Anda di halaman 1dari 20

Balai Pengujian, Informasi Permukiman dan Bangunan Dan Pengembangan Jasa Konstruksi

(Balai PIPBPJK)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai aspek mendasar yang penting dalam interaksi dan rutinitas

keseharian manusia, infrastruktur lingkungan permukiman secara tidak langsung

berperan serta dalam pembentukan karakter para penghuninya. Oleh karena

itulah masyarakat harus mengetahui wujud dari kawasan lingkungan permukiman

yang aman secara konstruksi, adaptif terhadap bencana, nyaman dan mudah di-

akses oleh masyarakat.

Wilayah perkotaan yang semakin berkembang menimbulkan berbagai

dampak, baik dampak positif maupun dampak negatif. Dari berbagai dampak

yang timbul, salah satu dampak yang cukup besar berpengaruh pada

masyarakat berpenghasilan rendah, yang semakin terdesak baik secara

keruangan maupun secara sosial. Hal ini memicu tumbuhnya permukiman

kumuh, terutama di wilayah sempadan sungai yang merupakan kawasan yang

rawan bencana. Meskipun beberapa upaya telah dilakukan oleh berbagai pihak

untuk mengatasi permasalahan ini, namun karena keterbatasan anggaran setiap

periode, sifat pembangunan yang hanya preventif jika terjadi bencana, adanya

sekat kewenangan antar instansi, dan berbagai sebab lainnya, upaya yang

dilakukan belum berdampak secara signifikan.

Sebagai upaya dalam proses pemberdayaan masyarakat yang

berkelanjutan di sektor infrastruktur lingkungan permukiman, Pemerintah Daerah

DIY melalui Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi dan Sumber Daya

1
Pengelolaan Tata Kawasan Permukiman untuk Pencegahan Kumuh dan Degradasi Lingkungan
Balai Pengujian, Informasi Permukiman dan Bangunan Dan Pengembangan Jasa Konstruksi
(Balai PIPBPJK)

Mineral (Dinas PUP-ESDM DIY) menjawab kebutuhan akan adanya pusat

rujukan teknis yang mampu memberikan kemudahan akses untuk mendapatkan

informasi, konsultansi dan advokasi teknis bidang ke-PU-an, melalui Layanan

Klinik Konstruksi Balai Pengujian, Informasi Permukiman dan Bangunan Dan

Pengembangan Jasa Konstruksi (Balai PIPBPJK) DIY. Maka dari itu, salah satu

upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan

sosialisasi/pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan di sektor infrastruktur

lingkungan permukiman melalui Klinik Konstruksi yang dapat dimanfaatkan

sebagai forum untuk menyebarluaskan materi terkait pengelolaan tata kawasan

permukiman untuk pencegahan kumuh dan degradasi lingkungan.

B. Tujuan

Kegiatan ini bertujuan untuk :

1. dalam hal sosialisasi perdana :

a. memberikan informasi dan wawasan umum pemahaman konsep tata

kelola kawasan permukiman yang integratif dan komprehensif,

b. berbagi pengalaman riil penanganan masalah konstruksi lingkungan

permukiman di kawasan kumuh, dan

c. mempromosikan keberadaaan dan fungsi layanan Klinik Konstruksi

2. dalam hal pendampingan/ asistensi teknis :

a. berbagi pengalaman dalam melakukan perencanaan pengembangan

kawasan bersama masyarakat

b. menyediakan jasa advis ke-teknik-an sebagai penunjang pemahaman

masyarakat terhadap perencanaan konstruksi, dan/atau

c. memberikan contoh – contoh aplikatif permasalahan teknis

2
Pengelolaan Tata Kawasan Permukiman untuk Pencegahan Kumuh dan Degradasi Lingkungan
Balai Pengujian, Informasi Permukiman dan Bangunan Dan Pengembangan Jasa Konstruksi
(Balai PIPBPJK)

C. Pokok Bahasan

Sosialisasi membahas tema materi sebagai berikut :

1. Program 100-0-100 Untuk Indonesia Bersih Dan Sehat

2. Hunian Sehat Program 100-0-100, dan

3. Pengurangan Dan Penanganan Sampah.

D. Narasumber dan Peserta

1. Para Narasumber adalah sebagai berikut :

a. Bapak Ir. Rokhmad Wahyono (Ahli Teknik Jalan-Madya dan Ahli Sumber

Daya Air-Madya),

b. Bapak Wisnu Hendrawan Bayuaji, ST., M.A., (Ahli Iluminasi-Utama), dan

c. Ibu Warniningsih, ST., M.Kes. (Ahli Kesehatan Lingkungan)

2. Para Peserta berasal dari :

a. Unsur Aparat Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, DIY, dan

b. Masyarakat Penggiat/Pemerhati Sektor Infrastruktur Lingkungan

Permukiman di DIY.

E. Hari/ Tanggal, Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Hari/ Tanggal : Rabu, 28 Maret 2018


Waktu : 09.00 – 13.00 WIB
Tempat : Pendopo Kantor Kecamatan Ngaglik,
Kabupaten Sleman, DIY

3
Pengelolaan Tata Kawasan Permukiman untuk Pencegahan Kumuh dan Degradasi Lingkungan
Balai Pengujian, Informasi Permukiman dan Bangunan Dan Pengembangan Jasa Konstruksi
(Balai PIPBPJK)

F. Dasar Pelaksanaan

Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-

SKPD) Balai PIPBPJK Dinas PUP Dan ESDM DIY Tahun Anggaran 2017 Nomor

: 15/DPA/2017 tanggal 29 Desember 2017.

G. Pendanaan

Kegiatan ini dibiayai dari dana APBD DIY melalui DPA Balai PIPBPJK

Dinas PUP Dan ESDM DIY Tahun Anggaran 2018.

4
Pengelolaan Tata Kawasan Permukiman untuk Pencegahan Kumuh dan Degradasi Lingkungan
Balai Pengujian, Informasi Permukiman dan Bangunan Dan Pengembangan Jasa Konstruksi
(Balai PIPBPJK)

BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
SOSIALISASI

A. Pelaksanaan Sosialisasi

1. Waktu dan Tempat

Kegiatan Pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan di sektor

infrastruktur lingkungan permukiman: Pengelolaan tata kawasan permukiman

untuk pencegahan kumuh dan degradasi lingkungan dilaksanakan pada hari

Rabu, 28 Maret 2018. Kegiatan ini bertempat di Pendopo Kantor Kecamatan

Ngaglik, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Susunan acara terlampir

2. Uraian Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan di

sektor infrastruktur lingkungan permukiman: Pengelolaan tata kawasan

permukiman untuk pencegahan kumuh dan degradasi lingkungan menggunakan

susunan acara sebagai berikut :

a. Registrasi Peserta

Registrasi peserta bertujuan untuk mengkonfirmasi ulang kehadiran peserta

b. Sambutan

Acara sosialisasi diawali dengan sambutan Kepala Seksi Ekobang

Kecamatan Ngaglik dan Kepala Seksi Pengembangan Jasa Konstruksi Balai

5
Pengelolaan Tata Kawasan Permukiman untuk Pencegahan Kumuh dan Degradasi Lingkungan
Balai Pengujian, Informasi Permukiman dan Bangunan Dan Pengembangan Jasa Konstruksi
(Balai PIPBPJK)

PIPBPJK Dinas PUP Dan ESDM DIY yang sekaligus merupakan pembukaan

acara sosialiasi.

c. Penyampaian Materi

Materi dalam kegiatan Pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan di

sektor infrastruktur lingkungan permukiman: Pengelolaan tata kawasan

permukiman untuk pencegahan kumuh dan degradasi lingkungan

disampaikan oleh beberapa narasumber, yaitu :

1. Bapak Ir. Rokhmad Wahyono (Ahli Teknik Jalan-Madya dan Ahli

Sumber Daya Air-Madya),

2. Bapak Wisnu Hendrawan Bayuaji, ST., M.A., (Ahli Iluminasi-Utama),

dan

3. Ibu Warniningsih, ST., M.Kes. (Ahli Kesehatan Lingkungan)

Materi yang disampaikan meliputi (sesuai dengan urutan pihak Narasumber di

atas) :

1. Program 100-0-100 Untuk Indonesia Bersih Dan Sehat

2. Hunian Sehat Program 100-0-100, dan

3. Pengurangan Dan Penanganan Sampah.

d. Diskusi dan Tanya Jawab

Selama dan sesudah pemaparan materi, dengan dipandu oleh Moderator,

dilakukan diskusi dan tanya jawab antara peserta dan nara sumber.

e. Penutup

Setelah semua materi disampaikan dan sesi tanya jawab selesai, acara

sosialisasi diakhiri dengan penutupan oleh Kepala Seksi Informasi

Permukiman dan Bangunan.

6
Pengelolaan Tata Kawasan Permukiman untuk Pencegahan Kumuh dan Degradasi Lingkungan
Balai Pengujian, Informasi Permukiman dan Bangunan Dan Pengembangan Jasa Konstruksi
(Balai PIPBPJK)

B. Tim Pelaksana

Tim Pelaksana Kegiatan ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Balai

Pengujian, Informasi Permukiman dan Bangunan, dan Pengembangan Jasa

Konstruksi Dinas PUP Dan ESDM DIY Nomor : 188/00645 tanggal 19 Maret 2018.

Susunan Tim Pelaksana yang bertugas adalah sebagai berikut :

NO. NAMA INSTANSI JABATAN

Balai PIPBPJK
Rosdiana Puji Lestari, ST,
1. Dinas PUP Dan ESDM DIY Ketua
M.Eng.
Seksi Informasi Permukiman dan
Bangunan
2. Kusumastuti Sri Winahyu, ST. Balai PIPBPJK Wakil Ketua
Dinas PUP Dan ESDM DIY

Seksi Informasi Permukiman dan


Bangunan
3. Nurnani, ST. Anggota
Balai PIPBPJK
Dinas PUP Dan ESDM DIY
Seksi Informasi Permukiman dan
Bangunan
4. Wisnu Aditya Warman Anggota
Balai PIPBPJK
Dinas PUP Dan ESDM DIY
Seksi Informasi Permukiman dan
Bangunan
5. M. Yanu Koesumakristi, ST. Anggota
Balai PIPBPJK
Dinas PUP Dan ESDM DIY
Seksi Informasi Permukiman dan
Bangunan
6. Devi Ermawati, SIP. Anggota
Balai PIPBPJK
Dinas PUP Dan ESDM DIY
Seksi Informasi Permukiman dan
Bangunan
7. Akhmad Fauzan N U, S.Kom. Anggota
Balai PIPBPJK
Dinas PUP Dan ESDM DIY
Seksi Informasi Permukiman dan
Bangunan
8. Devi Yudha Anggota
Balai PIPBPJK
Dinas PUP Dan ESDM DIY
9.

7
Pengelolaan Tata Kawasan Permukiman untuk Pencegahan Kumuh dan Degradasi Lingkungan
Balai Pengujian, Informasi Permukiman dan Bangunan Dan Pengembangan Jasa Konstruksi
(Balai PIPBPJK)

C. Narasumber dan Moderator

Narasumber dan moderator pada kegiatan ini ditetapkan dengan Surat

Keputusan Kepala Balai Pengujian, Informasi Permukiman dan Bangunan, dan

Pengembangan Jasa Konstruksi Dinas PUP Dan ESDM DIY Nomor : 188/00646

tanggal 19 Maret 2018, dengan susunan sebagai berikut :

NO. NAMA INSTANSI JABATAN

1. Metrizal, ST. INTAKINDO Narasumber


2. Ir. Nufrizal Faried Hanafi, MT. INTAKINDO Narasumber
3. Ir. Rokhmad Wahyono INTAKINDO
4. Wisnu Hendrawan Bayuaji, ST., Narasumber
INTAKINDO
M.A
5. Hendi Hidayat, ST., M.Si. INTAKINDO Narasumber
6. Sugiyarto, ST. INTAKINDO Narasumber
7. Ismu Jayana, ST. INTAKINDO Narasumber
8. Ir. Abdul Madjid INTAKINDO Narasumber
9. Ir. Gunadi INTAKINDO Narasumber
10. Deppy Dwi Prasetyo, ST. INTAKINDO Narasumber
11. Ir. M. Suseno, MT. INTAKINDO Narasumber
12. Warniningsih, ST., M.Kes. INTAKINDO Narasumber
13. Siti Dewi Amanda T, ST., MBA. INTAKINDO Narasumber
14. Dr. Ing. Nensi Golda Yuli, ST., Narasumber
INTAKINDO
MT.
15. Aryanto Nugroho, ST., SE. Mitra Kerja 2017 Narasumber
16. Endang Rohjiani, SH. Mitra Kerja 2017 Narasumber
17. Aziz Yon Haryono, ST., M.Sc. Mitra Kerja 2017 Narasumber

D. Peserta

Peserta yang mengikuti sosialiasi ini berjumlah 40 orang (daftar peserta

terlampir), dengan rincian sebagai berikut :

1. Perangkat Desa dari 8 Desa di wilayah Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta pada

Kabupaten Sleman (Kec Ngaglik, Kec. Depok dan Kec. Mlati); dan

8
Pengelolaan Tata Kawasan Permukiman untuk Pencegahan Kumuh dan Degradasi Lingkungan
Balai Pengujian, Informasi Permukiman dan Bangunan Dan Pengembangan Jasa Konstruksi
(Balai PIPBPJK)

2. Perwakilan Masyarakat Penggiat/Pemerhati Sektor Infrastruktur Lingkungan

Permukiman di DIY.

9
Pengelolaan Tata Kawasan Permukiman untuk Pencegahan Kumuh dan Degradasi Lingkungan
Balai Pengujian, Informasi Permukiman dan Bangunan Dan Pengembangan Jasa Konstruksi
(Balai PIPBPJK)

BAB III
MATERI SOSIALISASI

Sosialisasi/ Pemberdayaan Masyarakat Yang Berkelanjutan Di Sektor

Infrastruktur Lingkungan Permukiman Melalui Klinik Konstruksi : Pengelolaan Tata

Kawasan Permukiman untuk Pencegahan Kumuh dan Degradasi Lingkungan yang

dilaksanakan pada hari Rabu, 28 Maret 2018 di Pendopo kantor Kecamatan Ngaglik,

Kabupaten Sleman, Yogyakarta, menghadirkan pembicara dari INTAKINDO. Materi

yang disampaikan pada kegiatan ini meliputi :

A. Program 100-0-100 Untuk Indonesia Bersih dan Sehat

Yang dimaksud dengan program 100-0-100 adalah

1. Bagaimana akses air minum terpenuhi untuk masyarakat tercapai 100%

2. Bagaimana kawasan kumuh itu hilang hingga 0%

3. Bagaimana sanitasi lingkungan terpenuhi dengan baik (100%)

Target Program 100-0-100 sampai dengan tahun 2019 yaitu pelayanan akses

universal air minum dan sanitasi kepada seluruh masyarakat serta terwujudnya

kota tanpa kawasan kumuh.

Pada kawasan kumuh akan dibangun prasarana dan sarana dasar air minum

dan sanitasi untuk menambah akses air minum menjadi 100% dan akses sanitasi

layak 100% sehingga mengurangi kawasan kumuh hingga 0% pada tahun 2019.

B. Hunian Sehat Program 100-0-100

Hunian sehat program 100-0-100 harus memenuhi beberapa syarat

bangunan hunian, diantaranya yaitu sebagai berikut:

10
Pengelolaan Tata Kawasan Permukiman untuk Pencegahan Kumuh dan Degradasi Lingkungan
Balai Pengujian, Informasi Permukiman dan Bangunan Dan Pengembangan Jasa Konstruksi
(Balai PIPBPJK)

1. Kondisi bangunan hunian

a. Keteraturan bangunan hunian

Jarak antar bangunan dan jarak antar rumah dengan jalan disepakati agar

tiap hunian memiliki ruang hijau yang cukup serta infrastruktur yang

memadai

b. Kepadatan bangunan hunian

Jarak antar bangunan dijaga untuk mengakomodasi akses warga dan

penetrasi cahaya dan pergerakan udara yang baik

c. Kelayakan bangunan hunian

Struktur kayu tanggap gempa, atap tanah liat, diniding kayu dan bambu,

fondasi umpak, jendela yang memadai

2. Kondisi Aksesibilitas Lingkungan

a. Jangkauan jaringan jalan

1) Area parkir kolektif bagi warga dan pengunjung desa

2) Jalan akses menuju permukiman penduduk

3) Jalan akses menuju pura dan rumah penduduk

b. Kualitas jaringan jalan

1) Ruang hijau milik warga untuk penghijauan lingkungan

2) Drainase hujan dan ai limbah masyarakat

3) Jalan akses rabat beton menuju hunian warga

4) Jalan utama dengan perkerasan batu

5) Jalan akses aspal menuju desa dengan penanda dan kualitas yang

baik

3. Kondisi Drainase Lingkungan

11
Pengelolaan Tata Kawasan Permukiman untuk Pencegahan Kumuh dan Degradasi Lingkungan
Balai Pengujian, Informasi Permukiman dan Bangunan Dan Pengembangan Jasa Konstruksi
(Balai PIPBPJK)

Terdapat riol jalan untuk mengurangi genangan air ketika huan dan terdapat

drainase air hujan dan air limbah masyarakat yang sudah diolah

a. Kualitas sumber air minum/baku

b. Kecukupan pelayanan air minum

4. Kondisi Pelayanan Air Minum (Prasarana sanitasi lingkungan)

5. Kondisi Pengelolaan Air Limbah (Pengelolaan persampahan lingkungan)

Terdapat sistem pengolahan air limbah komunal biofilter, ruang interaksi

publik di atas tangki septik biofilter. Sungai yang bersih menjadi daya tarik

visual bagi kawasan permukiman. Lingkungan permukiman yang bersih dan

sehat dengan pengolahan air limbah yang baik.

6. Kondisi Pengelolaan Persampahan

C. Pengurangan dan Penanganan Sampah

1. Penanganan Sampah Terpadu (Pengelolaan dan Pengolahan Sampah

Terpadu)

Sampah merupakan sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak

disenangi atau sesuatu yang harus dibuang. Pada umumnya sampah berasal

dari kegiatan manusia (termasuk kegiatan oleh industri), dan bukan berupa

limbah biologis (karena human waste tidak termasuk di dalamnya). Selain itu

sampah pada umumnya bersifat padat (karena air bekas tidak termasuk di

dalamnya).

Sampah timbul karena berbagai hal, diantaranya yaitu konsumtivitas

tinggi, industri kemasan produk, 3R belum dilaksanakan, dan kapasitas

pengolahan yang tidak signifikan. Produksi sampah rata-rata 3 liter/orang/hari

dengan komposisi sampah rata-rata di Indonesia 70% organik dan 30%

anorganik (plastik, kertas, logam, gelas, dll).

12
Pengelolaan Tata Kawasan Permukiman untuk Pencegahan Kumuh dan Degradasi Lingkungan
Balai Pengujian, Informasi Permukiman dan Bangunan Dan Pengembangan Jasa Konstruksi
(Balai PIPBPJK)

Penanganan sampah adalah tindakan yang dilakukan terhadap

sampah mulai dari sumber sampah sampai pengolahan. penanganan sampah

dapat berupa pengangkutan, pengumpulan, penyimpanan dan pengolahan

sampah. Penanganan sampah terpadu perlu diupayakan sepanjang proses

penanganan sampah oleh penanggung jawab yang jelas yaitu penghasil

sampah, pengelola lingkungan/kawasan, pengelola kota dan pengelola

regional.

Paradigma lama menganggap sampah berhubungan dengan polutan,

lingkungan, ekonomi, penyakit dan menjijikan dan penanganannya masih

dialkukan oleh warga (kumpul-angkut-buang) sedangkan paradigma baru

menganggap sampah sebagai sesuatu yang berhubungan dengan sumber

daya (resources) dan energi serta pengelolaannya dilakukan oleh

pemda/pemkot.

Pola pengeloaan sampah kota saat ini, dari total seluruh timbunan

sampah, 40,09% diangkut petugas ke TPA dan dibuang secara liar (TPA liar),

7,54% ditimbun, 1,61% diolah menjadi kompos dan didaur ulang, 35,49%

dibakar dan 15, 27% sisanya dibuang ketempat lain seperti sungai, jalan,

taman, dan sebagainya.

Pengelolaan sampah yang ideal adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan pengolahan sampah idealnya dilakukan pada lokasi yang

mendekati sumber sampah, seperti permukiman, pasar tradisional, atau

komplek pendidikan serta lokasi tempat pembuangan sampah (TPS)

yang sudah ada, selain dapat juga dilakukan di akhir Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA).

13
Pengelolaan Tata Kawasan Permukiman untuk Pencegahan Kumuh dan Degradasi Lingkungan
Balai Pengujian, Informasi Permukiman dan Bangunan Dan Pengembangan Jasa Konstruksi
(Balai PIPBPJK)

2. Mulai mengedepankan era baru pengelolaan sampah yaitu Kumpul –

Angkut - Olah (Manfaatkan!) melalui penerapan 3R.

3. Meninggalkan pola single method dalam pengelolaan sampah kota

melalui pengembangan dan penerapan metode lain yang layak secara

simultan dalam skala kota. Metode yang patut dikembangkan antara lain:

industri pengomposan, industri daur ulang, sanitary landfill dengan

prosedur ketat, pembangunan incinerator plant untuk pemanfaatan waste

to energy, dan metode lain yang dapat membangun partisipasi

masyarakat dalam gerakan pengurangan sampah.

4. Pelibatan masyarakat secara aktif dalam pengelolaan sampah sehingga

perlu ada edukasi, sosialisasi, dan Kampanye peduli sampah untuk

membangun kesadaran dan komitmen masyarakat terhadap pengelolaan

sampah melalui penerapan prinsip 3R.

Ada beberapa manfaat dari penerapan 3R:

1. Mengurangi biaya tahunan pengelolaan sampah kota terutama dari

komponen transportasi sampah dan biaya operasional TPA.

2. Mengurangi bahan pencemar lingkungan yang berasal dari sampah.

3. Mengurangi emisi gas metan yang merupakan salah satu gas rumah kaca

(GRK) yang diyakini berkontribusi pada pemanasan global.

4. Produk hasil pengolahan sampah dapat dimanfaatkan dan bernilai

ekonomis.

5. Membuka peluang usaha kecil dan menengah (UKM) dalam industri

kompos dan industri daur ulang.

6. Dapat membangun kota yang bersih dan sehat.

14
Pengelolaan Tata Kawasan Permukiman untuk Pencegahan Kumuh dan Degradasi Lingkungan
Balai Pengujian, Informasi Permukiman dan Bangunan Dan Pengembangan Jasa Konstruksi
(Balai PIPBPJK)

7. Dapat menjadi strategi jangka panjang dalam penghematan sumberdaya

dan energi

Permasalahan tiap kota beragam, namun pada intinya, permasalahan

terjadi pada kinerja operasional prasarana dan sarana persampahan masih

buruk (armada kendaraan, instalasi pengolahan, tempat pembuangan akhir).

Penyebabnya antara lain karena timbunan sampah yang tinggi, keterbatasan

kapasitas SDM baik manajerial (pemilihan alternatif pengolahan, pemilihan

lokasi TPA, penggalian sumber daya) maupun operasional (perencanaan dan

pengawasan pengangkutan, operasional TPA), dukungan stakeholder yang

lemah dan prioritas yang masih kurang.

Penanganan sampah terpadu bisa dilakukan dengan beberapa cara:

1. Penanganan ditingkat sumber (rumah tinggal, kantor, sekolah, toko,

pedagang, dsb)

2. Penanganan ditingkat kota (pengangkutan, pengolahan, pembuangan)

3. Penanganan ditingkat kawasan (lingkungan perumahan, rumah

susun/apartemen, komplek perkantoran, komplek pertokoan, pasar)

4. Penanganan sampah regional

a. Konsep muncul karena permasalahan sampah yang tidak kunjung

selesai dan semakin membebani pemerintah daerah, biaya

pengelolaan semakin tinggi

b. Masalah lingkungan dan sosial masyarakat, tidak mengenal batas

wilayah administratif pemerintahan

c. Adanya otonomi daerah tidak harus membuat masing-masing daerah

yang bertetangga cuek

d. Biaya tinggi bisa ditanggung bersama

15
Pengelolaan Tata Kawasan Permukiman untuk Pencegahan Kumuh dan Degradasi Lingkungan
Balai Pengujian, Informasi Permukiman dan Bangunan Dan Pengembangan Jasa Konstruksi
(Balai PIPBPJK)

Pengelolaan sampah bisa dilakukan dengan beberapa cara:

1. Pengangkutan, yaitu memindahkan dan mengangkut sampah dari

berbagai tempat ke tempat lain yang dikehendaki atau ketempat

pengumpulan sampah yang akan mengalami pengolahan.

2. Pengumpulan, yaitu mengumpulkan & menempatkan sampah ketempat

pengumpulan (Memudahkan untuk dimanfaatkan ketempat pengolahan).

Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menggunakan bak

sampah/tong sampah untuk skala kecil rumah tangga/skala besar

dipinggir jalan, dan pengumpulan menggunakan sistem air sehingga

akhirnya sampah terkumpul dalam penampung berisi air/saluran air yang

merupakan transportasi sistem air.

3. Penyimpanan

Penyimpanan dilakukan agar tidak terjadi pembusukan/kadar air

meningkat. Tempat penyimpanan harus sesuai dengan karakteristik

sampah dan karakteristik teknologi pengolahan. Bisa menggunakan bak

dengan tutup, bak/ruang dengan menggunakan pengontrol kelembaban

dan tekanan udara pada ruang tertutup. (misalnya blower), kantong

plastik, cara pengempakan (press) untuk mengurangi/menurunkan volume

sampah .

Ada beberapa konsep pengolahan sampah yang bisa digunakan oleh

masyarakat, salah satunya yaitu dengan menciptakan budaya reused

(menggunakan kembali benda-benda yang dianggap sampah karena sifat dan

karakteristiknya dapat dimanfaatkan kembali tanpa melalui proses produksi),

recycling (mendaur ulang sampah hingga terjadi perubahan, baik bentuk maupun

16
Pengelolaan Tata Kawasan Permukiman untuk Pencegahan Kumuh dan Degradasi Lingkungan
Balai Pengujian, Informasi Permukiman dan Bangunan Dan Pengembangan Jasa Konstruksi
(Balai PIPBPJK)

funsinya) dan reduce (mengurangi). Langkah pengolahan sampah ini lebih dikenal

dengan sebutan 3M/3R.

Konsep pengolahan sampah lainnya yang bisa digunakan yaitu konsep

pemisahan awal dan timbulan sampah. Ada beberapa teknologi pengolahan sampah

yang bisa digunakan oleh masyarakat, seperti misalnya pengolahan sampah organik

menjadi kompos. Masyarakat dapat mengolah sendiri sampah organik menjadi

kompos.

Beberapa bahan penting dalam pembentukan kompos:

a. Kualitas Bahan organik

Rasio C/N (berat/berat) : C dan N diperlukan oleh Mikroorganisme untuk

hidup dan membentuk protein. Nilai C/N optimal = 25 - 30

b. Mikroorganisme

Berfungsi untuk proses pembusukan. Pertumbuhan mikroorganisme

membutuhkan nutrien (misal: pupuk yang mengandung fosfor)

c. Kelembaban

Berpengaruh pada waktu proses pembusukan. Kelembaban yang optimal

= 50 – 55%

1) < 40% : waktu proses pembusukan tidak cepat

2) > 60% : Relatif kekurangan O2, shg. cenderung kearah proses

pembusukan anaerobik: akibat samping timbul bau

d. Oksigen

Proses aerobik merupakan dasar proses pembusukan (komposting

Sampah anorganik (daur ulang-landfill, incinerasi)

Faktor lain yang mempengaruhi poses komposting

1. Temperatur (Suhu yang baik untuk proses biologis = 45 – 55ºC)

17
Pengelolaan Tata Kawasan Permukiman untuk Pencegahan Kumuh dan Degradasi Lingkungan
Balai Pengujian, Informasi Permukiman dan Bangunan Dan Pengembangan Jasa Konstruksi
(Balai PIPBPJK)

2. pH (derajad keasaman (pH) optimal 7 – 8

- > 8 : akan mengurangi hilangnya Nitrogen (Nitrogen

sangat diperlukan mikroorganisme).

Cara pelaksanaan komposting aerobik :

a. Persiapan Penyediaan sampah: sampah harus dipotong-potong (2,5 – 8 cm)

b. Dekomposisi, yaitu pencampuran/penambahan Nutrien untuk mempercepat

proses kompos (ditambah air limbah/kotoran hewan 1–5% berat sampah)

c. Pengadukan, dilakukan untuk mencegah kekeringan, pelengketan dan

terjadinya proses anaerobik, maka samapah harus dibalik/diaduk secara

berkala.

18
Pengelolaan Tata Kawasan Permukiman untuk Pencegahan Kumuh dan Degradasi Lingkungan
Balai Pengujian, Informasi Permukiman dan Bangunan Dan Pengembangan Jasa Konstruksi
(Balai PIPBPJK)

BAB IV
PENUTUP

Sosialisasi/ Pemberdayaan Masyarakat Yang Berkelanjutan di Sektor

Infrastruktur Lingkungan Permukiman Melalui Klinik Konstruksi : Pengelolaan Tata

Kawasan Permukiman Untuk Pencegahan Kumuh dan Degradasi Lingkungan

diselenggarakan pada hari Rabu, 28 Maret 2018 bertempat di Pendopo Kantor

Kecamatan Ngagglik, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Sosialisasi yang

dilaksanakan oleh Seksi Pengembangan Jasa Konstruksi Balai Pengujian, Informasi

Permukiman dan Bangunan dan Pengembangan Jasa Konstruksi Dinas PUP Dan

ESDM DIY ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka penyebaran

informasi di bidang permukiman dan bangunan. Kegiatan ini didanai dari DPA SKPD

Balai PIPBPJK Dinas PUP Dan ESDM DIY TA 2017 Nomor : 15/DPA/2017 tanggal

29 Desember 2017.

Para narasumber sosialisasi yaitu : Bapak Ir. Rokhmad Wahyono (Ahli Teknik

Jalan-Madya dan Ahli Sumber Daya Air-Madya) dari INTAKINDO, membawakan

materi Program 100-0-100 Untuk Indonesia Bersih Dan Sehat; Bapak Wisnu

Hendrawan Bayuaji, ST., M.A., (Ahli Iluminasi-Utama) dari INTAKINDO,

membawakan materi Hunian Sehat Program 100-0-100; dan Ibu Warniningsih, ST.,

M.Kes. (Ahli Kesehatan Lingkungan) dari INTAKINDO membawakan materi,

Pengurangan Dan Penanganan Sampah. Secara keseluruhan acara berlangsung

lancar yang dihadiri oleh kurang lebih 40 peserta yang berasal dari : unsur

19
Pengelolaan Tata Kawasan Permukiman untuk Pencegahan Kumuh dan Degradasi Lingkungan
Balai Pengujian, Informasi Permukiman dan Bangunan Dan Pengembangan Jasa Konstruksi
(Balai PIPBPJK)

Perangkat Desa dari 8 Desa di wilayah Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta pada

Kabupaten Sleman (Kec Ngaglik, Kec. Depok dan Kec. Mlati); dan perwakilan

Masyarakat Penggiat/Pemerhati Sektor Infrastruktur Lingkungan Permukiman di

DIY.

Demikian Laporan Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi/ Pemberdayaan

Masyarakat Yang Berkelanjutan di Sektor Infrastruktur Lingkungan Permukiman

Melalui Klinik Konstruksi : Pengelolaan Tata Kawasan Permukiman Untuk

Pencegahan Kumuh dan Degradasi Lingkungan, kiranya dapat menjadi bahan

masukan pada kegiatan sosialisasi yang lainnya.

20
Pengelolaan Tata Kawasan Permukiman untuk Pencegahan Kumuh dan Degradasi Lingkungan

Anda mungkin juga menyukai