Anda di halaman 1dari 9

PEMERIKSAAN FISIK PASCA PERSALINAN: LOCHEA, MAMAE, FUNDUS UTERI

Disusun oleh:

Dea Celsa Ekayeni (21.002)

Reni Lindasari (21.006)

Yikhli Raditya Putra (21.011)

PROGRAM STUDI AKADEMI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA MOJOKERTO

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Mojokerto, 09 Oktober 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................1

KATA PENGANTAR................................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...............................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................4

1.3 Tujuan..............................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pemeriksaan fisik pasca persalinan: lochia, mamae, Fundus


Uteri ..............................................................................................................................5

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan......................................................................................................8

3.2 Saran................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................9

3
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Post partum merupakan masa yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa post partum dimulai sejak 2 jam
setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu 42 hari (Nugroho, Taufan, 2014).

Dalam masa ini, perlu dilakukan pemeriksaan fisik ada ibu yang baru melahirkan. Pemeriksaan
fisik tidak hanya dilakukan pada saat ibu hamil saja. Namun, pasca persalinan juga perlu karna
untuk mengetahui terdapat suatu keabnormalan atau tidak dan pastinya untuk memantau
kesehatan dari ibu.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan fisik pasca persalinan?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah maternitas
tentang pemeriksaan fisik pasca persalinan dan supaya kita mengetahui bagaimana cara
melakukan pemeriksaan fisik yang benar pasca persalinan.

4
BAB II PEMBAHASAN

2.1 PEMERIKSAAN FISIK PASCA PERSALINAN: Lochea, Mamae, Fundus Uteri

Teknik pemeriksaan fisik postpartum adalah dengan melakukan pemeriksaan umum secara
menyeluruh, yang secara garis besar mencakup tanda vital, pemeriksaan payudara,
pemeriksaan abdomen, kandung kemih, lochia, perdarahan, serta pemeriksaan pelvis untuk
mengevaluasi subinvolusi uterus, penyembuhan serviks, vagina, dan perineum. Namun, dalam
pembahasan kali ini kita membahas Lochia, Mamae dan Fundus Uteri.

Persiapan Pasien

Sebelum pemeriksaan dilakukan, setiap pasien perlu memberikan informed consent. Pada
pemeriksaan bagian pelvis, pasien dalam posisi litotomi. Bila ranjang pemeriksaaan tidak
disertai dengan penyangga kaki, pemeriksaan dapat dilakukan dalam frog-leg position.

Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam pemeriksaan fisik postpartum antara lain termometer,
tensimeter, stetoskop, ranjang pemeriksaan dengan permukaan rata yang disertai dengan
penyangga kaki, dan lampu pencahayaan yang baik.

Prosedural

Pemeriksaan fisik postpartum perlu mengevaluasi kondisi sistem reproduksi dan kesehatan ibu
secara umum. Oleh karenanya, pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh dari ujung kepala
hingga kaki.

Tanda Vital

Pada satu jam pertama postpartum, pengukuran tekanan darah dan nadi perlu dilakukan setiap
lima belas menit atau lebih bila terdapat indikasi. Peningkatan denyut nadi dapat terjadi selama
beberapa jam setelah melahirkan dan kembali normal pada hari ke-2. Takikardia dapat
disebabkan oleh adanya nyeri, demam, ataupun perdarahan postpartum.

Tekanan darah diukur setelah melahirkan, dan bila hasil normal, pemeriksaan kedua dilakukan
dalam waktu 6 jam. Evaluasi rutin tekanan darah juga direkomendasikan pada perempuan
dengan hipertensi. Selain itu, suhu tubuh bisa ditemukan meningkat bila terjadi pembengkakan
payudara, mastitis, atau infeksi luka.[2,6]

Payudara

5
Pemeriksaan payudara postpartum dilakukan dengan inspeksi dan palpasi. Pada perempuan
yang tidak menyusui, pembesaran (engorgement), nyeri payudara, dan milk leakage dapat
memuncak pada hari ke-3 hingga ke-5 setelah melahirkan. Engorgement disebabkan oleh ASI
yang tidak dikeluarkan, sehingga terjadi kongesti ASI, darah, dan limfe. Hal ini menyebabkan
payudara terasa panas, keras, mengkilap, dan nyeri.

Pada sumbatan duktus, dapat ditemukan benjolan yang terasa nyeri dan kemerahan pada kulit
di atasnya. Pada kasus ini biasanya tidak disertai demam.

Pada pemeriksaan juga perlu diperhatikan adanya tanda mastitis berupa payudara kemerahan,
keras, dan nyeri, disertai demam, takikardia, atau menggigil.

Pada palpasi, bila terdapat massa fluktuatif disertai demam yang tidak menurun selama 48-72
jam setelah penatalaksanaan mastitis, perlu dicurigai adanya abses payudara.

Selain jaringan parenkim payudara, perlu pula dilakukan pemeriksaan puting, apakah terdapat
fisura, iritasi, dan crack karena dapat mengganggu proses menyusui dan menjadi tempat
masuknya patogen.[3,6]

Uterus

Setelah melahirkan, dilakukan pemeriksaan terhadap tonus uterus untuk memastikan uterus
berkontraksi dengan baik. Pemeriksaan tonus uterus dilakukan dengan palpasi atau dengan
pemeriksaan bimanual.[9,10]

Pada atonia uteri dan subinvolusi dapat ditemukan ukuran uterus yang lebih besar
dibandingkan normal, teraba lunak, dan disertai perdarahan pada ostium serviks. Atonia uterus
fokal atau lokal sulit dideteksi melalui pemeriksaan abdomen.[9]

Involusi uterus dapat dinilai dengan mengukur tinggi fundus uterus, yang diukur dari simfisis
pubis dengan menggunakan instrumen pita pengukur. Sebelum diukur, uterus diarahkan ke
bagian sentral abdomen. Setelah melahirkan sampai 24 jam pertama, tinggi fundus uterus
kurang lebih 13,5 cm di atas simfisis pubis. Setiap 24 jam didapatkan penurunan tinggi kurang
lebih 1,25 cm, sehingga saat akhir minggu kedua uterus seharusnya telah berada dalam pelvis.
Laju involusi kemudian terjadi secara perlahan sampai 6 minggu postpartum, hingga akhirnya
ukuran uterus menyerupai ukuran normal.[3,4,6]

Lochia

6
Lochia merupakan discharge vagina yang berasal dari uterus, serviks, dan vagina. Lochia
memiliki karakteristik berbau amis, dengan volume rerata 250 ml pada 5-6 hari pertama
postpartum. Terdapat 3 jenis lochia berdasarkan warna dan komposisinya, yaitu lochia rubra,
serosa, dan alba.

Pada pemeriksaan lochia perlu diperhatikan bau, jumlah, warna, dan durasi. Jumlah lochia yang
sedikit atau tidak ada mungkin disebabkan oleh infeksi atau lochiometra, sedangkan jumlah
yang banyak mungkin disebabkan oleh infeksi atau terlambatnya proses involusi. Lochia dengan
warna merah yang menetap, menandakan subinvolusi atau terdapat sisa-sisa konsepsi atau
retensio plasenta dalam uterus.

 Lochia Rubra:

Lochia rubra berwarna merah, umumnya ditemukan pada hari ke-1 sampai ke-4. Lochia rubra
utamanya terbentuk dari darah, disertai sisa-sisa membran fetalis dan desidua, vernix caseosa,
lanugo, dan mekonium.

 Lochia Serosa:

Lochia serosa berwarna pucat, umumnya ditemukan pada hari ke-5 sampai ke-9. Lochia serosa
terbentuk dari sel darah merah, serum, leukosit, eksudat luka, dan mukus serviks.

 Lochia Alba:

Lochia alba berwarna putih pucat atau putih kekuningan, yang didapatkan pada hari ke-10
hingga ke-15. Lochia alba terutama terbentuk dari leukosit, mukus serviks, yang disertai sel
desidua, kristal kolestrin, sel epitel granular, dan lemak.

7
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam pemeriksaan fisik Postpartum terdiri dari beberapa tahap yakni persiapan pasien,
peralatan, prosedural, TTV, Payudara, Uterus, Lochia

3.2 Saran

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan menambah
pengetahuan mengenai pemeriksaan Fisik pasca persalinan.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.guesehat.com/apa-itu-lochia-pendarahan-setelah-melahirkan

https://www.alomedika.com/tindakan-medis/obstetrik-dan-ginekologi/pemeriksaan-fisik-
postpartum/teknik

Anda mungkin juga menyukai