Penyusun :
NRP. 1020040003
PL 3A
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................i
Piknometer.............................................................................................................................................1
Gambar 1. Piknometer.......................................................................................................................1
2 set ayakan / saringan (Test Sieve).......................................................................................................2
Gambar 2. Saringan............................................................................................................................2
Timbangan..............................................................................................................................................3
Gambar 3. Timbangan........................................................................................................................3
Molase....................................................................................................................................................6
Gambar 4. Molase..............................................................................................................................6
Cetakan silinder......................................................................................................................................6
Gambar 5. Cetakan Silinder................................................................................................................6
Cetakan kerucut abrams........................................................................................................................7
Gambar 6. Cetakan kerucut abrams...................................................................................................7
Oven.......................................................................................................................................................9
Gambar 7. Oven.................................................................................................................................9
Mesin los angeles...................................................................................................................................9
Gambar 8. Mesin los angeles..............................................................................................................9
Alat penguji berat jenis kerikil..............................................................................................................10
Gambar 9. Alat penguji berat jenis kerikil........................................................................................10
Alat untuk cutting (Concrete cutter).....................................................................................................11
Gambar 10. Alat Untuk Cutting (Concrete cutter)............................................................................11
Uji tekan dan dial..................................................................................................................................13
Gambar 11. Uji tekan dan dial..........................................................................................................13
Molen (CONCRETE MIXER)...................................................................................................................14
Gambar 12. Molen (Concrete Mixer)................................................................................................14
Palu Beton (Schmidt Hammer).............................................................................................................15
Gambar 13. Palu Beton (Schmidt Hammer).....................................................................................15
Ultra Sonic Pundit (UPV).......................................................................................................................16
Gambar 14. Ultra Sonic Pundit (UPV)...............................................................................................16
Rebar Locator.......................................................................................................................................17
Gambar 15. Rebar Locator................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................19
i
PENGUJIAN BETON
Pengujian beton memang sangat diperlukan untuk bangunan baik besar maupun kecil,
tujuannya adalah untuk memastikan bangunan tersebut benar – benar bisa menahan beban
hidup dan beban mati yang ada diatasnya atau tidak, serta mengetahui berapa lama beton
tersebut dapat bertahan dan tahan terhadap apa sajakah beton tersebut. Berikut alat – alat yang
dugunakan untuk pengujian beton :
1. Piknometer
Gambar 1. Piknometer
Piknometer adalah salah satu alat laboratorium yang terbuat dari bahan kaca
dengan penyumbat ketat dengan pipa kapiler yang melaluinya, sehingga gelembung
udara dapat lolos dari alat tersebut. Kegunaan dari piknometer adalah untuk
menghitung massa jenis dari suatu cairan.
Bagian-Bagian Piknometer
1. Tutup piknometer, berfungsi untuk mempertahankan suhu di dalam
piknometer.
2. Lubang untuk tempat keluar masuknya sample/objek
3. Gelas atau tabung ukur, untuk mengukur volume cairan yang didalam
piknometer
Cara menggunakan piknometer
1
3. Memasukkann fluida yang akan diukur massa jenisnya ke dalam
piknometer
4. Menutup piknometer jika volume sudah terisi
5. Menimbang massa piknometer yang berisi fluida
Gambar 2. Saringan
2
memisahkan bahan adonan atau campuran dari cairannya, misal ketika
membuat santan secara tradisional. Ayakan dapat terbuat dari logam, polimer, serta
tanaman (benang katun, yute, dan sebagainya), dan kayu.
Pengayakan dilakukan dengan menaruh bahan curah di atas ayakan sambil
menggoyang-goyangkan ayakan. Partikel yang berukuran lebih kecil dari
nomor mesh akan jatuh, sedangkan yang berukuran lebih besar akan tetap berada di
atas ayakan. Tergantung tujuannya, partikel yang berukuran besar dapat digerus
kembali agar lebih kecil atau dibuang karena tidak dibutuhkan.
Pada pembuatan beton, memerlukan 2 set ayakan. 1 set ayakan yang pertama
digunakan untuk uji saringan pasir, sedangkan 1 set yang lain digunakan untuk uji
gradasi kerikil.
3. Timbangan
3
Gambar 3. Timbangan
Keterangan :
1. Plate
2. Weighing plate
3. Power supply unit
Cara menggunakan
timbangan analitik
1. Jika menggunakan
timbangan analitik di
laboratorium, duduklah
dengan nyaman dan
posisikan timbangan
analitik dalam
jangkauan anda.
4
2. Amati timbangan analitik yang akan digunakan, karena mungkin saja
belum terbiasa menggunakan timbangan analitik yang baru.
10. Jika menggunakan timbangan analitik dengan penutup, maka tutup pintu
pelindung sebelum meninggalkan timbangan analitik.
5
3. Tidak diperkenankan untuk menempatkan bahan kimia atau bahan kimia
berbahaya pada plate timbangan
analitik secara langsung.
Gunakan wadah lain untuk
menampungnya terlebih
dahulu.
4. Molase
Gambar 4. Molase
6
Molase adalah salah satu alat yang digunakan dalam pengujian beton. Alat ini
terbuat dari baja. Pada pengujian beton molase digunakan untuk menguji berat volume
kerikil
5. Cetakan silinder
Cetakan beton silinder adalah salah satu alat yang digunakan untuk pengujian
beton. Sebelum diuji, beton
dibentuk atau dicetak
menggunakan cetakan
silinder. Cara membuat beton
menggunakan cetakan tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pengisian
adukan beton dalam 3 lapis,
tiap lapis kira – kira mempunyai volume sama
2. Melakukan pengisian dengan cetok ke bagian tepi silinder agar memperoleh
beton yang simetri menurut sumbunya
3. Menusuk tiap lapisan dengan batang baja penusuk sebanyak 25 kali.
Penusukan harus merata ke semua permukaan lapisan dengan kedalaman
sampai sedikit ke lapisan sebelumnya.
4. Memindahkan cetakan ke ruang yang lembab.
5. Mengeluarkan benda uji silinder dari cetakan setelah 24 jam dari saat
pencetakan.
7
6. Membersihkan benda uji dari kotoran yang mungkin melekat.
7. Mengembalikan benda uji ke dalam ruangan yang lembab atau tempat
penyimpanan yang lain.
Tata cara pengujian dengan kerucut abrams. Pengujian slump dengan menggunakan alat
kerucut merupakan tata cara maupun prosedur paling tua dan sering digunakan di Indonesia
8
maupun negara lain. Penentuan nilai slump sesuai dengan standar ASTM C-143. Proses
pengujian membutuhkan beberapa peralatan.
Beberapa diantaranya meliputi:
1. Corong Baja
2. Tongkat Baja
Ukuran dimensi diameter pada tongkat yang terbuat dari baja ini berkisar 60 cm. ujung
pada tongkat memiliki bentuk mirip setengah bulat atau hemispherical. Fungsinya
yang digunakan sebagai alat pemadat pada adukan beton yang sudah dimasukkan pada
kerucut abrams.
7. Oven
9
Gambar 7. Oven
Oven, bagian dari alat yang digunakan untuk sterilisasi dengan metode panas kering.
Suhu sterilisasi dengan oven kira-kira 1600 C selama 60 menit. Sterilasasi dengan oven
digunakan untuk alat, bahan atau media yang tahan terhadap pemanasan tinggi. Oven adalah
alat yang digunakan untuk sterilisasi alat dan bahan dengan menggunakan udara kering. Oven
digunakan untuk mensterilkan alat-alat gelas seperti Erlenmeyer, cawan petri, tabung reaksi
dan gelas lainnya. Lamanya sterilisasi tergantung pada jumlah alat disterilkan dan ketahanan
alat terhadap panas (Adellia.N ,2021).
Oven yang digunakan pada pemrosesan beton adalah untuk benda uji material yaitu
pasir.Tata cara menggunakan oven pada praktikum beton atau pengujian beton adalah dengan
memasukkan bahan uji material atau bahan material berupa pasir yang sudah disaring dan
diayak menggunakan mesin serta saringan yang sudah dilakukan pada awal pembuatan beton.
Disini pasir akan di strelisisasikan dengan menggunakan oven dipanaskan hinggan SNI
tertentu agar terbentuk pasir yang sesuai dengan SNI.
Mesin los angeles adalah mesin yang digunakan untuk pengujian keausan.
Mesin ini berbentuk slinder dengan diameter 170 cm yang terbuat dari baja. Dalam
10
pengujian ini menggunakan bola-bola baj yang berukuran 4 – 6 cm sebagai nilai
bantu untuk menghancurkan agregat. Dalam pengujian ini menggunakan bola-bola
baj yang berukuran 4 – 6 cm sebagai nilai bantu untuk menghancurkan agregat.
Jumlah bola yang digunakan tergantung dari tipe gradasi dan agregat yang diuji. Di
dalam mesin los angeles terdapat sirip yang berfungsi sebagai pembalik material
yang diuji dan lama pengujian tergantung dari jumlah berat material.
Mesin terdiri dari silinder baja tertutup pada kedua sisinya dengan diameter
711 mm (28") panjang dalam 508 mm (20"); silinder bertumpu pada dua poros pendek
yang tak menerus dan berputar pada poros mendatar; Silinder berlubang untuk
memasukkan benda uji: penutup lubang terpasang rapat sehingga permukaan dalam
silinder tidak terganggu; di bagian dalam silinder terdapat bilah baja melintang penuh
setinggi 89 mm (3,5"). (SNI 03-2417-1991)
Berat jenis digunakan untuk menentukan volume yang diisi oleh agregat. Berat
jenis dari agregat pada akhirnya akan menentukan berat jenis dari beton sehingga
secara langsung menentukan banyaknya campuran agregat dalam campuran beton.
Ditinjau dari berat jenisnya agregat dibedakan menjadi 3 macam :
11
1. Agregat Ringan
Agregat ringan adalah agregat yang memiliki berat jenis kurang dari 2 dan
biasanya digunakan untuk beton non struktural.
2. Agregat Normal
Agregat normal adalah agregat yang memiliki berat jenis antara 2,5 sampai 2.7.
beton yang dihasilkan memiliki berat jenis sekitar 2,3 dengan kuat tekan antara 15
Mpa sampai 40 Mpa.
3. Agregat Berat
Agregat yang memiliki berat jenis leboh dari 2,8. Beton dihasilkan juga memiliki
berat jenis tinggi (sampai 5,0), yang efektif sebagai pelindung sinar radiasi sinar x.
1. Pastikan apakah ada balok penguat baja di beton yang akan dipotong, berapa
ukurannya, di mana letaknya, dan bagaimana penghilangan balok beton akan
memengaruhi stabilitas struktur.
12
2. Evaluasi jika ada saluran gas, air, dan listrik di area yang dipilih untuk dipotong.
Jika ada pipa ledeng, kabel dan pipa ledeng lainnya, pastikan sudah terputus dari
listrik.
3. Selalu siapkan satu gergaji beton cadangan dalam kondisi kerja yang baik. Hal
yang sama harus berlaku untuk pisau. Anda tidak perlu membuang waktu karena
penghentian kerja jika memiliki unit cadangan.
4. Gunakan pisau basah jika bekerja di area yang ingin mengontrol jumlah debu yang
beterbangan. Jika Anda lebih suka potongan beton bertulang yang lebih bersih atau
lebih presisi, gunakan pisau berlian.
5. Kontrol kedalaman pemotongan saat memotong beton. Potong sedalam 1-2 kali
saja. Jika Anda memberikan tekanan terlalu banyak saat memotong semen, maka
bilah akan cepat aus dan gergaji beton bisa melambat. Bersabar dan bertahap dan
mantap.
6. Selalu periksa jumlah air yang mengalir ke area yang Anda potong. Terlalu banyak
air dan gergaji dapat berubah menjadi tidak terkendali.
7. Jangan mendorong terlalu keras dan biarkan gergaji itu turun sendiri sambil
memotong batu. Tekanan paksa pada semen yang tidak akan membuatnya lebih
cepat terpotong.
8. Periksa gergaji dan pisau semen setelah digunakan untuk memastikan semua
elemen dalam kondisi optimal. Jangan gunakan gergaji beton saat rusak atau aus
13
11. Uji tekan dan dial
Dial gauge adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya lendutan
yang terjadi dengan kapasitas lendutan maksimum 50 mm dan ketelitian pembacaan
dial 0,01 mm. Conctete core drilling dilakukan untuk mengambil sampel beton
berbentuk silinder dari struktur bangunan, selanjutnya sampel tersebut akan diberikan
tekanan dengan menggunakan concrete compression machine sampai hancur, dengan
gaya tekan yang terukur saat beton hancur dibagi luas penampang sampel akan
diketahui kuat tekan sampel beton tersebut. Beton diberi ID kemudian disimpan di
laboratorium sebelum diuji tekan. Uji tekan beton setelah dilakukan pengambilan
sampel beton dengan coredrill Langkah selanjutnya sampel beton dibawa ke
laboratorium. Sampel beton berbentuk silinder akan diberikan impresi pengujian kuat
tekan, atau biasanya lebih dikenal dengan pengujian “beton inti” (SNI 03-3403-1994).
Alat yang digunakan adalah mesin tekan dengan kapasitas dari 2000 kN sampai
dengan 3000 kN. Pemberian beban uji harus dilakukan bertahap dengan
penambahanbeban uji yang konstan berkisar antara 0,2 N/mm2 sampai 0,4 N/mm2 per
detik hingga benda uji hancur.
14
12. Molen (CONCRETE MIXER)
Concrete Mixer adalah perangkat yang meghomogenkan antara semen, agregat seperti
pasir atau kerikil, dan air untuk membentuk beton. Concrete Mixer memiliki drum yang
berputar untuk mencampur komponen. Untuk volume yang lebih kecil digunakan portable
concrete mixer dalam pembuatan beton langsung di lokasi konstruksi, hal ini berguna dalam
memberikan waktu bagi para pekerja dalam mengolah beton sebelum mengeras
(Anonim,’’tanpa tahun’’).
Sebelum memulai pengadukan, masukkan agregat kasar, sebagian air pencampur, dan
cairan bahan tambah, bila diperlukan, sesuai dengan yang diterangkan pada 6.5. Bila
memungkinkan, sebarkan bahan tambah merata ke dalam air pencampur sebelum
penambahan. Hidupkan pengaduk, lalu tambahkan agregat halus, semen, dan air dalam
kondisi mesin berputar. Jika tidak memungkinkan bagi pengaduk tertentu atau bagi pengujian
tertentu untuk memasukkan agregat halus, semen dan air saat pengaduk berputar, bahan-
bahan tersebut dapat ditambahkan ke pengaduk yang berhenti setelah membiarkannya
berputar beberapa putaran setelah pengisian agregat kasar dan sebagian air. Aduk beton,
setelah semua bahan berada dalam adukan, selama tiga menit diikuti dengan tiga menit
berhenti, dilanjutkan dengan pengadukan terakhir selama dua menit. Tutup bukaan atau
bagian atas pengaduk untuk menghindari penguapan selama masa berhenti. Perhitungkan
penggantian mortar yang tertahan pada pengaduk sehingga campuran yang ditumpahkan akan
memiliki perbandingan secara tepat .Untuk menghindari pemisahan, letakkan beton yang
diaduk mesin dalam wadah pengaduk lembab dan kering dan aduk kembali dengan sekop atau
pengaduk beton hingga terlihat seragam (SNI 2493:2011).
15
13. Palu Beton (Schmidt Hammer)
Hammer Test merupakan alat yang ringan dan praktis dalam penggunaannya.
Prinsip kerjanya adalah dengan memberikan beban intact (tumbukan) pada permukaan
beton dengan menggunakan suatu massa yang diaktifkan dengan menggunakan energi
yang besarnya tertentu. Pengujian ini bertujuan untuk memperkirakan nilai kuat tekan
beton terpasang yang didasarkan pada kekerasan permukaan beton pada seluruh
bagian komponen struktur. Karena timbul tumbukan antara massa tersebut dengan
permukaan beton, massa tersebut akan dipantulkan kembali. Jarak pantulan massa
yang terukur memberikan indikasi kekerasan permukaan beton. Kekerasan beton dapat
memberikan indikasi kuat tekannya. Alat ini sangat berguna untuk mengetahui
keseragaman material beton pada struktur. Karena kesederhanaannya, pengujian
dengan menggunakan alat ini sangat cepat, sehingga dapat mencakup area pengujian
yang luas dalam waktu yang singkat. Alat ini sangat peka terhadap variasi yang ada
pada permukaan beton, misalnya keberadaan partikel batu pada bagianbagian tertentu
dekat permukaan.
Prinsip kerja Hammer Test adalah dengan pantulan massa di ujung alat (jadi
semacam memukulkan “palu”) pada permukaan beton yang rata Pada sisi luar alat
terdapat bagian yang akan menunjukkan nilai pantulan / rebound tersebut. Pengujian
biasanya dapat dilakukan pada struktur kolom dan balok serta slab sebagai penyangga
konstruksi.
16
14. Ultra Sonic Pundit (UPV)
17
Semi-direct transmission, di mana receiving transducer dan transmitting
transducer diletakkan pada posisi menyamping, yaitu satu pada bidang tegak
dan yang lain pada bidang samping.
Semi-direct transmission, di mana receiving transducer dan transmitting
transducer diletakkan pada posisi menyamping, yaitu satu pada bidang tegak
dan yang lain pada bidang samping.
Tata cara pengambilan data cepat rambat dengan UPV Test diatur dalam ASTM
C597 Standard Test Method for Pulse Velocity Through Concrete, sedangkan
interpretasi hasil pengukuran cepat rambat terhadap mutu beton diatur
berdasarkan ACI 228.1R-03 In-Place Methods to Estimate Concrete Strength,
khususnya pasal 2.6 mengenai Ultrasonic Pulse Velocity. Dalam pasal ini dikatakan
bahwa hubungan antara kuat tekan dan cepat rambat adalah nonlinear dan hubungan
yang sesungguhnya antara kedua hal ini sangat
tergantung campuran beton itu sendiri.
18
Gambar 15. Rebar Locator
19
DAFTAR PUSTAKA
Apriani, Widya. 2016. Aplikasi Non Destructive Test Pada Investigasi Keandalan Struktur
Beton. Jurnal Teknik Sipil Siklus. 2(2). 95-103.
Karundeng, Vilty Stilvan. Steenie E. Wallah. Ronny Pandaleke. 2015. Penerapan Metode
Schmidt hammer Test dan Core Drilled Test Untuk Evaluasi Kuat Tekan Beton Pada
Ruang IGD RSGM UNSRAT Guna Alih Fungsi Bangunan. Jurnal Sipil Statik. 3(4). 221-
227.
Badan Standarisasi Nasional. 2008. Cara Uji Keausan Agregat dengan Mesin Abrasi Los
Angeles. SNI No. 2417:2008. Badan Standarisasi Nasional. Bandung.
Basri, Doni Rinaldi. Ahmad Zaki. 2019. Pengaruh Limbah Plastik Botol (leleh) Sebagai
Material Tambah Terhadap Kuat Lentur Beton. Jurnal Rab Construction Research. 4(2).
66-77.
Rommel, Erwin. Pembuatan Beton Ringan dari Aggregat Buatan Berbahan Plastik. Jurnal
Gamma. 9(1). 137-147.
Sumajouw, Marthin D.J. Servie O. Dapas. Reky S. Windah. 2014. Pengujian Kuat Tekan
Bron Mutu Tinggi. Jurnal Ilmiah Media Engineering. 4(4). 215-218.
20