No / Nim : 25 / 1811011075
DENPASAR
2020
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa / Ida Sang
Hyang Widhi Wasa, karena berkat Asung Kerta Wara NugrahaNya lah, saya
selaku penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Ruang Lingkup
Hukum Hindu” dengan baik dan tepat pada waktunya.
Walaupun sebenarnya penulis berharap isi dari makalah ini alpa dari
kekurangan. Namun penulis meyakini, tidak ada yang sempurna di dunia ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan juga saran yang membangun agar
makalah ini bisa menjadi lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar
makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Om Santih,Santih,Santih, Om
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
3.1 Kesimpulan................................................................................................8
3.2 Saran..........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
hukum dalam arti sempit atau nilai (norma) dan peraturan hukum konkrit. Kaedah
hukum dalam arti yang luas itu berhubungan satu sama lain dan merupakan satu
sistem, sistem hukum. Di samping kaedah dan sistem hukum yang merupakan
sasaran studi ilmu hukum adalah penemuan hukum. Peninjauan ruang lingkup
hukum hindu dapat kita lihat dalam berbagai title hukum (Wyawahara). Tentunya
dengan mempelajarai ruang lingkup hukum hindu ini kita diharapkan dapat
menjelaskan ruang lingkup hukum hindu dan mengidentifikasi ruang lingkup
hukum hindu sesuai dengan title hukum hindu.
Hal ini dilakukan karena terdapat banyak pemikiran yang merupakan topik
pokok mengenai title hukum dalam bidang bahasan hukum Hindu. Berbagai jenis
title hukum (Wyawaharapada) yang kita jumpai dalam berbagai kitab tidak sama
jumlahnya. Ini menunjukan adanya semacam proses perkembangan hukum Hindu.
Dengan mempelajari modul empat ini, anda diharapkan mampu memilah-milah
pokok materi hukum Hindu. Dengan demikian, pembahasan dan pemahaman
terhadap bagian ini, merupakan dasar pemahaman terhadap materi selanjutnya.
Artinya anda wajib memahami materi pada bagian ini dengan baik. Setelah
mempelajari buku ini, saudara diharapkan dapat: a. Menjelaskan ruang lingkup
hukum Hindu b. Mengidentifikasi ruang lingkup hukum Hindu sesuai dengan
Title hukum dalam bidang bahasan hukum Hindu.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
materi wyawahara-pada dengan beberapa masalah yang belum dibahas dalam
kitabnya Gautama, missal:
Adapun pokok-pokok bahasan lainnya sama saja dengan apa yang ditulis
oleh Gautama maupun Apastambha, hanya saja khusus mengenai hukum
kekeluargaan, anak, perkawinan dan kesanakan dimuat dalam bab-bab khusus.
Wasistha, salah seorang eksponen terkemuka dalam bidang Dharmasastra,
menulis pula buku Dharmasutra. Isinya lebih mendekati dengan apa yang terdapat
dalam kitab Dharmasastra yang ditulis oleh Manu, Yajnawalkya, Wisnu, Narada
Brhaspati dan Arthasastra Kautilya. Oleh karena itu banyak ajaran mengenai
Wyawahara yang tidak tertampung dalam satu bab ditulis dalam bab tersendiri
sebagai bab khusu, misal Bab XVI. Proses pertumbuhan hukum Hindu sejak
jaman Weda sampai pada permulaan penulisan hukum yang lebih sistematis,
hanya ditemukan didalam kitab-kitab dharmasastra. Yang perlu diperhatikan
bahwa didalam hukum Hindu belum ada gambaran pembagian antara bidang
4
hukum publik dan hukum privat (perdata). Semua bahasan hukum dibahas
bersama dalam bab-bab yang mengatur fungsi dan tugas raja (pemerintah) dalam
rangkaian bagaimana raja harus mengambil keputusan atas setiap jenis perkara
yang diajukan kepadanya. Oleh karena itu hampir semua materi hukum Hindu
terdapat bergandengan dengan bidang ajaran Rajadharma atau Nitisastra.
Kitab hukum (dharma) yang lebih muda adalah kitab Dharmasastra. Kitab
ini dikenal pula sebagai kitab Smrti. Adapun beberapa nama penulis yang penting
untuk dikenal dibidang Dharmasastra, yaitu Wisnu, Manu, Yajnawalkya, Narada,
Brhaspati dan Kautilya. Kautilya juga yang dikenal dengan Canakya tidak menulis
Dharmasastra secara khusus tetapi dalam tulisan yang bernama Arthasastra,
menulis banyak aspek masalah hukum yang harus diperhatikan oleh Pemerintah
dalam memimpin pemerintah terutama dalam bidang “Dharma”. Dari deretan
nama-nama terkenal diatas Manu dan Yjnawalkya yang paling banyak dikenal.
Manu karena mewakili bentuk tulisan tersendiri dan kitabnya menjadi sumber dari
semua bahan bahasan hukum yang berlaku luas. Pengaruhnya pun sampai ke
Indonesia terbukti namanya dan pokok ajarannya banyak dijumpai dalam berbagai
rontal. Yajnawalkya sebagai penulis lainnya terkenal pula. Ia terkenal terutama
dalam rangkaian tulisannya yang mewakili salah satu mazab hukum yang
berkembang didalam ilmu hukum Hindu. Ada tiga aliran (mazab) yang terkenal
yaitu Mitaksara, Dayabhaga dan Yajnawalkya. Berdasarkan kitab Dharmasastra
yang ditulis oleh Manu, dibedakan adanya 18 title hukum atau Wyawaharapada,
yaitu:
5
8. Keayawikrayanusaya (pelaksanaan jual beli)
9. Swamipalawiwada (perselisihan antara buruh dan majikan)
10. Simawiwada (perselisihan mengenai perbatasan)
11. Wakparusya (penghinaan)
12. Dandaparusya (penyerangan dengan kekerasan)
13. Steya (hukum mengenai pencurian)
14. Sahasa (kekerasan)
15. Strisamgraham (hukum mengenai suami istri)
16. Stripundharma (kewajiban seorang istri)
17. Wibhaga (hukum pembagian Warisan)
18. Dyutasamahwaya (hukum perjudian dan pertarungan)
(Manu:VIII.3-7)
1. Wakparusya 4. Swamipalawiwada
2. Dandaparusya 5. Rinada
3. Steya 6. Strisamgrahana
6
1. Strisamgrahana
2. Wakparusnya
3. Steya
4. Asusrusa dan Swamipalawiwada
1. Hutang Piutang
2. Deposito (Niksepa)
3. Penjualan barang tak bertuan (Aswami wikraya)
4. Persekutuan (Sambhayasamutthana)
5. Dana dan Pemberian
Masalah lembaga penghibahan ini dibahas secara lebih luas didalam kitab
Manu, Yajnawalkya dan Narada terutama menyangkut aspek-aspek:
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Adapun saran dari penulisan makalah ini yakni semua pihak atau
masyarakat bali khususnya agar mentaatti hukum atau kaidah-kaidah yang berlaku
di masyarakat, guna untuk mensejahterakan masyarakat agar tidak terjadinya juga
ketumpang tindihan antara polemik-polemik permasalahan di masyarakat yang
ada. Tentu tidak lupa juga saran dan kritik yang membangun demi terciptanya
8
karya makalah yang sempurna, karena penulis menilai hasilnya jauh dari kata
sempurna. Jadi terima kasih dan semoga bermanfaat bagi yang membacanya.
DAFTAR PUSTAKA