adalah guru atau dosen
yang mengasuh mata pelajaran tertentu. Jika evaluasi yang dilakukan itu sasarannya
adalah sikap peserta didik, maka subjek evaluasinya adalah guru atau petugas yang
belum melaksanakan evaluasi tentang sikap itu, terlebih dahulu telah memperoleh
pendidikan atau latihan mengenai cara-cara menilai sikap seseorang. Jika sasaran
itu dilakukan dengan menggunakan instrument berupa tes yang sifatnya baku, maka
yang memang telah di didik untuk menjadi tenaga ahli yang professional dibidang
psikologi
berikut :
1. Mampu melaksanakan, persyaratan pertama yang harus dipenuhi oleh evaluator
2. Cermat, dapat melihat celah-celah dan detail dari program dan bagian program
4. Sabar dan tekun, agar dalam melaksanakan tugas dimulai dari membuat
penuh pertimbangan, namun apabila masih ada kekeliruan yang diperbuat, berani
Berdasarkan persyaratan diatas dapat disimpulkan bahwa tidak semua orang bisa menjadi
evaluator. Ada dua kemungkinan asal orang yang dapat menjadi evaluator program
ditinjau dari program yang akan dievaluasi. Masing-masing mempunyai kelebihan dan
tersebut evaluator dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu evaluator dalam dan
evaluator luar.
salah seorang dari petugas atau angggota pelaksana program pelaksana yang
dievaluasi.
Evaluator Luar adalah orang-orang yang tidak terkait dengan kebijakan dan
diluar program dan dapat bertindak bebas sesuai dengan keinginan mereka sendiri
maka tim evaluator luar ni biasa dikenal dengan nama tim bebas atau independen
team.
Dalam melakukan evaluasi program, kita perlu memusatkan perhatian kita pada
Dalam proses transformasi proses pendidikan formal disekolah, siswa yang baru
masuk mengikuti proses pendidikan dipandang sebagai bahan mentah yang akan
diolah (ditansformasikan diubah dari bahan mentah menjadi bahan jadi) melalui
proses pengajaran. Siswa yang baru masuk (input)ini memiliki karakteristik atau
Disamping itu ada masukan lain yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa yaitu
komponen masukan mentah, sarana pemroses, dan keluaran yang sudah jelas
diproses.
materi kurikulum
guru
metode mengajar
sarana alat dan media
proses transformasi
output input
masukkan instrumental
lingkungan manusia
masukkan lingkungan
Setelah digambarkan dalam bentuk bagan seperti disajikan diatas, tampak jelas
dan rinci apa-apa yang mungkin mempengaruhi tingkat hasil belajar siswa.
a. Input (memasukkan)
peserta didik merupakan individu yang akan di penuhi kebutuhan ilmu pengetahuan,
sikap, dan tingkah laku. Murid adalah pencari hakikat di bawah bimbingan dan
Siswa adalah subyek yang menerima pelajaran. Ada siswa pandai, kurang
pandai, dan tidak pandai. setiap siswa mempunyai bakat intelektual, emosional,
input adalah para calon peserta didik, transformasi adalah sekolah tempat kita
mendidik calon peserta didik, dan output adalah peserta didik yang telah berhasil
menimba ilmu di sekolah tersebut. Dari segi input,maka obyek evaluasi pendidikan
1. Aspek Kemampuan
Untuk dapat diterima sebagai calon peserta didik dalam rangka mengikuti program
pendidikan tertentu, maka para calon peserta didik itu harus memiliki kemampuan yang
sesuai atau memadai, sehingga dalam mengikuti proses pembelajaran pada program
pendidikan tertentu itu nantinya, peserta didik tidak akan mengalami banyak hambatan
atau kesulitan.
2. Aspek Kepribadian
Sebelum mengikuti program pendidikan tertentu, para calon peserta didik perlu terlebih
mengikuti program pendidikan tertentu. Evaluasi yang dapat dilakukan untuk mengetahui
kepribadian seseorang adalah dengan jalan menggunakan tes kepribadian (personality
test).
3. Aspek Sikap
Sikap, pada dasarnya adalah merupakan bagian dari tingkah laku manusia. Aspek sikap
perlu dinilai atau dievaluasi terlebih dahulu bagi para calon peserta didik sebelum
mengikuti program pendidikan tertentu. Untuk menilai sikap tersebut digunakan alat
Selanjutnya, apabila disoroti dari segi transformasi, maka obyek dari evaluasi pendidikan
itu meliputi:
d. Sistem administrasi.
e. Guru dan unsur-unsur personil lainnya yang terlibat dalam proses pendidikan.
mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi”, akan memegang peranan yang sangat
penting. ia dapat menjadi faktor penentu yang dapat menyebabkan keberhasilan atau
kegagalan dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan, karena itu
obyek-obyek evaluasi yang termasuk dalam transformasi itu perlu dinilai atau dievaluasi
secara berkesinambungan.
Adapun dari segi output, yang menjadi sasaran evaluasi pendidikan adalah tingkat
pencapaian atau prestasi belajar yang berhasil diraih oleh masing-masing peserta didik,
setelah mereka terlibat dalam proses pendidik selama jangka waktu yang telah
ditentukan. Untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian atau prestasi belajar
yang diraih oleh para peserta didik itu, dipergunakan alat berupa Tes Belajar atau Tes
mengelola jenjang dan jenis suatu sekolah bersama dengan pusat pengembangan
kurikulum dan sarana pendidikan Balitbangdikbud. Dalam hal ini guru dituntut
b. Guru
berarti melalui atau melewati dan hodos berarti jalan atau cara. Metode berarti
jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Metode
mengajar berarti suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahab pegajaran
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala
e. Lingkungan manusia
sekolah, guru-guru, dan pegawai tata usaha dsisekolah, tetapi siapa saja yang
dengan atau yang tidak sengaja berpengaruh terhadap tingkatn hasil belajar siswa.
dilingkungan siswa (dalam radias tertentu) yang secara langsung maupun tidak,
manusia misalnya suasana sekolah, halaman sekolah, keadaan gedung dan sarana
C. Alat Evaluasi
Alat evaluasi merupakan alat yang digunakan untuk memudahkan seseorang dalam
melakukan tugas atau mencapai tujuan dengan lebih efisien dalam kegiatan evaluasi.
Dalam kegiatan evaluasi, peran alat evaluasi sangat menentukan untuk mencapai hasil
yang lebih baik berdasarkan situasi aktual yang dievaluasi. Ada dua teknik yang dapat
digunakan, yaitu tes dan nontes. Pada pembahasan di bawah ini, akan dijelaskan secara
Alat-Alat Evaluasi
Alat evaluasi adalah sesuatu yang dapat diguunakan untuk mempermudah seseorang
Dalam kegiatan evaluasi, fungsi alat juga untuk memperoleh hasil yang lebih baiik
sesuai dengan kenyataan yang di evaluasi. Ada dua teknik yang di evaluasi, yaitu teknik
2. Kuesioner (questionair)
4. Wawancara (interview)
5. Pengematan (observation)
6. Riwayat hidup
b. Teknik Tes
Merupakan suatu alat pengumpul informasi tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat
yang lain, tes bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan.
Apabila rumusan yang telah disebutkan diatas dikaitkan dengan evaluasi yang
dilakukan di sekolah, khususnya di suatu kelas, maka tes mempunyai fungsi ganda,
pengajaran.
Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, tes dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Tes diagnostic
2. Tes formatif
3. Tes sumatif
a. Pengertian Tes
Tes (test) merupakan suatu alat penilaian dalam bentuk tulisan untuk mencatat
atau mengamati prestasi siswa yang sejalan dengan target penilaian. Jawaban
yang diharapkan dalam tes menurut Sudjana dan Ibrahim (2001) dapat secara
tertulis, lisan, atau perbuatan. Menurut Zainul dan Nasution (2001) tes
tugas atau pertanyaan menuntut harus dikerjakan oleh seseorang, tetapi tidak ada
jawaban atau cara pengerjaan yang benar dan salah, maka tugas atau pertanyaan
Tes merupakan salah satu upaya pengukuran terencana yang digunakan oleh guru
prestasi mereka yang berkaitan dengan tujuan yang telah ditentukan. Tes terdiri
atas sejumlah soal yang harus dikerjakan siswa. Setiap soal dalam tes
menghadapkan siswa pada suatu tugas dan menyediakan kondisi bagi siswa untuk
Tes menurut Arikunto dan Jabar (2004) merupakan alat atau prosedur yang
atau aturan yang telah ditentukan. Dalam hal ini harus dibedakan pengertian
mengerjakan tes. Mereka inilah yang akan dinilai atau diukur kemampuannya.
Dewasa ini tes masih merupakan alat evaluasi yang umum digunakan untuk
dan guru, serta aspek lainnya terhadap siswa di dalam praktik pendidikan. Padahal
b. Fungsi Tes
Secara umum, ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh teknik tes, yaitu: (a)
sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini, tes berfungsi
mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta
didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu
tertentu; dan (b) sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab
melalui tes tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh program pengajaran
Berdasarkan dari pengertian dan fungsi tes di atas, tes dibagi menjadi 5 golongan
di antaranya, yaitu:
1) Menurut sifatnya
2) Menurut tujuannya
3) Menurut pembuatannya
4) Menurut bentuk soalnya, dan
5) Menurut atau ditinjau dari objek yang dites. Berikut merupakan penjelasan
Menurut sifatnya
2) Tes nonverbal.
Tes verbal, yaitu tes yang menggunakan bahasa sebagai alat untuk melakukan tes.
Tes verbal ini terdiri dari (a) tes lisan (oral test) dan (b) tes tulis. Sedangkan tes
nonverbal adalah tes yang tidak menggunakan bahasa sebagai alat untuk
ungkapan kata-kata atau kalimat, melainkan berupa tindakan atau tingkah laku.
gerakan-gerakan tertentu.
Menurut tujuannya
1) Tes bakat
2) Tes intelegensi
6) Tes minat.
Tes bakat (aptitude test) adalah tes yang digunakan untuk menyelidiki bakat
seseorang. Tes bakat biasanya digunakan untuk mengetahui kemampuan dasar yang
bersifat potensial. Tes intelegensi (intelligence test), yaitu tes yang dilakukan
Tes prestasi belajar (achievement test), yaitu tes yang dilakukan untuk mengetahui
prestasi seseorang murid dari mata pelajaran yang telah diberikan. Tes dilakukan
secepat mungkin kepada murid. Tes diagnostik (diagnostic test) adalah tes yang
yang dialami murid saat belajar. Tes diagnostik biasanya dilakukan dengan cara
lisan, tertulis, perbuatan, atau kombinasi dari ketiganya. Berdasarkan nama tes
bahwa tingkat penguasaan peserta didik yang sedang “diperiksa” itu termasuk
rendah, harus diberi bimbingan secara khusus agar mereka dapat diperbaiki tingkat
penguasaannya terhadap mata pelajaran tertentu. Kemudian, tes sikap (attitude test),
yaitu tes untuk mengetahui sikap seseorang murid terhadap sesuatu. Sedangkan tes
minat adalah tes yang digunakan untuk mengetahui minat murid terhadap hal-hal
yang disukai. Sehingga melalui tes ini dapat diketahui apa yang disukai murid.
Menurut pembuatannya
Tes standar atau tes yang dibakukan mengandung prosedur yang seragam untuk
menentukan nilai dan administrasinya. Sedangkan tes buatan guru (teacher made
test), yaitu tes buatan guru cenderung difokuskan pada tujuan instruksional untuk
kelas tertentu. Tes buatan guru adalah tes yang dibuat oleh guru untuk
2) Tes objektif.
Tes uraian (essay test), adalah tes yang bentuk soalnya sedemikian rupa,
dengan uraian. Bentuk tes ini terdiri dari (a) uraian bebas (free essay test) dan
(b) uraian terbatas (limited essay test). Sedangkan tes objektif (objective test),
yaitu tes yang bentuk soalnya sedemikian rupa, sehingga memberi kesempatan
kepada murid untuk menjawab secara bebas dengan uraian. Berdasarkan cara
test (tes melengkapi dan tes jawaban singkat); dan (2) variasi yang
(true false), menjodohkan dua rentetan kata yang tersedia (matching test),
memilih jawaban lain yang benar (the best answer), memilih alternatif
2) Tes kelompok.
Tes individual adalah suatu tes yang dalam pelaksanaannya memerlukan waktu
yang cukup panjang. Sedangkan tes kelompok, yaitu tes yang dilakukan
Nontes adalah cara penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan tanpa menguji
peserta didik, tetapi dengan melakukan pengamatan secara sistematis. Teknik evaluasi
nontes berarti melaksanakan penilaian dengan tidak menggunakan tes. Teknik penilaian
ini umumnya untuk menilai kepribadian anak secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah
laku, sifat, sikap sosial, dan lain-lain. Hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar
Dengan teknik nontes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dapat
bentuk teknik nontes yang biasa dipergunakan untuk menilai sesuatu melalui pengamatan
untuk melihat dan mengamati sendiri kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang
yang dilaksanakan, dengan cara melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan
Angket (questionnaire). Angket juga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam rangka
penilaian hasil belajar. Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
Sehingga angket berbeda dengan wawancara. Adapun prinsip penulisan angket, yaitu: (a)
isi dan tujuan pertanyaan jelas, (b) bahasa yang digunakan mudah dipahami, (c) tipe dan
bentuk pertanyaan (terbuka atau tertutup), (d) pertanyaan tidak mendua, (e) tidak
menanyakan yang sudah lupa, (f) panjang pertanyaan (maksimal 30 pertanyaan), (g)
urutan pertanyaan (dari mudah ke sulit), (h) prinsip pengukuran, dan (i) penampilan fisik
angket.
Daftar Referensi
Cangelosi James, S. (1995). Merancang Tes untuk Menilai Prestasi Siswa. Bandung: IT.
Macmillan Publishing Company, Division of Macmillan, Inc., 866 Third Avenue, New
York, NY 10022.
Rizqiyah, L. (2018). Teknik Tes dan Nontes sebagai Alat Evaluasi Hasil Belajar.