Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PERALATAN PENGUJIAN BETON

Penyusun :

KARINA LARASATI GUNAWAN

NRP. 1020040003

PL 3A

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH


JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2021/2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................................i
Piknometer.............................................................................................................................................1
Gambar 1. Piknometer.......................................................................................................................1
2 set ayakan / saringan (Test Sieve).......................................................................................................2
Gambar 2. Saringan............................................................................................................................2
Timbangan..............................................................................................................................................3
Gambar 3. Timbangan........................................................................................................................3
Molase....................................................................................................................................................6
Gambar 4. Molase..............................................................................................................................6
Cetakan silinder......................................................................................................................................6
Gambar 5. Cetakan Silinder................................................................................................................6
Cetakan kerucut abrams........................................................................................................................7
Gambar 6. Cetakan kerucut abrams...................................................................................................7
Oven.......................................................................................................................................................9
Gambar 7. Oven.................................................................................................................................9
Mesin los angeles...................................................................................................................................9
Gambar 8. Mesin los angeles..............................................................................................................9
Alat penguji berat jenis kerikil..............................................................................................................10
Gambar 9. Alat penguji berat jenis kerikil........................................................................................10
Alat untuk cutting (Concrete cutter).....................................................................................................11
Gambar 10. Alat Untuk Cutting (Concrete cutter)............................................................................11
Uji tekan dan dial..................................................................................................................................13
Gambar 11. Uji tekan dan dial..........................................................................................................13
Molen (CONCRETE MIXER)...................................................................................................................14
Gambar 12. Molen (Concrete Mixer)................................................................................................14
Palu Beton (Schmidt Hammer).............................................................................................................15
Gambar 13. Palu Beton (Schmidt Hammer).....................................................................................15
Ultra Sonic Pundit (UPV).......................................................................................................................16
Gambar 14. Ultra Sonic Pundit (UPV)...............................................................................................16
Rebar Locator.......................................................................................................................................17
Gambar 15. Rebar Locator................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................19

i
PENGUJIAN BETON

Pengujian beton memang sangat diperlukan untuk bangunan baik besar maupun kecil,
tujuannya adalah untuk memastikan bangunan tersebut benar – benar bisa menahan beban
hidup dan beban mati yang ada diatasnya atau tidak, serta mengetahui berapa lama beton
tersebut dapat bertahan dan tahan terhadap apa sajakah beton tersebut. Berikut alat – alat yang
dugunakan untuk pengujian beton :

1. Piknometer

Gambar 1. Piknometer

Piknometer adalah salah satu alat laboratorium yang terbuat dari bahan kaca
dengan penyumbat ketat dengan pipa kapiler yang melaluinya, sehingga gelembung
udara dapat lolos dari alat tersebut. Kegunaan dari piknometer adalah untuk
menghitung massa jenis dari suatu cairan.

Bagian-Bagian Piknometer
1. Tutup piknometer, berfungsi untuk mempertahankan suhu di dalam
piknometer.
2. Lubang untuk tempat keluar masuknya sample/objek
3. Gelas atau tabung ukur, untuk mengukur volume cairan yang didalam
piknometer
Cara menggunakan piknometer

1. Melihat volume piknometer, biasanya ada yang bervolume 25 ml dan 50


ml
2. Menimbang berat piknometer dalam keadaan kosong

1
3. Memasukkann fluida yang akan diukur massa jenisnya ke dalam
piknometer
4. Menutup piknometer jika volume sudah terisi
5. Menimbang massa piknometer yang berisi fluida

6. Menghitung massa fluida yang dimasukkan dengan cara mengurangkan


massa piknometer yang berisi fluida dengan massa piknometer kosong
m
7. Menentukan nilai massa jenis fluida dengan persamaan ρ=
V
8. Membersihkan dan mengeringkan piknometer setelah dipakai

Cara merawat piknometer

Jika telah selesai


menggunakan piknometer maka
alat tersebut harus dibersihkan dengan
air kemudian dikeringkan dan
disimpan pada rak alat laboratorium

2. 2 set ayakan / saringan (Test


Sieve)

Gambar 2. Saringan

Ayakan atau saringan adalah alat yang digunakan untuk memisahkan bagian


yang tidak diinginkan berdasarkan ukurannya, dari dalam bahan curah dan bubuk yang
memiliki ukuran partikel kecil dan bahan adonan atau campuran dari cairannya. Selain
untuk memisahkan bahan berbentuk bubuk atau curah, saringan juga digunakan untuk

2
memisahkan bahan adonan atau campuran dari cairannya, misal ketika
membuat santan secara tradisional. Ayakan dapat terbuat dari logam, polimer, serta
tanaman (benang katun, yute, dan sebagainya), dan kayu.
Pengayakan dilakukan dengan menaruh bahan curah di atas ayakan sambil
menggoyang-goyangkan ayakan. Partikel yang berukuran lebih kecil dari
nomor mesh akan jatuh, sedangkan yang berukuran lebih besar akan tetap berada di
atas ayakan. Tergantung tujuannya, partikel yang berukuran besar dapat digerus
kembali agar lebih kecil atau dibuang karena tidak dibutuhkan.
Pada pembuatan beton, memerlukan 2 set ayakan. 1 set ayakan yang pertama
digunakan untuk uji saringan pasir, sedangkan 1 set yang lain digunakan untuk uji
gradasi kerikil.

Pembersihan test sieve harus dilakukan dengan menggunakan ultrasonic


cleaner, hal ini harus kita lakukan secara berkala, hal ini untuk menjamin bahwa
lubang atau hole yang ada di test sieve tersebut tidak banyak tertutup oleh sisa-sisa
sampel yang mungkin tidak dapat dibersihkan dengan menggunakan kuas biasa.
Disarankan lagi jika pembersihan dengan menggunakan ultrasonic cleaner tersebut
ditambahkan deterjen pembersih khusus. Jika pada saat pembersihan test sieve
menggunakan kuas maka disarankan kuas terbuat dari bahan nilon serta pembersihan
dilakukan hanya pada bagian bawah dengan gerakan yang melingkar. Jika ayakan /
test sieve tersebut digunakan pada industri makanan yang menerapkan sistem jaminan
halal, pastikan kuas tersebut juga terbuat dari bulu hewan yang halal. Jangan pernah
menggunakan benda tajam jika ada sisa sampel yang yang terjebak di dalam lubang
test sieve tersebut dikarenakan dapat merusak wire atau kawat baik itu terputus,
melengkung, dll sehingga dari sisi spesifikasi sudah tidak masuk standar lagi. Selalu
lakukan kalibrasi secara rutin untuk peralatan test sieve ini untuk mengetahui apakah
dimensi dari wire tersebut masih sesuai standar yang telah ditentukan. Jika ternyata
sudah tidak masuk standar maka disarankan untuk melakukan penggantian yang baru
karena hal ini akan berpengaruh pada hasil analisa sampel.

3. Timbangan

3
Gambar 3. Timbangan

Timbangan analitik adalah sebuah instrument laboratorium yang digunakan


untuk mengukur massa suatu zat. Fungsi dari timbangan analitik digunakan untuk
mengukur masa suatu benda. Timbangan analitik memiliki angka yang spesifik dan
dikhususkan untuk menimbang benda dengan berat yang sangat ringan.

Keterangan :
1. Plate
2. Weighing plate
3. Power supply unit

Cara menggunakan
timbangan analitik

1. Jika menggunakan
timbangan analitik di
laboratorium, duduklah
dengan nyaman dan
posisikan timbangan
analitik dalam
jangkauan anda.

4
2. Amati timbangan analitik yang akan digunakan, karena mungkin saja
belum terbiasa menggunakan timbangan analitik yang baru.

3. Nyalakan timbangan analitik dengan menekan tombol power. Jika tidak


bisa menyala, mungkin belum mencolokan power supply ke listrik. Cek
terlebih dahulu, apakah power supply timbangan analitik sudah
disambungkan ke sumber daya.

4. Setelah timbangan analitik menyala, tunggu hingga posisi angka menjadi


stabil(nol). Pada beberapa kasus, timbangan analitik tidak menunjukan
angka nol, maka setting menjadi nol kembali dengan melihat buku
panduan.

5. Bersiap menimbang. Jika menggunakan timbangan analitik dengan


pelindung, buka terlebih dahulu pintu pelindung sebelum menempatkan
material pada piringan.

6. Tempatkan material pada piringan timbangan analitik secara hati-hati,


tempatkan material sedikit demi sedikit.

7. Setelah menempatkan material pada piringan timbangan analitik, tunggu


beberapa saat hingga angka menjadi stabil. Amati dan catat berapa massa
material yang baru saja kita timbang.

8. Setelah selesai menimbang, ada baiknya ada mengeluarkan zat atau


material keluar dari piigngan timbangan analitik, agar timbangan selalu
dalam keadaan kosong jika tidak digunakan.

9. Bersihkan timbangan analtik menggunakan kuas kecil sebelum anda


meninggalkannya.

10. Jika menggunakan timbangan analitik dengan penutup, maka tutup pintu
pelindung sebelum meninggalkan timbangan analitik.

Cara merawat timbangan analitik :

1. Tempatkan timbangan analitik pada meja atau bagian yang datar,


usahakan begitu untuk hasil yang maksimal.

2. Tidak diperkenankan menjatuhkan material terlalu extrim pada timbangan


analitik, walaupun berat material masih dalam batasan ukur.

5
3. Tidak diperkenankan untuk menempatkan bahan kimia atau bahan kimia
berbahaya pada plate timbangan
analitik secara langsung.
Gunakan wadah lain untuk
menampungnya terlebih
dahulu.

4. Jika material yang akan anda


timbang memiliki suhu yang
extrim (terlalu panas atau terlalu
dingin), tunggu hingga menemukan suhu ruang atau normal.

5. Tidak menggunakan kuas yang terlalu keras saat membersihkan


timbangan analitik.

6. Tidak terlalu sering menggeser atau memindahkan timbangan analitik


kesana kemari.

4. Molase

Gambar 4. Molase

6
Molase adalah salah satu alat yang digunakan dalam pengujian beton. Alat ini
terbuat dari baja. Pada pengujian beton molase digunakan untuk menguji berat volume
kerikil

5. Cetakan silinder

Gambar 5. Cetakan Silinder

Cetakan beton silinder adalah salah satu alat yang digunakan untuk pengujian
beton. Sebelum diuji, beton
dibentuk atau dicetak
menggunakan cetakan
silinder. Cara membuat beton
menggunakan cetakan tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pengisian
adukan beton dalam 3 lapis,
tiap lapis kira – kira mempunyai volume sama
2. Melakukan pengisian dengan cetok ke bagian tepi silinder agar memperoleh
beton yang simetri menurut sumbunya
3. Menusuk tiap lapisan dengan batang baja penusuk sebanyak 25 kali.
Penusukan harus merata ke semua permukaan lapisan dengan kedalaman
sampai sedikit ke lapisan sebelumnya.
4. Memindahkan cetakan ke ruang yang lembab.
5. Mengeluarkan benda uji silinder dari cetakan setelah 24 jam dari saat
pencetakan.

7
6. Membersihkan benda uji dari kotoran yang mungkin melekat.
7. Mengembalikan benda uji ke dalam ruangan yang lembab atau tempat
penyimpanan yang lain.

6. Cetakan kerucut abrams

Gambar 6. Cetakan kerucut abrams

Kerucut abrams adalah alat yang


digunakan sebagai pengukur nilai slump
dan passing ability pada SCC. Terdapat
jenis slump berdasarkan cara
penentuan nilai, tata cara pengujian,
peraturan mengenai peralatan dalam proses pengujian dan penggunaan kerucut abrams
pada pengujian J ring.
Kemudahan dalam pengerjaan atau workability dapat dilakukan pemeriksaan
dengan cara menguji slump sesuai standar SNI 03-1972-1990. Proses pengujian
dilakukan dengan menggunakan alat berbentuk kerucut dengan bahan baja seperti
terpancung yang dikenal sebagai kerucut abrams.
Ukuran dimensi pada kerucut memiliki diameter 10 sentimeter. Sedangkan,
ukuran bagian bawahnya berkisar 20 sentimeter dan tingginya mencapai 30
sentimeter. Penggunaan kerucut terdapat kelengkapan pegangan yang berfungsu
sebagai pengangkat kerucut apabila sudah penuh lalu dipadatkan dengan mentah atau
segar.

Tata cara pengujian dengan kerucut abrams. Pengujian slump dengan menggunakan alat
kerucut merupakan tata cara maupun prosedur paling tua dan sering digunakan di Indonesia

8
maupun negara lain. Penentuan nilai slump sesuai dengan standar ASTM C-143.  Proses
pengujian membutuhkan beberapa peralatan.
Beberapa diantaranya meliputi:

1. Corong Baja

Penggunaan corong yang terbuat dari bahan


baja dengan bentuk mirip konus berlubang
di kedua ujung. Ukurang diameter
corong berkisar 20 cm. sedangkan bagian atas mengecil dengan ukuran diameter
berkisar 10 cm dan dimensi tingginya 30 cm. Sisinya yang berhadapan memiliki
pegangan. Fungsi pegangan tersebut dijadikan sebagai pegangan tangan untuk
menaikkan konus.

2. Tongkat Baja

Ukuran dimensi diameter pada tongkat yang terbuat dari baja ini berkisar 60 cm. ujung
pada tongkat memiliki bentuk mirip setengah bulat atau hemispherical. Fungsinya
yang digunakan sebagai alat pemadat pada adukan beton yang sudah dimasukkan pada
kerucut abrams.

7. Oven

9
Gambar 7. Oven

Oven, bagian dari alat yang digunakan untuk sterilisasi dengan metode panas kering.
Suhu sterilisasi dengan oven kira-kira 1600 C selama 60 menit. Sterilasasi dengan oven
digunakan untuk alat, bahan atau media yang tahan terhadap pemanasan tinggi. Oven adalah
alat yang digunakan untuk sterilisasi alat dan bahan dengan menggunakan udara kering. Oven
digunakan untuk mensterilkan alat-alat gelas seperti Erlenmeyer, cawan petri, tabung reaksi
dan gelas lainnya. Lamanya sterilisasi tergantung pada jumlah alat disterilkan dan ketahanan
alat terhadap panas (Adellia.N ,2021).

Oven yang digunakan pada pemrosesan beton adalah untuk benda uji material yaitu
pasir.Tata cara menggunakan oven pada praktikum beton atau pengujian beton adalah dengan
memasukkan bahan uji material atau bahan material berupa pasir yang sudah disaring dan
diayak menggunakan mesin serta saringan yang sudah dilakukan pada awal pembuatan beton.
Disini pasir akan di strelisisasikan dengan menggunakan oven dipanaskan hinggan SNI
tertentu agar terbentuk pasir yang sesuai dengan SNI.

8. Mesin los angeles

Gambar 8. Mesin los angeles

Mesin los angeles adalah mesin yang digunakan untuk pengujian keausan.
Mesin ini berbentuk slinder dengan diameter 170 cm yang terbuat dari baja. Dalam

10
pengujian ini menggunakan bola-bola baj yang berukuran 4 – 6 cm sebagai nilai
bantu untuk menghancurkan agregat. Dalam pengujian ini menggunakan bola-bola
baj yang berukuran 4 – 6 cm sebagai nilai bantu untuk menghancurkan agregat.
Jumlah bola yang digunakan tergantung dari tipe gradasi dan agregat yang diuji. Di
dalam mesin los angeles terdapat sirip yang berfungsi sebagai pembalik material
yang diuji dan lama pengujian tergantung dari jumlah berat material.

Berdasarkan SK SNI 2417 – 1991, keausan agregat tergolong sebagai berikut :


1. Apabila nilai keausan yang diperoleh > 40%, maka agregat yang diuji tidak
baik digunakan dalam bahan perkerasan jalan.
2. Apabila nilai keausan agregat yang diperoleh < 40%, maka agregat yang diuji
baik digunakan dalam bahan perkerasan jalan.

Mesin terdiri dari silinder baja tertutup pada kedua sisinya dengan diameter
711 mm (28") panjang dalam 508 mm (20"); silinder bertumpu pada dua poros pendek
yang tak menerus dan berputar pada poros mendatar; Silinder berlubang untuk
memasukkan benda uji: penutup lubang terpasang rapat sehingga permukaan dalam
silinder tidak terganggu; di bagian dalam silinder terdapat bilah baja melintang penuh
setinggi 89 mm (3,5"). (SNI 03-2417-1991)

9. Alat penguji berat jenis kerikil

Gambar 9. Alat penguji berat jenis kerikil

Berat jenis digunakan untuk menentukan volume yang diisi oleh agregat. Berat
jenis dari agregat pada akhirnya akan menentukan berat jenis dari beton sehingga
secara langsung menentukan banyaknya campuran agregat dalam campuran beton.
Ditinjau dari berat jenisnya agregat dibedakan menjadi 3 macam :
11
1. Agregat Ringan
Agregat ringan adalah agregat yang memiliki berat jenis kurang dari 2 dan
biasanya digunakan untuk beton non struktural.
2. Agregat Normal
Agregat normal adalah agregat yang memiliki berat jenis antara 2,5 sampai 2.7.
beton yang dihasilkan memiliki berat jenis sekitar 2,3 dengan kuat tekan antara 15
Mpa sampai 40 Mpa.
3. Agregat Berat
Agregat yang memiliki berat jenis leboh dari 2,8. Beton dihasilkan juga memiliki
berat jenis tinggi (sampai 5,0), yang efektif sebagai pelindung sinar radiasi sinar x.

10. Alat untuk cutting (Concrete cutter)

Gambar 10. Alat Untuk Cutting


(Concrete cutter)

Kehadiran gergaji potong beton sangat memudahkan para kontraktor untuk


melakukan pekerjaan pemotongan jalan atau hal lain yang bahan materialnya terbuat
dari struktur beton. Biasanya struktur lapisan jalan aspal dan beton cor sangat keras,
sehingga pekerjaan pemotongan ini tidak semudah seperti memotong selembar kertas.
Alat berat ini sudah mampu dipercaya orang lapangan dapat memotong aspal dan
beton cor dengan akurat dan bersih.

Cara kerja concrete cutter :

1. Pastikan apakah ada balok penguat baja di beton yang akan dipotong, berapa
ukurannya, di mana letaknya, dan bagaimana penghilangan balok beton akan
memengaruhi stabilitas struktur.

12
2. Evaluasi jika ada saluran gas, air, dan listrik di area yang dipilih untuk dipotong.
Jika ada pipa ledeng, kabel dan pipa ledeng lainnya, pastikan sudah terputus dari
listrik.

3. Selalu siapkan satu gergaji beton cadangan dalam kondisi kerja yang baik. Hal
yang sama harus berlaku untuk pisau. Anda tidak perlu membuang waktu karena
penghentian kerja jika memiliki unit cadangan.

4. Gunakan pisau basah jika bekerja di area yang ingin mengontrol jumlah debu yang
beterbangan. Jika Anda lebih suka potongan beton bertulang yang lebih bersih atau
lebih presisi, gunakan pisau berlian.

5. Kontrol kedalaman pemotongan saat memotong beton. Potong sedalam 1-2 kali
saja. Jika Anda memberikan tekanan terlalu banyak saat memotong semen, maka
bilah akan cepat aus dan gergaji beton bisa melambat. Bersabar dan bertahap dan
mantap.

6. Selalu periksa jumlah air yang mengalir ke area yang Anda potong. Terlalu banyak
air dan gergaji dapat berubah menjadi tidak terkendali.

7. Jangan mendorong terlalu keras dan biarkan gergaji itu turun sendiri sambil
memotong batu. Tekanan paksa pada semen yang tidak akan membuatnya lebih
cepat terpotong.

8. Periksa gergaji dan pisau semen setelah digunakan untuk memastikan semua
elemen dalam kondisi optimal. Jangan gunakan gergaji beton saat rusak atau aus

9. Melakukan pemotongan. Sebelum melakukan pemotongan, operator harus


menaikkan mata gergaji dari permukaan kerja, kemudian hidupkan mesin hingga
mencapai kecepatan operasi. Kemudian pisau dapat diturunkan ke permukaan slab
untuk memotong. Kedalaman pemotongan maksimum pisau tidak boleh melebihi,
dan flens arbor tidak menyentuh permukaan slab. Operator sesekali melihat pisau
pemotong agar tetap lurus. Setelah menyelesaikan pemotongan, operator harus
menaikkan mata gergaji cukup tinggi dari permukaan untuk membersihkan
permukaan slab, kemudian mematikan mesin.

13
11. Uji tekan dan dial

Gambar 11. Uji tekan dan dial

Dial gauge adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya lendutan
yang terjadi dengan kapasitas lendutan maksimum 50 mm dan ketelitian pembacaan
dial 0,01 mm. Conctete core drilling dilakukan untuk mengambil sampel beton
berbentuk silinder dari struktur bangunan, selanjutnya sampel tersebut akan diberikan
tekanan dengan menggunakan concrete compression machine sampai hancur, dengan
gaya tekan yang terukur saat beton hancur dibagi luas penampang sampel akan
diketahui kuat tekan sampel beton tersebut. Beton diberi ID kemudian disimpan di
laboratorium sebelum diuji tekan. Uji tekan beton setelah dilakukan pengambilan
sampel beton dengan coredrill Langkah selanjutnya sampel beton dibawa ke
laboratorium. Sampel beton berbentuk silinder akan diberikan impresi pengujian kuat
tekan, atau biasanya lebih dikenal dengan pengujian “beton inti” (SNI 03-3403-1994).
Alat yang digunakan adalah mesin tekan dengan kapasitas dari 2000 kN sampai
dengan 3000 kN. Pemberian beban uji harus dilakukan bertahap dengan
penambahanbeban uji yang konstan berkisar antara 0,2 N/mm2 sampai 0,4 N/mm2 per
detik hingga benda uji hancur.

14
12. Molen (CONCRETE MIXER)

Gambar 12. Molen (Concrete Mixer)

Concrete Mixer adalah perangkat yang meghomogenkan antara semen, agregat seperti
pasir atau kerikil, dan air untuk membentuk beton. Concrete Mixer memiliki drum yang
berputar untuk mencampur komponen. Untuk volume yang lebih kecil digunakan portable
concrete mixer dalam pembuatan beton langsung di lokasi konstruksi, hal ini berguna dalam
memberikan waktu bagi para pekerja dalam mengolah beton sebelum mengeras
(Anonim,’’tanpa tahun’’).

Sebelum memulai pengadukan, masukkan agregat kasar, sebagian air pencampur, dan
cairan bahan tambah, bila diperlukan, sesuai dengan yang diterangkan pada 6.5. Bila
memungkinkan, sebarkan bahan tambah merata ke dalam air pencampur sebelum
penambahan. Hidupkan pengaduk, lalu tambahkan agregat halus, semen, dan air dalam
kondisi mesin berputar. Jika tidak memungkinkan bagi pengaduk tertentu atau bagi pengujian
tertentu untuk memasukkan agregat halus, semen dan air saat pengaduk berputar, bahan-
bahan tersebut dapat ditambahkan ke pengaduk yang berhenti setelah membiarkannya
berputar beberapa putaran setelah pengisian agregat kasar dan sebagian air. Aduk beton,
setelah semua bahan berada dalam adukan, selama tiga menit diikuti dengan tiga menit
berhenti, dilanjutkan dengan pengadukan terakhir selama dua menit. Tutup bukaan atau
bagian atas pengaduk untuk menghindari penguapan selama masa berhenti. Perhitungkan
penggantian mortar yang tertahan pada pengaduk sehingga campuran yang ditumpahkan akan
memiliki perbandingan secara tepat .Untuk menghindari pemisahan, letakkan beton yang
diaduk mesin dalam wadah pengaduk lembab dan kering dan aduk kembali dengan sekop atau
pengaduk beton hingga terlihat seragam (SNI 2493:2011).

15
13. Palu Beton (Schmidt Hammer)

Gambar 13. Palu Beton (Schmidt Hammer)

Hammer Test merupakan alat yang ringan dan praktis dalam penggunaannya.
Prinsip kerjanya adalah dengan memberikan beban intact (tumbukan) pada permukaan
beton dengan menggunakan suatu massa yang diaktifkan dengan menggunakan energi
yang besarnya tertentu. Pengujian ini bertujuan untuk memperkirakan nilai kuat tekan
beton terpasang yang didasarkan pada kekerasan permukaan beton pada seluruh
bagian komponen struktur. Karena timbul tumbukan antara massa tersebut dengan
permukaan beton, massa tersebut akan dipantulkan kembali. Jarak pantulan massa
yang terukur memberikan indikasi kekerasan permukaan beton. Kekerasan beton dapat
memberikan indikasi kuat tekannya. Alat ini sangat berguna untuk mengetahui
keseragaman material beton pada struktur. Karena kesederhanaannya, pengujian
dengan menggunakan alat ini sangat cepat, sehingga dapat mencakup area pengujian
yang luas dalam waktu yang singkat. Alat ini sangat peka terhadap variasi yang ada
pada permukaan beton, misalnya keberadaan partikel batu pada bagianbagian tertentu
dekat permukaan.
Prinsip kerja Hammer Test adalah dengan pantulan massa di ujung alat (jadi
semacam memukulkan “palu”) pada permukaan beton yang rata Pada sisi luar alat
terdapat bagian yang akan menunjukkan nilai pantulan / rebound tersebut. Pengujian
biasanya dapat dilakukan pada struktur kolom dan balok serta slab sebagai penyangga
konstruksi.

16
14. Ultra Sonic Pundit (UPV)

Gambar 14. Ultra Sonic Pundit (UPV)

Ultrasonic Pulse Velocity (UPV) adalah metode yang digunakan untuk


mengukur kecepatan hantaran dari gelombang (pulse velocity) ultrasonik yang
melewati suatu beton. Standar atau prosedur dalam menggunakan metode pengujian
ini dapat dilihat pada ASTM C 597. Alat utama yang digunakan untuk
pengujian Ultrasonic Pulse Velocity (UPV) adalah Pundit, yang merupakan
singkatan dari Portable Ultrasonic Non-destructive Digital Indicating Tester. Pundit
berfungsi untuk menghasilkan pulsa ultrasonik rendah, dan sekaligus mengukur
waktu yang dibutuhkan gelombang ultrasonik untuk menjalar dalam suatu media di
antara dua transducer, yang dalam hal ini adalah beton yang akan diuji.
Beberapa alat pendukung Ultrasonic Pulse Velocity (UPV) yang digunakan
adalah:

 Dua buah transducer berkapasitas 54 kHz


 Reference bar.

Dalam pelaksanaannya, pengujian Ultrasonic Pulse Velocity ini pada


umumnya terdiri dari 3 aplikasi pengukuran, yaitu:

 Direct transmission, di mana pengukuran dilakukan dengan cara


dua transducer (receiver dan transmitter) diletakkan saling berhadapan.
 Indirect transmission, di mana receiving transducer dan transmitting
transducer diletakkan dalam satu bidang datar.

17
 Semi-direct transmission, di mana receiving transducer dan transmitting
transducer diletakkan pada posisi menyamping, yaitu satu pada bidang tegak
dan yang lain pada bidang samping.
 Semi-direct transmission, di mana receiving transducer dan transmitting
transducer diletakkan pada posisi menyamping, yaitu satu pada bidang tegak
dan yang lain pada bidang samping.

 Kondisi permukaan pada bidang uji

Pengujian Ultrasonic Pulse Velocity harus dilakukan pada permukaan yang cukup


rata. Untuk kondisi permukaan yang kasar, perlu dilakukan penghalusan permukaan
beton dengan cara di-scrap, agar tidak mengurangi kecepatan penjalaran gelombang.

 Pemasangan transducer pada permukaan beton

Ketepatan dalam pengukuran waktu penjalaran ultrasonik hanya dapat dijamin


bila transducer menempel dengan baik dan secara merata pada permukaan beton.
Untuk kondisi permukaan beton yang agak kasar, dapat dilakukan dengan
menggunakan gemuk (grease) ataupun pelumas lainnya pada permukaan beton.

 Langkah pengujian untuk mengetahui mutu beton dengan UPV Test

Tata cara pengambilan data cepat rambat dengan UPV Test diatur dalam ASTM
C597 Standard Test Method for Pulse Velocity Through Concrete, sedangkan
interpretasi hasil pengukuran cepat rambat terhadap mutu beton diatur
berdasarkan ACI 228.1R-03 In-Place Methods to Estimate Concrete Strength,
khususnya pasal 2.6 mengenai Ultrasonic Pulse Velocity. Dalam pasal ini dikatakan
bahwa hubungan antara kuat tekan dan cepat rambat adalah nonlinear dan hubungan
yang sesungguhnya antara kedua hal ini sangat
tergantung campuran beton itu sendiri.

15. Rebar Locator

18
Gambar 15. Rebar Locator

Rebar locator adalah alat instrument untuk mendeteksi ketebalan lapisan


meliputi beton dan diameter rebar. Pengujian ini bertujuan antara lain untuk
mendeteksi tulangan dalam elemen beton, dan juga ketebalan selimut beton (concrete
cover). Prinsip alat ini adalah memanfaatkan medan elektromagnetik, yang mudah
terpengaruh oleh adanya metal/logam, dalam hal ini adalah berupa tulangan baja di
dalam beton. Lebih mudahnya seperti detektor logam.
Rebar locator digunakan untuk mendeteksi ketebalan lapisan meliputi beton
dan diameter rebar. Selain itu, dapat mendeteksi lokasi konduktor substansi dan listrik
magnet dalam medium non-magnetik dan non-konduktif, misalnya kabel di dalam
tubuh dinding dan air & pipa pemanas dll itu adalah sejenis alat uji tak rusak cerdas
memiliki fungsi deteksi otomatis, memori data dan output. Seperti namanya, rebar
locator ini digunakan untuk menemukan baja tulangan dan pipa logam dalam proyek
konstruksi sebuah kunci untuk memastikan pembangunan yang aman dan
pemeliharaan struktur beton. Sebelum memulai dalam pada setiap pekerjaan
pemeliharaan, sangat penting untuk mengidentifikasi lokasi, orientasi dan kedalaman
logam dalam struktur beton. Kekeliruan pengeboran ke pipa logam dapat bersifat
merusak dan mahal.
Rebar locator  adalah solusi sempurna untuk membuat tekad yang cepat dan
akurat dari lokasi, selimut beton dan diameter rebar pada konstruksi bertulang. Ada
banyak merek dan model rebar locator. Beberapa menggunakan medan
elektromagnetik frekuensi rendah untuk menemukan benda besi dalam struktur,
sementara teknologi terbaru menggunakan radar penembus tanah menemukan baja dan
objek lainnya dalam struktur.
Rebar locator adalah cara paling efektif dan efisien untuk menemukan,
mengevaluasi dan menilai tebal selimut beton lebih memperkuat bar. Dengan
menggunakan terbaru dalam elektromagnetik dan teknologi radar, berkualitas tinggi
pencari pasar ini dapat menjamin hasil yang akurat.

19
DAFTAR PUSTAKA

Apriani, Widya. 2016. Aplikasi Non Destructive Test Pada Investigasi Keandalan Struktur
Beton. Jurnal Teknik Sipil Siklus. 2(2). 95-103.
Karundeng, Vilty Stilvan. Steenie E. Wallah. Ronny Pandaleke. 2015. Penerapan Metode
Schmidt hammer Test dan Core Drilled Test Untuk Evaluasi Kuat Tekan Beton Pada
Ruang IGD RSGM UNSRAT Guna Alih Fungsi Bangunan. Jurnal Sipil Statik. 3(4). 221-
227.
Badan Standarisasi Nasional. 2008. Cara Uji Keausan Agregat dengan Mesin Abrasi Los
Angeles. SNI No. 2417:2008. Badan Standarisasi Nasional. Bandung.
Basri, Doni Rinaldi. Ahmad Zaki. 2019. Pengaruh Limbah Plastik Botol (leleh) Sebagai
Material Tambah Terhadap Kuat Lentur Beton. Jurnal Rab Construction Research. 4(2).
66-77.
Rommel, Erwin. Pembuatan Beton Ringan dari Aggregat Buatan Berbahan Plastik. Jurnal
Gamma. 9(1). 137-147.
Sumajouw, Marthin D.J. Servie O. Dapas. Reky S. Windah. 2014. Pengujian Kuat Tekan
Bron Mutu Tinggi. Jurnal Ilmiah Media Engineering. 4(4). 215-218.

20

Anda mungkin juga menyukai