Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

INTERNET OF THINGS

DAN PENERAPANNYA TERHADAP PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

(Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Komputasi)

Disusun oleh:

DARMAN LIS NASUTION

2104130046

AGROTEKNOLOGI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga tugas “Makalah ini
dapat tersusun hingga selesai”. Tidak lupa penulis juga mengucapkan banyak terimakasih
atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Besar harapan Penulis, semoga tugas “Makalah” ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, Penulis yakin masih banyak
kekurangan, Oleh karena itu Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan tugas ini.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................i

Daftar Isi...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Tentang Internet Of Things..............................................3


B. Unsur-Unsur Internet Of Things .......................................................4
C. Prinsip-Prinsip Internet Of Things .....................................................5
D. Manfaat Internet Of Things................................................................7
E. Cara Kerja Internet Of Things ...........................................................8
F. Penerapan IoT Pada Pertanian............................................................8
G. Penerapan IoT Pada Perkebunan......................................................10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................12
B. Saran.................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Internet of Things, atau dikenal juga dengan IoT, merupakan sebuah konsep yang
bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus-
menerus. Adapun kemampuan seperti berbagi data, kontrol jarak jauh, dan sebagainya,
termasuk benda hidup yang semuanya tersambung ke jaringan lokal dan global melalui
sensor yang tertanam dan selalu aktif. Pada dasarnya, IoT mengacu pada benda yang dapat
diidentifikasikan secara unik sebagai representasi virtual dalam struktur berbasis internet.
Dalam praktiknya, IoT tidak lepas dari perangkat-perangkat yang mendukung sistem tersebut
agar dapat berjalan dan saling berhubungan. Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa
adanya komunikasi antar perangkat-perangkat pendukung IoT yang terjadi secara intens,
dengan sesama perangkat itu sendiri ataupun dengan perangkat luar. Penelitian ini akan
membahas tentang bagaimana data logging yang dilakukan pada komunikasi perangkat-
perangkat IoT yang dijadikan sebagai acuan untuk memonitori komunikasi yang berjalan.
Komunikasi IoT tersebut membutuhkan sistem untuk mengetahui bagaimana komunikasi
yang terjalin tersebut. Dalam hal ini penulis merancang sistem data logging untuk
mengetahui pengiriman data yang dilakukan perangkat pendukung IoT tersebut. Sebagai
salah satu bentuk yang dilakukan dalam pengembangan awal penelitian ini adalah dengan
melakukan logging menggunakan parameter penting dalam konsep sistem data logging, yaitu
berupa date time. Dalam sebuah sistem kontroler yang mencatat perilaku komunikasi, date
time sangat berperan penting sebagai acuan riwayat terjadinya komunikasi tersebut.
IOT adalah jaringan global yang dinamis infrastruktur dengan kemampuan
mengkonfigurasi diri berdasarkan protokol komunikasi standar dan interoperabel dimana hal-
hal fisik dan virtual memiliki identitas, atribut fisik, dan kepribadian virtual dan
menggunakan antar muka cerdas, dan terigtrasi dengan mulus kedalam jaringan informasi,
sering mengkomunikasikan data yang terkait dengan pengguna dan lingkungannya.
Internet of things dalam penerapannya juga dapat mengidentifikasi, menemukan,
melacak, memantau objek dan memicu event terkait secara otomatis dan real
time.pengembangan dan penerapan komputer, internet dan teknologi informasi dan
komunikasi lainnya ( TIK ) membawa dampak yang besar pada masyarakat manajemen
ekonomi, operasi produksi, sosial manajemen dan bukan kehidupan pribadi.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu internet of things?
2. Apa saja unsur-unsur pada internet of things?
3. Apa saja prinsip-prinsip internet of things
4. apa manfaat internet of things?
5. apa itu penerapan IoT pada pertanian
6. apa itu penerapan pada perkebunan
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari internet of things
2. Untuk mengetahui apa saja unsur-unsur internet of things
3. Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip internet of things
4. Untuk mengetahui apa manfaat dari internet of things
5. Untuk mengetahui penerapan IoT pada pertanian
6. Untuk mengetahui penerapan pada perkebunan

2
BAB II

PEMBAHASAN

Internet Of Thins ( IOT )

A. Pengertian Internet of things

IOT adalah jaringan global yang dinamis infrastruktur dengan kemampuan


mengkonfigurasi diri berdasarkan protokol komunikasi standar dan interoperabel dimana hal-
hal fisik dan virtual memiliki identitas, atribut fisik, dan kepribadian virtual dan
menggunakan antar muka cerdas, dan terigtrasi dengan mulus kedalam jaringan informasi,
sering mengkomunikasikan data yang terkait dengan pengguna dan lingkungannya.
Internet of things dalam penerapannya juga dapat mengidentifikasi, menemukan,
melacak, memantau objek dan memicu event terkait secara otomatis dan real
time.pengembangan dan penerapan komputer, internet dan teknologi informasi dan
komunikasi lainnya ( TIK ) membawa dampak yang besar pada masyarakat manajemen
ekonomi, operasi produksi, sosial manajemen dan bukan kehidupan pribadi.
Internet of Things adalah suatu konsep dimana objek tertentu punya kemampuan
untuk mentransfer data lewat jaringan tanpa memerlukan adanya interaksi dari manusia ke
manusia ataupun dari manusia ke perangkat komputer. Internet of Things leih sering disebut
dengan singkatannya yaitu IoT. IoT ini sudah berkembang pesat mulai dari konvergensi

3
teknologi nirkabel, microelectromechanical systems (MEMS), dan juga Internet. IoT ini juga
kerap diidentifikasikan dengan RFID sebagai metode komunikasi. Walaupun begitu, IoT juga
bisa mencakup teknologi-teknologi sensor lainnya, semacam teknologi nirkabel maupun kode
QR yang sering kita temukan di sekitar kita.
B. Unsur – Unsur pembentuk IoT

Ada beberapa unsur pembentuk IoT yang mendasar termasuk kecerdasan buatan,
konektivitas, sensor, keterlibatan aktif serta pemakaian perangkat berukuran kecil.
1. Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI)
IoT membuat hampir semua mesin yang ada menjadi “Smart”. Ini berarti IoT bisa
meningkatkan segala aspek kehidupan kita dengan pengembangan teknologi yang
didasarkan pada AI. Jadi, pengembangan teknologi yang ada dilakukan dengan
pengumpulan data, algoritma kecerdasan buatan, dan jaringan yang tersedia.
Sebenarnya ya contohnya bisa jadi mesin yang tergolong sederhana semacam

4
meningkatkan/mengembangkan lemari es/kulkas Anda sehingga bisa mendeteksi jika
stok susu dan sereal favorit Anda sudah hampir habis, bahkan bisa juga membuat
pesanan ke supermarket secara otomatis jika stok mau habis. Penerapan kecerdasan
buatan ini memang sangatlah menarik.
2. Konektivitas
Dalam IoT ada kemungkinan untuk membuat/membuka jaringan baru, dan jaringan
khusus IoT. Jadi, jaringan ini tak lagi terikat hanya dengan penyedia utamanya saja.
Jaringannya tidak harus berskala besar dan mahal, bisa tersedia pada skala yang jauh
lebih kecil dan lebih murah. IoT bisa menciptakan jaringan kecil tersebut di antara
perangkat sistem.
3. Sensor
Sensor ini merupakan pembeda yang membuat IoT unik dibanding mesin canggih
lainnya. Sensor ini mampu mendefinisikan instrumen, yang mengubah IoT dari
jaringan standar dan cenderung pasif dalam perangkat, hingga menjadi suatu sistem
aktif yang sanggup diintegrasikan ke dunia nyata sehari-hari kita.
4. Keterlibatan Aktif (Active Engagement)
Engangement yang sering diterapkan teknologi umumnya yang termasuk pasif. IoT
ini mengenalkan paradigma yang baru bagi konten aktif, produk, maupun keterlibatan
layanan.
5. Perangkat Berukuran Kecil
Perangkat, seperti yang diperkirakan para pakar teknologi, memang menjadi semakin
kecil, makin murah, dan lebih kuat dari masa ke masa. IoT memanfaatkan perangkat-
perangkat kecil yang dibuat khusus ini agar menghasilkan ketepatan, skalabilitas, dan
fleksibilitas yang baik.
C. Prinsip internet of Things (IoT)
Istilah “Internet of Things” terdiri atas dua bagian utama yaitu Internet yang mengatur
konektivitas dan Things yang berarti objek atau perangkat. Secara sederhana, kamu memiliki
“Things” yang memiliki kemampuan untuk mengumpulkan data dan mengirimkannya ke
Internet. Data ini dapat diakses oleh “Things” lainnya juga.
1. Big Analog Data bisa didapatkan dari berbagai macam sumber yang sifatnya alami
seperti cahaya, sinyal radio, getaran, suhu, dan sebagainya, serta bisa dihasilkan oleh
peralatan mekanis atau elektronik. Big Analog Data adalah tipe Big Data yang
terbesar dan tercepat jika dibandingkan dengan tipe-tipe Big Data lainnya. Sehingga,
dalam banyak hal, Big Data Analog perlu diperlakukan secara khusus.

5
2. Perpetual Connectivity merupakan konektivitas yang terus-menerus menghubungkan
perangkat ke Internet. IoT yang selalu terhubung dan aktif dapat memberikan tiga
manfaat utama seperti:
- Monitor: Pemantauan berkelanjutan yang memberikan pengetahuan berisi
informasi real time tentang penggunaan suatu produk atau
pengguna di lingkungan industri.
- Maintain: Pemantauan berkelanjutan memungkinkan kita untuk melakukan
peningkatan atau tindakan-tindakan tertentu sesuai dengan
kebutuhan.
- Motivate: Konektivitas yang konstan dan berkelanjutan dengan konsumen
atau pekerja memungkinkan pelaku usaha atau pemilik organisasi
untuk memotivasi orang lain membeli produk, mengambil tindakan,
dan sebagainya.
3. Definisi real time untuk IoT berbeda dari definisi real time pada umumnya. Real time
sebenarnya dimulai dari sensor atau saat data diperoleh. Real time untuk IoT tidak
dimulai ketika data mengenai switch jaringan atau sistem komputer.
4. “Spectrum of Insight” berasal dari data IoT yang berkaitan dengan posisinya dalam
lima fase data flow yaitu real time, in motion (bergerak), early life, at rest (saat
istirahat), dan arsip. Masih berhubungan dengan poin sebelumnya tentang real time
pada IoT, real time diperlukan untuk menentukan respons langsung dari sistem
kontrol. Di ujung lain dari spektrum, data yang diarsipkan di pusat data atau cloud
dapat diambil untuk analisis komparatif terhadap data yang lebih baru.
5. Immediacy Versus Depth, Dengan berbekal komputer dan solusi IoT di era digital ini,
akan ada pertukaran antara kecepatan dan kedalaman yang kita dapatkan. Artinya,
seseorang bisa langsung mendapatkan “Time-to-Insight” pada analitik yang belum
sempurna seperti perbandingan suhu atau transformasi Fourier cepat untuk
menentukan apakah memutar roda pada trem akan menyebabkan kecelakaan. Time
(waktu) di sini dibutuhkan untuk mendapatkan insight (wawasan) yang mendalam
tentang suatu data. Data yang dikumpulkan membutuhkan waktu yang lama untuk
dianalisis dan sejumlah besar perangkat komputer back-end.
6. Shift Left, Seperti yang sudah dijelaskan di poin sebelumnya, untuk mendapatkan
wawasan yang cepat dan menyeluruh tergolong sangat sulit. Namun, beberapa
insinyur berhasil mengatasi kesulitan itu dan mendapatkannya. Fenomena ini
disebut dengan “The Genius of the AND”. Drive untuk mendapatkan wawasan

6
tersebut akan menghasilkan komputasi dan analisis data canggih yang biasanya
disediakan untuk cloud atau pusat data.
7. The Next ‘V’, Big Data biasanya ditandai dengan “V” yaitu Volume, Velocity,
Variety, dan Value. The next V yang dimaksud adalah Visibility. Ketika data
dikumpulkan, para ilmuwan data di seluruh dunia harus bisa melihat dan
mengaksesnya sesuai kebutuhan. Visibilitas menawarkan kemudahan yang
menjadikan pengguna tidak harus mentransfer sejumlah besar data ke orang atau
lokasi yang jauh.
D. Manfaat Internet of Things (IoT)
Di bawah ini adalah tiga manfaat utama yang akan kamu dapatkan langsung dari IoT :
1. Konektivitas Di era digital ini, kamu bisa mengucapkan selamat tinggal pada era
pengoperasian perangkat secara manual. Dengan IoT, kamu bisa mengoperasikan
banyak hal dari satu perangkat, misalnya smartphone.
2. Efisiensi Dengan adanya peningkatan pada konektivitas, berarti terdapat penurunan
jumlah waktu yang biasanya dihabiskan untuk melakukan tugas yang sama. Misalnya,
asisten suara seperti Apple's Homepod atau Amazon's Alexa dapat memberikan
jawaban atas pertanyaan tanpa kamu perlu mengangkat telepon atau menghidupkan
komputer.
3. Kemudahan Perangkat IoT seperti smartphone kini mulai menjadi perangkat yang
biasa dimiliki oleh sebagian besar orang. Misalnya smart refrigerator dan Amazon
Dash Button yang memudahkan kamu untuk menyusun ulang item dengan hanya satu
atau dua tindakan yang menunjukkan persetujuan kamu.

7
E. Cara Kerja IoT

Cara kerjanya adalah dengan memanfaatkan intruksi pada suatu pemprograman, yang
masing – masing perintahnya bisa menghasilkan interaksi antar perangkat yang telah saling
terhubung. Disini, anda juga perlu mempelajari apa itu artificial intelligence.
Cara kerja tersebut sifatnya otomatis dan tidak harus mengguanakan campur tangan
dari manusia. Internet bisa menjadi penghubung kedua interaksi pada suatu perangkat jarak
jauh. Manusia hanya menjadi pengatur dan pengawas ketika alat tersebut sedang bekerja.
Penyusunan jaringan komunikasinya yang terbilang kompleks menjadi tantangan paling besar
dalam internet of thins, sehingga membutuhkan sistem keamanan yang cukup ketat

F. Penerapan IoT Terhadap Teknologi Pertanian


Ada berbagai macam pengaplikasi an IoT disektor pertanian. Beberapa diantaranya
seperti mengumpulkan data soal suhu, curah hujan, kelembapan, kecepatan angin, serangan
hama, dan muatan tanah. Data-data tersebut bisa dipakai buat mengotomatisasi teknik
pertanian. Kemudian,bisa juga dipakai untuk mengambil keputusan (decesion making )
berdasrkan informasi yang ada demi meningkatkan kualitas dan kuantitas, meminimalkan
resiko dari limbah, serta mengurangi upaya yang diperlukan unutk mengeloalh tanaman.
Sebagai contoh, petani sekarang sudah bisa memantau suhu dan kelembapan tanah dari jauh,

8
dan bahkan mmenerapkan data yang diperoleh IoT untuk program pemupukan yang lebih
presisi.

Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam bahan pangan yang melimpah. Curah
hujan yang tinggi, serta banyaknya mineral yang terkandung dalam tanah Indonesia
membuat banyak jenis tanaman pangan dapat tumbuh di Indonesia dengan subur.
Kemajuan teknologi dalam bidang pertanian sudah selayaknya menjadi isu penting untuk
terus dikembangkan. Saat ini, sistem pertanian presisi (precision agriculture) sedang menjadi
lingkup kajian yang strategis. Pertanian presisi merupakan sistem pertanian dengan input
menggunakan teknik dan teknologi yang tepat untuk mengurangi masalah pemborosan
sumber daya. Agustami Sitorus, peneliti Pusat Penelitian Teknologi Tepat Guna Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), memaparkan penerapan konsep teknologi Internet of
Things (IoT) dalam teknologi pertanian pada Stadium General yang diadakan oleh Prodi
Teknik Biosistem Institut Teknologi Sumatera (ITERA) Selasa, (08/09).
Dalam kesempatan tersebut, ia meaparkan tentang sistem telemonitoring. Kendati belum
populer, Agustami menyampaikan bahwa sistem telemonitoring dapat diaplikasikan pada alat
dan mesin pertanian.“Secara umum, telemonitoring berarti proses mendapatkan data di suatu
tempat dengan menggunakan sensor, dan data tersebut dikirim melalui jaringan nirkabel
(wireless) yang dapat berupa Bluetooth atau jaringan lainnya,” terang Agustami. “Data dari
lapangan kemudian dapat diakses dari manapun dan kapanpun menggunakan perangkat

9
telekomunikasi,”sambungnya.
Agustami menyebutkan, kekurangan dari telemonitoring ini adalah harus tersedianya
cloud server. “Selain itu kita juga harus mempertimbangkan kemananan data yang harus
dilengkapi,” ungkapnya.Dirinya meyakini, di era pertanian presisi, ketepatan dalam
pengaturan waktu tanam membutuhkan data yang tepat dan cepat. “Data ini yang akan diolah
dan menghasilkan informasi untuk mengambil keputusan. Sehingga, penggunaan
telemonitoring berbasis IoT ini menjadi sebuah kebutuhan,” tuturnya.
“Saat ini, riset dituntut harus real-time, sehingga penambangan data harus dilakukan untuk
memperoleh informasi yang valid. Di era ‘tsunami data’ ini,  memahami data akan
menghasilkan keputusan yang lebih baik, terlebih jika data tersebut dapat diakses setiap
waktu,” ucap Agustami.Ia menyebutkan, perangkat yang digunakan untuk melakukan sistem
telemonitoring pada umumnya meliputi perangkat keras dan perangkat lunak yang terdiri dari
sensor,boxpanel/terminal,jaringan internet, dan penyedia database.
Agustami mengatakan, beberapa contoh aplikasi telemonitoring berbasis IoT dapat
diterapkan pada mesin pengering mekanis untuk misalnya, mengetahui kadar air tanpa harus
menghentikan proses pengeringan, mengetahui suhu, Rh, tekanan udara, dan lain-lain.
“Telemonitoring juga dapat diterapkan dalam efektivitas pengairan sawah melalui sistem
irigasi telemonitoring untuk mengukur level air”.
G. Penerapan IoT Pada Perkebunan
Pada perkebunan rakyat berskala kecil, sistem pemantauan dan pengelolaan lahan
perkebunan saat ini masih konvensional mengandalkan tenaga manusia yang mengakibatkan
produktivitas dan efisiensi sulit ditingkatkan, pengambilan keputusan yang lambat, dan tren
kondisi perkebunan masa depan tidak bisa diprediksi. Dengan penerapan smart farming
teknologi berbasis TIK dengan menyebarkan perangkat sensor nirkabel di lingkungan
pembibitan kelapa sawit dan terkoneksi dengan internet, peningkatan efisiensi dan
produktifitas dapat dicapai
Internet of Things (IoT) mengalami perkembangan yang sangat pesat dan menjadi topik
yang layak untuk diperbincangkan dan dikembangkan saat ini. IoT merupakan
sebuah metode yang bertujuan untuk memaksimalkan manfaat dari konektivitas
internet untuk melakukan transfer dan pemrosesan data- data atau informasi melalui
sebuah jaringan internet secara nirkabel, virtual dan otonom. Salah satu pemanfaatan
IoT adalah sistem automasi. Sistem automasi pada umumnya menggunakan pengatur
waktu (timer) untuk proses penyiraman tanaman. Penggunaan timer bertujuan agar
penyiraman tanaman berjalan secara rutin tanpa bantuan manusia.
Pengembangan sistem automasi ini dimulai dengan pembuatan prototype lahan tanaman
cabai rawit di lahan 5 x 2.5 meter, kemudian menyusun komponen-komponen yang

10
dibutuhkan serta cara kerjanya. Selanjutnya dilakukan pemrograman sensor-sensor
terhadap Raspberry Pi sebagai pengontrol dalam sistem tersebut berdasarkan kondisi
yang telah diatur dan perubahan temperatur yang diterima oleh sensor. Setelah semua
dilakukan, maka dilakukan pengujian terhadap sistem tersebut.
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, diketahui telah berhasil dilakukan
penyiraman otomatis, baik secara reguler (pukul 06.00 dan 18.00) maupun
penyiraman pendinginan. Pendinginan dilakukan jika suhu lebih dari 30 derajat
celcius. Sistem automasi yang dikembangkan dengan uji tanaman cabai rawit
menjanjikan untuk diterapkan pada pemanfaatan lahan di sekitar rumah.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
 Internet of Things adalah suatu konsep dimana objek tertentu punya kemampuan untuk
mentransfer data lewat jaringan tanpa memerlukan adanya interaksi dari manusia ke
manusia ataupun dari manusia ke perangkat komputer. Internet of Things leih sering
disebut dengan singkatannya yaitu IoT. IoT ini sudah berkembang pesat mulai dari
konvergensi teknologi nirkabel, microelectromechanical systems (MEMS), dan juga
Internet. IoT ini juga kerap diidentifikasikan dengan RFID sebagai metode
komunikasi. Walaupun begitu, IoT juga bisa mencakup teknologi-teknologi sensor
lainnya, semacam teknologi nirkabel maupun kode QR yang sering kita temukan di
sekitar kita.

B. Saran
Pemakalah menyusun makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Komputasi,
semoga dengan disusunnya makalah ini dapat dijadikan referensi bagi pembaca dan semoga
bermanfaat. Selain itu, penulis juga menyadari bahwa susunan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran dari semua pihak untuk
kedepannya penulis bisa memperbaiki agar lebih baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

M Luthfi Khair A S. Hum.


Dwi Hari Prayitnob, Muh Zuhdy Hamazah, Priati, Virginia Claudia Lao, Yuniansyah, Faiza
Renaldi, Aditiya Wardhana, Mario Limbong, Tri Rocmadi
Made Angga Dwitya P, Mohammad Nurkamal Fauzan, Syafrial Fachri Pane.

13

Anda mungkin juga menyukai