Anda di halaman 1dari 4

SAMBUTAN

KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI MALUKU PADA


BIMBINGAN TEKNIS SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
KONTRUKSI

Yang terhormat Kepala Balai Pembinaan Konstruksi Wilayah VI Makassar atau yang
mewakili

Yang Kami hormati Monev Direktorat Jenderal Bina Konstruksi

Yang Kami Hormati .........................................................

Yang Kami Hormati ........................................................

Yang Kami Hormati Para Instruktur

Para Undangan dan Peserta Pelatihan yang berbahagia

Assalamu Alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh

Salam Sejahtera bagi kita sekalian

Pertama-tama patutlah kita memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang maha Kuasa
Karena atas perkenaannya kita semua dapat berkumpul disini untuk melaksanakan kegiatan
Bimbingan Teknis Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi.

Bapak/ Ibu Undangan dan Peserta yang berbahagia

Sebagaimana diketahui bersama bahwa faktor utama terjadinya kecelakaan kerja yang
terbanyak adalah dari sektor konstruksi. Banyaknya jumlah kecelakaan didominasi dari
manusianya yang bekerja pada kondisi yang tidak aman serta sikap kerja yang tidak
nyaman ,untuk itu smk 3 ini bukan selalu diingatkan melainkan harus disosialisasikan
bagaimana merubah sikap dan pola pikir.

Dalam BIMTEK ini saya menekankan kembali mengenai perhatian terhadap sistem
keamanan dan keselamatan kesehatan kerja konstruksi (SMK3) kepada seluruh peserta
bimtek atau seluruh kontraktor yang hadir.

Bapak/Ibu Undangan dan Peserta yang berbahagia

Bapak Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan tegas mengatakan tidak lagi
mengingatkan mengenai SMK3 melainkan mensosialisasikan sistem keselamatan dan
kesehatan kerja konstruksi dan beliau tidak mau lagi mendengar kecelakaan kerja yang
diakibatkan kelalaian dalam SMK3, kontraktor yang lalai melakukan pengawasan dilapangan
akan ditindak tegas bahkan di blacklist dalam kerjasama bersama kementerian PUPR karena
yang bersangkutan tidak mematuhi peraturan menteri pu no.05 tahun 2014 serta uujk no.18
tahun 1999.
Kondisi seperti ini akibat kurangnya pengetahuan tentang k3 konstruksi melihat latar
pendidikan dan asal pekerja yang kebanyakan dari pedesaan.

Dengan adanya bimtek ini bukan merupakan satu persyaratan guna mengikuti pelelangan
namun sebagai pemahaman dan dapat diaplikasikan pada proyek masing masing.

Mengingat jumlah paket yang semakin tahun semakin besar maka besar pula jumlah tenaga
kerja yang dibutuhkan.

Kita tidak saja mempekerjakan orang tanpa memahami keselamatan kesehatan bahkan
kesejahteraan dihari tuanya.

Saudara saudara yang berbahagia.

Didalam aturan sudah ditegaskan baik pengguna maupun penyedia wajib memahami isi dari
smk3 ini mulai dari susunan organisasi ,kebijakan k3, penerapan pengawasan serta
pembiayaan penawaran dan pelaksanaan k3 konstruksi.

Persyaratan kepemilikan petugas dan ahli k3 konstruksi merupakan hal yang mutlak harus
dimiliki seorang kontraktor dan konsultan bahkan pada satker proyek agar semua pihak
bertanggung jawab atas k3 konstruksi ini.

Kalau kita melihat kebelakang pada uu no 1 tahun 70 bertujuan untuk memberikan


perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja setiap tenaga kerja dan orang lain yang
berada ditempat kerja serta mengamankan sumber sumber produksi agar dapat dipergunakan
secara efisien.

Untuk mencapai sasaran undang undang keselamatan kesehatan kerja tersebut antara lain
setiap kecelakaan wajib dilaporkan kepada kementerian tenaga kerja.

Pengurus atau pengusaha wajib melaporkan setiap kecelakaan yang terjadi ditempat kerjanya
dengan mempergunakan bentuk yang telah diterapkan agar dapat dilakukan analisa
kecelakaan.

Analisa kecelakaan kerja dilakukan untuk menemukan penyebab utama kecelakaan sehingga
dapat diberikan saran perbaikan agar kecelakaan tidak terulang kembali.

Faktor kunci kegagalan konstruksi dan kecelakaan kerja

• Tidak adanya kebijakan k3 dari pimpinan puncak perusahaan


• Tidak direkrut petugas/ahli k3 konstruksi;
• Identifikasi bahaya k3 dan program smk3 tidak diinternalisasi dalam metode
pelaksanaan konstruksi;
• Tidak dilakukan perhitungan biaya k3 sebagai bagian biaya proyek.
• Identifikasi bahaya dan potensi bahaya k3 tidak dimuat dalam dokumen pelelangan;
• Rencana mutu dan keselamatan dan kesehatan kerja tidak menjadi bagian dari
dokumen penawaran;
• Rk3k tidak menjadi bagian dari indikator evaluasi pelelangan dan bagian dari kontrak;
• Pokja tidak memiliki kemampuan untuk mengevaluasi smk3 dalam dokumen
penawaran;
• Tidak memperhitungkan biaya smk3 (termasuk dalam hps)
• Tidak dilakukan inspeksi smm, smk3l secara terintegrasi;
• Sertifikasi perusahaan tidak menjamin penerapan sistem dalam setiap pelaksanaan
proyek
• Tidak ada alokasi pembiayaan smk3;
• Tidak patuh aturan (prosedur mutu, prosedur kerja, spesifikasi teknik, dll);
• Tidak ada uji laik fungsi alat;
• Pekerja tidak kompeten/bersertifikasi;
• Tidak merekrut ahli / petugas k3 dalam organisasi konsultan pengawas, kontraktor;
• Pelaksanaan smk3 penyedia jasa yang ber-kso belum terintegrasi;
• Rantai pasok (supply chain) pada dasarnya mendorong terjadinya perbedaan
pengendalian kerja antara para pekerja (fragmentation of the workforce)
Oleh sebab itu k3 harus menjadi budaya yaitu
1. Pencanangan bulan k3 setiap tgl 12 januari sd 12 februari.
2. Pemberian penghargaan k3 pada gubernur, walikota/bupati yg menerapkan k3 di
wilayahnya, dan penghargaan bagi perusahaan yang nihil kecelakaan kerja.
3. Mencanangkan seluruh perusahaan sudah berbudaya k3
4. Membuat kesepakatan k3 secara nasional.
Peserta bimtek yang berbahagia

Dalam bimtek ini saya mohon untuk dapat lebih serius mengikutinya bukan karena sertifikat,
apalah gunanya memliki sertifikat jika masih ada kecelakaan kerja di tempat kerja kita, kalau
pun saudara menjadi seorang ahli k3 atau petugas k3, saudara akan dituntut jika tidak dapat
menerapkan implementasi biaya k3 maupun rencana k3 kontrak dalam proses pelelangan.

Selain itu saudara juga harus memahami kriteria potensi bahaya rendah,sedang dan potensi
bahaya tinggi , oleh karena itu saudara diharapkan mampu mengidentifikasi bahaya-bahaya
tersebut dan setelah mengikuti pelatihan SMKK peserta mampu meningkatkan keterampilan
dan keahlian melaksanakan Norma k3 dalam pelaksanaan Konstruksi Bidang PUPR serta
meningkatkan kemampuan dan keahlian dalam pembinaan dan pengawasan Norma k3
Konstruksi Bidang PUPR
Smk3 ini adalah tanggungjawab kita bersama baik pejabat eselon 1, PPK, dan pokja ULP
serta penyedia jasa.

Demikian sambutan ini saya sampaikan agar semua peserta bimtek memahami makna dari
SMK3 konstruksi. Saya mengucapkan terimakasih baik kepada pemerintah pusat melalui
Balai Pembinaan Konstruksi Wilayah VI Makassar atas perhatiannya untuk melaksanakan
bimtek ini.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat tuhan yang maha kuasa bimtek SMK3 konstruksi
saya nyatakan dengan resmi “DIBUKA”

Buranga, 8 November 2022


Kepala Dinas Pekerjaan Umum

……………………………………

Anda mungkin juga menyukai