Assomadi
PENGENDALIAN PENCEMARAN
UDARA
Pengendalian pencemaran udara
merupakan satu bagian dari proses
pengelolaan kualitas udara.
Kegiatan perkotan, yang meliputi
kegiatan sektor-sektor permukiman,
transportasi, komersial, industri,
pengelolaan sampah merupakan
sumber-sumber pencemar udara
perkotaan
Pencemaran Udara Akibat Aktifitas
Industri
Pemakaian bahan bakar sebagai sumber
energi dalam menunjang proses industri
masih sangat mendominasi kegiatan
industri di Indonesia, hal ini akibat belum
mencukupinya energi listrik yang tersedia.
Pemakaian bahan bakar minyak dan fosil
akan memberikan emisi pencemar udara
konservatif yang meliputi CO, Hidrokarbon,
NOx, SOx dan Partikulat.
Industri juga akan menghasilkan emisi
pencemar udara spesifik tergantung dari
jenis bahan baku dan bahan pembantunya
Industri berat dalam golongan barang galian bukan
logam dan industri dasar logam cenderung
menggunakan bahan bakar residu dan solar dalam
jumlah yang besar, demikian juga dengan beberapa
industri besar lainnya, yaitu industri kimia dan barang-
barang kimia serta industri tekstil.
Industri besar, seperti industri logam dasar, semen dsb,
umumnya berlokasi di daerah yang diperuntukkan
khusus untuk industri, sehingga masalah pencemaran
udara yang timbul akan bersifat khusus dengan sifat
penyebaran yang spasifik sesuai dengan karakteristik
meteorology setempat.
PLTU merupakan kelompok industri energi khusus yang
mengemisikan pencemar konservatif dalam intensitas
dan konsentrai yang tinggi. Bahan baku energi seperti
batu bara akan menimbulkan pencemaran yang tidak
saja berasal dari proses pembakarannya, tetapi juga
dari bahan bakunya sendiri dalam bentuk debu batu
bara.
Upaya pengendalian pencemaran udara dapat
dilakukan dengan melalui :
Indonesia
National Local
• Administrative Law
Enforcement
• Private Law
Enforcement Emission load
• Criminal Law and Air Quality in
Enforcement Industry behaviors concentration Industrial
• Market Based to the regulation from Area
Instruments industrial
• Publication and sources
Information
Instruments
• Voluntary Instruments
• Public Expenditure
Instruments
Introduction to Gaseous
Pollutants 11
Change in Fuel
e.g. Use of Low Sulfur Fuel, instead of High Sulfur fuel.
Plant Shutdown
Commonly Used Methods For Air Pollution
Control
PARTICULATE
Cyclones
Electrostatic Precipitators
Fabric Filter
Wet Scrubbers
GASES
Adsorption Towers
Thermal Incernation
Catalytic Combustion
PEMILIHAN ALAT
PENGENDALI
Lingkungan
Lokasi alat.
Luas ruang yang tersedia.
Kondisi Ambient.
Tersedianya bahan-bahan kebutuhan operasional alat
yang memadai (seperti energi/listrik, air, dll) dan
fasilitas penunjang (seperti fasilitaas pembuangan dan
pengolahan limbah).
Batas maksimal emisi yang diijinkan.
Pertimbangan estetis.
Dampak sistem pengendalian pencemaran udara
terhadap pencemaran air dan tanah.
Dampak sistem pengendalian pencemaran udara
terhadap tingkat kebisingan.
Teknik
Karakteristik kontaminan (seperti karakteristik fisik dan
kimia dari polutan, konsentrasi, bentuk dan ukuran
partikel beserta sebarannya(jika polutan berupa
partikulat), rektifitas kimia, korosifitas, dll).
Karakteristik aliran gas (seperti debit, tekanan,
kelembaban, komposisi, viskositas, densitas, reaktifitas,
dll).
Karakteristik desain dan performa dari sistem
pengendalian pencemaran yang digunakan (seperti
ukuran dan berat, kurva efisiensi fraksi(untuk polutan
partikulat), transfer massa dan/atau kemampuan
kontaminan untuk merusak (untuk polutan berupa gas
atau uap), pressure drop, kemampuan alat, efisiensi
reduksi alat, kebutuhan bahan baku penunjang
operasional alat, batasan suhu, kebutuhan perawatan
alat, dll).
Ekonomi
BIaya untuk pembuatan alat.
BIaya operasional dan perawatan alat.
Umur alat yang diharapkan.
Dll.
Secara umum alat pengendali yang
diterapkan dibedakan atas dua
kelompok, yaitu :
Alat pengendali gas
Alat pengendali partikulat
Four (five) general methods of separating
gaseous pollutants are:
separating
(3) condensation to a liquid, and
pollutants
(4) conversion into a less polluting or
nonpolluting gas oxidation (combustion)
Adsorpsi
Kontrol pencemar dengan proses adsorpsi
gas dengan melewatkan gas buangan
melalui adsorban.
Gas yang dapat diadsorpsi secara kimiawi
tergantung tekanan dan suhu.
Bahan adsorban : activated carbon,
aluminq, bauxite, silica gel, strontium sulfat,
magnesia dan lain-lain.
Karakteristik penting adsorban antara lain
rasio luas permukaan terhadap volume.
Adsorpsi
•Absorpsi
Absorpsi atau scrubbing melibatkan gas buangan
terkontaminasi kontak dengan absorban (solven),
kandungan gas buangan dihilangkan, diolah atau
dimodifikasi oleh absorban.
Proses : kimiawi atau fisik.
Jumlah gas yang terlarut ke dalam solven tergantung
dari karakteristik gas buangan dan solven sendiri.
Absorbsi digunakan terutama untuk kontrol gas sulfur,
nitrogen, khlorida, amoniak dan beberapa hidrokarbon.
Absorban (Solven)
Kelarutan gas berbeda di dalam setiap solven. Sebagai
contoh kelarutan nitrogen, oksigen dan CO2 10 x lebih
besar di dalam etanol, aceton atau benzene daripada air.
Solven adalah bahan kimia yang mempunyai kelarutan
tinggi dan viskositas rendah.
Absorpsi
Kondensasi
SELECT BEST
AVAILABLE CONTROL
SYSTEM
Terima kasih,
Wasalamuallaikum Wr. Wb.
Baku Mutu Kualitas Udara