Anda di halaman 1dari 5

Nama : Elsa Viona Odilia Songgor

NPM : 202010121261
Kelas : CC3

Pengertian Ilmu Perundang-undangan

Ilmu perundang-undangan adalah salah satu ilmu hukum yang objeknya perundang-undangan.
Selain itu Ilmu Perundang-Undangan adalah ilmu yang berkembang di negara-negara yang
menganut sistem hukum civil law, terutama di Jerman sebagai negara yang pertama kali
mengembangkan.lmu pengetauhan perundang-undangan secara umum terjemahan dari
gesetzgebungswissenschaft adalah suatu cabang ilmu baru, yang mula-mula berkembang di
Eropa Barat, terutama di Negara-negara yang berbahasa Jerman. Istilah lain yang juga sering
dipakai adalah Wetgevingswetenschap, atau science of legislation.

Tokoh-tokoh utama yang mencetuskan bidang ilmu ini antara lain adalah peter noll (1973)
dengan istilah gesetzgebunglehre, jurgen rodig (1975), dengan istilah gesetzgebunglehre,
burkhardt krems (1979) dan Werner maihofer (1981) dengan istilah gesetzgebungswissenchaft.
Di belanda antara lain S.O. van poelje (1980) dengan istilah wetgevingsleer atau
wetgevingskunde, dan W.G van der velden (1988) dengan istilah wetgevingstheorie, sedangkan
di Indonesia diajukan oleh Hamid S. Attamimi (1975) dengan istilah ilmu pengetauhan
perundang-undangan.

Menurut burkhadt krems, ilmu pengetauhan perundang-undangan adalah ilmu pengetauhan


tentang pembentukan peraturan Negara, Secara konsepsional Ilmu Perundang-Undangan
menurut Burkhardt Krems adalah ilmu pengetahuan yang interdisipliner tentang pembentukan
hukum negara (die interdisziplinare wissenschaft vonder staatlichen rechtssetzung).Selain itu,
ilmu peraturan perundang-undangan juga berhubungan dengan ilmu politik dan sosiologi, secara
garis besar dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu:

 Teori perundang-undangan yaitu berorientasi pada mencari kejelasan dan kejernihan


makna atau pengertian-pengertian dan bersifat kognitif.
 Ilmu perundang-undangan yaitu berorientasi pada melakukan perbuatan dalam hal
pembentukan peraturan perundang-undangan dan bersifat normatif.

Burkhardt krems membagi lagi bagian kedua tersebut kedalam tiga sub bagian yaitu:

Proses perundang-undangan (gesetzebungverfahren)

Metode perundang-undangan (gesetzebungsmethode)

Teknik perundang-undangan (gesetzebungstechnic)

Teori Perundang-undangan

Teori Perundang-Undangan berorientasi pada mencari kejelasan, kejernihan makna atau


pengertian dan bersifat kognitif. Artinya, Teori PerundangUndangan menekankan bukan pada
proses pembentukan peraturan perundang-undangan, namun menekankan pada bagaimana
membentuk materi Peraturan Perundang-Undangan.

Sebelum Perundang-undangan dibentuk maka harus berpatokan pada beberapa teori yaitu Teori
Perundang-Undangan ( Legislative Theory ) yang dikemukakan oleh Jhon Michael Otto dan
Sunaryati Hartono.

Menurut Jhon Michael Otto

Ada 3 teori dalam mengenali faktor-faktor yang relevan untuk pembentukan Perundang-
undangan yaitu :

1. Teori tentang Pembentukan hukum itu sendiri;

2. Teori tentang Pembentukan hukum dengan dampak sosialnya;

3. Teori tentang Pembentuka hukum dengan mengaju pada Hukum Internasional.

Menurut Sunaryati Hartono

Ada 2 teori dalam Pembentukan suatu Perundang-undangan :

1. Teori Predo ( teori yang mengajarkan perundang-undangan dirujuk dari sumber hukum agama
yaitu Al-Qur'an dan Al-Hadist );
2. Teori Receptie Exit ( suatu perundang-undangan yang lahir atau bersumber dari kebiasaan
masyarakat dan lahir dari hukum adat );

Teori Receptie a Contrario ( mengajarkan pembentukan perundang-undangan dibentuk dari


sumber negara dan adat hanya saja sebelum dijadikan Undang-Undang harus diresepsi atau
dipilah-pilah dulu untuk dapat dijadikan sebagai sumber hukum ).

Asas Perundang-undangan

Asas adalah dasar atau sesuatu yang dijadikan tumpuan berpikir, berpendapat dan bertindak.
Asas-asas pembentuk peraturan perundang-undangan berati dasar atau sesuatu yang dijadikan
tumpuan dalam menyusun peraturan perundang-undangan. Berikut penjelasan asas perundang-
undangan :

 1.Undang-undang tidak berlaku surut

A. Pasal 2 AB berbunyi

“suatu undang-undang itu hanya mengikat bagi masa yang akan datang dan tidak mempunyai
kekuatan berlaku surut”

B. Pasal 1 ayat 1 KUHP berbunyi :

“tiada suatu perbuatan dapat dipidana kecuali atas kekuatan aturan pidana dalam perundang-
undangan yang telah ada sebelum perbuatan dilakukan”.

C. Adagium “Nullum delictum noella poena sine praevia lege poenale” (Anselm von Feurbach)

 2. Undang-undang yang berlaku kemudian (baru) membatalkan undang-undang yang


terdahulu (lama).

A. Adagium

“Lex Posteriore derogat legi priori”


B. Apabila suatu masalah diatur dalam suatu Undang-undang , kemudian diatur kembali dalam
suatu

Undang-undang yang baru, dengan sendirinya Uundang-undang yang lama tidak berlaku lagi.

C. Meskipun Undang-undang baru tidak mencabut berlakunya Undang-undang yang lama


tersebut.

 3. Undang-undang yang dibuat penguasa yang lebih tinggi mempunyai kedudukan yang
lebih tinggi pula

Adagium

“Lex Superiore derogat legi inferiore”

Asas ini merupakan konsekuensi dari adanya hierarkhi dalam peraturan Perundang-undangan.

Hierarkhi membawa konsekuensi hukum :

Undang-undang yang dibuat penguasa yang lebih tinggi kedudukannya mempunyai kedudukan
yang lebih tinggi pula

Undang-undang yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan Undang-undang yang lebih
tinggi tingkatannya.

Undang-undang yang lebih tinggi tidak dapat dirubah/dihapus oleh Undang-undang/peraturan


yang lebih rendah kedudukannya.

 4. Undang-undang yang bersifat khusus mengesampingkan undang-undang yang bersifat


umum

Adagium

“Lex Specialis derogat legi generali”

Contoh : Pasal 1 KUHD

“KUH Perdata berlaku juga terhadap suatu hal yang diatur di dalam KUHD sekedar dalam
KUHD tidak mengatur secara khusus menyimpang”

 5. Undang-undang yang tidak dapat diganggu gugat


Pasal 95 ayat (2) UUDS 1950

“Undang-undang tidak dapat diganggu gugat”

Artinya “Undang-undang tidak dapat diuji/dinilai apakah isinya bertentangan dengan Undang
Undang Dasar atau tidak”

Tapi asas ini sekarang sudah tidak sesuai lagi dalam sistem hukum Indonesia. Karena semua
Undang-undang dapat diuji

Anda mungkin juga menyukai