Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ANTARA ORIENTALIS DAN OKSIDENTALIS TERHADAP NABI


MUHAMMAD SAW
Disusun guna memenuhi tugas matakuliah Orientalis dan Oksidentalis
Dosen pengampu:

Disusun oleh:
Kelompok 3
Muhammad Dwiguna 12010200xx
Muhammad Raihan Zaky Mulyadi 1201020055
Yusuf Wahyudi 12010200xx

JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
D. Metode Penelitian
BAB II: PEMBAHASAN
BAB III: PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sosok Muhammad bukanlah manusia biasa yang bisa dianggap sepele,
kehebatannya dan kebijaksanaannya dalam memimpin suatu bangsa menjadi
prestasi yang luar biasa, bahkan tidak ada raja manapun yang bisa
menandinginya (Dahlan, 2018). Bagi umat Islam ialah Nabi dan Rosul Allah
yang menjadi penutup dari para Nabi-Nabi (Amrullah, 2018). Nabi
Muhammad sangat patut menjadi tauladan bagi semua orang baik itu yang
Islam ataupun non-islam. Berbagai macam tantangan zaman dialami oleh-Nya
yang tentunya tidak mudah untuk dilalui namu beliau tetap konsisten di jalan
Allah SWT.
Prestasi-prestasi Ia raih, namun dengan seiring prestasi yang didapat
tidak sedikit pula kritik yang dilontarkan kepada-Nya dan tentu menyakitkan,
tidak hanya sebatas kritik saja kecamanpun banyak terdengar oleh Nabi
Muhammad SAW, namun hal ini tidak menjadi pengaruh buruk bagi Nabi
Muhammad melainkan menjadi spirit perjuangan dalam menyampaikan
kebenaran.

B. Rumusan Masalah
1. Siapa Muhammad?
2. Bagaimana pandangan orientalis terhadap Muhammad?
3. Bagaimana pandangan oksidentalis terhadap Muhammad?

C. Tujuan Pembahasan
1. Menguak siapa itu Muhammad.
2. Memaparkan pandangan orientalis terhadap Muhammad?
3. Menjelaskan pandangan oksidentalis terhadap Muhammad?

D. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif,
dimana penelitian kualitatif sebagai metode ilmiah sering digunakan dan
dilaksanakan oleh sekelompok peneliti di bidang ilmusosial, pendidikan, dan
bidang keilmuan lainnya (Darmalaksana, 2020). Penelitian digunakan untuk
membantu dalam menjelaskan artikel, mengingat artikel ditulis secara singat,
padat dan sederhana tanpa harus mendeskripsikannya (Darmalaksana, 2020).
Alur penelitian ini adalah dengan melalui studi pustaka, penelusuran sumber
primer dan skunder, klasifikasi berdasarkan formula penelitian, pengolahan
data, pengutipan referensi, menampilkan data, abstraksi data, interpretasi data,
dan kesimpulan (Darmalaksana, 2020).
BAB II
PEMBAHASAN

A. Muhammad SAW
Nabi Muhammad lahir di Makkah tanggal 12 Rabiul Awal tahun 571
kalender Romawi (1450 tahun yang lalu). Rasul lahir dari ibu bernama aminah
dan ayahnya bernama Abdullah. Tahun tersebut juga dikenal dengan istilah
tahun gajah yakni ketika pasukan gajah dibawah pimpinan Abrahah Habasyah
tengah menyerang Ka’bah.
Kisah kelahiran Nabi Muhammad ini ada dalam surah Al Fil yang
memiliki arti “tahun gajah”. Rasul lahir di masa ini dan dibesarkan sebagai
anak yatim karena ayahnya yakni Abdullah telah wafat sebelum usianya genap
3 Tahun dan setelahnya dibesarkan dan dirawat oleh kakeknya yakni Abdul
Mutholib.

Masa kecil Nabi Muhammad SAW


Nabi Muhammad dilahirkan dalam yatim di rumah Abu Tholib. Semasa
kecilnya, Rasulullah tumbuh dan menjalani kehidupannya seperti anak pada
umumnya. Adanya tradisi Quraisy pada saat itu, pada hari ke 18 membuat
ibunya harus menyembunyikan di pedalaman.
Tradisi Quraisy tersebut membuat Nabi Muhammad tidak bisa merasakan
kasih sayang ibunya sampai berumur 8 sampai 10 tahun. Hal ini justru
membuatnya berada di bawah asuhan Halimah binti Sa’diyah selama tiga
tahun. Rasulullah menjadi anak yang tanggap, bersikap baik dan cerdas pada
masanya.
Masa Remaja Nabi Muhammad SAW
Pada masa Remaja, Nabi Muhammad terjaga dari perbuatan merugikan
kawan sekitarnya. Sampai suatu ketika, Nabi pun bercerita ketika dua kali
duduk saat mendengarkan pesta perkawinan di zaman Jahiliyah. Allah justru
menutup telinganya sampai tertidur dan terbangun esoknya. “Setelah itu, aku
tidak pernah lagi berniat mengikuti perbuatan buruk.” (HR Thabrani).
Muhammad yang menginjak usia 20 tahun di Mekah yang bertepatan
peristiwa Harbul Fijar antara Kabilah Quraisy melawan Qais dan Aylan.
Nabi Muhammad Menjelang Dewasa
Menjelang usia Nabi Muhammad yang dewasa, membuatnya semakin
menekuni dunia bisnis. Nabi pun berdagang dengan kawan terbaiknya yakni Saib
bin Abi Saib. Barulah pada saat berusia 25 tahun, Rasulullah menjalin kerja sama
bisnis bersama wanita kaya raya yakni Siti Khadijah.
Perkenalan Muhammad dengan Khadijah memang berawal dari dunia
perniagaan. Perempuan ini biasa membiayai kafilah perdagangan Mekkah ke
Suriah untuk nanti membagi keuntungan bersama mitranya. Hal ini menjadi
alasan bagi mereka berdua dalam melakukan perjalanan dagang tersebut.
Pernikahan pertama Nabi Muhammad dengan khadijah
Banyaknya kegiatan perdagangan yang melibatkan mereka berdua, membuat
Khadijah merasa kian tertarik. Perempuan ini akhirnya mengutus seorang
sahabatnya, Nafisah binti Umayyah untuk menyampaikan keinginannya yakni
melamar Muhammad.
Muhammad SAW pun menyampaikan kabar gembira ini kepada paman-
pamannya. Salah satunya yakni, Hamzah bin Abdul Muthalib lantas mendatangi
rumah Khuwailid bin Asad dengan Muhammad untuk melamar Khadijah. Maka
menikahlah mereka berdua ketika Nabi berusia 28 tahun.
Nabi Muhammad menerima wahyu pertama
Sebelum menjadi Rasul, Nabi Muhammad sudah mendapatkan beberapa
karunia istimewa dari Allah seperti wajahnya terlihat bersinar dan bersih. Hal ini
nyatanya menjadi pertanda kebesaran Allah yang menandakan akan datangnya
nabi terakhir dengan kedudukan tertinggi sampai akhir zaman.
Nabi Muhammad mendapatkan sebuah mimpi ketika Malaikat Jibril
menghampirinya. Rasul pun sedang menyendiri di dalam Gua Hira tepatnya di
samping Jabal Nur. Turunlah wahyu pertama yang ia bawakan dari Allah yakni
Surah Al – “Alaq 1 – 4.
Dakwah pertama Nabi Muhammad
Nabi Muhammad akhirnya memulai dakwahnya secara terang-terangan pada
keluarga paling dekat yaitu kalangan Bani Hasyim. Hanya Ali bin Abu Thalib
yang mau menerima dan memutuskan untuk beriman kepada Allah. Sementara
Abu Thalib ikut melindungi Rasul saat berdakwah.
Dakwah secara terang-terangan ini selalu mendapatkan pertentangan oleh
kaum Quraisy. Bahkan beberapa orang menuduh Nabi Muhammad gila dan
melemparkan kotoran ke tubuh Nabi. Abu Jahal dan Abu Lahab sebagai
pamannya bahkan juga ikut menentang Rasul selama berdakwah
Pertentangan dari kaum kafir Quraisy
Bersama dengan kaum kafir Quraisy lainnya, Abu Jahal dan Abu Lahab
menentang dakwah Rasulullah. Keduanya bahkan sempat mengintimidasi
pengikutnya agar meninggalkan Nabi. Mereka khawatir jika ajaran dari
Muhammad hanya bisa merusak agama nenek moyang yakni menyembah berhala.
Banyak dari kaum Quraisy yang mencoba segala cara untuk membunuh Nabi
Muhammad. Mereka juga memberikan uang tebusan pada Abu Thalib agar
membiarkan Rasul wafat. Rencana pembunuhan ini pun sering melibatkan orang
luar agar tidak memecahkan perang saudara.
Perintah Berzakat di Zaman Nabi Muhammad
Memasuki zaman Rasulullah SAW tepatnya di tahun pertama di Madinah,
Nabi dan sahabatnya serta kaum Muhajirin masih menghadapi usaha untuk tetap
bertahan hidup. Hal ini karena tidak semua dari mereka merupakan orang
berkecukupan, kecuali Usman bin Affan.
Kondisi kaum Muslimin yang sudah mulai sejahtera di tahun kedua Hijriah,
barulah muncul perintah zakat. Nabi Muhammad SAW akhirnya langsung
mengutus Mu’adz bin Jabal untuk menjadi Qadli di Yaman. Rasul pun
memberikan nasihat kepadanya agar menyampaikan pada ahli kitab tentang hal
ini.
Perintah Kurban di zaman Nabi Muhammad
Nabi Muhammad melaksanakan perintah qurban ketika sedang melakukan haji
Wada di Mina. Saat itu, Rasulullah menyembelih sebanyak 100 ekor unta. Beliau
melaksanakannya sendiri pada 63 ekor sementara sisanya ia serahkan kepada Ali
Bin Abi Thalib.
Penyembelihan ini Nabi Muhammad lakukan setelah melaksanakan Shalat Idul
Adha. Perintah ini pun sudah ada di dalam Surah Al Hajj ayat 36 mengenai jenis
hewan yang bisa umat Muslim jadikan sebagai kurban. Sebagai umat Muslim,
juga harus mengetahui cara menyembelih dan tujuannya.
Wafatnya Nabi Muhammad SAW
Abu Bakar sebagai sahabat Nabi Muhammad yang sedang tidak di Madinah,
terjadilah peristiwa sangat menyedihkan. Rasulullah wafat bersamaan dengan
turunnya wahyu Allah yakni Surat Az Zumar ayat 30, artinya “Sesungguhnya
kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati pula.”.
Nabi Muhammad mulai sakit di bulan Shafar tahun 11 Hijriah. Beliau sakit
kepala dan demam hingga akhirnya membuat suhu tubuh meninggi. Kondisi ini
terjadi selama kurang lebih 2 minggu. Rasulullah akhirnya mengunjungi rumah
istri-istrinya dan tiba di kediaman Aisyah dengan badan sudah lemah.
Beberapa Mukjizat Nabi Muhammad
Allah memberikan kemampuan yang begitu luar biasa dan sama halnya seperti
Nabi Musa, Isa dan Sulaiman. Mukjizat akan mendukung kebenaran kenabian
untuk para Nabi dan Rasul-Nya. Maksud lainnya adalah melemahkan lawan dan
musuh jika hanya merugikan dan membahayakan umat Muslim.
1. Air Susu yang melimpah
Mukjizat pertama kali sudah ada ketika kelahiran Nabi Muhammad.
Halimah yang memiliki tubuh kurus kering mencoba menyusui bayi
Muhammad dan terlihat air susu mengalir dengan deras. Padahal sebelumnya,
hal ini tidak pernah terjadi pada anak kandungnya bahkan merasa sering
kurang.
Bersamaan dengan keanehan yang dialami oleh Halimah, suaminya pun
juga merasa heran. Pasalnya unta betina tua miliknya tiba-tiba menghasilkan
air susu begitu melimpah. Keduanya pun bisa meminumnya dengan sangat
puas bahkan dapat memenuhi kebutuhan untuk sehari-hari.
2. Pembelahan Dada
Halimah mengasuh Muhammad kecil kurang lebih selama 2 bulan. Ibunya
sempat menolak jika anaknya hidup di Mekkah karena terasa tidak begitu
mendukung untuk perkembangan Muhammad. Akhirnya, bayi itu pun kembali
mengikuti ibu asuhnya dan tumbuh remaja dengan saudara-saudaranya.
Muhammad yang sedang menggembala bersama saudaranya, tiba-tiba
datanglah dua orang laki-laki berpakaian serba putih. Keduanya langsung
membelah dadanya dan langsung mengambil benda hitam di dalamnya. Nabi
sebenarnya tidak tahu apa tujuannya begitu pun dengan Halimah dan
suaminya.
3. Membelah Bulan
Kisah mukjizat oleh Nabi Muhammad ini terjadi saat kaum kafir
menentangnya untuk membuktikan kenabiannya. Rasulullah akhirnya
menunjukkannya dengan membelah bulan atas kebesaran Allah. Kalangan
Quraisy tentu terkejut pada apa yang bisa Muhammad lakukan.
4. Isra Mi’raj
Isra Miraj menjadi momen yang penting dalam sejarah umat Islam lantaran
Rasulullah menerima perintah melakukan shalat lima waktu. Isra artinya
perjalanan di malam hari sementara Miraj berarti tangga. Hal ini merujuk ke
kisah Nabi Muhammad dari bumi menuju ke langit sampai Sidratul Muntaha.
Isra Miraj bermula ketika Jibril mendatangkan Buroq sebagai kendaraan
Nabi yang super cepat berupa hewan putih dengan dua sayap di antara kakinya.
Rasulullah lalu menaikinya dari Masjidil Haram ke Baitul Maqdis. Kisah ini
memiliki banyak pertemuan antara Muhammad dengan nabi sebelumnya.
5. Kitab Suci Al Qur’an
Nabi Muhammad mendapat utusan pada zaman orang-orang yang ahli
untuk fasih berbahasa, sastra dan bersyair secara alami. Rasulullah akhirnya
membawa Al-Qur’an kepada mereka demi memudahkan pemaknaan. Mukjizat
ini menjadi paling utama bagi Muhammad dari Allah SWT
Dalam Al-Qur’an sendiri sudah menjelaskan bahwa mukjizat dalam
bentuk kitab hanya ada pada 4 nabi dan rasul. Keempatnya adalah Musa AS,
Daud AS, Isa AS dan Muhammad SAW. Al-Qur’an menjadi paling terakhir
dan abadi sepanjang zaman. Sementara sebelumnya tidak berlaku ke masa
berikutnya

B. Pandangan orientalis terhadap Muhammad SAW


Setelah pecah perang salib kemudian Yerusalem jatuh ke tangan kerajaan
Utsmani, mulailah banyak bermunculan pengkritik, mengecam dan menyerang
Islam dari para pemikir asal Eropa. Mereka mulai mengarang dan membuat
buku dengan gambaran yang salah tentang Islam. Semangan permusuhan
dengan lebel Islamphobia ini mulai reda setelah memasuki masa pencerahan di
Eropa, yang diwarnai keinginan mencari kebenaran secara objektif,
berbarengan dengan itu muncul pula era kolonialisme Barat terhadap Timur,
hingga pengetahuan tenatang Timur dan Islam dijadikan alat untuk
mengokohkan Cengkraman Kolonialisme terhadap Timur. Gerakan
orientalisme (Teng, 2016) ini terus berlanjut setelah era kolonialisme diawal
abad ke-20, pada masa ini Gerakan ini berfokus pada penggalian dan
pemunculan kembali terhadap pemikiran-pemikiran para orientalis lama
terhadap pemikiran orientalis baru, seperti yang dilakukan di pusat studi Islam
baik di Barat maupun di Timur, oleh pemikir Muslim maupun non-Muslim.
Dalam melaksanakan misinya mempelajari Islam para orientalisme
(Rajendra, 2022) memiliki beberapa kegiatan-kegiatan terencana, diantaranya:

 Mengadakan kongres orientalis, dengan pembahasan seputar issu-issu


yang berkembang di Timur yang menyangkut geografi, history,
antropologi, agama dan lainnya
 Mendirikan lembaga- lembanga ketimuran, seperti di Prancis Sylvester
de Sacy ecole des Langues orientales Vivantes (1795), di Inggris King
George V membuka the school of oriental srudies London institute
(1917), di Belanda mendirikan Oostrens institute Leiden, di Amsterdam
ada Institute voor het mederne nabije Oostren yang dipimpin oleh G.E
pijpel
 Mendirikan organisasi ketimuran
 Menerbitkan dengan muatan Ensiklopedia, buku-buku dan majalah.

Kegiatan-kegiatan ini dilakukan dalam rangka mendukung misi dan sikap


mereka terhadap timur, terutama Islam. Diantara sikeap mereka tersebut adalah
sikap-sikap lama yang pernah ditunjukan kaum musyikin dan ahlul kitab
terhadap Islam pada masa lalu. Nabi Muhammad adalah utusan Allah SWT
untuk seluruh umat dengan membawa risalah dan rahmat lil’alamin. Beliau
sudah sering dituduh dan dicaci maki oleh kaum kafir Quraisy. Bahkan beliau
juga mendapatkan tuduhan yang keji oleh orientalis barat, sejak abad
pertengahan hingga modern ini, tuduhan orientalis barat kepada Nabi
Muhammad ini di akui oleh R.W Southern bahwa kehidupan Muhammad yang
ditulis oleh para cendikiawan Barat pada abad tertengahan yang dinukil oleh
para penulis Bizantium, jarang sekali yang menyajikan hakikat sebenarnya.
Kesemuanya hanya berkisar tentang menikahi seorang janda kaya, mengidap
penyakit pedofil serta tuduhan-tuduhan tak berdasar lainnya. Tulisan- tulisan
tersebut amat sukar dipercaya kebenaranya. Yang paling mencolok tidak ada
kaitannya dengan fakta sejarah, Ketika penulis Barat ditanya tentang tokoh
macam apa muhammada, maka mereka menjawab Muhammad seorang tukang
sihir yang telah menghancurkan gereja di Afrika dengan kekuatan pasukannya.
Tuduhan terhadapa Nabi Muhammad Saw oleh orientalis (Sujati, 2018) eropa
dan barat ini diantaranya:
a. Muhammad sebagai Setan
Tuduhan ini dilontarkan oleh seorang Orientalis keristen yang tidak
suka terhadap Nabi Muhammada yaitu, Nicetas of Byzantium (842-912)
menyatakan bahwa Muhammad adalah seorang yang sungguh-sunggu
hendak menghancurkan agama Kristen dengan bantuan sirih dari Setan.
Ajaran Islam hanyalah topeng untuk menghidupkan kembali agama
Setan, Muhammad adalah nabi palsu dan pelaku dosa yang menyesatkan
manusia dengan cara merampas kitab suci dan menjanjikan manusia
dengan kehidupan yang mudah, memanjakan manusia dengan keburukan
dan menundukan lawan dengan kekerasan dalam menerima ajarannya.
Kemudian, pandangan ini dikuatkan oleh Peter the Vanerable
(1094-1156) seorang orientalis Kristen menyatakan, bahwa Muhammad
tidak memiliki kriteria seorang nabi karena tidak menunjukan bukti
mukjizat dan ramalan-ramalan tepat sebagai seorang Nabi dan kitab
sucinya merupakan sebuah karya “diabolical Muhammad” yang artinya
Muhammad dipengaruhi oleh setan karna telah meracuni kaumnya
dengan ajaran sesat.
Tudingan kaum orientalisme ini sepakat bahwa Muhammad adalah
setan yang menyesatkan manusia. Walau, tudingan ini tidak berdasarkan
argument yang jelas tetapi karna kebencian, ketakutan dan rasa
permusuhan yang dilontarkan oleh para orientalis terhadap Islam sangat
besar tudingan inipun cepat menyebar dan berkembang luas.

b. Muhammad seorang penipu


John Calvin seorang orientalis Kristen mengungkapkan bahwa
Muhammad odalah seorang pembohong dan musuh Yesus. Begitupula
Philip K. Hitti seorang orientalis Kristen dari Libanon, menyatakan
bahwa Muhammada adalah seorang penipu yang ulung nan lihai. Gelar
nabi dan rosul Muhammad adalah palsu, Al-Quran sebagi mukjizat palsu
dan risalahpun palsu, sehingga Muhammad dianggap sebagai tukan sirih
yang gila dan sakit jiwa.
Tudingan Muhammad seorang penipu dikuatkan oleh kaum
orientalis lainnya, seperti Nicola, Hotenger, Doukuz, Beiblender, Brued
dan Hieves, bahwa Muhammad seorang pendusta, Islam adalah tipu daya
setan dan Al-Quran adalah kepalsuan. Bahkan Dictionaire menyatakan
bahwa Muhammad adlah tukan sihir yang hanyut dalam kerusakan
akhlak, perampok unta, seorang cardinal yang gagal menduduki kursi
paus, lalu membuat agama baru untuk balas dendam terhadap lawan-
lawannya.
Kemudian, Florece menyatakan Muhammad adalah pemuka
terhadap jiwa-jiwa yang terkutuk yang membangkitkan perpecahan
agama, kejahatanya adalah dengan menyebarkan agama palsu. Ignaz
Goldziher seorang orientalisme berdarah Yahudi mengatakan, bahwa
Rasul adalah seorang pembimbing, bukan sebagai contoh dan teladan
yang baik. Pada Muhammad banyak terdapat kelemahan dan kecacatan
sebagai manusia, dengan alasana ia tidak mendakwahkan dirinya sebgai
orang suci, pada ajaranya adalah sebuah dongeng yang menyesatkan.
c. Muhammad seorang yang gila seks
Dalam perjalanannya, banyak sekali tuduhan-tuduhan yang tidak
berdasar kepada Nabi Muhammad SAW oleh orang-orang orientalis yang
membenci beliau dan agamanya. Tuduhan ini berlanjut kepada
keseharian beliu sampai menuduh Nabi Muhammad adalah pencandu
sek, tuduhan free seks dilontarkan oleh Thomas Aquines, bahwa
Muhammad membawa Islam sebagai agama orang-orang sesat dan
ajaranya berisikan syahwati, yang mencampur adukan kebenaran dengan
dongeng-dongeng lama. Dalam pandangan kaum orientalis Muhammad
dianggap mengidap penyakit pedofil, hal ini didasari oleh pristiwa
Muhammad yang menikahi Aisyah yang selalu dijadikan bahan fitnahan
oleh orang-orang yang benci terhadap Islam.
Tuduhan orientalis terhadap Nabi Muhammad sebagai seorang free
seks sebenarnya tidak beralasan, karna pada kenyataanya diketahui
bahwa diantara istri-istri beliau yang statusnya gadis hanya Aisyah
seorang. Selebihnya, adalah para janda. Selain itu, beliau menikahi karna
alasan kemanusiaan yang luhur atau karna faktor hukum syariat.
d. Al-Qur’an adalah palsu
Para kaum orientalis percaya bahwa Bible bukan karangan manusia
melainkan wahyuu Tuhan, tetapi Al-qur’an sebagai karangan
Muhammad. Sebagaimana yang dilontarkan Goldziher, Margelot, bahwa
Al-Quran adalah perkataan Muhammad sendiri dan sering diganti dan
dirubah sesuai dengan kondisi dakwahnya pada saat itu. Carlyle
menambahkan bahwa Muhammad adalah pengarang dengan wawasan
dengan membuat Al-Quran yang merupakan coretan yang kacau dan
membosankan, kasar, acak-acakan, pengulangan-pengulangan yang tak
berakhir, simpang siur, semerawut, ringkasnya sebuah ketololan yang
tidak bisa dibela.
Usaha kaum orientalis untuk memojokan islam ini sebenarnya sia-
sia karena tidak terbukti tuduhan-tuduhan mereka terhadap Nabi
Muhammad sebagai seorang pengarang, tuduhan ini tidak jauh beda
dengan tuduhan orang Quraisy. Mahmoud hamdi menegaskan bahwa
sikap kaum pagan ini ternyata diikuti oleh sejumlah orientalis yang
sangat tendensius terhadap Islam, yang ingin mengatakan bahwa Al-
Quran bukan wahyuu Allah melainkan karya Muhammad.
C. Bantahan muslim terhadap para Orientalis
Banyak cendikiawan Islam yang membantah tuduhan para orientalis
yang dilontarkan kepada nabi Muhammad, dengan tuduhan yang tidak ada
alasan yang kuat, melainkan kebencian, dendam, sikap permusuhan terhadap
umat muslim. Ha ini, dikuatkan dengan pandangan Ahmad Abdul Hamid,
menyatakan bahwa mayoritas orientalis Barat (Teng, 2016), baik sejarawan
atau penulis sejak abad pertengahan hingga era kebangkitan telah sepakat
dalam memberikan sifat kepada Nabi Muhammad dengan tuduhan dusta
belaka. Tuduhan ini berorientasi bahwa Nabi Muhammad aladah pendusta,
mengada-ngada, pengarang Al-Quaran, gila seks, hingga menamakannya
“muhammadisme”, tuduhan pun merembet sampai menjuluki ahli sihir, pemuja
nafsu, penyiar ajaran dengan pedang.
Latifah Ibrahim menegaskan bahwa studi orientalis secara bulat
mengingkari dan dengan sengaja merusak citra kenabiam Muhammad sebagi
seorang nabi. Studi yang lahir dari kepala-kepala teolog ini, mengkaji Nabi
Muhammad Saw mulai dari Namanya, sifatnya, kepribadian, dan hubungan
beliau dengan orang disekitarnya. Namun, sangat disayangkan mereka (para
orientalis) mengkaji dengan penuh kritikan dan distorsi (Setiawati, 2018).
Mereka membuat gambaran imajinasi yang sangat bertentangan dengan sikap
permusuhan dan mereka mengatakan bahwa Rasulullah adalah penipu yang
menurut mereka risalah Rasulullah penuh dengan Khurafat dan khayalan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Islam merupakan agama samawi terakhir yang diturunkan Allah kepada
insan melalui utusan terakhir- Nya yakni Nabi Muhammad SAW sebagai
epilog para nabi dan rasul. Hal ini menjadikan aliran islam sebagai agama
paripurna yang menyempurnakan segala aturan dari agama agama samawi
sebelumnya. Kedatangan agama islam yang didakwahkan nabi Muhammad
menampakkan kilaunya sesudah Nabi Muhammad hijrah ke Madinah dan
seterusnya diterima dengan baik disana, cahaya islam mulai menyala dan
dalam waktu yang singkat menerangi kegelapan di jazirah Arab bahkan lambat
laun menerangi daerah daerah sekitarnya sehingga pada masa itu Madinah
telah berkembang menjadi sebuah negara besar dengan seorang pemimpin
besar tak kalah besarnya dengan Imperium Rumawi di Barat dan Imperium
Persia di Timur.
Kaum orientalis Barat yang dengan perannya telah banyak menawarkan
dampak utamanya kepada orang Barat terhadap cara bersikap terhadap Islam
dan Timur selama berabad-abad di zaman kolonial, kehadiran orientalis dan
pengaruhnya ini telah memunculkan reaksi dari dunia Timur dengan
memunculkan wangsit oksidentalisme dengan cara mempelajari Barat dan
memberikan pemahaman yang berimbang terhadap dunia Barat dan dunia
Timur.
Motif di balik kajian oksidentalisme yaitu untuk mempelajari akar
kemajuan bangsa-bangsa barat, memfilternya dan menerapkanya di dunia timur
hingga timur keluar dari keterbelakangannya. Selain itu Oksidentalisme
diperlukan bisa menghilangkan kecurigaan yang tidak fundamental terhadap
barat yang terus mengendap dipikiran orang timur
DAFTAR PUSTAKA
Amrullah, S. (2018). Melacak Jejak Radikalisme dalam Islam: Akar Ideologis dan
Eksistensinya dari Masa ke Masa. Dirasah: Jurnal Studi Ilmu Dan
Manajemen Pendidikan Islam, 1(2), 1–9.
Dahlan, M. (2018). Nabi Muhammad saw.(Pemimpin Agama dan Kepala
Pemerintahan). Rihlah: Jurnal Sejarah Dan Kebudayaan, 6(2), 178–192.
Darmalaksana, W. (2020). Pre-print Digital Library UIN Sunan Gunung Djati
Bandung, 2020. 1–6.
RAJENDRA, R. R. (2022). PERGESERAN PARADIGMA ORIENTALISME
(Studi Pemikiran Karen Armstrong Tentang Nabi Muhammad). UIN
RADEN INTAN LAMPUNG.
Setiawati, C. (2018). Kajian Orientalis Ignaz Goldziher tentang Hadis dan
Sunnah. Quran and Hadith Studies, 7(2), 151.
Sujati, B. (2018). Kewahyuan Nabi Muhammad Dalam Pandangan Orientalis.
Tamaddun, 6, 108–132.
Teng, M. B. A. (2016). Orientalis dan orientalisme dalam perspektif sejarah.
Jurnal Ilmu Budaya.

Anda mungkin juga menyukai