Dari 43 jenis konvensi yang berhasil dirumuskan berbagai komite PBB yang berhubungan
dengan HAM, maka konvensi dapat dikelompokan menjadi 4 sifat konvensi, yaitu sebagai
berikut:
a) Konvensi yang bersifat universal, misalnya hak pribadi untuk hidup dan berusaha.
b) Konvensi yang bersifat khusus, misalnya kejahatan perang atau pemusnahan
kemanusiaan.
c) Konvensi yang bersifat perlindungan, misalnya perlindungan hak minoritas dan orang
asing.
d) Konvensi yang bersifat deskriminasi, misalnya perbedaan kelas, ras, suku dan
sebagainya.
C. Tujuan Pendidikan Hak Asasi Manusia
1. Tujuan umum pendidikan Hak asasi manusia
Berdasarkan temuan pengembangan model tujuan pendidikan HAM adalah untuk
meningkatkan, mengembangkan dan melestarikan serta mempraktekkan atau menerapkan nilai-
nilai HAM dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Sehingga dapat
mengembangkan pengertian kritis seseorang baik terhadap situasi hidup dirinya maupun orang
lain mengenai batasan serta struktur yang menghalangi pelaksanaan hak serta kebebasan mereka
sepenuhnya.
2. Tujuan khusus pendidikan Hak Asasi Manusia adalah;
a) Sosialisasi nilai-nilai HAM melalui jalur sekolah dan luar sekolah agar masyarakat
mengetahui tentang nilai-nilai HAM.
b) Meningkatkan peran serta dan pengetahuan peserta didik tentang nilai-nilai HAM.
c) Mengembangkan berbagai model pembelajaran untuk memperluas dan mepermudah
pemahaman dan pelaksanaan HAM.
d) Melestarikan berbagai nilai HAM dalam kehidupan bersama sebagai warisan kepada generasi
berikutnya sehingga semakin mentradisi prilaku yang sejalan dengan HAM.
e) Menunjukkan dan menerapkan berbagai cara hidup yang sejalan dengan tuntutan nilai-nilai
HAM.
f) Pendidikan HAM di sekolah menenekankan hak-hak anak, hak-hak wanita,prilaku non
diskriminatif, sikap anti kekerasan dan penyiksaan, hak-hak sipil dan politik warga negara
dan hak-hak ekonomi,sosial dan budaya. Penekanan ini bertujuan mendukung proses
reformasi politik ekonomi dan hukum dalam rangka demokratisasi dan pengembangan
masyarakat warga.
Dasar hukum yang digunakan untuk pendidikan HAM adalah:
a) Pancasila sebagai landasan idiil.
b) UUD 1945 sebagai landasan konstitusi.
c) UUD No. 7 tahun 1984 tentang pengesahan konvensi mengenai pengahapusan segala
bentuk diskriminasi terhadap wanita, 24 juli 1984.
d) UU No. 39/1999 tentang Hak Asasi Manusia.
e) Tap MPR RI No. XVII/MPR 1998 tentang Hak Asas Manusia 13 November 1998.
f) UU pengesahan perjanjian internasional No.24 tahun 2000.
D. Pelanggaran HAM
Pelanggaran Hak Asasi Manusia adalah setiap perbuatan seseoarang atau kelompok orang
termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara
melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut Hak Asasi. Manusia
seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-undang, dan tidak mendapatkan atau
dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan
mekanisme hukum yang berlaku (Pasal 1 angka 6 UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM).
E. Pengadilan HAM
Pengadilan Hak Asasi Manusia adalah Pengadilan Khusus terhadap pelanggaran Hak
Asasi Manusia yang berat. Pelanggaran HAM yang berat diperiksa dan diputus oleh
Pengadilan HAM meliputi :
1. Kejahatan genosida
Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok
etnis, kelompok agama, dengan cara :
a) Membunuh anggota kelompok;
b) mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota-anggota
kelompok;
c) menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan secara
fisik baik seluruh atau sebagiannya;
d) memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok;
atau
e) memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain.
F. PENGERTIAN PANCASILA
Secara arti kata pancasila mengandung arti, panca yang berarti “lima” dan sila yang berarti
“dasar”. Dengan demikian pancasila artinya lima dasar.
Sifat dari pancasila adalah imperative atau memaksa, siapa saja yang berada diwilayah NKRI,
wajib mentaati pancasila serta mengamalkannya tanpa persyaratan. Pancasila adalah pandangan
hidup bangsa dan dasar negara Republik Indonesia. Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan
masyarakat dan negara Republik Indonesia. Dalam penjelasan resmi dari pembukaan UUD 1945
disebutkan bahwa dalam Pembukaan UUD 1945 terkandung empat pokok-pokok pikiran sebagai
berikut:
a) Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia berdasar
atas Persatuan;
b) Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia;
c) Negara Indonesia adalah Negara yang berkedaulatan rakyat dan berdasar atas kerakyatan dan
permusyawaratan/perwakilan;
d) Negara Indonesia berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang
adil dan beradab.
Asas pokok pembentukan pemerintahan Negara Indonesia terletak pada bagian alinea ke-4 dari
pembukaan UUD 1945. Pada alenia ke-4 ini bisa di bagi dalam 4 pokok:
1) Tentang hal tujuan Negara indonesia, tercantum dalam kalimat “Kemudian daripada itu
untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”.
2) Tentang hal ketentuan diadakanya Undang-Undang Dasar tarcantum dalam kalimat yang
berbunyi: “maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia”.
3) Tentang hal bentuk Negara, dalam kalimat: “yang terbentuk dalam suatu susunan Negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar Pancasila”.
4) Tentang hal Dasar Falsafah Negara Pancasila. Adapun Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 yang telah disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada
tanggal 18 Agustus 1945 itu sebagian besar bahan-bahanya berasal dari Naskah
Rancangan Pembukaan UUD yang disusun oleh Panitia Perumus (panitia kecil) yang
beranggotakan 9 orang yang diketua oleh Ir. Soekarno pada tanggal 22 Juni 1945 di
Jakarta.
G. HAK ASASI MANUSIA (HAM) DALAM PANCASILA
Hak-hak asasi manusia dalam Pancasila dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945 dan
terperinci di dalam batang tubuh UUD 1945 yang merupakan hukum dasar konstitusional dan
fundamental tentang dasar filsafat negara Republik Indonesia serta pedoman hidup bangsa
Indonesia, terdapat pula ajaran pokok warga negara Indonesia. Yang pertama ialah perumusan
ayat ke 1 pembukaan UUD tentang hak kemerdekaan yang dimiliki oleh segala bangsa didunia.
Hubungan HAM dengan Pembukaan ini, diperlihatkan dengan secara khusus hak asasi
kemerdekaan segala bangsa dan tujuan negara.
Hubungan antara Hak Asasi Manusia dengan Pancasila dapat dijabarkan sebagai berikut :
1) Sila ketuhanan yang maha Esa menjamin hak kemerdekaan untuk memeluk agama ,
melaksanakan ibadah dan menghormati perbedaan agama.
2) Sila kemanusiaan yang adil dan beradab menempatkan hak setiap warga negara pada
kedudukan yang sama dalam hukum serta serta memiliki kewajiban dan hak-hak yang sama
untuk mendapat jaminan dan perlindungan undang-undang.
3) Sila persatuan indonesia mengamanatkan adanya unsur pemersatu diantara warga Negara
dengan semangat rela berkorban dan menempatkan kepentingan bangsa dan Negara diatas
kepentingan pribadi atau golongan, hal ini sesuai dengan prinsip HAM dimana hendaknya
sesama manusia bergaul satu sama lainnya dalam semangat persaudaraan.
4) Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /
perwakilan dicerminkan dalam kehidupan pemerintahan, bernegara, dan bermasyarakat yang
demokratis. Menghargai hak setiap warga negara untuk bermusyawarah mufakat yang
dilakukan tanpa adanya tekanan, paksaan, ataupun intervensi yang membelenggu hak-hak
partisipasi masyarakat.
5) Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengakui hak milik perorangan dan
dilindungi pemanfaatannya oleh negara serta memberi kesempatan sebesar-besarnya pada
masyarakat.
KESIMPULAN
Dapat dilihat dengan sadar bahwa Pancasila adalah pandangan hidup Bangsa dan Dasar
Negara Republik Indonesia serta bisa dirasakan bahwa Pancasila adalah sumber kejiwaaan
masyarakat dan Negara Republik Indonesia, maka manusia Indonesia menjadikan pengamalan
Pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan. Oleh
karena itu pengamalannya harus dimulai dari setiap warga negara Indonesia, setiap
penyelenggara Negara yang secara meluas akan berkembang menjadi pengamalan Pancasila oleh
setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik di pusat maupun di
daerah.Dengan demikian Pancasila sebagai pandangan hidup Bangsa dan Dasar Negara Republik
Indonesia akan mempunyai arti nyata bagi rakyat Indonesia dalam hubungannya dengan
kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan. Untuk itu perlu usaha yang sungguh-sungguh dan
terus-menerus demi terlaksananya penghayatan dan pengamalan Pancasila.
Demikianlah manusia dan Bangsa Indonesia menjamin kelestarian dan kelangsungan
hidup Negara Republik Indonesia yang merdeka, bersatu dan berkedaulatan rakyat berdasarkan
Pancasila, serta penuh gelora membangun masyarakat yang maju, sejahtera, adil dan makmur.
Pancasila sebagai dasar hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia mengandung isi yang
bermoral dan mengangkat martabat rakyat Indonesia dengan tidak melihat ras,suku, dan agama.
Dengan memandang secara rata dan mengedepankan hak asasi manusia dalam ketuhanan Yang
Maha Esa,kemanusiaan yang adil dan beradab, kesatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat dalam permusyawaratan perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.