Anda di halaman 1dari 14

“VALIDITAS DAN RELIABILITAS PENELITIAN KUALITATIF

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Komunikasi

Oleh :

Nurul Rahmadina (2010501025)


Amelia (2020501030)
Riki Martin (2010501018)

Dosen Pengampuh :
Chairunnisah Putri Ayu Ningsih, M.I.Kom

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2022-2023
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. iii


BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………………………..……………………….1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 2

C. Tujuan Masalah ................................................................................................................... 2


BAB II PEMBAHASAN………………..……………………………………………………………………………..………...3
A. Pengertian Validitas dan Reliabilitas..………………………………….…………………..…….…………………..3
B. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Penelitian Kualitatif………………………...……………….…………5

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 10

A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 10

B. Saran .................................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 11

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat
rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Validitas dan Relialibilitas Penelitian Kualitatif” ini dengan tepat waktu. Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metodologi Penelitian
Komunikasi semester lims pada program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Dalam penulisan makalah ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Chairunnisah Putri Ayu Ningsih, M.I.Kom selaku dosen pengampuh mata kuliah
Metodologi Penelitian Komunikasi dan semua pihak yang ikut membantu dalam proses
penyusunan makalah ini, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini tidak
sepenuhnya sempurna baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis masih terbatas. Tapi kami berharap tugas ini dapat
berguna bagi para pembacanya sekarang atau di masa yang akan datang dan menjadi
pengalaman berharga bagi kami dalam proses pembuatannya. Kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan.

Palembang, 29 September 2022

Penulis

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Temuan penelitian, baik kuantitatif maupun kualitatif membutuhkan kritik dan
evaluasi untuk menilai keabsahan/ kesahihan dan keakuratan data yang dihasilkan.
Evaluasi dan kritik dilakukan melalui pengujian validitas dan reliabilitas untuk
memperoleh hasil temuan penelitian yang benar yaitu ketepatan data yang
dihasilkan. Guba dan Lincoln (1989) menyatakan bahwa paradigma penelitian
kuantitatif terdapat empat kriteria untuk menilai keabsahan data yang ditemukan,
yaitu validitas internal, validitas eksternal, reliabilitas, dan objektivitas. Keabsahan
data temuan penelitian kualitatif ini juga dinilai berdasarkan empat kriteria, yaitu
kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas. Pengujian validitas
dan reliabilitas pada penelitian kualitatif telah memiliki standar baku untuk menilai
validitas dan reliabilitas data temuannya melalui pengujian terhadap alat ukur yang
dipakai untuk mengumpulkan data.
Data yang benar akan membawa pada kesimpulan yang sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya. Benar tidaknya data tergantung pada baik tidaknya instrumen
pengumpul data atau pengukur objek dari suatu variabel penelitian. Baik tidaknya
suatu instrumen penelitian ditentukan oleh validitas dan reliabilitasnya. Validitas
instrumen menpermasalahkan sejauh mana pengukuran tepat dalam mengukur apa
yang hendak diukur, sedangkan reliabilitas mempermasalahkan sejauh mana suatu
pengukuran dapat dipercaya karena keajegannya. Instrumen dikatakan valid saat
dapat mengungkap data dari variabel secara tepat, tidak menyimpang dari keadaan
yang sebenarnya. Instrumen dikatakanreliabel saat dapat mengungkapkan data yang
bisa dipercaya (Arikunto, 2010).1
Sedangkan penelitian kualitatif belum memiliki standar baku untuk menilai
kedua aspek tersebut. Dengan demikian, standar baku yang digunakan untuk menilai
validitas dan reliabilitas terutama ketika hasil penelitian kualitatif dipertanyakan
aspek ilmiahnya menjadi hal penting untuk dibahas (Morse, Barrett, Mayan, Olson,

1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010)
1
& Spiers, 2002).2
Strauss dan Corbin (1990) menyatakan masih banyak kalangan ilmiah yang
kurangmemahami paradigma penelitian kualitatif. Ada anggapan bahwa penelitian
yang baik harus mampu memenuhi prinsip standar umum penelitian kuantitatif
seperti signifikansi, kesesuaian teori dengan data yang ditemukan, generalisasi,
konsistensi,kemampuan untuk dibuktikan kembali, presisi, dan verifikasi.
Namun, prinsip-prinsip umum tersebut kurang tepat digunakan untuk menilai
validitas dan reliabilitas penelitian kualitatif karena penelitian kualitatif
mengembangkan prinsip yang berbeda tentang fenomena sosial.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian validitas dan reliabilitas?
2. Bagaimana pengujian validitas dan reliabilitas penelitian kualitatif?

C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan yang disusun oleh penulis adalah :
1. Agar dapat mengetahui pengertian validitas dan reliabilitas
2. Agar dapat mengetahui bagaimana pengujian validitas dan reliabilitas
penelitian kualitatif.

2
Janice M. Morse, Michael Barrett, Maria Mayan, Karin Olson, and Jude Spiers, “Verification Strategis for
Establishing Reliability and Validity in Qualitative Research”, International Journal of Qualitative Methods, Vol.
1 No. 2, (2002)

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Validitas dan Reliabilitas


Konsep tentang reliabilitas dalam penelitian kualitatif masih diperdebatkan
sampai awal dekade 2000-an. Menurut Stenbacka (2001) “the concept of reliability is
irrelevant in qualitative research. If a qualitative study is discussed with reliability as
a criterion, the consequence is rather that the study is no good”, h. 552. Kutipan tersebut
mendeskripsikan sikap seorang ahli penelitian kualitatif sosial kritis yang melihat
konsep konsistensi dan akurasi penelitian sebagai sesuatu yang tidak relevan sehingga
tidak perlu dimasukan dalam kriteria penelitian kualitatif yang berkualitas.3
Konsep validitas dalam penelitian kualitatif yang sering digunakan adalah
kredibilitas. Kredibilitas menjadi suatu hal yang penting ketika mempertanyakan
kualitas hasil suatu penelitian kualitatif. Standar kredibilitas ini identik dengan standar
validitas internal dalam penelitian kuantitatif. Suatu hasil penelitian kualitatif dikatakan
memiliki tingkat kredibilitas yang tinggi terletak pada keberhasilan studi tersebut
mencapai tujuannya mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan setting, proses,
kelompok sosial atau pola interaksi yang majemuk/kompleks. Guba dan Lincoln (1989)
menambahkan bahwa tingkat kredibilitas yang tinggi juga dapat dicapai jika para
partisipan yang terlibat dalam penelitian tersebut mengenali benar tentang berbagai hal
yang telah diceritakannya. Hal ini merupakan kriteria utama untuk menilai tingkat
kredibilitas data yang dihasilkan dari suatu penelitian kualitatif.4
Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan peneliti untuk memperoleh tingkat
kredibilitas yang tinggi antara lain dengan keterlibatan peneliti dalam kehidupan
partisipan dalam waktu yang lama dan berupaya melakukan konfimasi dan klarifikasi
data yang diperoleh dengan para partisipan/member checks (kembali mendatangi
partisipan setelah analisis data) atau melakukan diskusi panel dengan para ekspertis/ahli
untuk melakukan reanalisis data yang telah diperoleh (peer checking). Aktivitas lainnya
yaitu melakukan observasi secara mendalam juga perlu dilakukan sehingga peneliti

3
Dyah Budiastuti Agustinus Bundur, Validitas dan Reliabilitas Penelitian, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2018),
h.199
4
Guba and Lincoln, “Peer Debriefing in Qualitative Research: Emerging Operational Models”, Sage Journal, Vol.
4 Issue 2, (1998)
3
dapat memotret sebaik mungkin fenomena sosial yang diteliti seperti adanya. Hall dan
Stevens (1991) mengungkapkan hal yang sama bahwa untuk memperoleh validitas
internal/kredibilitas yang tinggi terhadap data yang dihasilkan, peneliti harus
melakukan aktivitas-aktivitas antara lain membina hubungan/rapport yang mendalam,
mengakrabkan diri dengan settingpenelitian, dan memiliki sensitivitas yang kuat
terhadap bahasa dan gaya hidup para partisipannya. Dengan melakukan aktivitas-
aktivitas tersebut, data yang diperoleh akan menggambarkan dengan tepat tentang
pengalaman hidup partisipan, yang dapat dikenali oleh partisipan itu sendiri dan akan
memiliki kredibilitas yang tinggi. Selanjutnya, penulis harus menuliskan laporan hasil
temuannya dengan penjelasan mendalam tentang aspek-aspek dengan variable dalam
penelitian kuantitatif yang saling berkaitan dan interaksi dari berbagai aspek lainnya.
Penyusunan laporan tersebut menjadi salah satu ukuran kredibilitas penelitian kualitatif.
Istilah reliabilitas dalam penelitian kualitatif dikenal dengan istilah
dependabilitas. Konsep reliabilitas ini juga sering manjadi pertimbangan lain dalam
menilai keilmiahan suatu temuan penelitian kualitatif. Pertanyaan mendasar berkaitan
dengan isu reliabilitas adalah sejauh mana temuan penelitian kualitatif memperlihatkan
konsistensi hasil temuan ketika dilakukan oleh peneliti yang berbeda dengan waktu
yang berbeda, tetapi dilakukan dengan metodologi dan interview script yang sama.
Ada dua sumber pengertian tentang reliabilitas dalam paradigma penelitian
kuantitatif yaitu mengartikan reliabilitas sebagai suatu konsistensi atau konstansi dari
suatu alat ukur (Morse, Barrett, Mayan, Olson, & Spiers, 2002) dan reliabilitas sebagai
ukuran suatu alat ukur mengukur suatu atribut yang telah dirancang untuk mengukurnya
(Polit & Hungler, 1995). Dari definisi tersebut, pemahaman tentang reliabilitas suatu
penelitian mengacu pada standarisasi alat ukur yang digunakan dalam penelitian
tersebut.
Tingkat dependabilitas yang tinggi pada penelitian kualitatif dapat diperoleh
dengan melakukan suatu analisis data yang terstruktur dan berupaya untuk
menginterpretasikan hasil penelitian dengan baik sehingga peneliti lain akan dapat
membuat kesimpulan yang sama dalam menggunakan perspektif, data mentah, dan
dokumen analisis penelitian yang sedang dilakukan (Streubert & Carpenter, 2003).
Melalui konstruk dependabilitas, peneliti memperhitungkan perubahan-perubahan yang
mungkin terjadi menyangkut fenomena yang diteliti, juga perubahan dalam desain

4
sebagai hasil pemahaman yang lebih mendalam tentang setting yang diteliti. Brink
(1991) menyatakan ada tiga jenis uji/tes yang dapat dilakukan untuk menilai
reliabilitas/dependabilitas data penelitian kualitatif yaitu: stabilitas, konsistensi, dan
ekuivalensi. Stabilitas dapat dinilai/ diuji ketika menanyakan berbagai pertanyaan yang
identik dari seorang partisipan pada waktu yang berbeda menghasilkan jawaban yang
konsisten/sama. Selanjutnya, konsistensi dapat dinilai jika interview scripts atau daftar
kuesioner yang digunakan peneliti untuk mewawancarai partisipannya dapat
menghasilkan suatu jawaban partisipan yang terintegrasi dan sesuai dengan
pertanyaan/topik yang diberikan. Terakhir, ekuivalensi dapat diuji dengan penggunaan
bentuk- bentuk pertanyaan alternatif yang memiliki kesamaan arti dalam satu
wawancara tunggal dapat menghasilkan data yang sama atau dengan menilai
kesepakatan hasil observasi dari dua orang peneliti. Upaya peneliti untuk meningkatkan
nilai dependabilitas data penelitian kualitatifnya diantaranya adalah melakukan
pemilihan metode penelitian yang tepat mencapai tujuan- tujuan penelitian yang
diinginkan. Selanjutnya, peneliti perlu membuka diri sebaik-baiknya dengan cara
memanfaatkan metode-metode yang berbeda untuk mencapai tujuan penelitian dan
melakukan diskusi yang intensif dengan orang lain tentang berbagai temuan dan
analisis-analisis temuannya tersebut5
B. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Penelitian Kualitatif
Pengujian keabsahan data pada penelitian kualitatif berbeda istilah atau
sebutan dengan penelitian kuantitatif. Perbedaan tersebut menurut Sugiyono disajikan
pada tabel berikut ini:6
Tabel Perbedaan istilah Dalam Pengujian Keabsahan Data Antara Metode
Kualitatif dan Kuantitatif.

Aspek Metode Kuantitatif Metode Kualitatif


Nilai kebenaran Validitas Internal Kredibilitas (credibility)
Penerapan Validitas Eksternal Transferability atau
(generalisasi) keteralihan
Konsistensi Reliabilitas Auditability,

5
Yati Afiyanti, “Validitas dan Reliabilitas Dalam Penelitian Kualitatif”, Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 12
No 2 (2008), h. 139
6
Sugiyono, Puji Lestari, Metodologi Penelitian Komunikasi, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2021), h. 578
5
dependability
Netralitas Objektivitas Confirmability
(dapat dikonfirmasi)

1. Uji Kredibilitas
Dalam penelitian kualitatif, data dapat dinyatakan kredibel apabila adanya
persamaan antara apa yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya
terjadi pada objek yang diteliti. Ketika di lapangan ditemukan bahwa terdapat
kekurangan tenaga kesehatan di lingkungan rumah sakit, maka permasalahan
kekurangan tenaga kesehatan inilah yang akan dieksplorasi informasinya oleh
peneliti lebih detail, bukan yang terkait dengan ketersediaan sarana dan prasarana
kesehatan. Uji kredibilitas data atau kepercayaan data penelitian kualitatif terdiri
atas perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi, analisis kasus
negatif, menggunakan bahan referensi dan membercheck.
a. Perpanjangan pengamatan
Memperpanjang keikutsertaan dalam pengumpulan data dilapangan
sangat diperlukan. Hal ini mengingat karena dalam penelitian kualitatif,
peneliti merupakan instrumen utama penelitian. Dengan semakin lamanya
peneliti terlibat dalam pengumpulan data, akan semakin memungkinkan
meningkatnya derajat kepercayaan data yang dikumpulkan.
Dengan menambah waktu pengamatan di lapangan berarti kegiatan
peneliti akan bertambah, seperti melakukan wawancara pada semua
narasumber baik lama atau baru untuk memperoleh informasi yang baru.
Hal ini menyebabkan hubungan yang terjadi semakin akrab (tanpa ada
jarak), makin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada lagi
informasi yang ditutup-tutupi.
b. Meningkatkan Ketekunan
Kegiatan meningkatkan ketekunan dapat berarti melakukan
pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan dengan cara
tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam
secara pasti dan sistematis. Jadi dengan meningkatkan ketekunan ini maka
diharapkan peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan

6
sistematis sesuai apa yang telah diamati dilapangan. Meningkatkan
ketekunan dapat dilakukan dengan cara membaca berbagai referensi buku
maupun hasil penelitian serta dokumentasi yang berkaitan dengan temuan
data yang akan diteliti.
a. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik untuk melakukan pengecekan data dari
berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan teknik
riangulasi ini memungkinkan diperoleh variasi informasi seluas-luasnya
atau selengkap-lengkapnya. Triangulasi dibagi ke tiga (3) jenis, antara lain:
1) Triangulasi Sumber, yakni triangulasi yang dilakukan dengan
melakukan pengecekan data yang diperoleh dari beberapa sumber.
2) Triangulasi Teknik, adalah triangulasi yang dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
3) Triangulasi Waktu, adalah teknik triangulasi yang menilai waktu juga
dapat mempengaruhi kredibilitas data. Artinya untuk menguji
kredibilitas data ini dilakukan dengan wawancara, observasi atau teknik
lain di waktu atau situasi yang berbeda dari sebelumnya.
b. Analisis Kasus Negatif
Kasus negative disini merupakan kasus yang tidak sesuai dengan hasil
penelitian. Analisis kasus negative ini dapat dimanfaatkan sebagai kasus
pembanding atau kasus sanggahan terhadap hasil penelitian. Namun
apabila data yang diperoleh tidak bertentangan dengan temuan, berarti
sudah kredibel atau sudah dapat dipercaya.
c. Melibatkan teman sejawat
Maksudnya adalah melibatkan teman yang tidak ikut dalam penelitian
untuk berdiskusi, memberikan masukan, bahkan kritik mulai awal kegiatan
proses penelitian sampai tersusunnya hasil penelitian. Hal ini diperlukan,
mengingat keterbatasan kemampuan peneliti, yang dihadapkan pada
kompleksitas fenomena sosial yang diteliti. Pada bagian ini biasa disebut
juga dengan menambah bahan referensi.
d. Mengadakan memberchecking
Memberchecking adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti

7
kepada pemberi data, yang tujuannya adalah agar informasi yang diperoleh
dan yang akan digunakandalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang
dimaksudkan oleh sumber data atau informan. Mengecek bersama-sama
dengan anggota penelitian yang terlibat dalam proses pengumpulan data,
baik tentang data yang telahdikumpulkan, kategorisasi analisis, penafsiran,
dan kesimpulan hasil penelitian.

2. Uji Transferabilitas
Uji transferabilitas (transferability) adalah teknik untuk menguji validitas eksternal
didalam penelitian kualitatif. Uji ini dapat menunjukkan derajat ketepatan atau dapat
diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel itu diambil. Kemudian
Moleong (2016: 324) menjelaskan bahwa tranferabilitas merupakan persoalan empiris
yang bergantung pada kesamaan konteks pengirim dan penerima.
Untuk menerapkan uji transferabilitas didalam penelitian ini nantinya peneliti akan
memberikan uraian yang rinci, jelas, dan juga secara sistematis terhadap hasil
penelitian. Diuraikannya hasil penelitian secara rinci, jelas dan sistematis bertujuan
supaya penelitian ini dapat mudah dipahami oleh orang lain dan hasil penelitiannya
dapat diterapkan ke dalam populasi dimana sampel pada penelitian ini diambil.

3. Uji Dependabilitas (Dependability)


Prastowo (2012: 274) uji Dependabilitas (Dependability) ini sering disebut sebagai
reliabilitas didalam penelitian kuantitatif, uji dependabilitas didalam penelitian
kualitatif dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses didalam
penelitian.7 Dijelaskan juga oleh Sugiyono (2015: 377) bahwa uji dependabilitas
dilakukan dengan cara mengaudit segala keseluruhan proses penelitian.
Pada penelitian ini nantinya peneliti akan melakukan audit dengan cara peneliti akan
berkonsultasi kembali kepada pembimbing, kemudian pembimbing akan mengaudit
keseluruhan proses penelitian.8 Disini nanti peneliti akan berkonsultasi terhadap
pembimbing untuk mengurangi kekeliruan-kekeliruan dalam penyajian hasil penelitian
dan proses selama dilakukannya penelitian.

7
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian, (Jogjakarta: Ar-ruzzmedia,
2012), h. 274
8
Sugiyono, Metode Peneliitian Kombinasi (Mix Methods), (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 377
8
4. Uji Konfirmabilitas/Objektivitas (Confirmability)
Sugiyono (2015: 377) menjelaskan bahwa uji konfirmabilitas merupakan uji
objektivitas di dalam penelitian kuantitatif, penelitian bisa dikatakan objektif apabila
penelitian ini telah disepakati oleh orang banyak.9 Prastowo (2012: 275) mengatakan
bahwa menguji konfirmabilitas berarti menguji hasil penelitian yang dihubungkan
dengan proses penelitian dilakukan.10

9
Sugiyono, Metode Peneliitian Kombinasi (Mix Methods), (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 377
10
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian, (Jogjakarta: Ar-
ruzzmedia, 2012), h. 274
9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penilaian validitas dan reliabilitas data suatu penelitian merupakan suatu
syarat yang harus dilakukan untuk menilai kualitas suatu hasil penelitian. Istilah
validitas dan reliabilitas pada penelitian kuantitatif maupun kualitatif memiliki
unsur kesamaan dalam prinsip-prinsip/standar umum. Namun, terdapat beberapa
perbedaan dalam implikasi pengujiannya. Kredibilitas dalam penelitian kualitatif
identik dengan validitas internal dalam penelitian kuantitatif; transferabilitas
identik dengan aspek validitas eksternal dalam penelitian kuantitatif;
dependabilitas identik dengan reliabilitas; dan konfirmabilitas identik dengan
objektivitas.

B. Saran
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan
dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki
makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan
nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang
pembahasan makalah diatas.

10
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: RIneka Cipta.
Morse, B. M. (2002). Verification Strategis for Establishing and Validity in Qualitative Research.
International Journal of Qualitative Methods, 1(2).
Bundur, D. B. (2018). Validitas dan Reliabilitas. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Lincoln, G. a. (1998). Peer Debrifieng in Qualitative Research: Emerging Operational Models. Sage
Journal, 4(2).
Afiyanti, Y. (2008). Validitas dan Reliabilitas dalam Penelitian Kualitatif. Jurnal Keperawatan
Indonesia, 12(2), 139.
Sugiyono, P. L. (2021). Metodologi Penelitian Komunikasi. Bandung: Alfabeta.
Prastowo, A. (2012). Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Jogjakarta:
Ar-ruzzmedia.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta.

11

Anda mungkin juga menyukai