Pengertian
Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan oleh proses hemolisis, yaitu
pemecahan eritrosit dalam pembuluh darah sebelum waktunya.
Insidensi
Anemia hemolitik merupakan anemia yang tidak terlalu sering dijumpai, tetapi bila
dijumpai memerlukan pendekatan diagnostik yang tepat. Pada kasus-kasus penyakit dalam
yang di rawat di RSUP sanglah tahun 1997, anemia hemolitik merupakan 6% dari kasus
anemia, menempati urutan ketiga setelah anemia aplastik dan anemia sekunder karena
keganasan hematologis.
Klasifikasi
Pada dasarnya anemia hemolitik dapat dibagi menjadi dua golongan besar sebagai
berikut :
Etiologi
Patofisiologi
Hem
Globin
Besi
Protoporfirin
Genangan Protein
Hati
Udara habis
Bilirubin terkonjugasi
Empedu
Urobilinogen sterkobilinogen
Feses
Urine
Hemoglobin
Epitel Tubulus
Clearance oleh RES
Hemosiderinuria
3. Kompensasi sumsum tulang untuk meningkatkan eritropoiesis. Destruksi
eritrosit dalam darah tepi akan merangsang mekanisme bio-feedback sehingga
sumsum tulang meningkatkan eritropoesis. Peningkatan eritropoesis ditandai
oleh peningkatan jumlah eritroblast dalam sumsum tulang, sehingga terjadi
hiperplasis normoblastik.
Anemia sel sabit
Pengertian
Anemia sel sabit merupakan suatu gangguan resesif otonom yang disebabkan oleh
pewarisan dua salinan gen hemoglobin defektif, satu buah dari masing – masing orang tua.
Hemoglobin yang cacat itu disebut haemoglobin S ( HbS ), menjadi kaku dan membentuk
konfigurasi seperti sabit apabila terpajan oksigen berkadar rendah.
Insiden
Di amerika serikat anemia sel sabit terutama mengenai orang amerika keturunan
afrika, yaitu 1 diantara 375 bayi. Selain itu juga didapatkan pada penduduk Mediterania,
Karibia dan keturunan amerika selatan dan tengah yang mempunyai nenek moyang arab dan
india timur
Etiologi
Ada beberapa factor yang dianggap sebagai perangsang terbentuknya sel sabit, yaitu
stress fisik, demam dan trauma
Patofisiologi
Adanya defek pada molekul haemoglobin dimana defek tersebut merupakan satu
substitusi asam amino pada rantai beta haemoglobin. Oleh karena haemoglobin A normal
mengandung dua rantai alfa dan dua rantai beta, maka terdapat dua gen untuk sintesis tiap
rantai. Hemoglobin yang cacat tersebut diberi nama haemoglobin S ( HbS ). HbS menjadi
kaku dan membentuk konfigurasi seperti sabit apabila terpajan oksigen berkadar rendah. Sel
darah merah pada anemia sel sabit ini kehilangan kemampuannya berubah bentuk sewaktu
melewati pembuluh yang sempit. Sehingga aliran darah ke jaringan sekitarnya tersumbat. Hal
ini menyebabkan iskemia dan infark diberbagai organ tubuh, terutama tulang dan limpa.
Adanya iskemia dan infark di berbagai organ tubuh menyebabkan serangan nyeri.
Gambaran Klinis
Gambaran klinis yang umum terjadi pada anemia sel sabit adalah sebagai berikut
Pemeriksaan diagnostic yang lazim dilakukan pada masalah ini adalah sebagai berikut
Penatalaksanaan
Komplikasi