Anda di halaman 1dari 2

HUKUM MEDIA MASSA

Nama: Etika Nindya Hikmarani


NIM: 044769706
Prodi: Ilmu Komunikasi
UPBJJ Bogor
Tugas 2

1. Kebijakan dan sistem hukum media massa di era Orde Baru

Orientasi dan posisi pers mengalami perkembangan selama masa pemerintahan Orde
Baru dengan lahirnya pers yang mampu membawa aspirasi rakyat maupun pers yang
menjadi pembawa informasi pemerintah. Menurut Abidin (2005) orientasi berhubungan
erat dengan pemihakan atau sikap dari pers. Oleh karena itu pemihakan pers sangat
penting untuk media massa supaya memperoleh kepercayaan pembaca dari para khalayak
umum. Pembagian klasifikasi pada orientasi pers, pers 151 dibedakan menjadi dua
golongan yaitu pers yang memihak pada masyarakat dan pers yang memihak pada
pemerintah atau negara. Pers yang memihak pada masyarakat adalah pers yang lebih
banyak membela masyarakat dengan menyuarakan aspirasi, kehendak dan kepentingan
masyarakat. Sedangkan orientasi yang terjadi pada masa pemerintahan Orde Baru juga
diwarnai dengan pers yang memihak pada pemerintahan. Hal itu disebabkan dengan
lahirnya kepentingan kepentingan politik media terhadap pemerintah dan masyarakat.

2. Dampak kebijakan dan sistem tersebut terhadap industri media di era tersebut

Seiring runtuhnya kekuasaan pemerintah orde lama dan digantikan dengan pemerintahan
orde baru, kehidupan pers di Indonesia pun perlahan memperoleh kebebasan. Kebebasan
tersebut diperoleh setelah pemerintahan orde baru mengeluarkan Undang-Undang Nomor
11 Tahun 1966 tentang Prinsip-Prinsip Dasar Pers. Undang-undang tersebut mengatur
bahwa pers nasional tidak dapat disensor atau dikendalikan dan kebebasan pers dijamin
sebagai bagian dari hak-hak dasar warga negara serta penerbitan tidak memerlukan surat
izin apa pun. Pada kenyataannya, para penerbitan surat kabar wajib memiliki dua izin
yang saling terkait. Dua izin tersebut adalah Surat Izin Terbit (SIT) dari Departemen
Penerangan dan Surat Izin Cetak (SIC) dari lembaga keamanan militer KOPKAMTIB.
Kebebasan pers mulai sirna ketika terjadi Peristiwa Malari (Malapetaka 15 Januari
1974). Dalam peristiwa ini terjadi demonstrasi besar-besaran Jakarta. Demonstrasi ini
dipicu oleh kedatangan Perdana Menteri Jepang, Tanaka. Apabila dilihat lebih jauh, aksi
tersebut berakar dari ketidakpuasan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah di bidang
sosial dan ekonomi. Akibat peristiwa tersebut banyak aktivis yang ditangkap. Tidak
hanya aktivis, peristiwa tersebut juga berdampak pada kehidupan pers. Sejak Peristiwa
Malari, pemerintah mulai memperhatikan dan menekan pers. Tekanan terhadap pers
semakin terasa ketika pemerintah orde baru mengeluarkan Undang-Undang Nomor 21
Tahun 1982 tentang Pokok-Pokok Pers. Undang-undang tersebut merupakan perubahan
dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1966.
Sumber: https://jurnal.fkip.uns.ac.id\

https://brainly.co.id/tugas/35286113

Anda mungkin juga menyukai